Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia yang dibina oleh ibu Balqis, M.Si
KELOMPOK 4 OFFERING B AQIDATUL IZZA 130341614789 ATIKA N. OKTAPINA 130341614795 BAIQ MUNA 130341614814 FIRDAUSI NUZULIYA 130341614785 IMROATUN HASANA 130341614818 RENY PUSPITASARI 100342400941
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI NOVEMBER 2013 I. TOPIK : Karbohidrat II. TANGGAL : 18 November 2013 III. TUJUAN 1. Mengetahui kelarutan dari karbohidrat dan menguji kandungan karbohidrat dari berbagai bahan dengan uji molisch 2. Mengetahui kandungan monosakarida dari berbagai karbohidrat dengan uji Iod 3. Mengetahui kandungan glukosa dari berbagai karbohidrat dengan uji benedict 4. Mengetahui kandungan monosakarida dan disakarida dari bebagai bahan 5. Mengetahui monosakarida dan disakarida yang dapat difermentasi 6. Mengetahui kandungan karbohidrat dari uji seliwanoff 7. Menguji kandungan pentosa dari berbagai monosakarida dan polisakarida 8. Mengetahui cara menghidrolisis selulosa 9. Mengetahui cara menghidrolisis amilum 10. Mengetahui proses pembentukan kristal osazon 11. Mengeahui pembentukan asam musat dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida IV. DASAR TEORI Pembentukan osazon Semua aldehida dan keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam masa menyusui. Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D-glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D- glukosazon. Glukosa, fruktosa, dan manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga monosakarida tersebut tampak bahwa gugus OH dan atom H pada atom karbon nomor 3,4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang sama(Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M Titin, 2012:42).
V. ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Beaker glass 4. Pembakar spiritus 5. Kaki tiga 6. Kawat kassa 7. Spatula 8. Mikroskop 9. Mortar dan pistil 10. Tempat tabung reaksi Bahan: 1. Amilum 1% 2. Larutan - naftol 3. Alkohol 4. Kertas filter 5. Serbuk selulosa 6. H 2 SO 4 pekat 7. Glukosa 1% 8. Fruktosa 1% 9. Sukrosa 1% 10. Arabinosa 1% 11. Larutan Iodium 12. Pati 13. Glikogen 1% 14. Amilodekstrin 1% 15. Eritrodekstrin 1% 16. Akrodekstrin 1% 17. Gumarab 1 % 18. Inulin 1% 19. Fehling A 20. Fehling B 21. Reagen Barfoed 22. Reagen fosfomolibdat 23. Ragi roti 24. Galaktosa 1% 25. Larutan resorsinol 26. Larutan HCl 27. Larutan benzidin 28. Larutan asetat glacial 29. Kertas saring 30. Larutan fenilhidrazin 31. Na asetat kering 32. Larutan asam nitrat pekat 33.
VI. CARA KERJA
- Mengambil 0,5 ml dan memasukkanya kedalam tabung reaksi - Menambahkan Na-asetat kering - Menambahkan 2 ml larutan glukosa 1% dan dikocok hingga homogen - Memanaskan larutan pada penangas air mendidih selama 30 menit - Membiarkan hingga dingin maka akan kelihatan endapan berwarna kuning - Memeriksa endapan tersebut di bawah mikroskop - Mengamati bentuk kristal yang terbentuk
- Mengulangi langkah percobaan tersebut dengan mengganti bahan dengan fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, arabinosa 1%, dan maltosa 1%.
V. DATA PENGAMATAN a. Uji osazon Bahan 0,5 ml fenilhidrazin + CH 3 COONa Pengamatan dengan mikroskop perbesaran 45 x 10 Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan Glukosa Glukosa : tidak berwarna Fenilhidrazin : berwarna kuning CH 3 COONa : serbuk putih Campuran : berwarna putih gading Terdapat endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan
Kristal berwarna kuning kehijauan
Fenilhidrazin Hasil Fruktosa Fruktosa : tidak berwarna Fenilhidrazin : berwarna kuning CH 3 COONa : serbuk putih Campuran : berwarna putih gading Terdapat endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan
Kristal berwarna bening kehijauan
Galaktosa Galaktosa : tidak berwarna Fenilhidrazin : berwarna kuning CH 3 COONa : serbuk putih Campuran : berwarna putih gading Terdapat endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan
Kristal berwarna bening kehijauan
Sukrosa Sukrosa : tidak berwarna Fenilhidrazin : berwarna kuning CH 3 COONa : serbuk putih Campuran : berwarna putih gading Tidak terdapat endapan, larutan berwarna putih gading keruh
Tidak terbentuk kristal tapi terdapat gelembung air
Arabinosa Arabinosa : tidak berwarna Fenilhidrazin : berwarna kuning CH 3 COONa : serbuk putih Campuran : berwarna putih gading Terdapat endapan berwarna kuning dengan larutan berwarna kuning kehijauan
Kristal berwarna hijau transparan
Maltosa Maltosa : tidak berwarna Fenilhidrazin : berwarna kuning CH 3 COONa : serbuk putih Campuran : berwarna putih gading Terdapat endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan
Warna kristal bening agak merah
VI. ANALISIS DATA Pada percobaan pembentukan kristal osazon menggunakan reagen larutan fenilhidrazin sebanyak 0,5 ml dan Na-asetat kering sebanyak satu spatula. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%, arabinosa 1%, dan maltosa 1% masing-masing sebanyak 2 ml.
Dari hasil pengamatan setelah reagen dan bahan dicampurkan, pada glukosa yang berwarna bening, fenilhidrazin yang berwarna kuning dan CH 3 COONa yang merupakan serbuk putih menghasilkan campuran berwarna putih gading . Fruktosa, galaktosa , sukrosa, arabinosa, dan maltosa juga menghasilkan campuran berwarna putih gading. Setelah bahan-bahan tersebut dipanaskan lalu diambil endapan yang berwarna kuning dan diamati dengan mikrokop. Pada glukosa menghasilkan endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan. Kristal yang terbentuk seperti serabut-serabut tipis berwarna kuning kehijauan. Pada fruktosa setelah dipanaskan menghasilkan endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan. Kristal yang terbentuk kecil-kecil seperti serabut dan berwarna bening kehijauan. Pada galaktosa setelah dipanaskan menghasilkan endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan. Kristal yang terbentuk seperti kumpulan serabut-serabut panjang berwarna bening kehijauan. Pada sukrosa setelah dipanaskan tidak terdapat endapan dan larutannya berwarna putih gading keruh. Saat diamati dengan mikroskop yang terlihat adalah gelembung-gelembung air. Pada arabinosa setelah dipanaskan menghasikan endapan berwarna kuning dengan larutan berwarna kuning kehijauan. Bentuk kristal yang dihasilkan seperti jarum kecil agak bulat berwarna hijau transparan. Dan pada maltosa setelah dipanaskan menghasilkan endapan berwarna kuning tua dengan larutan berwarna kuning kehijauan. Kristal yang terbentuk seperti tumpukan serabut-serabut berwarna bening agak merah.
VII. PEMBAHASAN Kristal yang terbentuk memiliki bentuk yang hampir sama namun warna yang dihasilkan berbeda-beda. Hal ini sangat penting artinya karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida(Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M Titin, 2012:42). Pada glukosa dan fruktosa memiliki bentuk kristal yang sama yaitu seperti serabut-serabut berwarna kuning kehijauan. Kristal osazon dari glukosa dan fruktosa berbentuk seperti jarum-jarum lurus dan kecil(Adams, Roger. 1963:269). Pada pengamatan tidak sama dengan literatur disebabkan perbesaran yang digunakan kurang sehingga yang teramati hanya seperti kumpulan serabut-serabut. Reaksi dengan fenilhidrazine baik dengan ketosa ataupun dengan aldosa hanya melibatkan atom C 1 dan 2 dengan demikian gula yang hanya berbeda pada konfigurasi atom C 1 dan 2 ini akan menghasilkan osazon yang sama, glukosa dan fruktosa hanya berbeda pada konfigurasi C atom 1 dan 2, sedangkan C atom 3 dan 6 konfigurasinya sama(http://fpk.unair.ac.id.pdf). Bentuk kristal pada galaktosa terlihat seperti sehelai benang berwarna bening kehijauan . Pada sukrosa tidak terbentuk kristal osazon karena sukrosa tidak memiliki gugus aldehida atau keton bebas(Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M Titin, 2012:31). Semua aldehida dan keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih(Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M Titin, 2012:42). Pada arabinosa bentuk kristal seperti jarum kecil agak bulat berwarna hijau transparan. Sedangkan pada maltosa seperti tumpukan serabut-serabut berwarna bening agak merah. Kristal osazon pada maltosa berbentuk jarum tipis tidak lurus(Adams, Roger. 1963:269).
VIII. KESIMPULAN
Aldehida dan keton jika direaksikan dengan fenilhidrazin akan menghasilkan fenilhidrazon. Kristal osazon dari glukosa dan fruktosa berbentuk seperti jarum-jarum lurus dan kecil berwarna kuning kehijauan, kristal pada galaktosa terlihat seperti sehelai benang berwarna bening kehijauan, sukrosa tidak terbentuk kristal osazon karena sukrosa tidak memiliki gugus aldehida atau keton bebas, pada arabinosa bentuk kristal seperti jarum kecil agak bulat berwarna hijau transparan, dan kristal osazon pada maltosa berbentuk jarum tipis tidak lurus berwarna bening agak merah.
IX. DAFTAR PUSTAKA Adams, Roger, Johnson, John R, dan Wilcox, Charles F. 1963. Laboratory Experiments in Organic Chemistry. Amerika: The Macmillan Company. http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-pdf/KARBOHIDRAT- 3%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf diakses tanggal 24 November 2013 Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
X. LAMPIRAN
a. Kristal osazon dari glukosa
(Adams, Roger. 1963:269).
b. Kristal osazon dari laktosa
(Adams, Roger. 1963:269).
c. Kristal osazon dari maltosa
(Adams, Roger. 1963:269).
Gambar kristal osazon berdasarkan pengamatan dengan mikroskop dengan perbesaran 45 x 10 a. Gambar kristal osazon dari maltosa