Anda di halaman 1dari 51

Kota-kota di Indonesia

Sejarahnya ..
Mumford 1961, Sebelum kotamenjadi tempat bermukim yang tetap,
tempat ini mulanya menjadi tempat pertemuan manusia yang akan
selalu kembali lagi secara periodik.
Tugu, sebagai monumen peringatan atas peristiwa, menjadi tetenger
/ penanda lahirnya suatu kekuatan kekuasaan

Contoh : prasasti desa Canggal, bertahun 732 masehi sebagai awal
berdirinya wangsa Sanjaya
Candi, transformasi monumen ke dalam rancang bangun, sebagai
tempat pemujaan terhadap roh leluhur, sekaligus memasyarakatkan
kult kekuasaan

Contoh : Candi Sukuh, desa Karang Pandan, Karang Anyar di kaki Gunung
Lawu, angkat tahun 1437 sebagai tempat pemujaan yang agama
Hindu yang mengadopsi budaya lokal masyarakat Jawa

Candi Sukuh
Kraton, pusat kekuasaan selayaknya pusat dimana perkembangan
pemukiman urban bermula.
Situs Trowulan menunjukkan bukti pemukiman urban kuno di
Jawa sudah berkembang dan terkonsentrasi pada satu wilayah.
Kraton menjadi pusat orientasi yang mengorganisir struktur
wilayah sehingga mudah dipahami
Kraton didukung dengan lapangan terbuka dan pasar sebagai
penguat posisinya

Contoh : Kraton Mataram kuno di kota gede, ditandai dengan struktur tembok
keliling sebagai pelindung dan dilengkapi dengan masjid sebagai tempat ibadah
dan makam
Candi ke Masjid
Kehidupan spiritual menjadi pengisi kehidupan urban
Religiusitas diwadahi sebagai bagian dari struktur kota yang
terorganisir, aktivitas ini perlu wadah yang dalam tradisi Jawa
ditempatkan di alun alun
Candi dimasa Hindu Budha dan Masjid dimasa Islam , masuk
menjadi bagian dari sentra kekuasaan
Candi di masa Hindu,
dibangun tidak hanya
sebagai pemujaan, tetapi
sebagai bagian dari
kekuasaan, di masa Budha
lebih religius karena
dikhususkan bagi dewa
Masjid menjadi bagian dari
kekuasaan sesudah
pengaruh Islam masuk dan
berasimilasi dengan budaya
lokal
Sekali lagi kehidupan
beragama sudah menjadi
bagian dari toleransi
Makam dan Sarean
Makam atau tempat jenazah para anggota keluarga penguasa
memiliki peran unik dalam peradaban kota di Indonesia.
Budaya ini merupakan asimilasi pengaruh kehidupan keagamaan
dimasa tersebut dengan budaya lokal yang masih memuja arwah
leluhur
Penguasa mempertegas peranan nya dengan membangun makam
di sekitar tempat ibadah
Peken atau Pasar
Kagiatan komersial menjadi salah
satu ciri berkembangnya suatu
wilayah menjadi kota
Peken / pasar di desa desa
diselenggarakan dengan
hitungan hari dalam sepekan,
sedangkan peken kutha
merupakan kegiatan rutin
aktivitas sosial ekonomi
Peken juga diwarnai dengan
atraksi hingga kompetisi (adu
jago, dll) sehingga menjadi
bagian penting dalam kehidupan
sosial masyarakat kota
Transformasi historis
Berdasarkan analisis historis dan tahap pembangunan kota:
Early Indonesian town / kota awal Indonesia
The Indische town
The Colonial town
Modern town
Masa Early Indonesia Town
Aturan kosmologi
Pengaruh sosio budaya


Aturan kosmologi
kepercayaan / kekuatan misitis alam yang mempengaruhi
penataan kawasan pemukiman
Kuta dan negara
Konteks pemukiman yang terkait
dengan organisasi sosial politik
Konsep negara adalah wilayah
yang lebih luas dari kuta yang
secara harafiah berarti daerah
pemukiman yang dilindungi
dinding mengelilingi berbentuk
pesagi (persegi)
Konsep berlapis lapis kuta
dilambangkan dengan kraton
Negarigung-Mancanegara-Negeri
Sabrang, menjadi konsep
kosmologi pengendalian
kekuasaan
(terutama di tanah Jawa)

Scan hal 36
Gagasan penggabungan kekuasaan sebagai kontrol / pusat dengan
kehidupan urban menjadikan kuta di Jawa berpadu menjadi kuta-
nagari (kekuasaan absolut)
Hal ini adalah pengaruh Hindu Budha yang masuk ke Indonesia
Organisasi sosial inilah yang mencetuskan gagasan kekuasaan yang
mencapai puncaknya pada jaman Majapahit di nusantara
Alun - alun
Sebagai bagian dari struktur
kota kota tua di Jawa, alun
alun memegang peranan
penting
Bentuk persegi mengacu pada
mancapat sebagai pusat
orientasi orang Jawa
Digambarkan sebagai 4 unsur
(air ,bumi, udara, api)
Arti harafiah, sebagai tempat
yang memiliki sifat telaga
dengan riak tenang
Hal ini berbeda dengan konsep
town square di Eropa
Contoh di Kraton
Yogyakarta

Alun alun menjadi
ruangan tersendiri
yang pada
perkembangan nya
menjadi bagian dari
pertemuan sosial
penguasa dan rakyat
Marga atau Ratan (jalan)
Identik dengan jalan, dalam aturan kosmologis, terkait dengan
hantaran / laku yang membawa / mengalirkan ke tujuan
Untuk membedakan dengan alun alun maka marga / ratan bersifat
linier
Pembedaan didasarkan peruntukannya, jalan / marga utama adalah
jalan yang menjadi poros utama, pengarah dan terkait dengan prosesi
ritual menuju pusat kekuasaan

Marga / ratan sebagaimana alun
alun, bukan sebagai pembentuk utama
ruang kota (yang tercipta dari tatanan
bangunan pelingkupnya), tetapi lebih
menjadi bagian dari pemenuhan
kebutuhan manusia untuk berjalan
Skala lebih manusiawi
Jalan di Kota Gede
Masjid dan pusat kekuasaan
Bagian dari aturan
kosmologis mancapat,
sebagai simbol
keseimbangan rohani
dan duniawi
Sumbu utama masjid
dan pusat
pemerintahan bertemu
di alun - alun
Pawisman / pomahan
Pemukiman dalam konsep urban
Jawa adalah perluasan dari Dalem
Kraton hingga kawasan Negara
Agung
Dalam budaya Jawa, tempat tinggal
merujuk pada kalenggahan dan
ngasta / bekerja, hal ini yang
membentuk pola pemukiman sesuai
keahlian / bidang pekerjaan dari
kepala keluarga
Berdasarkan kelas sosial, status
sosial mengklasifikasikan rumah
mulai dari omah, graha, puri hingga
kraton
Cikal bakal penamaan kampung di
Jawa
Kota Sumedang,
Jawa Barat
Pengaruh sosio budaya
kondisi sosial, geografis dan budaya lokal
Bali
Perkembangan pola pemukiman sesuai dengan kondisi geografis
Orientasi mengacu pada aturan kosmologis, disesuaikan dengan kondisi geografis
Bali
Nawa sange Bali
Gunung - orientasi (arah hadap)
Pemukiman hunian
Candi tempat pemujaan
Tata letak massa rumah tradisional Bali
Bentuk pemukiman awal Indonesia. Suasana
pemukiman dalam kegiatan pembuatan candi.
Letak Candi di persawahan kaki Gunung
Typologi kota di Indonesia
a) Tipologi berdasarkan kondisi geografis wilayah dikenal
dengan pesisir,kota delta, dan kota tepian air.
b) Tipologi berdasarkan ukuran atau skala kota dikenal
dengan kota kecil,kota sedang,kota besar, dan kota metro.
Pembagian kota ini berdasarkan jumlah penduduk yang ada
pada sebuh ruang kota.
c) Tipologi berdasarkan proses politik atau pengambilan
keputusan publik di sebuah kota dikenal kota otoriter dan
kota yang demokratis.
d) Tipologi berdasarkan penyelenggaraan penataan ruang
dikenal dengan kota strategis nasional,kota di pusat
kegiatan nasional,kota di pusat kegiatan wilayah, dan kota
di pusat kegiatan lokal.

Kota pedalaman delta sungai
Macam kota :
- Kota keramat / pedalaman
- Kota pasar / pantai
(Mc. Gee; Forbes, 1996)

Perkembangan kota di era
awal kota Indonesia
Karakteristik kota pedalaman di
era awal perkembangan kota
Indonesia adalah pola yang
konsentris, memusat pada
kekuasaan dan berfungsi sebagai
ibukota administratif




Sebaliknya, karakter kota pesisir
biasanya mengadopsi bentang
alamnya sehingga lebih bersifat
linier, kota pesisir berkembang
dengan fungsi utama perdagangan
Masa kedatangan bangsa Eropa yang datang untuk mencari daerah
baru
- Dimulai abad 16 Masehi, Belanda menjejak kan kaki ke pesisir
Indonesia yang pertama
The Indische town
- Mengembangkan kawasan perdagangan di daerah
pesisir, mulai memasukkan pengaruhnya ke dalam
kehidupan masyarakat pribumi
Contoh : perubahan nama Jayakarta menjadi Batavia

The Colonial town
Dimulai dari pergerakan
liberalisasi (politik pintu terbuka)
Investor asing mulai masuk
Merubah pola kota menjadi kota kota di koloni
Dominasi nilai nilai Barat (Eropa)

Menciptakan perpaduan Indische dengan pola
bentuk kota kolonial

Makasar
Kota yang dibangun Belanda, oleh
Admiral Spellman, setelah menaklukan
kerajaan Gowa di tahun 1667

Desa nelayan Makasar ditata dengan
konsep 3 cincin spasial yang terpusat
pada benteng pertahanan dan
pemukiman orang Belanda, kawasan
perdagangan dan perkampungan
pribumi.

Kebijakan ini menghasilkan tatanan
ruang kota berdasarkan etnis
dengan karakter yang khas
Modern town
Sesudah perang kemerdekaan
Komunikasi dengan negara dan budaya Internasional
Lapangan Merdeka, J akarta
Pengaruh konsep asing mendominasi
Contohnya : pembangunan tugu Monas dengan konsep
menyerupai taman menara Eifel di Paris (lambang
modernisasi)

Tugu MONAS, J akarta
Perancangan kota sebagai bagian dari alat
kebijakan publik penguasa.

Jakarta
Bundaran Harmoni
Pembangunan Jakarta sebagai ibukota menjadi prioritas
Beberapa aspek kota yang perlu di studi untuk menentukan tipologi
maupun analisis historis:
Kesejarahan/ historis

Kota Lama, J akarta
Kecenderungan migrasi
Level sosial, etnis, secara sosiologis maupun antropologis

Keanekaragaman etnis di salah satu sudut kota
Struktur sosial & pembangunan
Perubahan morfologis dan geografis

J akarta kota
Perencanaan kota
Tata guna lahan dan informasi lahan

Pembangunan perbaikan kampung dan perumahan murah
Fasilitas umum dan servis

Sosial ekonomi
Administrasi perkotaan

Pemerataan pembangunan
Karena realitas perkotaan yang kompleks, kota dibedakan:
Town as a man-made material environment
(contoh : Palangkaraya)
A centre of production
(Contoh : Cianjur dan Tembagapura)

Kota Tembagapura
Dominasi kawasan Industri
Cianjur, sentra padi
A social of community ( contoh : Depok)

Sebagai kota satelit, penyangga Jakarta, Depok
tumbuh menjadi kota mandiri
A cultural community
(contoh : Yogyakarta)

Kehidupan kota diwarnai dengan tradisi budaya
A controlled society (contoh : Solo)

Pengawasan berpadu dengan
tradisi, kontrol masyarakat
Paradigma
Menyangkut lapisan sejarah, maka lapisan tsb perlu dikupas:
Periode A - B
Periode C - D
Periode E - F
Periode G - H
Perubahan-perkembangan
Elemen yg
lambat
berubah,
stabil
Elemen yg
mudah
berubah

Anda mungkin juga menyukai