Anda di halaman 1dari 20

Website : www: smksejahtera.

com
E-mail : kontak@smksejahtera.com
A. Pengertian dan Perkembangan
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroprasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menggunakan istilah pertumbuhan dan
perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini secara interpendensi, artinya saling
bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan dalam bentuk-bentuk
yang secara pilah sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas
penggunaannya.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat, dalam perjalanan aktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik !keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah" yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
#asil pertumbuhan antara lain berujud bertanbahnya ukuran-ukuran kuantitif badan
anak seperti, panjang, berat, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup
perubahan yang makin sempurna tentang system jaringan saraf dan perubahan-perubahan
struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
perubahan dan proses pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk !the
process of coming inti being". $rganisme merupakan system yang mekar secara kontinu,
yang selalu beroprasi atau berfungsi, juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara
komplit. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteltii dengan mengukur berat, panjang, dan
ukuran lingkaran% umpanya ligkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan, dll.
Dalam pertumbu-hannya, setiap bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
&isalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak,
tetapi percepatan pada masa pubertas. 'ebaliknya pertumbuhan susunan saraf pusat
berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak kemudian menjadi lambat pada akhir masa
kanak-kanak, dan ralatif berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan tumbuh masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaaan
dalam keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya.
Kepala seorang bayi misalnya, adalah ralatif lebih besar, sedangkan kaiki dan tangannya
relatif pendek jika dibandingkan dengan keadaan orang deasa. Pada orang deasa,
perbandingan bandan dan anggota badan hamper sama panjangnya. Pada usia ( tahun,
pertengahan badan berada di sekitar pusat, sedang pada usia deasa, pertengahan badan
berada di atas tulang kemaluan. !lihat buku Psikologi )emaja, karangan Prof .Dr. 'arlito
*iraan".
+aktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme
ada bermacam-macam, yaitu ,
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-
Pertama, faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir. .mpama , peristia kekurangan
nutrisi pada ibu dan janin% janin terkena /irus, keracunan seaktu bayi ada dalam kandungan%
terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit gabag, 0B1, kolera, tifus, gondok,
sakit gula, dan lain-lain.
ed"a, faktor ketika lahir atau saat kelahiran. +aktor ini antara lain adalah intracranial
haemorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari
dinding rahim ibu seaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses
kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan tang !tang/er-lossing".
etiga& faktor yang dialami bayi sesudah lahir, antara lain oleh karena pengalaman
traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi !janin" terpukul, atau
mengalami serangan sinar matahari !2onnestiek". 3nfeksi pada otak atau selaput otak,
misalnya penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dypteria, dan lain-lain. 'emua
penyebab tersebut di atas mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
eempat, faktor psikologis antara lain oleh karena bayi ditinggalkan ibu, ayah atau
kedua orang tuanya. 'ebab lain ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah
sakit, rumah yatim piatu, yayasan peraatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka kurang
sekali mendapat peratan jasmaniah dan cinta kasih orang tua. 4nak-anak tersebut
mengalami kehampaan psikis !innanitie psikis", kering dari perasaan sehingga mengakibatkan
kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Pertumbuhan fisik memang
mempengaruhi perkembangan psikologis, demikian juga sebaliknya faktor psikologis dapat
mempengaruhi pertumbuhan fisik. 5adi, istilah pertumbuhan dimaksudkan pertumbuhan
dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi biologis.
0iga teori perkembangan indi/idu sehubungan dengan pengaruh baaaan dan lingkungan,
1). Teori Empirisme
0okoh utama teori ini adalah Francis Bacon !3nggris 67- 8 -7(7" dan John Locke !3nggris
-79( 8 -:;<". 0eori ini berpandangan baha pada dasarnya anak lahir di dunia,
perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan
pengajaran. Dianggapnya anak lahir dalam kondisi kosong, putih bersih seperti meja lilin
!0abola )asa", maka pengalaman !empiris" anaklah yang bakal menentukan corak dan bentuk
perkembangan jia anak. Dengan demikian menurut teori ini, pendidikan atau pengajaran
anak pasti berhasil dalam usahanya membentuk lain dari teori ini adalah ,
- 0eori $ptimisme !paedagogiek optimisme" dengan alasan adanya karena teori ini
sangat yakin dan optimis akan keberhasilan upaya pendidikan dalam membina
kepribadian anak.
- 0eori yang berorientasi lingkungan !En*ironmentalisme", dinamakan demikian karena
lingkungan lebih banyak menentukan terhadap corak perkembangan anak.
- 0eori 0abolarasa , karena paham ini mengibaratkan anak lahir dalam kondisi putih
bersih seperti meja lilin !0abola=table > meja% rasa > lilin".
2). Teori Nativisme
0okoh utamanya adalah hopenha!er !5erman -:?? 8 -?7;". 0eori ini mengemukakan
baha anak lahir telah dilengkapi, pembaaan bakat alami !Kodrat". Dan pembaaan
!@ati/us > pembaaan" inilah yang akan menentukan ujud kepribadian seseorang anak.
Pengaruh lain dari luar tidak akan mampu merubah pembaaan anak. Dengan demikian
maka pendidikan bagi anak akan sia-sia, dan tidak perlu lagi dihiraukan.
3stilah lain dari aliran ini disebut dengan ,
- 0eori Pessimisme !Paedagogik + Pessimistis", karena teori ini menolak, pesimis
terhadap pengaruh luar.
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
(
- 0eori Biologisme, disebabkan menitikberatkan pada faktor biologis, faktor keturunan
!genetic" dan konstitusi atau keadaan psikolofisikyang dibaa sejak lahir.
"). Teori #onvergensi
Kon/ergensi !,on*erge > memusatkan pada satu titik% bertemu". 0eori ini penganjur
utamanya adalah $i%%iams tern di Bantu istri setianya &%ara tern. Diungkapkan baha
perkembangan jia anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang,
yakni faktor bakat dan faktor pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan
!interdependence" seolah-olah memadu, bertemu dalam satu titik. Di sini dapat dipahami
baha kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu
pendidikan !pengalaman" yang baik serta ditopang oleh bakat yang merupakan pembaaan
lahir.
'ecara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh *erner !-A6:" sebagai
berikut, Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, baha perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu
diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak% baha dari penghayatan totalitas itu lambat
laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka
keseluruhan.
'ejak bayi dilahirkan, ia telah mempunyai gambaran total atau gambaran lengkap
tentang dunia ini, hanya saja gambaran tersebut masih kabur dan samar-samar. 0erbaa oleh
perkembangannya, gambaran total yang samar-samar tadi berangsur-angsur menjadi terang
dan bagian-bagiannya bertambah nyata, jelas dan strukturnya semakin lengkap. 0imbullah
kemudian kompleks dan unsur-unsur, umpamanya unsur gerak, jarak, bentuk, struktur, arna,
dan lain-lain. @amun semuanya merupakan bagian dari satu totalitas atau keseluruhan dan
mengandung sifat-sifat totalitas tersebut. Dalam hubungannya dengan konsep perkembangan
orthogenetik yang dikemukakan oleh *erner ini, maka perubahan-perubahan ke arah
terorganisasi dan terintegrasinya suatu aspek menunjukkan adanya kontinuitas. Perubahan-
perubahan yang terjadi berlangsung terus pada tahapan-tahapan perkembangan berikutnya
dengan cara-cara yang sama. 4pa yang ada pada perkembangan sebelumnya diteruskan pada
tahapan perkembangan berikutnya, sedangkan perubahan kea rah diferensiasi yaitu timbulnya
karakteristik baru yang berasal dari sesuatu sebelumnya masih global disebut diskontinuitas.
Pada anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang
pada kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasisa menunjukkan kontinuitas.
&enurut @agel !-A6:", perkembangan merupakan pengertian di mana terdapat struktur yang
terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi
perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan
perubahan fungsi. 'edangkan &enurut 'chneirla !BA6:", perkembangan adalah perubahan-
perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai system
fungsional dan adaftif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua
faktor yakni kematangan dan pengalaman. Cain halnya, 'piker !-A77" mengemukakan dua
macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan, yakni ,
-" -rtogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya indi/idu
yang baru dan seterusnya sampai deasa.
(" .ilogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.
Perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan
tingkah laku dan perubahan ini juga terjadi sejak permulaan adanya manusia. 5adi
perkembangan ortogenetik mengarah ke suatu tujuan khusus sejalan dengan
perkembangan e/olusi yang mengarah kepada kesempurnaan manusia.
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
9
Bijou dan Baer !-A7-" mengemukakan perkembangan psikologis adalah perubahan
progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan
lingkungan. 3nteraksi yang dimaksud di sini adalah apakah suatu jaaban tingkah laku akan
diperlihatkan atau tidak, tergantung dari perangsang-perangsang yang ada di lingkungannya.
)umusan lain tentang arti perkembangan dikemukakan oleh Cibert, Paulus dan 'taruss
!'inggih, -AA;,9-", yaitu baha, Perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu aktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.
3stilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala
psikologis yang manampak. Perkembangan dapat juga dilukiskan sebagai suatu proses yang
kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar !&onks, -A?<,(".
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan
tersebut dapat dibagi menjadi < !empat" kategori utama, yaitu perubahan dalam ukuran,
perubahan dalam perbandingan, perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan
perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.
1. Per!bahan da%am 'k!ran
Perubahan dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat
badan. Berat badan yang semula sekitar 9 kg ketika dilahirkan menjadi ? 8 A kg pada umur 7
bulan. Panjangnya bayi 6; cm ketika dilahirkan menjadi 7; cm pada umur - tahun di ikuti
organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain /olume otak yang
membaa akibat terjadinya perubahan kemampuan.
5umlah suku kata yang dikuasai pada mulanya sedikit atau terbatas, semakin
bertambah umur semakin bertambah banyak, sehingga pada umur kurang dari -,6 tahun anak
sudah bisa mengucapkan rangkaian suku kata 8 suku kata menjadi perkataan-perkataan yang
mulai bermakna dan ada hubungannya dengan objek tertentu. Kemampuan mengenal objek-
objek di lingkungannya bertambah sedikit demi sedikit. 'emua perubahan tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kuantitatif yang bisa diukur.
2. Per!bahan da%am Perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan,
dan anggota gerak. &isalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan,
semakin bertambah umur semakin bertambah besar. 'ampai pada umur tertentu perbandingan
akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental. Perbandingan
antara yang tidak riil, yang khayal dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar.
4rtinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi
semakin lama akan semakin berubah ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit
berkhayal.
Dalam perkembangan social mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dari bermain
sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan kemudian bermain
dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas.
". Ber!bah !nt!k (engganti )a%*ha% +ang Lama
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
<
Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut kelenjar thymus pada daerah dada
yang sedikit demi sedikit mengalami atrophy !penyusutan" dan menghilang setelah deasa.
Pada bayi juga terdapat rambut-rambut bayi yang lama kelamaan akan hilang.
Bahasa bayi yang tidak jelas dan kadang-kadang berbicara cadel semakin menghilang
dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas artinya. Kebiasaan untuk merangkak kalau
mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan
motorik dan berganti dengan jalan. Dari sudut emosi terjadi perubahan-perubahan kea rah
kemampuan menunda emoasi secara lebih tepat. Kebiasaan untuk melakukan sesuatu tanpa
bisa menahan diri dan menunda emosi sedikit demi sedikit akan hilang. Kebiasaan
mengompol akan hilang dan anak akan mampu mengatur persyaratan dan perototan yang
berhubungan dengaan penguasaan saluran dan kantung seni. Pada anak-anak, gigi anak akan
tanggal satu demi satu dan diganti dengan gigi tepat.
,. Ber!bah !nt!k (empero%eh )a%*ha% +ang Bar!
Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan
tingkatan=tahapan perkembangannya. Ketika dilahirkan, bayi belum mempunyai gigi dan
beberapa aktu kemudian !kalau sudah sampai aktunya atau umurnya" gigi tersebut akan
tumbuh. Dengan demikian, bayi memperoleh atau menambah sesuatu yang baru yang
sebelumnya belum ada atau belum dimiliki. &enjelang usia remaja terjadi pertumbuhan bulu-
bulu ketiak, bulu-bulu sekitar alat kelamin, dan timbul kumis pada laki-laki akibat mulai
berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin. 0anda-tanda ini di kenal dengan istilah tanda-tanda
kelamin sekunder.
Dilihat dari segi mental, akan bertambah perbendaharaan kata dan kekayaan
bahasanya. @ilai dan norma moral semakin meningkat. Berbagai pengetahuan akan diperoleh
terutama dari lingkungan pendidikan formal.
'elama perkembangannya manusia masih tetap menerima dan memperoleh hal-hal
yang baru, terutama yang berhubungan dengan kehidupan psikis. Pada manusia terdapat
kebutuhan untuk memperoleh dan mengetahui. 5ika kebutuhan ini tidak terpenuhi akan
menimbulkan kekeceaan dan penderitaan secara psikis. &isalnya, kita merasa tidak enak
jika tidak memperoleh berita dalam Koran dan majalah atau pengalaman lain yang baru.
4kan tetapi jika berita yang diperolehnya tidak sesuai dengan seleranya, juga dapat
menimbulkan kekeceaan. Baru pada usia selanjutnya, setelah anak itu masuk sekolah,
intensitas dan dorongan untuk memperoleh hal yang baru ini pada umumnya mulai
berkurang, karena belajar di sekolah pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengetahui
dan memperoleh sesuatu yang baru secara bertahap dan direncanakan. 'ebagian besar
kegiatan anak adalah untuk memperoleh hal-hal baru sebagaimana dapat dilihat pada anak-
anak yang setiap hari harus ke sekolah dan setelah pulang sekolah masih harus belajar. Di sini
terlihat baha proses perkembangan untuk memperoleh hal-hal baru itu, sebagian besar dan
untuk aktu yang relati/e lama adalah mengenai kegiatan yang berhubungan dengan
kebutuhan mental.
Kehidupan psikis anak merupakan kegiatan yang maju, yang meningkat seperti yang
sering terlihat pada tingkah laku atau ulah seorang anak yang mencampakkan alat permainan
yang baru diberikan kepadanya beberapa hari yang lalu. Pada anak itu timbul perasaan bosan
dan alat permainan itu tidak menarik lagi. 3a ingin alat permainan yang baru. Pada remaja
sering terlihat sifat bosan dan ingin selalu melakukan atau memperoleh yang baru, baik
mengenai benda maupun kegiatan yang berhubungan dengan kepuasan secara psikis.
&engikuti mode merupakan perujudan keinginan mengikuti dan memperoleh sesuatu yang
dianggap baru, sekalipun yang baru ini menjadi sangat relatife dan merupakan fungsi dari
perubahan aktu, bisa lama dan bisa cepat. Kebutuhan untuk memperoleh dan mencari
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
6
sesuatu yang baru merupakan dorongan yang menjadi sebagian ciri kepribadiannya yang
berbeda-beda pada setiap orang dan pada setiap tingkatan tahapan perkembangannya.
B. T!gas*T!gas Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan
social psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang
lebih luas dan kompleks. $leh #a/ighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas
yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap indi/idu dalam perjalanan hidupnya,
atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus ditempuh. Pada jenjang kehidupan remaja, seseorang telah berada
pada posisi yang cukup kompleks, di mana ia telah banyak menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya, seperti misalnya mengatasi sifat tergantung pada orang lain, memahami
norma pergaulan dengan teman sebaya, dan lain-lain. 'ecara sadar pada akhir masa anak-
anak seorang indi/idu berupaya untuk dapat bersikap dan berperilaku lebih deasa. #al ini
merupakan tugas yang cukup berat bagi para remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas
perkembangannya, sehubungan dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan
yang harus dihadapi. 0idak lagia ia !mereka" ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan
ingin dihargai dan diakui sebagai orang yang sudah deasa. Dengan demikian para remaja
menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup deasa, dalam arti mampu
menghadapi masalah-masalah, bertindak dan beranggung jaab sendiri. $leh karena itu,
tugas perkembangan pada masa remaja ini dipusatkan pada upaya untuk menanggulangi
sikap dan pola perilaku kekanak-kanakan.
0ugas-tugas perkembangan tersebut oleh #a/ighurst dikaitkan dengan fungs belajar,
karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya
mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia !mereka" mampu melakukan
penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.
.ntuk memahami jenis tugas perkembangan remaja, pelru dipahami hal-hal yang
harus dilakukan oleh orang deasa. &akna deasa dapat diartikan dari berbagai segi,
sehingga dikenal istilah deasa secara fisik, secara social, secara psikologis, deasa menurut
hokum, dan sebagainya. 'etelah seseorang berusia -: tahum dikatakan sebagai orang yang
telah deasa dan dapat diartikan deasa dari beberapa segi, baik deasa dari segi fisik yang
berarti orang itu telah siap untuk melaksanakan tugas-tugas reproduksi, deasa dari segi
hokum yang berarti seseorang telah dapat dikenai aturan-aturan hukum atau telah harus
mempertanggungjaabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku. $leh karena
itu, jenis tugas perkembangan remaja itu pada dasarnya mencakup segala persiapan diri untuk
memasuki jenjang deasa, yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas
perkembangan sosio-psikologis. )avigh!rst !Darrison, -A67" mengemukakan 10 jenis
tugas perkembangan remaja yaitu,
-" &encapai hubungan dengan teman laan jenisnya secara lebih memuaskan dan
matang
(" &encapai perasaan seks deasa yang diterima secara social
9" &enerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif
<" &encapai kebebasan emosional dari orang deasa
6" &encapai kebebasan ekonomi
7" &emilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
:" &enyiapkan perkainan dan kehidupan berkeluarga
?" &engembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi arga @egara
yang kompeten
A" &enginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jaab secara social dan
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
7
-;" &enggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
'ecara rinci akan dibahas jenis tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi sebagai indi/idu dan kehidupan social kemasyarakatan, sedang tugas
perkembangan remaja yang berkaitan dengan kehidupan pendidikan dan karier serta
kehidupan berkeluarga akan dibahas dalam bab tersendiri.
0ugas-tugas tersebut pada dasarnya !praktis" tidak dapat dipisahkan secara pilah, karena
remaja itu adalah pribadi yang utuh. Dilihat dari perkembangan kehidupan secara
menyeluruh, pertumbuhan dan perkembangan di masa remaja relatif berjalan secara singkat.
@amun demikian banyak hal yang harus diselesaikan selama masa perkembangan remaja
yang singkat ini. Pada tugas perkembangan fisik upaya untuk mengatasi permasalahan
pertumbuhan yang serba tak harmoni amatlah berat. #al ini dapat bertambah sulit bagi
remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengagungkan penampilan
diri pada aktu deasa nanti. $leh karena itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang baik
dan kurang tepat !salah suai".
Di lain pihak, remaja telah mengantisipasi tugas-tugas dalam kehidupan sosial. Bagi
seorang pria, yakni merencanakan untuk menjadi seorang yang bertanggung jaab bagi
kehidupan keluarga, sehingga tugas mempersiapkan diri untuk mampu menjadi manusia
bertanggung jaab dalam arti menjadi pelindung keluarga, baik dari segi keamanan maupun
ketentraman jia anita dan anak-anak telah direncanakan. 3mplikasi pemikiran ini
tercermin dalam nalurinya untuk menjadi seorang yang kuat, secara ekonomis menjadi orang
yang produktif, yang hal ini tercermin pada penetapan jenis pekerjaan yang diidamkan.
Dengan sendirinya hal itu juga berpengaruh kepada pemilihan jenis pendidikan yang akan
ditempuh. Bagi remaja anita, naluri untuk menjadi anita yang penuh kasih sayang tetapi
sekaligus menjadi anita yang membutuhkan perlindungan, telah pula mempengaruhi upaya
untuk mempersiapkan dirinya memasuki jenjang kedeasaan.
&emasuki jenjang deasa, telah terbayang berbagai hal yang harus dihadapi. Bukan
saja menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, sosial, dan ekonomi, tetapi
juga menghadapi tugas yang berkaitan dengan factor psikologis, seperti pencapaian
kebahagiaan dan kepuasan, persaingan, kekeceaan, dan perang batin yang bisa terjadi
karena perbedaan norma masyarakat dalam sistem kehidupan sosial dan kata hati setiap
indi/idu.
&. )!k!m*)!k!m Pert!mb!han dan Perkembangan
Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan
seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan
jenisnya. Disamping itu terdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan
sifat-sifat indi/idualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang uni/ersal yang bisa berlaku
dimana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk
mengenal cirri perkembangan anak-anak, misalnya anak di 4merika, anak-anak di 4sia, dan
juga bagi anak-anak di 3ndonesia. 3tu semua karena cirri dan sifatnya yang uni/ersal.
Cingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola
pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu, dan demikian, akan terjadi atau terbentuk
karakteristik-karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang bersangkutan. Diantara
pola-pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat perbedaan-
perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih jelas apabila dibandingkan secara
keseluruhan pribadi bangsa-bangsa itu.
Berdasar persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh
kecenderungan-kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
:
selanjutnya dinamakan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan. #ukum-hukum
perkembangan itu antara lain ,
1. )!k!m &epha%oco!da%
#ukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan baha pertumbuhan fisik
dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada
bagian-bagian lain. #al ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin.
'eorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang
lebih matang daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan
matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan
pranatal, neonatal, maupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang
tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2. )!k!m Pro-imodista%
#ukum proEimodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan
menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. 4lat-alat
tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu
berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. #al ini tentu saja karena alat-alat tubuh
yang terdapat pada daerah pusat itu lebih /ital daripada misalnya anggota gerak seperti
tangan dan kaki. 4nak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-
kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau
ginjal bisa berakibat fatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi
ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan
anggota tubuh. &isalnya dalam hal kematangan, anggota-anggota tubuh akan tumbuh,
berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. 1ontohnya terlihat
pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru berfungsi !matang" ketika anak memasuki masa
remaja. Pada saat ini terjadi perubahan besar pada bentuk tubuh, yang bahkan juga
mempengaruhi perubahan pada kehidupan psikisnya.
9. Perkembangan Ter.adi dari 'm!m ke #h!s!s
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum,
kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. 0erjadi proses
diferensiasi seperti dikemukakan oleh *erner. 4nak lebih dahulu mampu menggerakkan
lengan atas, lengan baah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakkan jari-jari
tangannya. 4nak akan mampu lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa
mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki
dan berjalan.
Dari sudut perkembangan kemampuan juga telihat penghalusan dari hal-hal yang
tadinya umum ke khusus. 'eorang anak akan menyebutkan semua anita mama, sebelum
ia mampu membedakan mana ibunya, mana pengasuh atau bibinya. 4nak mengenal istilah
binatang dan mengenal pohon mendahului kemampuannya untuk membedakan mana yang
tergolong anjing, kucing, ayam, mengenal pohon pisang, pohon pepaya, dan pohon mangga.
Dilihat dari segi perkembangan emosinya juga terjadi hal-hal yang sama. 4nak
menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, yang menyakitkan, yang menyedihkan,
yang menjengkelkan dengan rekasi-reaksi yang sama. 3a akan sedikit demi sedikit
membedakan rangsangan tertentu dengan reaksi yang berlainan. 4nak memperlihatkan reaksi
kemarahan terlebih dahulu, sebelum ia bisa memperlihatkan emosi cemburu atau iri hati.
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
?
,. Perkembangan Ber%angs!ng da%am Tahapan*Tahapan Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa
perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang
berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada
pada masa perkembangan yang lain. 'ebenarnya ciri-ciri yang ada pada mas perkembangan
terdahulu dapat diperlihatkan pada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini
terjadi dominasi pada cirri-ciri yang baru. 5adi, bila seseorang sudah mencapai suatu tahap
dalam perkembangannya, maka mungkin saja ia masih memperlihatkan ciri-ciri yang
sebenarnya merupakan ciri-ciri masa perkembangannya yang terdahulu, hanya saja apa yang
diperlihatkan itu dalam jumlah yang kecil. 5ustru apabila ciri-ciri pada masa-masa
perkembangan sebelumnya banyak diperlihatkan dalam perkembangan baru berarti ia belum
meningkat ke tahap perkembangan berikutnya.
4da aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang hal
ini disebut fiksasi. 4spek intelek pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional
terbatas, pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang dan
dikembangkan. &asalah penahapan !periodisasi" perkembangan ini biasanya juga merupakan
masalah yang banyak dipersoalkan oleh para ahli% pendapat mereka mengenai dasar-dasar
penahapan itu serta panjang masing-masing tahap juga bermacam-macam, yang umumnya
lebih bersifat teknis daripada konsepsional.
1ontoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi, masa pra-
lahir, masa jabang bayi, !; 8 ( minggu", masa bayi !( minggu 8 - tahun", masa anak pra
sekolah !- 8 6 tahun", masa sekolah !7 8 -( tahun", masa remaja !-9 8 (- tahun", masa
deasa !(- 8 76 tahun", dan masa tua !76 tahun ke atas".
/. )!k!m Tempo dan 0itme Perkembangan
0ahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam
tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. 5ustru perbedaan-perbedaan
aktu, yaitu cepat lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa
perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan indi/idu. 'emakin lambat
masa-masa perkembangan dibandingkan dengan norma-norma umum yang berlaku semakin
menunjukkan adanya tanda-tanda gangguanatau hambatan dalam perkembangan. 4danya
hubungan-hubungan antara satu aspek dengan aspek lain yang saling mempengaruhi,
menunjukkan bilamana satu aspek mengalami kelambatan, maka pada aspek-aspek lain juga
akan terjadi hal yang sama, sebaliknya kalau tidak maka ada factor-faktor khusus yang
mempengaruhi perkembangan itu. Karena itu setiap gejala baru dapat dijelaskan berdasarkan
perkembangan sebelumnya.
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada
keseluruhan perkembangan mental, yakni,
a" 5ika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan
umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
b" 5ika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan
anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. 'eorang anak yang pada umur
empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan
sesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan
mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.
1epat lambatnya sesuatu masa perkembangan dilalui dan seluruh perkembangan
dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik dan otogenetik, juga menunjukkan
perbedaan secara perorangan, meskipun tingkat perbedaannya tidak terlalu besar. 1epat atau
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
A
lambatnya suatu masa perkembangan dilalui, menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya,
bilamana tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan secara hebat,
misalnya pengalaman kecelakaan dan terjadinya trauma-trauma fisik sehingga proses
perkembangan menjadi lambat dan terhambat.
)itme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan
fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya
perkembangan, yang kurang lebih tetap=konstan sifatnya. 3nilah yang disebut sebagai irama
perkembangan.
'etiap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, akan tetapi
menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. 0idak banyak yang bisa dilakukan oleh seorang
pendidik untuk mengubah, mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan
tersebut.
1. 0ema.a 2 #arakteristik Pert!mb!han dan Perkembangann+a
.ntuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penggunaan istilah,
sebaiknya istilah remaja dijelaskan terlebih dulu. 3stilah asing yang sering dipakai untuk
menunjukkan makna remaja, antara lain adalah puberteit, adolescentia, dan youth. Dalam
bahasa 3ndonesia sering pula dikatakan pubertas atau remaja. 3stilah puberty !3nggris" atau
puberteit !Belanda" berasal dari bahasa latin, pubertas yang berarti usai kedeasaan !the age
of manhood". 3stilah ini berkaitan dengan kata latin lainnya pubescere yang berarti masa
pertumbuhan rambut di daerah tulang ,pusic !di ilayah kemaluan". Penggunaan istilah ini
lebih terbatas dan menunjukkan mulai berkembang dan tercapainya kematangan seksual.
Pubescere dan puberty sering diartikan sebagai masa tercapainya kematangan seksual ditinjau
dari aspek biologisnya.
3stilah adolescentia berasal dari kata Catin, /d"lescentis. Dengan ad"lescentia
dimaksudkan masa muda. /dolescence menunjukkan masa yang tercepat antara usia -( 8 ((
tahun dan mencakup seluruh perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut. .ntuk
menghindarkan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah pubertas dan adolescensia, akhir-
akhir ini terlihat adanya kecenderungan untuk memberikan arti yang sama pada keduanya.
#al ini disebabkan sulitnya membedakan proses psikis pada masa pubertas dan mulainya
proses psikis pada adolescencia.
Di 3ndonesia baik istilah pubertas maupun adolescencia dipakai dalam arti umum dengan
istilah yang sama yaitu remaja.
)emaja itu sulit didefinisikan secara mutlak. $leh karena itu, dicoba untuk memahami
remaja menurut berbagai sudut pandangan, antara lain menurut hukum, perkembangan fisik,
*#$, sosial psikologi, dan pengertian remaja menurut pandangan masyarakat 3ndonesia.
1. 0ema.a (en!r!t )!k!m
Konsep tentang remaja, bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan berasal
dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan pedagogi.
Kecuali itu, konsep remaja juga merupakan konsep yang relatif baru, yang muncul kira-kira
setelah era industrialisasi merata di negara-negara Fropa, 4merika 'erikat, dan @egara-
negara maju lainnya. &asalah remaja baru menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam
-;; tahun terakhir ini.
Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkainan saja
yang mengenal konsep remaja alaupun tidak secara terbuka. .sia minimal untuk suatu
perkainan menurut undang-undang disebutkan -7 tahun untuk anita dan -A tahun untuk
pria !pasal : .ndang-undang @o. 3=-A:< tentang perkainan". *alaupun undang-undang itu
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-;
tidak menganggap mereka yang diatas -7 tahun !untuk anita" atau diatas -A tahun !untuk
pria" sebagai bukan anak-anak lagi, tetapi mereka juga belum dapat dianggap sebagai deasa
penuh, sehingga masih diperlukan i2in orang tua untuk mengkainkan mereka aktu antara
-7 dan -A tahun sampai (( tahun ini disejajarkan dengan pengertian remaja dalam ilmu-
ilmu sosial lain.
2. 0ema.a 1itin.a! dari !d!t Perkembangan Fisik
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu
tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya.
'ecara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya
memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah dapat
berfungsi secara sempurna pula. Pada akhir dari perkembangan fisik ini akan terjadi seorang
pria yang berotot dan berkumis yang menghasilkan beberapa ratus juta sel mani
!spermato2oa" setiap kali ia berejakulasi !memancarkan air mani", atau seorang anita yang
berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya mengeluarkan sel telur dari indung
telurnya yang disebut menstruasi atau haid.
&asa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih ( tahun dan biasanya dihitung mulai
menstruasi !haid" pertama pada anak anita atau sejak anak pria mengalami mimpi basah
!mengeluarkan air mani pada aktu tidur" yang pertama. Khusus berkaitan dengan
kematangan seksual merangsang remaja untuk memperoleh kepuasan seksual. #al ini dapat
menimbulkan gejala onani atau masturbasi. Kartino Kartono !-AA;,(-:" memandang gejala
onani atau masturbasi ini sebagai tindakan remaja yang negatif, karena gejala ini merupakan
suatu usaha untuk mendapatkan kepuasan seksual yang semu !penodaan diri". #al ini terjadi
karena remaja telah menyadari baha tindakan seksual yang bertentangan dengan norma
sosial dan hukum itu dilarang. $leh karena itu, pencegahan tindakan onani perlu dilakukan
secara pedagogis.
&asa ( tahun ini dinamakan masa pubertas. Pada usia berapa persis masa puber ini
dimulai sulit ditetapkan, oleh karena cepat lambatnya menstruasi atau mimpi basah sangat
tergantung pada kondisi tubuh masing-masing indi/idu. 5adi sangat ber/ariasi. 4da anak
anita yang sudah menstruasi pada umur A tahun, -; tahun, dan ada juga yang baru
menstruasi pada umur -: tahun.
5ika menentukan titik aal dari masa remaja sudah cukup sulit, menentukan titik
akhirnya lebih sulit lagi, karena remaja dalam arti luas jauh lebih besar jangkauannya
daripada masa puber itu sendiri. )emaja yang berarti tumbuh ke arah kematangan baik secara
fisik maupun kematangan sosial psikologis. Dalam hubungan dengan kematangan sosial
psikologis masih sulit mencari definisi remaja yang bersifat uni/ersal.
". Batasan 0ema.a (en!r!t $)3
)emaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan di mana ,
-" 3ndi/idu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
(" 3ndi/idu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi deasa.
9" 0erjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri !&uangman, yang dikutip oleh 'arlito, -AA-,A".
,. 0ema.a 1itin.a! dari Faktor osia% Psiko%ogis
'alah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah, Perkembangan
psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menjadi deasa. Puncak perkembangan
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
--
jia itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy ke kondisi negen-
tropy !'arlito, -AA-,--".
Entrop0 adalah keadaan di mana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi.
*alaupun isinya sudah banyak !pengetahuan, perasaan, dan sebagainya", namun isi-isi
tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara maksimal. 3si
kesadaran masih saling bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi
kerjanya dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang
bersangkutan.
+riksi atau konflik-konflik dalam diri remaja yang sering kali menimbulkan masalah
itu, tergantung sekali pada keadaaan masyarakat di mana remaja yang bersangkutan tinggal.
)emaja yang tinggal dalam masyarakat yang menuntut persyaratan yang berat untuk menjadi
deasa, akan menjalani masa remaja ini dalam kurun aktu yang panjang. Biasanya hal ini
terjadi dalam masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas dan atau masyarakat yang
menuntut pendidikan setinggi-tingginya bagi anak-anaknya.
'ebaliknya dalam masyarakat primitif, perubahan fungsi sosial ini tidak dibiarkan
berjalan berlama-lama. Penelitian yang dilakukan oleh Kitara !-A?<, dalam 'arlito, -AA-, -("
menemukan baha di kalangan suku-suku primitif yang banyak tabu seksualnya, cenderung
dilaksanakan ritual pubertas yaitu upacara pada saat anak menunjukkan tanda-tanda pubertas
untuk menyatakan baha anak itu sudah deasa. Dengan ritual tersebut anak tidak lagi
meragukan identitas dan perannya dalam masyarakat. 3a diperlakukan dan harus berlaku
seperti orang deasa.
Penelitian lain yang dilakukan oleh antropolog terkenal &argaret &ead !-A6;"
terhadap anak-anak di 'amoa membuktikan baha anak-anak 'amoa tidak mengalami krisis
remaja, oleh karena masyarakat 'amoa tidak membedakan anak-anak dari orang deasa.
Dalam kehidupan seksual, orang tua di 'amoa tidak menabukan apapun kepada anak-anak
mereka. &enurut )uth Benedict perkembangan jia pada masyarakat 'amoa merupakan satu
kontinuitas !kelanggengan", sedangkan di massyarakat barat perkembangan jia dihadapkan
pada peran masyarakat yang memaksakan diskontinuitas !perjenjangan, pergantian peran",
sehingga dituntut kemampuan penyesuaian diri pada remaja di masyarakat barat lebih banyak
daripada di masyarakat 'amoa.
/. 1e4inisi 0ema.a !nt!k (as+arakat 5ndonesia
&enurut 'arlito !-AA-", tidak ada profil remaja 3ndonesia yang seragam dan berlaku
secara nasional. &asalahnya adalah karena 3ndonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat,
dan tingkatan sosial ekonomi, maupun pendidikan. Di 3ndonesia, kita bisa menjumpai
masyarakat golongan atas yang sangat terdidik dan menyerupai masyarakat di @egara-negara
Barat dan kita bisa menjumpai masyarakat semacam masyarakat di 'amoa.
'ebagai pedoman umum untuk remaja 3ndonesia dapat digunakan batasan usia -- 8
(< tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangan adalah sebagai berikut ,
-" .sia -- tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
tampak !kriteria fisik".
(" Di banyak masyarakat 3ndonesia, usia -- tahun sudah dianggap akil balik, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka
sebagai anak-anak !kriteria sosial".
9" Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jia seperti
tercapainya identitas diri !ego identit0" !Frik Frikson", tercapainya fase genital dari
perkembangan kognitif !piaget" maupun moral !Khorlberg".
<" Batas usia (< tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi
mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain,
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-(
belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang deasa !secara tradisi". Dolongan ini
cukup banyak terdapat di 3ndonesia, terutama di kalangan masyarakat kelas menengah
ke atas yang mempersyaratkan berbagai hal !terutama pendidikan setinggi-tingginya"
untuk mencapai kedeasaan. 0etapi dalam kenyataannya cukup banyak pula orang
yang mencapai kedeasaannya sebelum usia ini.
6" 'tatus perkainan sangat menentukan, karena arti perkainan masih sangat penting
di masyarakat 3ndonesia secara menyeluruh. 'eorang yang sudah menikah pada usia
berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang deasa penuh, baik secara
hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
)entangan usia dalam masa remaja tampak ada berbagai pendapat, alaupun tidak
terjadi pertentangan. Bigot, kohnstam, dan palland mengemukakan baha masa pubertas
berada dalam usia antara -6--? tahun, dan masa adolescence dalam usia -?-(- tahun.
&enurut #urlock !-A7<" rentangan usia remaja itu antara -9-(- tahun, yang dibagi pula
dalam usia masa remaja aal -9 atau -< sampai -: tahun dan remaja akhir -: sampai (-
tahun.
*#$ menetapkan batas usia -A-(; tahun sebagai batasan usia remaja. *#$
menyatakan alaupun definisi di atas terutama didasarkan pada usia kesuburan !fertilitas"
anita, batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria, dan *#$ membagi kurun usia
dalam ( bagian yaitu remaja aal -;--< tahun dan remaja akhir -6-(; tahun.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri menetapkan usia -6-(< tahun sebagai usia
pemuda !youth" dalam rangka keputusan mereka untuk menetapkan tahun -A?6 sebagai
0ahun Pemuda 3nternasional. Di 3ndonesia, batas remaja yang mendekati batasan PBB
tentang pemuda adalah kurun usia -<-(< tahun yang dikemukakan dan digunakan dalam
'ensus Penduduk -A?;.
&engingat saat mulainya masa remaja yang sangat dipengaruhi oleh perbedaan-
perbedaan perorangan, maka penentuan umur saja belum cukup untuk mengetahui apakah
suatu tahap perkembangan baru telah atau belum mulai. Penggolongan remaja yang semata-
mata berdasarkan usia saja, tidak membedakan remaja yang keadaan sosial psikologisnya
berlainan-lainan.
'eorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan deasa. 0ubuhnya
kelihatan sudah deasa, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang deasa ia gagal
menunjukkan kedeasaannya. Pada remaja sering terlihat adanya, -" kegelisahan, ("
pertentangan, 9" berkeinginan kuat untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya, <"
keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas, 6" menghayal dan berpantasi, 7"
akti/itas berkelompok.
6. #eb!t!han 0ema.a
)emaja sebagai manusia atau indi/idu pada umumnya juga mempunyai kebutuhan.
&enurut 4braham &aslo, kebutuhan tersebut bersifat hierarki, dari kebutuhan yang paling
rendah, sampai kebutuhan yang paling tinggi, yaitu , kebutuhan aktualisasi diri, digambarkan
akan tampak seperi berikut,
)5E0A0#5 #EB'T')AN
!4braham &aslo"
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-9
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan 1inta Kasih
Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan Biologis
4ktualisasi
diri
Kebutuhan
Kognitif




#EA1AAN E(35 0E(AJA
#eadaan Emosi e%ama 0ema.a
'ecara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode Badai dan tekanan, suatu
masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari peruhan fisik dan kelenjar.
Pertumbuhan pada tahun-tahun aal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak
lambat. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk
pada masa puber. $leh karena itu perlu dicari keterangan ain yang menjelaskan ketegangan
emosi yang sangat khas pada usia ini. Penjelasan diperoleh dari kondisi social yang
mengelilingi remaja masa kini. 4dapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki
dan perempuan berada dibaah tekanan social dan menghadapi kondisi baru, sedangkan
selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan
itu !-97" 0idak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. @amun benar juga bila
sebagian remaja mengalami ketidak stabilan dari aktu keaktu sebagai konsekuensi dari
usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan social yang baru. &isalnya,
masalah yang berhubungan dengan percintaan merupakan masalah yang pelik pada periode
ini. Bila kisah cinta berjalan lancer, remaja merasa bahagia, tetapi mereka menjadi sedih bila
mana percintaan kurang lancer. Demikian pula, menjelang berakhirnya masa sekolah para
remaja mulai mengkhaatirkan masa depan mereka
&eskipun emosi remaja sering kali sangat kuat, tidak terkendali, dan tampaknya
irasional, tetapi pada umumnya dari tahun ketahun terjadi perbaikan perilaku emosonal.
&enurut gesel dan kaan-kaan, remaja -< tahun sering kali mengalami mudah marah,
mudah dirangsang, dan emosinya cenderung meledak, tidak berusaha mengendalikan
perasaannya. 'ebaliknya, remaja -7 tahun mengatakan baha mereka tidak punya
keperihatinan. 5adi adanya badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang
berakhirnya aal ramaja !69".)emaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dan dengan cara
gerakan amarah yang meledak-meledak dengan menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-<
suara keras mengeritik orang-orang yang menyebabkan amarah. )emaja juga iri hati terhadap
orang yang memiliki benda lebih banyak. 3a tidak mengeluh dan menyesali diri sendiri seperti
yang dilakukan anak-anak. )emaja suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang untuk
membeli barang yang diinginkan atau bila perlu berhenti sekolah untuk mendapatkannya.
Kematangan Fmosi4nak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai
kematangan emosi bila pada masa akhir remaja tidak meledakkan emosinya dihadapan
orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan
emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima emosinya.4khirnya remaja yang
emosinya matang memberikan emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi
atau suasana hati kesuasana hati yang lain seperti dalam periode sebelumnya..ntuk mencapai
kematangan emosional remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi
yang dapat menimbulkan reaksi emosional. 4dapun caranya adalah dengan membicarakan
berbagai masalah peribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah
peribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan social dan sebagian oleh
tingkat kesukaanya. Pada orang sasaran, !yaitu orang yang kepadanya remaja mau
mengutarakan berbagai kesulitannya, dan oleh tingkat penerimaan orang sasaran itu.Bila
remaja ingin mencapai kematangan emosi ia juga harus belajar menggunakan kataris emosi
untuk menyalurkan emosinya. 4dapun cara yang dapat dilakukan adalah latihan fisik yang
berat, bermain atau bekerja, tertaa atau menangis. &eskipun cara-cara ini dapat
menyalurkan gejolak emosi yang timbul karena usaha pengendalian ungkapan emosi, namun
sikap social terhadap perilaku menangis adalah kurang baik dibandingkan dengan sikap
social terhadap perilaku tertaa, kecuali bila tertaa hanya dilakukan bilamana memperoleh
dukungan social.
Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang menggambarkan suatu keadaan
dimana kita suka melihat kedalam diri kita sendiri sebuah insting yang membuat kita terus
menerus mempertanyakan pengetahuan mengenai diri kita sendiri. Kita terus menganalisis
kekuatan dan kelemahan kita dan menetapkan tujuan dengan melakukan sesuatu untuk
memperbaiki diri kita mungkin mencatat dalam notes atau buku harian mengenai pengalaman
suasana hati dan pikiran-pikiran kita. Kita menjelajahi situasi apa yang membuat kita senang
dan apa ang membuat kita tidak senang dan berusaha bertindak. Kita memahami dan
mengelola emosi kita sendiri dengan baik. Kita suka menyisihkan aktu untuk berfikir dan
merenung.Pentingnya Pengetahuan Psikologi Pendidikan Bagi DuruDuru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam melaksanakan tugas pembelajaran ternyata perlu memiliki
pengetahuan psikologi.Karena psikologi mempersoalkan akti/itas manusia, baik yang dapat
diamati, maupun yang tidak, secara umum aktifitas-aktifitas dan penghayatan itu dapat dicari
hukum-hukum dan psikologis yang mendasarinya.
Bagi para pendidik penting sekali mengetahui hukumGhukum tersebut sehingga
dengan demikian dapat membantu guru dan tenaga kependidikan lainya untuk memahami
tingkah laku belajar anak didiknya lebih baik.Kemampuan untuk memahami tingkah laku
belajar anak didiknya akan memberi penjelasan baha anak didiknya dalam keadaan belajar
dengan baik atau tidak, pemahaman ini akan dapat mengukur kemampuan belajar dan
kemampuan menerima materi pelajaran bagi para sisanya.'ebagaimana dijelaskan
sebelumnya baha, psikologi ilmu pengetahuan masih muda usianya, tentu psikologi
pendidkan lebih muda lagi, artinya psikologi pendidikan masih menghadapi berbagai
problematika dan perkembangan sebagai suatu ilmu pengetahuan, dalam perkembangan ini
masih banyak hal -hal yang dapat dilengkapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. @amun
pada prinsipnya psikologi pendidikan alat yang cukup penting untuk memahami tingkah laku
belajar anak. Dalam hal ini setiap guru harus senantiasa memahami dan mengikuti
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-6
perkembangan psikologi pendidikan, karena dengan model ini para guru dapat tertolong
memahami pertumbuhan dan perkembangan belajar dan peserta didik, dan para guru dapat
meningkatkan kemampuan belajar peserta didiknya sesuai potensi yang dimiliki masing-
masing. Psikologi pendidikan ini sebagai alat bagi guru untuk mengendalikan dirinya, dan
juga memberi bantuan belajar kepada peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran.
Be%a.ar 1engan Perasaan
Didalam dunia pendidikan untuk membentuk sisa sebagai pribadi yang bagus dan sebagai
manusia pembelajar seutuhnya, maka sebagai seorang pendidik kita harus bisa menggunakan
ranah kecerdasan dengan baik diantaranya, kognitif, afektif dan ranah
psikomotorik.Kenyataan yang berkembang saat ini adalah, betapa banyak sisa yang lulus
dari sekolah atupun mahasisa yang lulus dari perguruan tinggi mereka secara keilmuan bisa
diandalkan, 3H mereka tinggi namun mereka banyak yang stress, kaget sosial setelah berada
di masyarakat, hal ini disebabkan oleh apaI 0ak lain jaabanya mereka tidak mempunyai
kecerdasan emosi yang seharusnya berkembang ketika mereka masih menuntut ilmu di
lembaga pendidikan.
'ur/ey telah membuktikan bahasanya 3H seseorang menjadi faktor keberhasilanya
itu hanya berperan maksimal <;J, secara umum antara 7-(;J, sedangkan selebihnya adalah
FH mereka yang sangat mempengaruhi keberhasilanya.$leh karena itu, sebagai seorang guru
ajib kita bagaimana untuk mengetahui keadaan emosi para sisa sebelum memulai
pembelajaranataupun dalam kondisi apapun sesuai dengan perkembangan mereka, karena
emosi seseorang selalu berkembang sesuai dengan umur mereka, begitu juga yang terjadi
pada remaja.
Beberapa saran dibaah ini menganjurkan bagi seorang guru bagaimana dia harus
menciptakan dunia pembelajaran dengan penuh perasaan diantaranya adalah sebagai berikut
gambaran besarnya, Perhatikan secara seksama perasaan murid sebelum memulai pelajaran,
situasi emosional dapat memicu sikap aktif atau pasif, apakah murud berada dalam kerangka
pikir yang guru inginkanI &enjalani hubungan emosi dengan materi pelajaran merupakan
cara utama untuk meyampaikan makna materi pelajaran itu, perasaan yang terbangun juga
akan mrndorong perhatian dan muti/asi, akhir kata proses belajar akan menjadi lebih
berkesan jika disertai dengan perasaan yang kuat. Kebutuhan emosi dalam pembelajaran
sangatlah penting, misalnya anak dalam keadaan stress tidak bisa menerima pelajaran dengan
baik karena dia masih merasa tertekan, seorang anak atau sisa dalam belajar mereka
mempunyai kebutuhan tertentu yang menyangkut kebutuhan emosional seperti yang
dikemukakan oleh ahli psikologi 4braham &aslo, menurut pemikiran &aslo seseorang itu
membutuhkan hal-hal sebagai berikut yakni, kebutuhan estetis, kebutuhan untuk mengetahui
dan mengerti, kebutuhan untuk aktualisasi diri, kebutuhan memperoleh penghargaan orang,
kebutuhan mendapat kasih sayang dan memiliki, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis,
setidaknya itulah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam menempuh belajar.
.paya &engembangkan Fmosi )emaja Dan 3mplikasinya Bagi Pendidikan 3nter/ensi
pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat mengembangan kecerdasa
emosional, salah satu diantaranya adalah dengan mengunakan inter/ensi yang ditemukan
oleh *0. Drant 1onsurtium tentang .nsur-unsur aktif program pencegahan yaitu sebagai
berikut ,Pengembangan keterampilan emosi1ara yang dapat dilakukan untuk
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-7
mengembangkan keterampilan emosinal indi/idu adalah , &engidentifikasi dan memberi
nama atau label perasaan.&engungkapkan perasaan. &enilai intensitas perasaan.
&engelola perasaan.&enunda pemuasan.&engendalikan dorongan hati. &engurangi
stress.&emehami perbedaan antara tindakan dan perasaan.pengembangsn keterampilan
kognitifcara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif adalah
sebagai berikut, Belajar melakukan dialog untuk mengatasi masalah atau memperkuat
perilaku diri sendiri.Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial Belajar
mengunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.Belajar
memahami sudut pandang orang lain !empati" Belajar memahami soapan santun.Belajar
bersikap positif terhadap kehidupan. Belajar mengembangkan kesadaran diri. Pengembangan
keterampilan perilaku Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah , &empelajari
keterampilan komonikasi non/erbal. &empelajari keterampilan /erbal 1ara lain yang dapat
digunakan sebagai inter/ensi edukatif untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat
memiliki kecerdasan emosional adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
didalamnya terdapat materi yang dikembangkan oleh Daniel Doleman !-AA6" yang kemudian
diberi nama Self Science ,"rric"l"m sebagaimana dipaparkan sebagai berikut ,Belajar
mengembangkan kesadaran diri. Belajar mengambil keputusan pribadiBelajar mengelola
perasaanBelajar menangani stress Belajar berempati Belajar berkomonikasi. Belajar
membuka diriBelajar mengembangkan pemahaman. Belajar menerima diri sendiri Belajar
mengembangkan tanggung jaab pribadi Belajar mengembangkan ketegasan Belajar
dinamika kelompok Belajar menyelesaikan konflik
Di akhir pembahasan ini ditegaskan bahasanya betapa pentingnya pengembangan
emosi itu dilakukan dalam dunia pembelajaran, dan sebagai seorang guru ajib untuk
mengetahui betapa pentingnya mengetahiu keadaan emosi peserta didik, agar proses belajar
mengajar bisa berjalan optimal dan menghasilkan lulusan yang bisa diandalkan.
PEN1515#AN E# PA1A ANA# 1AN 0E(AJA
Pendidikan 'eksual
&enurut 'arlito dalam bukunya Psikologi )emaja !-AA<", secara umum pendidikan
seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar,
yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku
seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiaan dan kemasyarakatan.
&asalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dila2imkan dan bagaimana melakukannya
tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong
muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual.
Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang
berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang ajar. &enurut 'inggih, D.
Dunarsa, penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika
anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain,
berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya
tangkap anak ! dalam Psikologi praktis, anak, remaja dan keluarga, -AA-". Dalam hal ini
pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang
paling tahu keadaan anak adalah orangtuanya sendiri. 0etapi sayangnya di 3ndonesia tidak
semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual.
'elain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di 3ndonesia
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-:
menyebabkan ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang seks
tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam
hal ini maka sebenarnya peran dunia pendidikan sangatlah besar.!.e-
psikologi.com,(;;("
Pendidikan 'eks pada 4nak
Dalam pendidikan seks pada anak-anak, Pendidikan seks lebih diarahkan sebagai
pendidikan mengenai anatomi organ tubuh, reproduksi seksual, sanggama serta aspek lain
dari perilaku seksual.
&emberikan pendidikan kepada buah hati, terutama yang masih duduk di 'ekolah
Dasar !'D" harus dilakukan dengan bahasa konkrit !bukan abstrak" dan operasional.
&enurut pakar psikologi, Dr. )ose &ini 4.P., &.Psi., &emberikan pendidikan seks pada
anak sangat penting, bahkan meski dia tidak bertanya soal itu. 'eiring perkembangan 2aman,
anak bisa mendapatkan informasi seks dari mana saja. jangan sampai dia menerima informasi
yang salah, karena konsepnya berbeda. 4nak yang memiliki konsep beda mengenai seks
akan terbaa hingga deasa dan memengaruhi pola pikirnya kelak.
'ebelum mencapai usia pubertas, hal-hal yang perlu diketahui anak adalah, K-L @ama
dan fungsi organ reproduksi, K(L Perubahan yang akan dialami saat memasuki masa puber
!ditandai mimpi basah pada laki-laki dan haid pada anak perempuan", K9L &asalah menstruasi
!jelaskan sesuai dengan batas kemampuan anak menerimanya", K<L #ubungan seksual dan
kehamilan !imbangi pendidikan seks dengan moral dan agama yang kuat", K6L Bagaimana
mencegah kehamilan !Berikan gambaran mengenai dampaknya, jangan lupa memasukkan
unsur moral dan agama", K7L &asturbasi !hal yang normal, namun berikan batasan-batasan
pada si anak", K:L Penyakit yang mungkin ditularkan melalui hubungan seksual, K?L #arapan
dan nilai-nilai orang tua !mengenai pergaulan, yang boleh dan tidak boleh".
!.hanyaanita.com,(;;7"
Pendidikan seks tetap harus diberikan, sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
tujuannya tak lain adalah memberikan bekal pengetahuan serta membuka aasan anak dan
remaja seputar masalah seks secara benar dan jelas. Dengan pendidikan seks yang benar
berarti menghindarkan anak dan remaja dari berbagai risiko negatif perilaku seksual, seperti
kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual dan penyakit menular seksual. Dalam pendidikan
seks pada anak, sebaiknya menggunakan istilah yang sebenarnya. &enggunakan istilah aneh-
aneh hanya akan membingungkan si anak. !Dr. )ose &ini 4.P., &.Psi"
@amun, orang tua punya alasan sendiri kenapa enggan membahas masalah seks
dengan anak-anak. &ereka menganggap seks tabu dibicarakan secara terbuka. 0api jangan
lupa, anak-anak bisa mendapatkan informasi ini dari teman sebaya, yang belum terjamin
kebenarannya. !.hanyaanita.com,(;;7"
Pendidikan 'eks pada )emaja
&asalah seks pada remaja seringkali mencemaskan para orang tua, juga pendidik,
pejabat pemerintah, para ahli dan sebagainya. Kasus 3ndra dan Cela tersebut di atas,
merupakan contoh betapa masalah seks bisa sampai meminta korban jia. &ungkin
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-?
masalahnya jadi lain, jika 3ndra dan Cela berada dalam masyarakat di mana anak-anak
dinikahkan sejak usia dini. Di masyarakat seperti itu, pada usia -9 dan -: mereka bisa saja
menikah sehingga tak usah bunuh diri. 4kan tetapi seperti halnya perkainan pada usia aal
remaja pun pada akhimya menimbulkan masalah juga yang tidak kalah peliknya. 5adi, dalam
situasi apa pun tingkah laku seksual pada remaja tidak menguntungkan nampaknya. Padahal
remaja adalah periode peralihan ke masa deasa, di mana mereka seyogyanya mulai
mempersiapkan diri menuju kehidupan deasa, termasuk dalam aspek seksualnya. Dengan
demikian memang dibutuhkan sikap yang sangat bijaksana dari para orang tua, pendidik dan
masyarakat nada umumnya serta tentunya dari para remaja itu sendiri, agai n5teka dapat
meliati masa transisi itu dengan selamat.
4dapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan laan jenisnya maupun dengan sesama jenis.
Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai
tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. $bjek seksualnya bisa berupa orang
lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri. 'ebagian dari tingkah laku itu memang tidak
berdampak apa-apa, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat
ditimbulkannya. 0etapi pada sebagian Perilaku seksual yang lain, dampaknya bisa cukup
serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, misalnya pada para gadis yang terpaksa
menggugurkan kandungannya !'ir -A?<, him. 69". 4kibat psiko-sosial lainnya adalah ketega
mental, dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba - jika seorang gadis tiba-tiba hamil.
5uga akan terjadi cemooh penolakan dari masyarakat sekitarnya. 4kibat lainnya terganggunya
kesehatan dan risiko kehamilan serta kematianf yang tinggi. 'elain itu juga ada akibat-akibat
putus sekolah akibat-akibat ekonomis karena diperlukan ongkos peraa lain-lain
!'anderoit2 M PaEman, -A?6, him. (<-(7". 4kibat tidak terlalu nampak jika hanya dilihat
sepintas, sehingga, kurang banyak dibicarakan adalah berkembangnya penj kelamin di
kalangan remaja. Prof. Dr. &. 'ukandar selaku Panitia Konggres @asional 3N Perkumpulan
4hli DermatoO rologi !penyakit kulit dan kelamin" 3ndonesia, 5uni -A?9 diP marang
menyatakan baha sebagian besar penyakit kel% kelas berbahaya asal impor telah melanda
remaja umur -7 tahun baik di kota maupun di pedesaan. 'alah-satu jenis penyakit menular
seksual !P&'" iu adalah Donorhoea !kencing yang saat ini sudah tidak mempan lagi
diberantas dengan 9;;. 35 unit Penicilin, tetapi paling tidak harus dengan (< juta unit,
penderita nampaknya jadi lebih kebal terhadap pengot karena semakin ganasnya penyakit itu
!'inar #arapan, (< -A?9".
Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja,
oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai !menikah" maka harus dilakukan usaha
untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
4dapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan
seksual pada remaja, menurut 'arlito *. 'arono !Psikologi )emaja,-AA<" adalah sebagai
berikut , K-L Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja.
Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk
tingkah laku tertentu, K(L Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya
penundaan usia perkainan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang
perkainan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan
yang terus meningkat untuk perkainan !pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-
lain", K9L @orma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan
hubungan seksual sebelum menikah. .ntuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki
kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut, K<L Kecenderungan pelanggaran makin
meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
-A
dengan teknologi yang canggih !cth, N1D, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-
lain" menjadi tidak terbendung lagi. )emaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin
mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya
mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya, K6L
$rangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih
mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka
pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
4danya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan anita dalam masyarakat,
sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan anita, sehingga kedudukan anita
semakin sejajar dengan pria.
Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja memang perlu. Peran orang
tualah yang dituntut lebih dominan untuk memperkenalkan sesuai dengan usia dan
perkembangan si anak hingga beranjak deasa.&emberikan pengetahuan pada remaja
tentang resiko seks bebas, baik secara psikologis maupun emosional, serta sosial, juga akan
dapat membantu agar terhindar dari pelanggaran norma yang berlaku.
Perkembangan Peserta Didik ST!P P"rnama #amp"s Pl"mpang$
Pertem"an ke-%&' Drs. ("manta& ).Pd.
(;

Anda mungkin juga menyukai