DIAGNOSIS ADANYA KISTA PENYEBAB KANKER OVARIUM DENGAN METODE FORWARD CHAINNING
Revina Amanda J.S. 081117008
PROGRAM STUDI S1 TEKNOBIOMEDIK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012
BAB I 1.1 Latar belakang Tumor ovarium adalah penyakit yang membahayakan yang berasal dari sel dari ovarium. Tumor ini dapat berkembang menjadi kanker. Kanker ovarium bisa terjadi pada remaja wanita dan wanita dewasa dan biasanya menyerang salah satu ovarium saja. Kanker ovarium merupakan salah satu penyakit terganas yang menyerang saluran reproduksi wanita . Menurut J.M.S bartleet, kanker ovarium merupakan penyabab kematian wanita tertinggi ke-4 yang disebabkan kanker setelah kanker payudara, kanker paru paru dan kanker collateral (Colon cancer), dengan presentasi kesembuhan sebesar 2%. Hal itu menyebabkan penyakit ini berada pada tingkatan penyakit yang berbahaya dengan perawatan yang tidak mudah dan rendahnya angka kesembuhan. Di Indonesia, kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari keganasan pada wanita setelah kanker servik, payudara, kolorektal, kulit, limfoma. Pada penelitian di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (1989-1995) didapatkan kanker ovarium jenis epitel 55,98% dan kanker ovarium non epitel 44,02%. Kanker ovarium epitel jenis serosum 44,44%, musinosum 19,66%, endometrioid 10,26%, clear cell 5,13% dan mixed epithelial malignant 0,85%.8 Menurut Iqbal (2002-2006) dalam penelitian di Medan menemukan 105 kasus kanker ovarium yaitu 84 kasus (80%) jenis epitel dan 21 kasus(20%) kanker ovarium non epitel. Klasifikasi histology kanker ovarium merupakan hal yang susah diketahui karena banyaknya jumlah tipe dan subtype histologinya. Indikasi terkena kanker ovarium semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia dan makin besar pula resiko jika ada anggota keluarga dengan sejarah menderita kanker ovarium. Sistem reproduksi dan faktor hormonal juga dapat menentukan resiko terkena penyakit. Kanker ovarium sering terjadi pada wanita pada usia 50 sampai 55 tahun. Sering terjadi pada wanita dengan usia tersebut karena berkaitan dengan menopause yang mulai akan terjadi. Hal tersebut berhubungan dengan hormon yang pada usia maternal dan massa tubuhnya (BMI).Menurut John Bartlett kejadian terendah kanker ovarium berada pada usia 15-19 tahun. Selain itu factor factor yang dapat memicu terjadinya kanker berupa kehamilan yang incomplete (aborsi), konsumi alcohol, dan sejarah keluarga yang menderita kanker ).(John Bartlett). Menurut beberapa penelitian terdapat hubungan antara Body Mass Index (BMI=massa(kg)/tinggi(m)) dengan terjadinya kanker ovarium. Walaupun kebanyakan studi yang ada menunjukan tidak adanya korelasi antara BMI dengan kanker ovarium, tetapi beberapa menunjukan tingginya resiko terhadap wanita dengan berat berlebih (obesitas).(John Bartlett) Wanita yang menderita kanker ovarium juga dapat disebabkan karena sejarah keluarganya yang pernah menderita kanker. Wanita dengan riwayat keluarga terkena kanker mempunya resiko 5 kali lebih besar dari pada wanita yang tidak mempunyai sejarah keluarga terkena kanker (John Bartlett). Dalam beberapa kasus juga menunjuka tingginya angka terkena kanker ovarium pada suster biarawati. Menurut penelitian menunjukan angka terkena resiko kanker ovarium akan menurun 40 % pada masa pertama kehamilan dan akan menurun 10%-15% selama periode kehamilan selanjutnya. Tetapi efek spesifik dari kehamilan yang tidak lengkap (seperti abosri) masih membutuhkan penyelidikan lebih lanjut (James N. Parker). Menurut analisis dari penelitian tim Amerika menemukan bahwa terdapat penurunan resiko terkena kanker ovarium terhadap wanita menyusui dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui (Albert Altchek). Salah satu penemuan terbaru terhadap kanker ovarium selama 20 tahun terakhir menunjukan efek dari pil kontrasepsi terhadap kanker ovarium. Penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan kemungkinan terkena kanker ovarium sebesar 40%. Sejak penggunaan dari pil kontrasepsi telah menyebar ke banyak negara menunjukan penurunan kejadian kanker ovarium dan pararel dengan meningkatnya penggunaan pil kontrasepsi.( Albert Altchek) Selain factor diatas terdapat juga pengaruh terapi hormone (hormone replacement therapy atau HRT) terhadap resiko terkena kanker ovarium. Sebagian besar wanita menggunakan terapi hormone oestrogenic dan progestagenic dengan bermaksud meningatkan kesuburan. Pada tahun 1995 Rodiguez melaporkan hasil penelitiannya bahwa dapat terjadi peningkatan resiko terkena kanker ovarium kepada pengguna HRT dalam jangka waktu yang lama dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan HRT. Meskipun sebuah poling di Amerika menunjukan adanya efek perlindungan terhadap subgroup wanita yang saat itu sedang menggunakan HRT .( Albert Altchek). Wanita dengan masalah kesuburan biasanya susah untuk memiliki anak dan karena tidak adanya keseimbangan hormon tersebut dapat meningkatan resiko terkena kanker ovarium. Sebagai tambahan, bebarapa peniliti telah menemukan peningkatan resiko terkena kanker ovarium pada wanita yang pernah menjalani perawatan menggunakan obat kesuburan (James N. Parker). Sebuah kasus yang dilaporkan pada akhir 1980an melaporkan bahwa obat obat yang mampu menstimulasi ovulasi seperti clomiphene citrate dapat meningkatkan resiko seorang wanita terkena kanker ovarium. (Albert Altchek). Kebanyakan kanker ovarium juga disebabkan oleh ovulasi yang teratur. Menurut Fathalla dengan teorinya berupa hipotesis incessant ovulation menyebutkan bahwa resiko seorang wanita terkena kanker ovarium berhubungan dengan frekuensi ovulasi mereka. Hal tersebut mengakibatkan trauma pada epitel ovarium dan proses mitosis karena dapat menyebabkan transformasi pada jaringan neoplastik (jaringan yang dikenai kanker). Kehamilan, penggunaan pil kontrasepsi, masa menyusui, menopause yang terlalu awal, kesemuanya dapat memperlambat frekuensi ovulasi wanita. Penelitian juga membuktikan bahwa peningkatan terkena kanker ovarium dapat terjadi sebanding dengan besarnya frekuensi ovulasi. Dengan memanfaatkan dasar teknologi dan pengetahuan aksiologi diharapkan dapat membantu kualitas hidup wanita. Karena banyaknya faktor faktor diatas dapat membuat seorang wanita terkena kanker ovarium dengan resiko yang cukup besar. Kanker ovarium dapat dicegah dengan deteksi sedini mungkin. Namun kebanyakan wanita modern ini masih malu untuk memeriksakan masalah terkait organ wanitanya. Berdasarkan masalah tersebut disini peneliti mencoba membantu mengetahui adanaya indikasi seorang wanita terkena kanker ovarium menggunakan sebuah aplikasi yang dapat dijalankan di Android System Operation. Penelitian ini berjudul APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS ANDROID UNTUK DIAGNOSIS ADANYA KISTA PENYEBAB KANKER OVARIUM DENGAN METODE FORWARD CHAINNING. Karena adanya sebuah tumor ganas dalam ovarium dimuali dari adanya suatu kista. Aplikasi ini nantinya akan berisi pertanyaan pertanyaan yang digunakan untuk diagnosis adanya sel tumor ganas tersebut. Sistem ini didesain seperti sebuah system pakar yang seperti akan menggantikan peran seorang dokter spesialis kandungan. Dengan adanya appliksi tersebut diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium. Nantinya aplikasi tersebut dapat dijalankan dalam bentuk sebuah aplikasi ponsel pintar sehingga dapat memudahkan semua pengguna mengaksesnya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah diberikan di bagian latar belakang, penulis mengangkat masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah desain perancangan sistem pakar berbasis android yang akan digunakan untuk mendiagnosa adanya kista ganas yang berpotensi menjadi kanker? 2. Bagaimanakah tingkat akurasi sistem pakar berbasis android dibandingkan diagnosa oleh dokter spesialis saraf sesungguhnya?
1.3 Matasan Masalah Masalah yang diangkat dalam penelitian ini dibatasi oleh: 1. Daerah yang diteliti. Peneliti hanya akan meneliti pada bagian ovarium saja dan mengindikasikan adanya kista yang ganas ataupun yang fungsional. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Mendesain rancangan system pakar berbasis android sebagai pengganti spesialis kandungan untuk mengetahui adanya kista secara non invasive. 2. Mengetahui tingkat keberhasilan system pakar dibandingkan dengan diagnose langsung oleh spesialis kandungan 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan berbagai manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan kemudahana untuk mengakses kesehatan organ genital wanita. 2. Membantu mengurangi terjadinya kanker ovarium sejak dini. 3. Memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang ke arah lebih baik khusunya pada bidang medis.
1.6 Daftar Pustaka 1. Altchek, Albert dkk., 2003. Diagnosis and Management of Ovarian Disorders. Academic Press,San Diego. 2. Bartlett, John M.S,. 2000. Ovarian Cancer Methods and Protocols. Humana Press, New Jersey. 3. Parker, James N,. 2002. The Official Patiemt Sourcebook on Ovarian Germ Cell Tumors. ICON Group International, San Diego. 4. Ginanjar Wiro Sasmito, Bayu Surarso, dan Aris Sugiharo. 2011. Jurnal Application Expert System of Forward Chaining and The Rule Based Reasoning For Simulation Diagnose Pest and Disease Red Onion and Chili Plant.