Anda di halaman 1dari 21

I .

PENDAHULAN(e-Arsip)
Dalam penyelenggaraan pengelolaan kesekretariatan/ administrasi umum,
salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah dengan pengelolaan
manajemen kearsipan dinamis sampai in aktif yang diarahkan berbasis
tekhnologi Informasi. Fungsi pengelolaan kesekretariatan adminitrasi umum
menjadi sangat penting, karena hal ini berkaitan langsung dengan kinerja
keadministrasian umum dalam meningkatkan efisiensi kerja. Kondisi saat ini
masih cukup banyak unitunit dalam menjalankan tugas dan fungsinya masih
belum memanfaatkan Teknologi Informasi. Beberapa kendala yang sering kali
muncul berkaitan dengan pengelolaan arsip ini adalah :
Tidak adanya standarisasi pengelolaan arsip sesuai dengan aturan-aturan
yang ada.
Arsip yang dimiliki belum tertata dengan rapih
Kondisi arsip yang belum tersimpan dan tertata secara baik sehingga
sangat sulit dalam pencarian arsip yang dibutuhkan
Tidak memiliki standar operasional penggunaan arsip
Tidak ada pengelompokan arsip yang yang mengacu pada standar
manajemen arsip
Tidak ada klasifikasi arsip
Tidak memiliki J adwal Retensi Arsip
Tidak memiliki standar penataan arsip
Tidak memiliki standar gedung dan ruang penyimpanan arsip
Belum memiliki sistem informasi manajemen arsip yang berbasiskan
teknologi informasi.
A. DASAR HUKUM
Bebara dasar hukum dalam pengelolaan arsip adalah:
Undang-undang nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok
Kearsipan
Inpres No.2 Tahun 2001 tentang Penggunaan Komputer dengan Aplikasi
Komputer Berbahasa Indonesia;
Instruksi Presiden Republik Indonesia Noor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan e-goverment
B. KONDISI UMUM
Dalam Pasal 82 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan menyatakan bahwa
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Menteri
melalui pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Sedangkan
pada ayat (4) menyatakan bahwa pengkajian dan pengembangan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota.
Dengan mengacu kepada pasal di atas, sebelum melakukan pengembangan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dibutuhkan pengkajian
sistem terlebih dahulu dengan mengacu pada dokumentasi sistem yang terkelola
dengan baik sehingga pengembangan sistem dapat dilakukan secara efektif dan
efisien. Selain itu penyelenggaraan dokumentasi yang baik juga merupakan
kewajiban pimpinan Instansi Pemerintah sebagaimana tersebut pada pasal 40
Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib memiliki, mengelola,
memelihara dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup
seluruh sistem Pengendalian Intern serta Transaksi dan kejadian penting.
Umumnya kegiatan dokumentasi melibatkan kegiatan pengumpulan,
pemeriksaan, pemilihan dokumen sesuai dengan kebutuhan dokumentasi;
memungkinkan isi dokumen dapat diakses; pemrosesan dokumen;
mengklasifikasikan dan mengindeks; menyiapkan penyimpanan dokumen;
pencarian kembali dan penyajian dokumen.
Dengan demikian, dokumentasi sangatlah diperlukan untuk berbagai kegiatan
antara lain, sebagai bahan pelatihan (trainning), dasar pengembangan sistem
lebih lanjut, dasar bila akan memodifikasi atau memperbaiki sistem di kemudian
hari, mempermudah komunikasi di antara sesama pegawai, mempelajari cara
mengoperasikan sistem, materi acuan bagi auditor, sebagai back up, dan
sebagainya.
Untuk mendukung penyelenggaraan dokumentasi yang baik di Direktorat
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan maka perlu dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Pengelolaan, pemeliharaan dan pemutakhiran dokumentasi
b. Pembuatan Aplikasi Dokumentasi Direktorat Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Saat ini, penyelenggaraan dokumentasi belum dilakukan secara optimal baru
sebatas pengumpulan dan pemilihan dokumen sesuai dengan kebutuhan
dokumentasi, mengklasifikasikan dan mengindeks, serta dilakukan penyimpanan
dokumen di ruang perpustakaan. Untuk memperoleh manfaat yang lebih baik,
maka perlu segera dilaksanakan perencanaan pengelolaan dokumentasi yang
baik yang tidak terbatas hanya pada pendokumentasian dalam bentuk
pengarsipan kebijakan di bidang Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan saja namun perlu dikembangkan lebih lanjut. Namun dengan
terbatasnya dana yang tersedia saat ini, maka akan dilakukan pembuatan
aplikasi dokumentasi Direktorat Pengelolaan Informasi Adminsitrasi
Kependudukan dengan menitik beratkan pada pengumpulan, pemeriksaan,
pemilihan dokumen sesuai dengan kebutuhan dokumentasi; memungkinkan isi
dokumen dapat diakses; pemrosesan dokumen; mengklasifikasikan dan
mengindeks; menyiapkan penyimpanan dokumen; pencarian kembali dan
penyajian dokumen secara tersistem dimana data dokumentasi tersebut
tersimpan dalam suatu database dengan menggunakan aplikasi yang user
friendly.
I I. TUJ UAN DAN SASARAN
A. UMUM
Dengan latar belakang tersebut di atas diperlukan suatu sistem pengelolaan
dokumen, dengan harapan penataan dan pencarian informasi dapat dilakukan
lebih mudah dan cepat dan tidak kalah pentingnya adalah faktor keamanan
informasi akan dapat terjaga dengan baik dan aman, serta mampu memberikan
konstribusi dalam mendukung perencanaan, pengambilan keputusan,
pelaksanaan, pengukuran kinerja, pengawasan dan pengendalian.
Adapun secara umummaksud dari kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan efesiensi pengelolaan dan penanganan dokumen / arsip,
dengan cara mengubah dari cara manual ke sistem komputerisasi.
2. Meningkatkan sistem keamanan dokumen dari kerusakan atau kehilangan
baik secara fisik maupun isi.
3. Mempermudah dan mempercepat segala aktifitas yang berhubungan
dengan pengelolaan dokumen.
4. Sebagai upaya mewujudkan suasana kerja yang nyaman dan aman, serta
menjamin kerapian, tertib dokumen dan tertib arsip Pada pengelolaan
kearsipan memerlukan suatu sistem kearsipan yang tepat guna, cepat dan
tepat serta praktis dalam memberikan informasi.
Sistem tersebut harus membantu dalam hal penyimpanan, pencarian, penemuan
dan penyajian kembali arsip sebagai sumber informasi tanpa adanya kelambatan
atau hambatan sehingga mengganggu kelancaran usaha dan operasional
perusahaan.
B. TUJ UAN
Tujuan dari pembuatan Aplikasi Dokumentasi adalah tersedianya suatu Aplikasi
Dokumentasi yang user friendly guna memfasilitasi pemrosesan dokumen,
pembuatan klasifikasi dan indeks dokumen, pencarian kembali dan penyajian
dokumen yang memungkinkan isi dokumen dapat diakses oleh semua pihak.
C. SASARAN
Sasaran dari pembuatan Aplikasi Dokumentasi adalah :
1. Terwujudnya pengelolaan Dokumentasi Direktorat Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan yang lebih sistematis
2. Terlaksananya penataan dan pemeliharaan Dokumentasi Informasi
Administrasi Kependudukan
3. Tersedianya aplikasi Dokumentasi Informasi Administrasi Kependudukan
untuk memudahkan dalam pengelolaan pendokumentasian.
D. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dengan dibuatnya sistem pengelolaan arsip/dokumen ini,
antara lain :
1. Manajemen dokumen semakin baik
Dengan adanya peralihan media dari media kertas ke dalam file electronik, maka
dalam hal pengelompokan ataupun pencarian sebuah dokumen, user akan
semakin cepat dan mudah mendapatkan informasi mengenai sebuah dokumen
yang diperlukan.
2. Keamanan data yang semakin terjamin
Yang dimaksud dengan keamanan di sini, antara lain :
1. Akses data hanya terbatas pada beberapa orang saja yang diberi hak.
2. Menghindari timbulnya kerusakan fisik yang disebabkan oleh pengaruh
alam.
I II . RUANG LI NGKUP KEGI ATAN
Ruang lingkup pekerjaan pembuatan Aplikasi Dokumentasi meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Melakukan Identifikasi dan analisis kondisi Dokumentasi di Direktorat
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan
2. Melakukan kajian metodologi pengelolaan dokumentasi informasi
administrasi kependudukan
3. Membangun aplikasi Dokumentasi Direktorat Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan sesuai dengan analisa yang telah dilakukan
4. Uji coba aplikasi Dokumentasi di tingkat pusat
5. Pelaporan.
I V. HASI L YANG DI HARAPKAN
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan dokumentasi informasi administrasi
kependudukan
2. Tersedianya aplikasi Dokumentasi Direktorat Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan yang dapat diakses oleh semua pihak
3. Operasionalisasi aplikasi Dokumentasi untuk mendukung pemeliharaan
dan pemutakhiran Dokumentasi Informasi Administrasi Kependudukan.
V. METODELOGI
A. SDLC
Dalam pembangunan atau pengembangan sistem informasi, banyak model
pendekatan yang telah dikembangkan. Model-model ini pada umumnya mengacu
pada proses pengembangan sistem yang disebut System Development Life
Cycle (SDLC) seperti terlihat pada Gambar berikut ini.
System Development Life Cycle (SDLC).
Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas. Input utama dari setiap
model pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah
yang jelas. Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan
dalam penyelesaian masalah. Oleh karena itu pemahaman masalah,
merupakan bagian penting dari model pengembangan perangkat lunak.
Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur. Meskipun model-model
pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda,
biasanya model-model tersebut mengikuti pola umum analysis design
coding testing maintenance
Stakeholder berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan
pengembangan. Stakeholder dalam rekayasa perangkat lunak dapat
berupa pengguna, pemilik, pengembang, pemrogram dan orang-orang
yang terlibat dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.
Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat
lunak. Masing-masing tahapan dalam model biasanya menghasilkan
sejumlah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus
didokumentasi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat
lunak yang dihasilkan.
Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak harus bernilai
ekonomis. Nilai dari sebuah perangkat lunak sebenarnya agak susah di-
rupiah-kan. Namun efek dari penggunaan perangkat lunak yang telah
dikembangkan haruslah memberi nilai tambah bagi organisasi. Hal ini
dapat berupa penurunan biaya operasi, efisiensi penggunaan
sumberdaya, peningkatan keuntungan organisasi, peningkatan image
organisasi dan lain-lain.
Meskipun dalam pendekatan berbeda-beda, namun model-model pendekatan
memiliki kesamaan, yaitu menggunakan pola tahapan:
analysis design coding(construction) testing maintenance
1. Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi komponen-komponennya dengan
tujuan mempelajari seberapa bagus komponen-komponen tersebut
bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka.
Analisis mungkin adalah bagian terpenting dari proses rekayasa perangkat
lunak. Karena semua proses lanjutan akan sangat bergantung pada baik
tidaknya hasil analisis. Ada satu bagian penting yang biasanya dilakukan
dalam tahapan analisis yaitu pemodelan proses bisnis.
2. Model proses adalah model yang memfokuskan pada seluruh proses di
dalam sistem yang mentransformasikan data menjadi informasi (Harris,
2003). Model proses juga menunjukkan aliran data yang masuk dan
keluar pada suatu proses.
3. Disain perangkat lunak adalah tugas, tahapan atau aktivitas yang
difokuskan pada spesifikasi detil dari solusi berbasis computer (Whitten et
al, 2004). Disain perangkat lunak sering juga disebut sebagai physical
design. J ika tahapan analisis sistem menekankan pada masalah bisnis
(business rule), maka sebaliknya disain perangkat lunak fokus pada sisi
teknis dan implementasi sebuah perangkat lunak (Whitten et al, 2004).
Output utama dari tahapan disain perangkat lunak adalah spesifikasi
disain. Spesifikasi ini meliputi spesifikasi disain umum yang akan
disampaikan kepada stakeholder sistem dan spesifikasi disain rinci yang
akan digunakan pada tahap implementasi. Spesifikasi disain umum hanya
berisi gambaran umum agar stakeholder sistem mengerti akan seperti apa
perangkat lunak yang akan dibangun. Spesifikasi disain rinci atau kadang
disebut disain arsitektur rinci perangkat lunak diperlukan untuk
merancang sistem sehingga memiliki konstruksi yang baik, proses
pengolahan data yang tepat dan akurat, bernilai, memiliki aspek user
friendly dan memiliki dasar-dasar untuk pengembangan selanjutnya.
Desain arsitektur ini terdiri dari desain database, desain proses, desain
user interface yang mencakup desain input, output form dan report,
desain hardware, software dan jaringan. Desain proses merupakan
kelanjutan dari pemodelan proses yang dilakukan pada tahapan analisis.
4. Konstruksi adalah tahapan menerjemahkan hasil disain logis dan fisik ke
dalam kode-kode program komputer.
5. Pengujian sistem melibatkan semua kelompok pengguna yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya. Pengujian tingkat penerimaan
terhadap perangkat lunak akan berakhir ketika dirasa semua kelompok
pengguna menyatakan bisa menerima perangkat lunak tersebut
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
6. Perawatan dan Konfigurasi. Ketika sebuah perangkat lunak telah
dianggap layak untuk dijalankan, maka tahapan baru menjadi muncul
yaitu perawatan perangkat lunak. Ada beberapa tipe perawatan yang
biasa dikenal dalam dunia perangkat lunak seperti terlihat pada gambar di
bawah ini:
Tipe-tipe perawatan.
Tipe perawatan corrective dilakukan jika terjadi kesalahan atau biasa
dikenal sebagai bugs. Perawatan bisa dilakukan dengan memperbaiki
kode program, menambah bagian yang dirasa perlu atau malah
menghilangkan bagian-bagian tertentu.
Tipe perawatan routine biasa juga disebut preventive maintenance
dilakukan secara rutin untuk melihat kinerja perangkat lunak ada atau
tidak ada kesalahan.
Tipe perawatan sistem upgrade dilakukan jika ada perubahan dari
komponen-komponen yang terlibat dalam perangkat lunak tersebut.
Sebagai contoh perubahan platform sistem operasi dari versi lama ke versi
baru menyebabkan perangkat lunak harus diupgrade.
B. METEDOLOGI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah sekumpulan prosedur yang
sistematik dan berurutan serta teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan
pengembangan perangkat lunak atau sistem. Penggunaan metodologi ini
berdasarkan pada best practices di pemerintahan/perusahaan baik di dalam
maupun di luar negeri.
Metodologi yang akan di gunakan adalah menggunakan Spiral Development atau
Rapid Application Development (RAD). Alasan utama untuk menggunakan
metodologi ini adalah karena dengan RAD, proses pengembangan sistem akan
dilakukan secara iterasi atau pengulangan bertahap. Di setiap fase iterasi
terdapat tahapan-tahapan:
Design
Pengembangan
Test
Review User
J AD
Dokumentasi Requirement
Alur Pengembangan Sistem
Keuntungan dengan cara ini adalah:
Feedback yang cepat dari user
Feedback dari user akan didapatkan dari prototype sistem yang biasanya
sudah dapat di lihat dalam tahap awal pengembangan. Ini memungkinkan
user untuk memberikan masukan kepada tim developer karena user akan
lebih mudah memeberitahukan atau meng-identifikasi potensi masalah
yang dapat terjadi dengan melihat dan menggunakan secara langsung
prototype sistem dibandingkan dengan hanya menggambarkan nya saja.
Fleksibilitas untuk mengatasi kebutuhan sistem yang terus berubah
Karena tim developer menerima feedback di fase-fase awal
pengembangan, perubahan dalam requirement akan lebih mudah di
wujudkan. Sehingga fitur-fitur yang tidak di butuhkan akan segera di
ketahui sebelum fitur tersebut di kerjakan lebih jauh lagi yang akan
menghabiskan waktu yang seharusnya bisa di alokasikan untuk fitur-fitur
lain yang lebih penting.
Kesalahan design dapat segera di ketahui pada awal fase pengembangan
Karena tim developer mengimplementasikan prototype sistem selama fase
pengembangan, maka kesalahan dalam design akan dapat segera di
identifikasikan. Sehingga potensi problem yang ada dalam design sistem
dapat dikurangi sebelum fase mencapai tahap full sistem testing dan
sebelum problem tersebut mempengaruhi komponen-komponen yang lain
nya yang nantinya akan memerlukan waktu dan usaha yang lebih besar
lagi untuk memperbaiki nya.
Mudah untuk menambah fungsionalitas yang baru.
Karena pengembangan dalam bentuk iterasi, tim developer akan dapat
men-deploy setiap fase dengan lebih mudah. Tim akan mencoba sistem
dengan user dengan tujuan menstabilkan sistem dalam fase itu dan
membuktikan bahwa sampai fase tersebut sistem dapat mencapai
milestone dengan benar. Keuntungan lainnya adalah dengan melakukan
testing seperti ini, tim akan menghasilkan saran-saran untuk improvement
yang bisa di implementasikan pada fase iterasi selanjutnya
Motivasi yang lebih tinggi dan produktivitas yang tinggi.
Pendekatan tim yang di tekankan dalam metodologi iterasi secara
keseluruhan akan meningkatkan motivasi dan produktifitas. Karena tim
yang sama akan bekerja dari awal hingga akhir, sehingga mereka akan
mengerti bahwa pilihan design yang di pilih akan sangat menpengaruhi
kemampuan mereka untuk menyelesaikan project. Produktifitas juga akan
meningkat karena ada rasa kepemilikan dari tim project karena mereka
sama-sama menginginkan hasil yang baik.
Kemungkinan kehilangan informasi sangat kecil dalam setiap tahapan.
Faktanya bahwa tim yang terintegrasi, memiliki pemahaman keseluruhan
dari project adalah keuntungan yang tidak dapat di nilai. Efek ini muncul
karena memiliki tim yang terlibat dari awal dan mendengarkan keinginan
dari user. Feedback yang terus menerus disetiap fase iterasi membangun
pengertian yang mendasar untuk setiap anggota tim. Karena setiap
anggota mendengarkan kebutuhan user dan mendevelop sistem, waktu
yang lebih sedikit juga akan di perlukan untuk menulis dan menjelaskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk dokumentasi. Efeknya
adalah waktu lebih banyak akan dipergunakan untuk mengembangkan
dan testing sistem
VI . GAMBARAN SI STEM
A. Umum
Platform dasar dari Sistem Informasi Manajemen Arsip adalah Web Based
System. Tujuan penggunaan dari platform ini adalah untuk meningkatkan
efisiensi kerja dan integritas data, karena seluruh data dapat di-maintain pada
satu titik, yaitu dari Server. Selain itu, sistem ini memungkinkan penggunaan
yang luas, tanpa ada kebutuhan setting aplikasi di sisi klien. Gambaran dari
Sistem Informasi Manajemen Arsip yang kami usulkan adalah sbb:
Dari gambar di atas terlihat bahwa alur proses dari dokumen hardcopy menjadi
document softcopy yang tersimpan dalam Sistem. Berikut ini adalah langkah
yang dibutuhkan:
1. Melakukan alih media dari dokumen hardcopy menjadi dokumen softcopy.
Proses alih media ini biasanya menggunakan alat scanner.
2. Pembuatan metadata arsip seperti judul dokumen, nomor, dsbnya.
3. Menggunakan Sistem Informasi Manajemen Arsip, pemilik dokumen
melakukan entry metadata dari dokumen yang akan disimpan kemudian
melakukan upload terhadap dokumen yang sudah dialihmediakan.
Dokumen yang sudah masuk kedalam sistem hanya dapat dibuka oleh
pemilik dokumen atau pengguna lain yang telah mendapat ijin dari
administrator.
4. Administrator akan melakukan verifikasi terhadap dokumen tersebut.
5. Pengguna lain bisa melakukan pencarian, download, dan pengelolaan
dokumen lainnya.
B. Feature
Fungsi utama (feature) dari Sistem Informasi Manajemen Arsip adalah:
1. Aplikasi berbasis WEB sehingga bisa diakses kapan saja, dan dimana saja.
2. Memiliki fasilitas pencarian dokumen berdasarkan data umum arsip seperti
judul, tipe arsip, deskripsi, keyword, nomor arsip, kode arsip, tanggal
pengarsipan, dsbnya.
3. Memiliki fasilitas pencarian dokumen berdasarkan data pemilik arsip
berdasarkan unit organisasi.
4. Memiliki fasilitas pencarian dokumen berdasarkan data tempat
penyimpanan arsip seperti nama gedung, lantai, ruang.
5. Memiliki fasilitas untuk menentukan akses yang diijinkan terhadap
dokumen
6. Memiliki fasilitas untuk membuat katagori baru.
7. Memiliki fasilitas untuk membuat metadata dokumen.
8. Memiliki fasilitas untuk menambah versi dari dokumen.
9. Dikembangkan dengan menggunakan full Ajax (Tanpa berpindah halaman
sehingga lebih hemat penggunaan source dan efisiensi waktu)
10.Memiliki fasilitas Quick and Anvanced Searching
11.Memiliki fasilitas Live Notification System (Notifikasi langsung ditampilkan
saat ada notifikasi datang)
12. Memiliki fasilitas Live User Blocking (User yang diblokir akan langsung
keluar aplikasi pada saat sedang login)
C. Platform
Perangkat lunak yang diusulkan untuk dijadikan sebagai platform aplikasi adalah
sebagai berikut:
Server Site Platform
1. Linux sebagai Operating System.
2. Apache sebagai Web Server.
3. MySql Sebagai RDBMS.
4. PHP sebagai bahasa pemrograman
Client Site Platform
1. Windows XP/setelahnya atau Linux sebagai Operating System.
2. Microsoft Internet Explorer atau yang lainnya sebagai Web Browser.
VI I. TENAGA AHLI DAN TENAGA PENUNJ ANG
A. Tenaga Ahli
Team Leader / Tenaga Ahli Sistem Analis sebanyak 1 (satu) orang,
pendidikan terakhir Sarjana Strata 1 (S1) Bidang Manajemen / Teknik
Informasi, Fisika, Matematika, dengan pengalaman kerja minimal 5
(lima) tahun
Tenaga Ahli Database Administrator sebanyak 1 (satu) orang,
pendidikan terakhir Sarjana Strata 1 (S1) Bidang Manajemen / Teknik
Informatika, Fisika, Matematika, dengan pengalaman kerja minimal 5
(lima) tahun
Tenaga Ahli Programmer sebanyak 1 (satu) orang , pendidikan terakhir
Sarjana Stratra 1 (S1) Bidang Manajemen / Teknik Informatika, Fisika,
matematika, dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun.
Tenaga Ahli Dokumentasi / Perpustakaan sebanyak 1 (satu) orang,
pendidikan terakhir Sarjana Strata 1 (S1) Bidang Perpustakaan,
Kearsipan, dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun.
B. Tenaga Penunjang
Tenaga Administrasi Perkantoran sebanyak 1 (satu) orang, pendidikan
terakhir Diploma dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun
Tenaga Operator Komputer sebanyak 1 (satu) orang, pendidikan terakhir
SLTA/sederajat dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun.
VI II.STRUKTUR ORGANI SASI
I X. WAKTU PELAKSANAAN
J angka waktu pelaksanaan Pembuatan Aplikasi Dokumentasi Direktorat
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan adalah selama 60 (enam
puluh) hari kalender setelah diterbitkan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan/Kontrak dikeluarkan/ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Tenaga Ahli
Analis /
Pimpinan Team
Programer
Database
Administrator
Dokumentasi
Tenaga
Pendukung
Counterpart
X. J ADWAL PELAKSANAAN
Sesuai dengan jangka waktu pekeraan yang telah ditetapkan berikut adalah
gambaran jadwal pengembangan.
No Uraian
Mg
1
Mg
2
Mg
3
Mg
4
Mg
5
Mg
6
Mg
7
Mg
8
Mg
9
1 Design
2 Pengembangan
3 Test
4 Review User
5 J AD
6 Dokumentasi Requirement
7 Perawatan

Anda mungkin juga menyukai