DESA YANG BERSUMBER DARI APBN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEPTEMBER 2014 2 OUTLINE 3 DASAR HUKUM 3 KERANGKA PP 60/2014 2 1 3 3 DASAR HUKUM 1 Pasal 72 ayat (1) UU No.6 Tahun 2014 4
PENDAPATAN DESA
1. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa; 2. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 3. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; 4. alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota; 5. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota; 6. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan 7. lain-lain pendapatan Desa yang sah. Anggaran bersumber dari APBN Anggaran bersumber dari APBN diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai:
Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bersumber dari belanja pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan [Pasal 72 Ayat (2)]. Besaran alokasi anggaran yg peruntukannya langsung ke desa ditentukan 10% dari dan diluar dana transfer ke daerah (on top) secara bertahap [Penjelasan Pasal 72 Ayat (2)]. 5 1. Penyelenggaraan pemerintahan; 2. Pembangunan; 3. Pemberdayaan masyarakat; 4. Kemasyarakatan. 6 3 KERANGKA PENGATURAN PP 60/2014 2 7
KERANGKA PENGATURAN PP 60/2014
BAB SUBSTANSI BAB I KETENTUAN UMUM ...........(PASAL 1-7) BAB II PENGANGGARAN ..................(PASAL 8-10) BAB III PENGALOKASIAN ............(PASAL 11- 14) Bagian Kesatu Pengalokasian dana Desa Setiap Kab./Kota Bagian Kedua Pengalokasian dana Desa Setiap Desa BAB IV PENYALURAN...........(PASAL 15-18) BAB V PENGGUNAAN.............(PASAL 19-23) BAB VI PELAPORAN..............(PASAL 24-25) BAB VII PEMANTAUAN DAN EVALUASI.(PASAL 26-28) BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN..(PASAL 29-33) BAB IX KETENTUAN PENUTUP(PASAL 34) I. PENGANGGARAN
Belanja pusat yang berbasis desa harus direalokasi untuk memenuhi kebutuhan anggaran Dana Desa;
Anggaran Dana Desa ditempatkan sebagai bagian dari belanja pusat non-K/L sebagai pos Cadangan Dana Desa;
Setelah mendapat persetujuan DPR, Cadangan Dana Desa ditetapkan menjadi Dana Desa sebagai bagian dari dana Transfer ke Daerah dan Desa; 8 DANA DESA DALAM POSTUR RAPBN - APBN A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. K/L 2. Non K/L a. Cadangan Dana Desa II. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus Papua b. Dana Otonomi Khusus Papua Barat c. Dana Otonomi Khusus Aceh 3. Dana Keistimewaaan DI Yogyakarta 4. Dana Transfer Lainnya III. Suspen C. Keseimbangan Primer D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) % thdp PDB E. Pembiayaan I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri (neto) Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan Uraian (RAPBN) A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri b. Pajak Perdagangan Internasional 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. K/L 2. Non K/L II. Transfer ke Daerah dan Desa A Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus Papua b. Dana Otonomi Khusus Papua Barat c. Dana Otonomi Khusus Aceh 3. Dana Keistimewaaan DI Yogyakarta 4. Dana Transfer Lainnya B. Dana Desa III. Suspen C. Keseimbangan Primer D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) % thdp PDB E. Pembiayaan I. Pembiayaan Dalam Negeri II. Pembiayaan Luar Negeri (neto) Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan Uraian (APBN) 9 SKENARIO PENGANGGARAN 2015 K/L mengidentifikasi anggaran program dan kegiatan yang berbasis desa pagu indikatif RAPBN 2015 yang akan direalokasi ke dana desa; K/L menyampaikan data realokasi anggaran program dan kegiatan berbasis desa kepada Menkeu (DJA, dan DJPK) dan Meneg PPN; Berdasarkan data alokasi anggaran program dan kegiatan berbasis desa dimaksud, Menteri Keuangan menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2015; Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan kebutuhan anggaran program yang berbasis desa TA 2015 atau yang diusulkan lebih rendah dari pagu alokasi TA 2014, Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal nasional dapat menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2015 berdasarkan pagu alokasi TA 2014; 2016 dst Menkeu mengirimkan surat kepada K/L tentang permintaan usulan kebutuhan anggaran program dan kegiatan berbasis desa.; Atas dasar data kebutuhan anggaran program/kegiatan K/L yang berbasis desa, Menkeu menganggarkan alokasi cadangan Dana Desa dalam RAPBN; Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan kebutuhan anggaran program yang berbasis desa TA 2016 atau yang diusulkan lebih rendah dari pagu alokasi TA 2015, Menteri Keuangan dengan memperhatikan kapasitas fiskal nasional dapat menganggarkan Dana Desa dalam Pos Anggaran Belanja Pusat Non K/L RAPBN 2016 berdasarkan pagu alokasi Dana Desa TA 2015; Setelah terpenuhi 10% Menkeu menetapkan pagu anggaran cadangan Dana Desa sebesar 10% dari pagu anggaran Transfer ke Daerah; Dana Desa yang telah ditetapkan dalam APBN tidak mengalami perubahan walaupun terdapat perubahan APBN. 10 Setelah mendapat persetujuan DPR, anggaran Cadangan Dana Desa ditetapkan menjadi Pagu Alokasi Dana Desa sebagai bagian dari Transfer ke Daerah dan Desa.
II. PENGALOKASIAN VARIABEL BOBOT KETERANGAN Per Kab/Kota Per Desa Jumlah Penduduk 30% 30% Penghitungan alokasi per kab./kota oleh Pusat menggunakan data jumlah penduduk dan angka kemiskinan dari BPS dan data luas wilayah dari Kemendagri. Perhitungan alokasi per desa oleh Kab/kota menggunakan data jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan Desa, berupa persentase rumah tangga pemegang Kartu Perlindungan Sosial) , dari BPS Luas Wilayah 20% 20% Angka Kemiskinan 50% 50% Tingkat Kesulitan Geografis IKK IKG Data IKK per kab/kota (indeks kemahalan konstruksi) bersumber dari BPS yang digunakan dalam penghitungan DAU (data tersedia setiap tahun dan telah mencerminkan kesulitan geografis); IKG (indeks kesulitan geografis) per desa ditetapkan oleh kepala daerah, berdasarkan faktor (1)ketersediaan pelayanan dasar; (2)kondisi infrastruktur;(3) transportasi; dan (4) komunikasi desa ke kabupaten/kota. Jumlah Desa Berdasarkan Permendagri Catatan: sesuai dengan penjelasan UU No.6 Tahun 2014, pembangunan desa bertujuan untuk : 1. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa 2. meningkatkan kualitas hidup manusia serta 3. penanggulangan kemiskinan III. PENYALURAN 12 Menteri Keuangan selaku BUN akan menyalurkan Dana Desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) untuk alokasi per Kab/Kota; Mekanisme penyaluran sesuai mekanisme APBN untuk Transfer ke Daerah; Bupati/Walikota selaku BUD akan menyalurkan Dana Desa dari RKUD ke Rekening Desa untuk alokasi Per Desa. Mekanisme penyaluran sesuai mekanisme Transfer dalam APBD. URAIAN TAHAPAN PENYALURAN DD KETERANGAN TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3 Proporsi 40% 40% 20% Dasar: PMK Alokasi DD Penyaluran Dana Desa dari PUSAT KE KAB./KOTA Minggu II Bulan April Minggu II Bulan Agustus Minggu II Bulan November Persyaratan: Perda APBD/ Perkada tentang Alokasi DD dan Laporan Realisasi Penggunaan DD tahun sebelumnya Penyaluran Dana Desa dari KAB / KOTA KE DESA 7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah 7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah 7 hari kerja setelah diterima di Kas Daerah Persyaratan: APBDesa, Laporan Realisasi Penggunaan DD per semester SPM DJA DJPK RKUD PEMDA
KPPN JKT-2
Transfer/Pemindahbukuan Dana Rek Kas Negara Bank Operasional I Pengesahan DIPA SP2D Konfirmasi Transfer Transfer DAU, DAK, DBH, Dana Otsus, Dana Penyesuaian (BOS, TPG, Tamsil, DID), dan Dana Desa Mekanisme Penyaluran Dana Desa dari Pusat ke Kab/kota SPM Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Menteri Dalam Negeri menetapkan prioritas penggunaan dana (setelah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian). Contoh tahun 2015 prioritas penggunaan Dana Desa untuk : 1) Pemberdayaan masyarakat (eks. PNPM); 2) Pembangunan dan kemasyarakatan; 3) Sarana dan prasarana pertanian; dan lain sebagainya. Menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah non kementerian membuat pedoman umum kegiatan yang dapat didanai dari Dana Desa dengan mengacu pada prioritas penggunaan Dana Desa. Bupati/walikota dapat membuat pedoman teknis kegiatan yang didanai dari Dana Desa sesuai dengan pedoman umum kegiatan Dalam rangka pencapaian Prioritas Nasional dalam RKP, maka prinsip good governance dalam pengelolaan PNPM akan diadopsi dan tetap dijaga dalam penggunaan dana desa. Perlu pengaturan pedoman penggunaan dana desa. Perlu pendampingan atas pelaksanaan kegiatan/program berbasis desa. 14 IV. PENGGUNAAN
Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa kepada bupati/walikota setiap semester, dengan ketentuan: a. semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran berjalan; dan b. semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran berikutnya. Bupati/walikota menyampaikan laporan konsolidasi realisasi penyaluran dan penggunaan Dana Desa kepada Menteri dengan tembusan menteri yang menangani Desa, menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian terkait, dan gubernur paling lambat minggu keempat bulan Maret tahun anggaran berikutnya; Penyampaian laporan konsolidasi realisasi penyaluran dan penggunaan Dana Desa oleh Bupati/Walikota dilakukan setiap tahun. 15
V. PELAPORAN
16 SASARAN PEMERINTAH PUSAT PEMANTAUAN Penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKU Desa Penyampaian laporan realisasi EVALUASI Penghitungan pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota; realisasi penggunaan Dana Desa BUPATI/WALIKOTA EVALUASI SiLPA Dana Desa VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI Hasil pemantauan dan evaluasi menjadi dasar penyempurnaan kebijakan dan perbaikan pengelolaan Dana Desa. 17 VII. SANKSI
Bentuk Kabupaten / Kota Desa Penundaan Penyaluran Terlambat / tidak menyampaikan laporan. Terlambat menyampaikan Perda APBD / peraturan bupati / walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa. Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa tidak sesuai dengan ketentuan. Menunda dana perimbangan bila terdapat keterlambatan atau ketidaktepatan penyaluran Dana Desa (atas usul Kemendagri)
Terlambat / tidak menyampaikan APB Desa. Terlambat / tidak menyampaikan laporan penggunaan Dana Desa. Pengurangan Penyaluran Penggunaan tidak sesuai dengan ketentuan dan terdapat desa yang dikenakan sanksi administratif. Dikenakan sanksi administratif akibat SILPA tidak wajar : Tidak sesuai dengan prioritas penggunaan; Tidak sesuai dengan pedoman umum dan/atau pedoman teknis; penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.