Anda di halaman 1dari 13

Kediri, Mei 2014

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara


Kediri
DASAR HUKUM







Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;


Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah ;


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang
Pedoman Rekonsiliasi Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan
Lingkup Bendahara Umum Negara Dan Kementerian Negara / Lembaga
;









Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses
dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen
sumber yang sama;
Laporan Keuangan Adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berupa Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan;
Berita Acara Rekonsiliasi ( BAR ) adalah merupakan dokumen yang menyatakan
bahwa proses rekonsiliasi telah dilaksanakan dan / atau telah menunjukkan hasil
yang sama antara data Sistem Akuntansi Umum dan Sistem Akuntansi Instansi;
Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) adalah surat pemberitahuan
tentang pengenaan sanksi yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN kepada
UAKPA yang tidak melakukan rekonsiliasi sampai batas yang ditentukan;
Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi (SP3S) adalah surat
pemberitahuan tentang pencabutan sanksi yang diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa BUN kepada UAKPA yang telah melakukan rekonsiliasi sampai batas yang
ditentukan.





Definisi


Rekonsiliasi Tingkat UAKPA dan UAKPA BUN dengan
UAKBUN-D/KPPN;
Rekonsiliasi Tingkat UAPPA-W dengan UAKKBUN-Kanwil
Ditjen PBN;
Rekonsiliasi Tingkat UAKPA dan UAKPA BUN dengan
UAKBUN Pusat ; dan
Rekonsiliasi Tingkat UAPPA-E1,UAPA dan UAP BUN
dengan UAP BUN AP.
RUANG LINGKUP


Laporan Keuangan yang disusun oleh UAKPA dan UAKPA BUN wajib
dilakukan rekonsiliasi sebelum diampaikan kepada unit akuntansi
diatasnya ;
Rekonsiliasi dilakukan antara UAKPA ,UAKPA BUN dan UAKPA pengelola
keuangan BLU dengan UAKBUN/D KPPN dilakukan setiap bulan dengan
melampirkan laporan pertanggungjawaban bendahara;
Hasil Rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi ( BAR ) dan
ditandatangai olehpejabat penanggungjawab rekonsiliasi atas nama Kuasa
Pengguna Anggaran ( KPA ) dan Pejabat Seksi yang menangani Akuntansi
pada KPPN atas nama Kuasa BUN;
Bentuk dan isi BAR dibuat sesuai format sebagaiman tercantum dalam
modul Rekonsiliasi Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup
BUN dan Kementerian Negara / Lembaga;
REKONSILIASI TINGKAT UAKPA DAN UAKPA BUN
DENGAN UAKBUN-D/KPPN


Rekonsiliasi sampai dengan penandatanganan BAR dilaksanakan paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) setelah bulan bersangkutan berakhir. Dalam
hal tanggal 10 hari libur, rekonsiliasi dilaksanakan paling lambat pada
hari kerja sebelumnya;
BAR yang telah ditandatangani disampaikan oleh UAKPA dan UAKPA BUN
kepada UAPPA-W atau UAPPA-E1.
UAKPA dan UAKPA BUN yang tidak atau terlambat melakukan rekonsiliasi
dikenakan sanksi administratif.
REKONSILIASI TINGKAT UAKPA DAN UAKPA BUN
DENGAN UAKBUN-D/KPPN


Pengenaan sanksi dilaksakan oleh KPPN dengan menerbitkan Surat Pemberitahuaan
Pengenaan Sanksi (SP2S) kepada UAKPA. Pelaksanaan sanksi oleh KPPN dilaksankan
dengan mengembalikan SPM yang telah diajukan oleh UAKPA atau Satuan Kerja.
Pengenaan sanksi atau pengembalian SPM dikecualikan terhadap SPM-LS belanja
pegawai,SPM LS kepada pihak ketiga, dan SPM Pengembalian;
Pengenaan sanksi tidak membebaskan :
a. UAKPA dan UAKPA BUN untuk melakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN- D/KPPN;
b. UAPPA-W untuk melakukan rekonsilasi UAKKBUN-Kanwil Ditjen PBN;
c. UAKPA dan UAKPA BUN untuk melakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN Pusat.
Dalam hal UAKPA dan UAKPA BUN telah melaksanakan rekonsiliasi dengan
UAKBUN/D KPPN setelah dikenakan sanksi, KPPN menerbitkan Surat
Pemberitahuaan Pencabutan Pengenaan Saksi (SP3S) yang disampaikan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran. Dengan diterbitkan SP3S tersebut pemberian sanksi
dinyatakan tidak berlaku;
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014



SANKSI


Rekonsiliasi Pagu Belanja;
Rekonsiliasi Belanja;
Rekonsiliasi Pengembalian Belanja;
Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan Bukan Pajak;
Rekonsiliasi Penerimaan Pendapatan Bukan Pajak;
Rekonsiliasi Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak;
Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan Pajak;
Rekonsiliasi Penerimaan Pendapatan Pajak ( mengikuti peraturan yang
berlaku );
Rekonsiliasi Pengembalian Penerimaan Pajak;
Rekonsiliasi Mutasi Uang Persediaan.





Elemen-elemen yang direkonsiliasi


Penerbitan BAR oleh KPPN selaku UAKBUN-D diatur sebagai berikut :
Apabila data SAI dan SAU sama maka diterbitkan BAR;
Apabila data SAI dan SAU berbeda, dimana perbedaan disebabkan kesalahan data
SAU maka BAR tetap diterbitkan. Atas perbedaan tersebut dijelaskan secara
memadai di dalam BAR dan KPPN harus segera memperbaiki data SAU;
Dalam hal terjadi perbedaan yang disebabkan kesalahan data SAI atau Satker , maka
kesalahan tersebut harus dilakukan perbaikan berdasarkan Laporan Hasil
Rekonsiliasi (LHR),setelah dilakukan perbaikan maka dilakukan rekonsiliasi ulang dan
baru di terbitkan BAR;
Apabila perbedaan data tersebut disebabkan kesalahan data SAU yang diakibatkan
oleh sistem seperti setoran SSBP atau SSPB di bank persepsi bukan mitra kerja
KPPN, maka dapat diterbitkan BAR setelah KPPN melakukan konfirmasi atas setoran
dimaksud . Atas perbedaan tersebut dijelaskan secara memadai di dalam BAR;
BAR dan dokumen pendukung terkait dibuat 2(dua) rangkap, 1 (satu) rangkap
dikirim ke satker dan 1 (satu) rangkap diarsipkan.







Penerbitan Berita Acara Rekonsiliasi ( BAR )
DAFTAR PERMASALAHAN REKONSILIASI PADA MASA PILOTING SPAN
NO Uraian Permasalahan

Solusi Keterangan
1
Rekonsiliasi dengan satker gagal karena
keluar notifikasi "data tidak sama dengan
nama file/data tidak standart.
Satker harus menggunakan aplikasi SAKPA dan update referensi
terbaru versi 14.0.1 tanggal 30 Januari 2014 di website
www.perbendaharaan.go.id.

2
Setoran SSBP dan SSPB melalui Bank
Persepsi pada Laporan Hasil Rekonsiliasi
elemen rekonsiliasi PNBP dan pengembalian
belanja masih menunjukkan data tidak
sama .
Cek kode satker di hasil cetakan validasi dariBank / Pos . Pastikan
kode satker sudah sama dengan kode satker pada dokumen
sumber setoran SSPB dan SSBP . Apabila tidak sama secepatnya
dilakukan koreksi ke KPPN.
3
Estimasi pendapatan pada Laporan Hasil
Rekonsiliasi elemen estimasi pendapatan
dan BAR tercantum nilai nol atau tidak ada
transaksi sedangkan satker sudah
merekam di aplikasi SAKPA .
Masih dilakukan Update SPAN

4
Pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen
pengembalian belanja, SAI mencatat ada
transaksi sedangkan pada SiAP tidak ada
transaksi atau pada SiAP mencatat nilai
bersih pada jenis rekonsiliasi belanja
Pada SPAN terdapat 2 model pencatatan terkait pengembalian belanja
melalui potongan SPM, model tersebut Antara lain:

1. Apabila akun belanja tersebut terdapat di dua sisi pada SPM
(pengeluaran dan potongan), maka SPAN akan mencatat sebagai nilai
bersih pada jenis rekonsiliasi belanja;
2. Apabila akun belanja tersebut hanya ada di sisi potongan SPM, maka
nilai tersebut akan muncul di belanja dengan nilai minus. pada waktu
rekonsiliasi, perbedaaan ini dapat diterima dengan penjelasan.




NO Uraian Permasalahan

Solusi Keterangan
5
Terjadi selisih pada Laporan Hasil
Rekonsiliasi ketika satker melakukan
koreksi SPM, misal nya transaksi Februari
dilakukan koreksi setelah bulan Februari
Selisih ini bisa di abaikan, setelah memastikan bahwa selisih ini memang
disebabkan oleh koreksi .Hal ini disebabkan tanggal koreksi SPM di SPAN
mengacu pada tanggal sistem (sys date). Contoh ada transaksi Februari,
dilakukan koreksi pada bulan April . Maka ketika dilakukan rekonsiliasi
periode April akan muncul transaksi koreksi atas bulan Februari.
6
Cara pengisian nomor SP2D yang berasal
dari SPAN (17 digit) sedangkan pada
aplikasi SPM nomor SP2D yang disediaan
masih 7 digit.
Permasalahan ini terjadi apabila satker melakukan perekaman data
transaksi SPM pada SAKPA dengan cara mengcopy data SPM dari
Aplikasi SPM. Untuk menyiasati permasalahan tersebut, maka satker
cukup merekam 7 digit nomor SP2D di Aplikasi SPM kemudian dilakukan
perubahan nomor SP2D pada Aplikasi SAKPA.

7
Laporan Hasil rekonsiliasi elemen
peneriman pajak dan PNBP atau
pengembalian belanja menunjukkan
perbedaan antara SAI dan SiAP pada SAI
tercatat transaksi sedangkan pada SPAN
berbeda.
Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ditemukan
perbedaa :

a) Apabila setoran dilakukan di bank bukan mitra persepsi KPPN yang
menggunakan SPAN, maka perbedaan tersebut harus dibuktikan dengan
bukti setor yang Sudah dikonfirmasi .

-b) Apabila setoran tersebut dilakukan di bank mitra persepsi KPPN maka
harus dilakukan pengecekan. Untuk melacak perbedaan tersebut caranya
cek kode satker pada cetakan validasi atas setoran dari Bank/Pos. Apabila
ternyata kode satker berisi ZZZ034 atau tidak sesuai dengan kode satker
pada dokumen sumber SSBP dan SSPB maka secepatnya lakukan koreksi
ke KPPN.

8
Terdapat selisih tanggal dokumen DIPA
pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen
rekonsiliasi Pagu Belanja.
Saat satker mengisikan tanggal dokumen DIPA di SAKPA menggunakan
tanggal SP DIPA (misalkan : 05-12-2013) dan tanggal buku 01-01-2014.
Tanggal dokumen DIPA pada SPAN terisi berdasarkan tanggal
createaccounting yang dilakukan DJA ke SPAN (misalkan : 17-01-2014),
sehingga ketika dilakukan rekonsiliasi terdapat selisih/perbedaan tanggal
dokumen. Perbedaan tanggal dokumen DIPA di SAKPA dan SPAN ini
dapat diabaikan
NO Uraian Permasalahan

Solusi Keterangan
9
Terdapat Perbedaan Laporan Hasil
Rekonsiliasi elemen pagu Belanja yang
disebabkan Revisi POK . tidak mengupdate
data SPAN
Pada BAR Diberikan catatan bahwa perbedaa n rekonsiliasi pagu belanja
karena revisi POK.
10
SP2D yang sudah di void( SP2D yang
dibatalkan dan diterbitatkan SP2d baru )
sehinga sering terjadi perbedaan
rekonsiliasi misalkan SP2D bulan Februari
dibatalkan dan diterbitkan SP2D baru bulan
Maret.
Apabila terjadi Void SP2D maka tanggal dan nomor SP2D yang digunakan
adalah SP2D yang terkhir .
11
Terdapatn perbedaan tanggal dan bulan
dokumen DIPA pada Laporan Hasil
Rekonsiliasi elemen rekonsiliasi pagu
belanja misalkan SP DIPA revisi satker
tanggal 27-02-2014 dan tanggal
createaccounting DIPA dari DJA ke SPAN
adalah tanggal 03-03-2014, maka
perbedaan ini akan muncul saat melakukan
rekonsiliasi periode Februari dan Maret
(satker sudah mencatat revisi pada bulan
Februari sedangkan SPAN baru mencatat
revisi di bulan Maret).
Perbedaan tanggal dan bulan dokumen DIPA yang terjadi dapat di
abaikan dengan catatan BAR bulan Februari dan Maret diberi tambahan
catatan atas selisih tanggal dan bulan dokumen DIPA yang terjadi.


Terima Kasih

Mohon Masukan, Kritik, dan Saran-Saran



KPPN KEDIRI

Anda mungkin juga menyukai