Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah ;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara Dan Kementerian Negara / Lembaga ;
Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama; Laporan Keuangan Adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan; Berita Acara Rekonsiliasi ( BAR ) adalah merupakan dokumen yang menyatakan bahwa proses rekonsiliasi telah dilaksanakan dan / atau telah menunjukkan hasil yang sama antara data Sistem Akuntansi Umum dan Sistem Akuntansi Instansi; Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) adalah surat pemberitahuan tentang pengenaan sanksi yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN kepada UAKPA yang tidak melakukan rekonsiliasi sampai batas yang ditentukan; Surat Pemberitahuan Pencabutan Pengenaan Sanksi (SP3S) adalah surat pemberitahuan tentang pencabutan sanksi yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN kepada UAKPA yang telah melakukan rekonsiliasi sampai batas yang ditentukan.
Definisi
Rekonsiliasi Tingkat UAKPA dan UAKPA BUN dengan UAKBUN-D/KPPN; Rekonsiliasi Tingkat UAPPA-W dengan UAKKBUN-Kanwil Ditjen PBN; Rekonsiliasi Tingkat UAKPA dan UAKPA BUN dengan UAKBUN Pusat ; dan Rekonsiliasi Tingkat UAPPA-E1,UAPA dan UAP BUN dengan UAP BUN AP. RUANG LINGKUP
Laporan Keuangan yang disusun oleh UAKPA dan UAKPA BUN wajib dilakukan rekonsiliasi sebelum diampaikan kepada unit akuntansi diatasnya ; Rekonsiliasi dilakukan antara UAKPA ,UAKPA BUN dan UAKPA pengelola keuangan BLU dengan UAKBUN/D KPPN dilakukan setiap bulan dengan melampirkan laporan pertanggungjawaban bendahara; Hasil Rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi ( BAR ) dan ditandatangai olehpejabat penanggungjawab rekonsiliasi atas nama Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ) dan Pejabat Seksi yang menangani Akuntansi pada KPPN atas nama Kuasa BUN; Bentuk dan isi BAR dibuat sesuai format sebagaiman tercantum dalam modul Rekonsiliasi Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup BUN dan Kementerian Negara / Lembaga; REKONSILIASI TINGKAT UAKPA DAN UAKPA BUN DENGAN UAKBUN-D/KPPN
Rekonsiliasi sampai dengan penandatanganan BAR dilaksanakan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setelah bulan bersangkutan berakhir. Dalam hal tanggal 10 hari libur, rekonsiliasi dilaksanakan paling lambat pada hari kerja sebelumnya; BAR yang telah ditandatangani disampaikan oleh UAKPA dan UAKPA BUN kepada UAPPA-W atau UAPPA-E1. UAKPA dan UAKPA BUN yang tidak atau terlambat melakukan rekonsiliasi dikenakan sanksi administratif. REKONSILIASI TINGKAT UAKPA DAN UAKPA BUN DENGAN UAKBUN-D/KPPN
Pengenaan sanksi dilaksakan oleh KPPN dengan menerbitkan Surat Pemberitahuaan Pengenaan Sanksi (SP2S) kepada UAKPA. Pelaksanaan sanksi oleh KPPN dilaksankan dengan mengembalikan SPM yang telah diajukan oleh UAKPA atau Satuan Kerja. Pengenaan sanksi atau pengembalian SPM dikecualikan terhadap SPM-LS belanja pegawai,SPM LS kepada pihak ketiga, dan SPM Pengembalian; Pengenaan sanksi tidak membebaskan : a. UAKPA dan UAKPA BUN untuk melakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN- D/KPPN; b. UAPPA-W untuk melakukan rekonsilasi UAKKBUN-Kanwil Ditjen PBN; c. UAKPA dan UAKPA BUN untuk melakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN Pusat. Dalam hal UAKPA dan UAKPA BUN telah melaksanakan rekonsiliasi dengan UAKBUN/D KPPN setelah dikenakan sanksi, KPPN menerbitkan Surat Pemberitahuaan Pencabutan Pengenaan Saksi (SP3S) yang disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran. Dengan diterbitkan SP3S tersebut pemberian sanksi dinyatakan tidak berlaku; Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014
SANKSI
Rekonsiliasi Pagu Belanja; Rekonsiliasi Belanja; Rekonsiliasi Pengembalian Belanja; Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan Bukan Pajak; Rekonsiliasi Penerimaan Pendapatan Bukan Pajak; Rekonsiliasi Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak; Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan Pajak; Rekonsiliasi Penerimaan Pendapatan Pajak ( mengikuti peraturan yang berlaku ); Rekonsiliasi Pengembalian Penerimaan Pajak; Rekonsiliasi Mutasi Uang Persediaan.
Elemen-elemen yang direkonsiliasi
Penerbitan BAR oleh KPPN selaku UAKBUN-D diatur sebagai berikut : Apabila data SAI dan SAU sama maka diterbitkan BAR; Apabila data SAI dan SAU berbeda, dimana perbedaan disebabkan kesalahan data SAU maka BAR tetap diterbitkan. Atas perbedaan tersebut dijelaskan secara memadai di dalam BAR dan KPPN harus segera memperbaiki data SAU; Dalam hal terjadi perbedaan yang disebabkan kesalahan data SAI atau Satker , maka kesalahan tersebut harus dilakukan perbaikan berdasarkan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR),setelah dilakukan perbaikan maka dilakukan rekonsiliasi ulang dan baru di terbitkan BAR; Apabila perbedaan data tersebut disebabkan kesalahan data SAU yang diakibatkan oleh sistem seperti setoran SSBP atau SSPB di bank persepsi bukan mitra kerja KPPN, maka dapat diterbitkan BAR setelah KPPN melakukan konfirmasi atas setoran dimaksud . Atas perbedaan tersebut dijelaskan secara memadai di dalam BAR; BAR dan dokumen pendukung terkait dibuat 2(dua) rangkap, 1 (satu) rangkap dikirim ke satker dan 1 (satu) rangkap diarsipkan.
Penerbitan Berita Acara Rekonsiliasi ( BAR ) DAFTAR PERMASALAHAN REKONSILIASI PADA MASA PILOTING SPAN NO Uraian Permasalahan
Solusi Keterangan 1 Rekonsiliasi dengan satker gagal karena keluar notifikasi "data tidak sama dengan nama file/data tidak standart. Satker harus menggunakan aplikasi SAKPA dan update referensi terbaru versi 14.0.1 tanggal 30 Januari 2014 di website www.perbendaharaan.go.id.
2 Setoran SSBP dan SSPB melalui Bank Persepsi pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen rekonsiliasi PNBP dan pengembalian belanja masih menunjukkan data tidak sama . Cek kode satker di hasil cetakan validasi dariBank / Pos . Pastikan kode satker sudah sama dengan kode satker pada dokumen sumber setoran SSPB dan SSBP . Apabila tidak sama secepatnya dilakukan koreksi ke KPPN. 3 Estimasi pendapatan pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen estimasi pendapatan dan BAR tercantum nilai nol atau tidak ada transaksi sedangkan satker sudah merekam di aplikasi SAKPA . Masih dilakukan Update SPAN
4 Pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen pengembalian belanja, SAI mencatat ada transaksi sedangkan pada SiAP tidak ada transaksi atau pada SiAP mencatat nilai bersih pada jenis rekonsiliasi belanja Pada SPAN terdapat 2 model pencatatan terkait pengembalian belanja melalui potongan SPM, model tersebut Antara lain:
1. Apabila akun belanja tersebut terdapat di dua sisi pada SPM (pengeluaran dan potongan), maka SPAN akan mencatat sebagai nilai bersih pada jenis rekonsiliasi belanja; 2. Apabila akun belanja tersebut hanya ada di sisi potongan SPM, maka nilai tersebut akan muncul di belanja dengan nilai minus. pada waktu rekonsiliasi, perbedaaan ini dapat diterima dengan penjelasan.
NO Uraian Permasalahan
Solusi Keterangan 5 Terjadi selisih pada Laporan Hasil Rekonsiliasi ketika satker melakukan koreksi SPM, misal nya transaksi Februari dilakukan koreksi setelah bulan Februari Selisih ini bisa di abaikan, setelah memastikan bahwa selisih ini memang disebabkan oleh koreksi .Hal ini disebabkan tanggal koreksi SPM di SPAN mengacu pada tanggal sistem (sys date). Contoh ada transaksi Februari, dilakukan koreksi pada bulan April . Maka ketika dilakukan rekonsiliasi periode April akan muncul transaksi koreksi atas bulan Februari. 6 Cara pengisian nomor SP2D yang berasal dari SPAN (17 digit) sedangkan pada aplikasi SPM nomor SP2D yang disediaan masih 7 digit. Permasalahan ini terjadi apabila satker melakukan perekaman data transaksi SPM pada SAKPA dengan cara mengcopy data SPM dari Aplikasi SPM. Untuk menyiasati permasalahan tersebut, maka satker cukup merekam 7 digit nomor SP2D di Aplikasi SPM kemudian dilakukan perubahan nomor SP2D pada Aplikasi SAKPA.
7 Laporan Hasil rekonsiliasi elemen peneriman pajak dan PNBP atau pengembalian belanja menunjukkan perbedaan antara SAI dan SiAP pada SAI tercatat transaksi sedangkan pada SPAN berbeda. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ditemukan perbedaa :
a) Apabila setoran dilakukan di bank bukan mitra persepsi KPPN yang menggunakan SPAN, maka perbedaan tersebut harus dibuktikan dengan bukti setor yang Sudah dikonfirmasi .
-b) Apabila setoran tersebut dilakukan di bank mitra persepsi KPPN maka harus dilakukan pengecekan. Untuk melacak perbedaan tersebut caranya cek kode satker pada cetakan validasi atas setoran dari Bank/Pos. Apabila ternyata kode satker berisi ZZZ034 atau tidak sesuai dengan kode satker pada dokumen sumber SSBP dan SSPB maka secepatnya lakukan koreksi ke KPPN.
8 Terdapat selisih tanggal dokumen DIPA pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen rekonsiliasi Pagu Belanja. Saat satker mengisikan tanggal dokumen DIPA di SAKPA menggunakan tanggal SP DIPA (misalkan : 05-12-2013) dan tanggal buku 01-01-2014. Tanggal dokumen DIPA pada SPAN terisi berdasarkan tanggal createaccounting yang dilakukan DJA ke SPAN (misalkan : 17-01-2014), sehingga ketika dilakukan rekonsiliasi terdapat selisih/perbedaan tanggal dokumen. Perbedaan tanggal dokumen DIPA di SAKPA dan SPAN ini dapat diabaikan NO Uraian Permasalahan
Solusi Keterangan 9 Terdapat Perbedaan Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen pagu Belanja yang disebabkan Revisi POK . tidak mengupdate data SPAN Pada BAR Diberikan catatan bahwa perbedaa n rekonsiliasi pagu belanja karena revisi POK. 10 SP2D yang sudah di void( SP2D yang dibatalkan dan diterbitatkan SP2d baru ) sehinga sering terjadi perbedaan rekonsiliasi misalkan SP2D bulan Februari dibatalkan dan diterbitkan SP2D baru bulan Maret. Apabila terjadi Void SP2D maka tanggal dan nomor SP2D yang digunakan adalah SP2D yang terkhir . 11 Terdapatn perbedaan tanggal dan bulan dokumen DIPA pada Laporan Hasil Rekonsiliasi elemen rekonsiliasi pagu belanja misalkan SP DIPA revisi satker tanggal 27-02-2014 dan tanggal createaccounting DIPA dari DJA ke SPAN adalah tanggal 03-03-2014, maka perbedaan ini akan muncul saat melakukan rekonsiliasi periode Februari dan Maret (satker sudah mencatat revisi pada bulan Februari sedangkan SPAN baru mencatat revisi di bulan Maret). Perbedaan tanggal dan bulan dokumen DIPA yang terjadi dapat di abaikan dengan catatan BAR bulan Februari dan Maret diberi tambahan catatan atas selisih tanggal dan bulan dokumen DIPA yang terjadi.