Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Bijih merupakan sejenis batuan yang mengandung mineral baik logam maupun non-logam
yang sangat penting. Besi merupakan logam yang paling banyak dijumpai di alam. Kebanyakan
besi ditemukan dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi yang disebut bijih besi. Besi adalah
logam yang dihasilkan dari bijih besi yang telah diekstrak. Bijih besi jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, biasanya bijih besi ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya.
Besi merupakan bahan galian yang paling banyak dan beragam kegunaannya karena
disebabkan oleh kelimpahan besi di kerak bumi sangat besar dan juga pengolahannnya relative
murah dan memerlukan biaya yang cukup murah. Selain itu juga besi mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan (mempunyai banyak manfaat) dan dapat dengan mudah dimodifikasi.Inti bumi
dengan radius 2.150 mil, terdiri dari besi dengan 10 persen hidrogen teroklusi.Besi merupakan
unsur keempat yang berlimpah ditemukan di kerak bumi.
Bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang
pantai dan muara aliran sungai. Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini.
Karakter dari endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali
ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan
logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite, Limonite dan Siderite.
Kadang kala dapat berupa mineral: Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite. Besi bersifat
keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan untuk menghasilkan alloy lainnya,
termasuk baja seperti yang dikatakan sebelumnya. Besi tempa yang mengandung kurang dari
0.1% karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah bercampur dan biasanya memiliki
struktur berserat.
















BAB II
METODE EKSPLORASI TAMBANG BESI


2.1. Latara Belakang

Pengertian pada Eksplorasi adalah Merupakan penyelidikan awal di bidang
pertambangan yang bertujuan mengetahui potensi bahan galian di lokasi penelitian yang
menghasilkan karakteristik bahan tambang serta sebaran mineral tersebut.



Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilakukan melalui
empat tahap sebagai berikut:
1) Survei tinjau, tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi
bagi keterdapatan mineral pada skala regional.
2) Prospeksi, tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung
endapan mineral yang potensial.
3) Eksplorasi umum, tahap eksplorasi yang rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan
yang teridentifikasi.
4) Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3 dimensi
terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohhan singkapan, paritan, dan
lubang bor, shafts dan terowongan.







Penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh
berbagai pihak, sehingga diperlukan penyusunan pedoman teknis eksplorasi bijih besi.Pedoman
dimaksudkan sebagai bahan acuan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan
umum dan eksplorasi bijih besi primer, agar ada kesamaan dalam melakukan kegiatan tersebut
diatas sampai pelaporan.Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan
eksplorasi sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan.
Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh.
Penyediaan peralatan antara lain peta topografi, peta geologi, alat pemboran inti, alat ukur
topografi, palu dan kompas geologi, loupe, magnetic pen, GPS, pita ukur, alat gali,
magnetometer,kappameter dan peralatan geofisika.
Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi meliputi
pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan
pemboran inti.Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah analisis
laboratorium dan pengolahan data. Analisis laboratorium meliputi analisis kimia dan
fisika.Unsur yang dianalisis kimia antara lain: Fe total, Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P, SiO2, MgO,
CaO,K2O, Al2O3, LOI. Analisis fisika yang dilakukan antara lain: mineragrafi, petrografi, berat
jenis (BD). Sedangkan pengolahan data adalah interpretasi hasil dari penyelidikan lapangan dan
analisis laboratorium.

METODE METODE DALAM SURVEI GEOFISIKA

Pemilihan Metode, metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :
1. Cara tidak langsung :
Geofisika , Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat-sifat dari
endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan.
Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlukan untuk
mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan,
Mengingat tidak semua endapan atau vein dan lainnya mempunyai singkapan di
permukaan, maka cara penyelidikan geofisika (prospeksi tak langsung)
menjadi sangat penting.Cara penyelidikan Geofisika terdiri atas :
1. Cara Magnetik.
2. Cara Listrik.
3. Cara Gravitasi.
4. Cara Seismik.
5. Cara Radioaktif.

Geokimia , Eksplorasi geokimia ini dilakukan melalui pengukuran yang sistematik
terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream
sediments,vegetasi, air, atau gas. Tujuannya adalah untuk mencari anomali geokimia
berupa konsentrasi unsur-unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya atau
blackground geokimia. Anomali-anomali ini dihasilkan dari mobilitas dan dispersi
unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zone mineralisasi.
Dispersi geokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
- Dispersi primer, yang berhubungan dengan fenomena konsentrasi mineral sepereti
pada alterasi hidrotermal.
- Dispersi sekunder, yang dihubungkan dengan fenomena pelapukan dan
geomorfologi
2. Cara langsung :
Pemetaan langsung dan
Pemboran.
3. Gabungan cara langsung dan tak langsung


Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang berlimpah.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai generasi penerus bangsa
harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk kesejahteraan
bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut memang menjadi kendala bagi
kita untukmelakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa
perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam
perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan
menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain
metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik.
1. Metode Gravitasi ( gaya berat )
Metode ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan bumi berdasarkan perbedaan
rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling ( r = gram/cm3 ). Metode ini adalah metode geofisika
yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari
kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam massa batuan,
shaft terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan
penampang. Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Pada saat ini,di pasaran telah dapat diperoleh alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), sehingga kita tidak akan kesulitan untuk manganalisa
anomali yang berukuran kecil. Hanya saja dalam metode pengukuran data, tetap harus dilakukan
dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun dari udara. Dalam metode ini yang
dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan
sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik
observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi
jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan
lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu
material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui.
Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah
eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.

2. Metode Magnetik
Metode dilakukan dengan berdasarkan pada hasil pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan
oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah di
sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral
ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan
mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal
karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati
temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai
potensi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit metoda
gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan
panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin diselidiki. Di pasaran
banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang tinggi seperti potongan proton
magmetometer dan lainnya.
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi
yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi
yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan
magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah
permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode
magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama
berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun
demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang
mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi,
sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan
magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki
variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui
darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi,
panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda
arkeologi.

3. Metode Seismik
Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber daya alam
dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Eksplorasi seismik
atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan
minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat
kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Dalam metoda seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik ( ledakan, vibroseis
dll ). Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium ( tanah/batuan )
yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun
pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian pada jarak tertentu, gerakan partikel
tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah (batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi. Ada beberapa
anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang digunakan untuk medium di bawah pemukaan bumi :
Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan
kecepatan berbeda.
Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.

b. Anggapan yang dipakai untuk medium penjalaran gelombang seismik adalah :
Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap lapisan bumi
akan terditeksi.
Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius dan prinsip
Huygens.
Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan di
bawahnya.
Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian airtanah ( ground
water ),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar ( characterization bedrock surface ),
pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik.
4. Metode Geolistrik ( resistivas )
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan
bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus
dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi.
Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus telluric,
magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain.
Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan jenis
ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus.Kemudian beda potensial yang
terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk
setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-
masing lapisan di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk
eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet
atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi lebih
banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar,
pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi)
elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
a. Metode Schumberger
b. Metode Wenner
c. Metode Dipole dipole


5. Metode Elektromagnetik
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode elektromagnetik.
Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda konduktif. Perubahan
komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur
bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti
dengan membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini
disebut teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang
praktis dan daerah observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah
teknik pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber
yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik
seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk
kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah
pengamatan yang luas.

6. Metode GPR ( Ground Penetrating Radar )
Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo yang berarti
bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah alat pelacak bumi
menggunakan gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi dangkal (nearsurface) dengan
ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga mampu mendeteksi benda sasaran bawah permukaan
hingga benda yang berdimensi beberapa sentimeter sekali pun.
GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang elektromagnetik.
Karena itu, GPR tergolong metode geofisika tidak merusak (nondestructive). Kelebihan lain GPR adalah
biaya operasionalnya yang rendah, prosedur pengerjaan mudah, dan ketelitian sangat tinggi (resolusi
tinggi). Kelemahannya, penetrasinya tidak terlalu dalam atau daya tembus metode ini hanya sampai
puluhan meter ( 100 meter).
Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau harta karun). Dengan catatan:
tempat itu benar-benar diyakini atau barang tambang yang tempatnya tidak terlalu dalam. Karena
panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum benda yang dapat terdeteksi. Makin tinggi
frekuensi makin kecil panjang gelombang, sehingga makin kecil ukuran benda yang dapat terdeteksi
(makin tinggi pula ketelitiannya). Hasil pencitraan GPR bisa memunculkan informasi semacam ketebalan
permukaan aspal jalan, jalur pipa bawah tanah untuk mencari bedrock yang pas guna pondasi bangunan
hingga mencari mayat hilang dan fosil arkeologis. Seperti dijelaskan di awal, radar memancarkan
semacam gelombang elektromagnet yang kemudian ditangkap balik oleh sensor alat. Spektrum
frekuensi yang digunakan disesuaikan kebutuhan pengukurannya. Gelombang yang dipancarkan adalah
gelombang pendek (mikro) agar bisa terpenetrasi ke bawah permukaan bumi. Respons data yang
diterima, diolah berdasarkan hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan (gelombang). Tentu saja banyak
hal yang mempengaruhi penjalaran (propagasi) gelombang.
Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram, sehingga sangat leluasa bergerak.
Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu berfungsi sebagai transmiter, yaitu bertugas memancarkan
gelombang radar. Lainnya sebagai receiver, bertugas menerima gelombang radar yang dipantulkan
bahan di sekelilingnya kemudian diolah grafiknya ke dalam komputer. Pada prinsipnya, metode
georadar dengan metode seismik sama yaitu membangkitkan gelombang buatan ke dalam bumi.
Perbedaannya hanya pada jenis gelombang yang digunakan.







Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya: pemetaan geologi, parit uji, dan sumur uji. Pemetaan adalah pengamatan dan
pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Pengamatan yang
dilakukan meliputi: jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan,sedangkan
pengambilan contoh berupa batuan terpilih.
Penyelidikan Geofisika adalah penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk
dapat mengetahui struktur bawah permukaan, geometri cebakan mineral, serta sebarannya secara
horizontal maupun secara vertikal yang mendukung penafsiran geologi dan geokimia secara
langsung maupun tidak langsung.Pemboran inti dilakukan setelah penyelidikan geologi dan
penyelidikan geofisika. Penentuan jumlah cadangan (sumberdaya) mineral yang mempunyai
nilai ekonomis adalah suatu hal pertama kali yang perlu dikaji, dihitung sesuai standar
perhitungan cadangan yang berlaku, karena akan berpengaruh terhadap optimasi rencana usaha
tambang, umur tambang dan hasil yang akan diperoleh.
Dalam hal penentuan cadangan, langkah yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Memadai atau tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi.
2) Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan korelasi seluruh data eksplorasi
seperti pemboran, analisis contoh, dll.
3) Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti Cut of Grade, Stripping Ratio, kedalaman
maksimum penambangan, ketebalan minimum dan sebagainya bertujuan untuk mengetahui
kondisi geologi dan sebaran bijih besi bawah permukaan.
4) Tata cara eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi mulai dari
kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan
yang dilakukan untuk mengetahui potensi pasir besi.
5) Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan seperti:
a) Studi Literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan pengolahan data
serta laporan kegiatan sebelumnya.
b) Studi Penginderaan Jarak Jauh dengan jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini
meliputi: data Citra Landsat MSS TM/Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara.
Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi gejalagejala geologi yang
berguna sebagai acuan dalam eksplorasi pasir besi.
c) Studi Geofisika dengan Eksplorasi Bijih Besi (Iron Ore) Menggunakan Metode Magnetik

Eksplorasi Geofisika
Ekplorasi merupakan penyelidikan awal di bidang pertambangan yang bertujuan untuk
mengetahui potensi mineral atau bahan galian di suatu wilayah penelitian. Hasil sebuah ekplorasi
biasanya berupa karakteristik bahan tambang, sebaran mineral, atau jumlah cadangan mineral. Di
dalam eksplorasi geofisika biasanya digunakan beberapa metode seperti metode geolistrik
(geoelectric), metode magnetik, metode gravitasi dan seismik. Masing-masing metode
diterapkan sesuai dengan objek bahan galian yang akan diselidiki. Misalnya, metode geolistrik
sangat cocok untuk mengetahui potensi air tanah (ground water). Metode ini juga dapat
diterapkan untuk eksplorasi mineral seperti bijih besi dan mangan. Namun, akurasinya rendah
dikarenakan nilai resistivitas skala laboratorium untuk beberapa jenis mineral berbeda dengan
skala lapangan. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh struktur batuan.Contoh lainnya adalah metode
magnetik, cocok digunakan untuk eksplorasi mineral magnetis seperti bijih besi seperti magnetit
dan hematit. Metode ini didasarkan pada nilai anomaly medan magnet bumi di suatu kawasan
survei. Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi memiliki sifat seperti magnet (dwi kutub) yaitu
kutub utara dan selatan.Dalam makalah ini akan diulas secara singkat mengenai eksplorasi
mineral dengan metode magnetik atau biasa juga disebut sebagai metode geomagnetik. Untuk
memahami metode geomagnetik, ada baiknya diulas secara ringkas beberapa teori dasar tentang
kemagnetan dan beberapa kajian yang berkaitan dengannya.

Kegiatan Pekerjaan Lapangan
1) Pemetaan Geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan batas pasir pantai dengan
litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh gambaran sebaran endapan pasir besi.
2) Pengukuran Topografi dilakukan untuk menggambarkan morfologi pantai dan perencanaan
penempatan titik-titik lokasi pemboran dan sumur uji serta lintasan geofisika.
Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran topografi adalah sebagai berikut:
a) Penentuan koordinat titik awal pengukuran pada punggungan sand dune.
b) Pembuatan garis sumbu utama (base line, dan
c) Pengukuran siku-siku untuk garis lintang (cross line).
Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan garis-garis lintang yang
merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya dibuat tegak lurus terhadap sumbu utama
dengan interval jarak tertentu.Geofisika (Geomagnetik) metode geofisika yang digunakan dalam
studi ini adalah metode geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun
jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mencari sebaran anomaly
magnetik daerah pantai yang dieksplorasi.Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil contoh-
contoh pasir besi pantai baik yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada dibawahnya.
Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan bor dangkal baik yang bersifat
manual (Doormer) maupun bersifat semi mekanis.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Penentuan lokasi titik bor,
2) Setting alat bor,
3) Pembuatan lubang awal dilakukan dengan menggunakan mata bor jenis Ivan sampai batas
permukaan air tanah,
4) Setelah menembus lapisan air tanah, pemboran dilakukan dengan menggunakan casing yang
didalamnya dipasang bailer,
5) Pemboran dihentikan sampai batas batuan dasar.
Pengambilan contoh pasir besi yang terletak di atas permukaan air tanah diambil dengan
sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter 2,5 inchi, sedangkan contoh pasir yang berada
di bawah permukaan air tanah dan bawah permukaan air laut diambil dengan bailer yang
dilengkapi ball valve. Contoh-contoh diambil untuk setiap kedalaman 1,5 meter atau setiap satu
meter dan dibedakan antara contoh dari horizon A, contoh horizon B dan contoh dari horizon
C.Pola pemboran dan interval titik bor yang digunakan pada pekerjaan ini disesuikan dengan
tahapan survei, sebagai contoh pada tahapan eksplorasi rinci digunakan pola pemboran dengan
interval 100 m x 20 m.Pembuatan Sumur Uji, pada umumnya dilakukan pada pasir besi undak
tua yang telah mengalami kompaksi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengambil contoh-contoh
pasir besi pantai sampai pada kedalaman tertentu sampai mencapai permukaan air dan untuk
mengetahui profil/penampang tegak perlapisan pasir besi.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Penentuan lokasi sumur uji.
2) Penggalian dengan luas bukaan sumur 1m x 1m atau 1,5m x 1,5m.
3) Bila terjadi runtuhan maka dibuat penyangga.
4) Pembuatan sumur dihentikan apabila telah mencapai permukaan air atau telah mencapai
batuan dasar.
5) Pengambilan contoh pasir besi dari sumur uji diambil dengan interval setiap satu meter
menggunakan metode channel sampling, dengan ukuran 5 cm x 10 cm.
6) Preparasi Contoh, proses preparasi di lapangan untuk contoh bor dan sumur uji dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu: increment atau Riffle splitter. Contoh yang diambil harus
homogen dari setiap interval kedalaman. Dengan pengambilan yang cukup representatif akan
menjamin ketelitian dalam analisa kimia, perhitungan sumber daya atau cadangan dari endapan
pasir besi pantai.Pengambilan contoh-contoh tersebut didasari oleh prosedur baku dalam
eksplorasi endapan pasir besi pantai.Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan
metode increment mengacu pada Japan Industrial Standard (J.I.S), yaitu:
1) Contoh pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu wadah dan diaduk hingga
homogen.
2) Contoh tersebut di atas dimasukkan dalam kotak increment, diratakan dan dibagi dalam garis
kotak- kotak.
3) Contoh direduksi dengan menggunakan sendok increment dari kotak increment, dari tiap-tiap
kotak ditampung dalam kantong contoh.
4) Contoh hasil reduksi kemudian dikeringkan.
5) Contoh yang sudah dikeringkan dari tiap tiap interval dibagi menjadi 3 bagian. Satu bagian
untuk contoh individu, satu bagian untuk contoh komposit dan satubagian untuk duplikat.
6) Satu bagian contoh dari tiap interval digabungkan dengan interval lainnya menjadi contoh
komposit.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metode riffle splitter, yaitu:
1) Contoh pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu wadah dan diaduk hingga
homogen, kemudian dikeringkan.
2) Contoh yang telah kering direduksi dengan riffle splitter hingga mendapatkan berat yang
diinginkan (+ 3 kg).

3) Contoh yang sudah mengalami splitting dari tiap tiap interval dibagi menjadi 3 bagian. Satu
bagian untuk contoh individu, satu bagian untuk contoh komposit dan satu bagian untuk
duplikat.
4) Satu bagian contoh dari tiap interval digabungkan dengan interval lainnya menjadi contoh
komposit.Penentuan Persentase Kemagnetan (MD), diawali dengan pemisahan mineral magnetik
dengan non-magnetik, sebagai berikut:
1) Hasil preparasi contoh dilapangan sebanyak 1 kg, direduksi hingga + 100 gr menggunakan
splitter (contoh hasil reduksi).
2) Contoh hasil reduksi ditaburkan dalam suatu tempat secara merata.
3) Pemisahan dilakukan dengan menggerak-kan magnet batang 300 gauss berulangulang
minimal 7 kali di atas selembar kaca setebal 2 mm yang dibawahnya tertabur contoh pasir untuk
mendapatkan contoh konsentrat yang cukup bersih. Jarak antara magnet batang dengan lapisan
pasir harus dibuat tetap untuk menghindari perbedaan kuat medan magnet.
4) Konsentrat yang diperoleh dari pemisahan magnet, ditimbang dalam satuan gram.Dengan
membandingkan berat konsentrat dan berat contoh hasil reduksi, maka didapat harga persentase
magnetik dengan rumus:
=
100%
5) Penentuan Berat Jenis insitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Penghitungan volume contoh dari bor berdasarkan perhitungan volume bagian dalam dari
casing dengan rumus:
V= x r2 x t, dengan V = Volume contoh
= Konstanta (3,14)
r = jari-jari bagian dalam casing
t = ketinggian contoh dalam casing
b) Penentuan berat dengan cara menimbang setiap interval contoh
Kegiatan Setelah Pekerjaan Lapangan
Analisa Laboratorium dilakukan setelah contoh-contoh telah dikumpulkan (Gambar 6).Pekerjaan
analisa laboratorium meliputi analisa kimia dan fisika. Analisa kimia dilakukan terhadap contoh
individu untuk mengetahui kandungan unsur dalam konsentrat, antara lain: Fetotal (FeO dan
Fe2O3, Fe3O4) dan Titan. Analisa kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain
AAS, volumetrik, XRF dan ICP.

Analisa fisika yang dilakukan antara lain analisa mineral butir, analisa ayak, analisa sifat
magnetik dan berat jenis. Analisa mineral butir dilakukan untuk mengetahui jenis dan persen
berat mineral baik untuk fraksi magnetik maupun nonmagnetik contoh yang dianalisa mineral
butir berasal dari contoh komposit, yang mewakili wilayah/blok pemboran. Analisa ayak
dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butiran pasir besi yang dominan. Analisa ayak dilakukan
terhadap contoh pilihan berasal dari bagian-bagian blok interval dalam bentuk contoh komposit
berat 500 gram yang dibagi menjadi 6 fraksi, yakni:
1) butiran yang lebih besar + 2 mm atau + 10 mesh,
2) butiran antara 2 + 1mm atau 10 + 18 mesh,
3) butiran antara 1 + mm atau 18 + 35 mesh,
4) butiran antara 1/2 + mm atau 35 + 72 mesh,
5) butiran antara 1/4 + 1/8 atau 72 + 150 mesh, dan
6) butiran yang lebih kecil dari 1/8 mm.
Masing-masing fraksi jumlahnya dinyatakan dalam persen berat yang dapat digambarkan
dalam bentuk diagram balok sehingga sebaran fraksi pasir besi yang dominan dapat diketahui.
Analisa berat jenis dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis pasir besi.Analisa dilakukan
dengan cara contoh asli (crude sand) seberat 100 gram dimasukkan ke dalam air yang diketahui
volumenya di dalam gelas ukur. Untuk memudahkan perhitungan ditetapkan volume 200 cc,
apabila kenaikan air menjadi A cc, maka volume pasir yang dimasukkan = A 200 cc. Jadi berat
jenis = 100 / (A-200) gram /cc. Pengolahan Data dari hasil pengamatan dan analisa laboratorium
diolah dan ditafsirkan secara seksama untuk memberikan gambaran tentang kondisi geologi
daerah penelitian yang berkembang dari aspek genetik, posisi, hubungan serta distribusinya. Data
hasil analisa MD dan pemboran dibuat profil penyebaran endapan pasir besi terhadap sumbu
panjang (sejajar pantai) dan sumbu pendek (tegak lurus pantai) dan isograde. Lokasi-lokasi
pengambilan contoh diplot dalam peta topografi hasil pengukuran (Peta Lokasi Pengambilan
Contoh dan Peta Isograde). Peta-peta yang dihasilkan bertujuan untuk keperluan penambangan,
misalnya: peta isograde dan peta topografi serta penampang tegak sebaran bijih besi ke arah
kedalaman baik sejajar garis pantai maupun yang memotong tegak lurus garis pantai. Bentuk
bentuk gumuk pasir baik yang front maupun back dunes dipetakan secara rinci. Perhitungan
sumber daya secara manual dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

1) Metode daerah pengaruh dengan rumus :
C = (L x t) X MD x SG
Dimana: C = Sumber daya dalam ton
L = Luas daerah pengaruh dalam m2
t = Tebal rata-rata endapan pasir besi dalam meter
MD = prosentase kemagnetan dalam %
SG = Berat Jenis dalam ton/m3
2) Metode Geostatistik
Metode ini digunakan untuk membantu dalam perhitungan estimasi sumber
daya/cadangan endapan bahan galian dimana nilai contoh merupakan realisasi fungsi acak
(statistik spasial). Pada hipotesis ini, nilai contoh merupakan suatu fungsi dari posisi dalam
cebakan, dan posisi relatif contoh dimasukkan dalam pertimbangan. Kesamaan nilai-nilai contoh
yang merupakan fungsi jarak contoh serta yang saling berhubungan ini merupakan dasar teori
statistik spasial. Metode ini jarang dilakukan dalam perhitungan estimasi sumber daya /cadangan
pasir besi. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan spasial antara titiktitik di dalam cebakan,
maka harus diketahui fungsi strukturalnya yang dicerminkan oleh model semivariogramnya.
Menetapkan model semivariogram merupakan langkah awal dalam perhitungan geostatistik,
selanjutnya dengan perhitungan varian estimasi, varian dispersi, varian kriging, dll. Metode
geostatistik yang digunakan dalam eksplorasi pasir besi adalah varian estimasi. Pada metode ini
estimasi suatu cadangan dicirikan oleh suatu ekstensi/pengembangan satu atau beberapa harga
yang diketahui terhadap daerah sekitarnya yang tidak dikenal. Suatu harga yang diketahui
(diukur pada contoh
inti, atau pada suatu blok) diekstensikan terhadap bagian-bagian yang diketahui pada satu
endapan bijih. Ada beberapa cara estimasi yang sudah dikenal pada kegiatan pertambangan
antara lain:
a) Estimasi kadar rata-rata suatu cadangan bijih berdasarkan rata-rata suatu kadar yang didapat
dari analisis contoh pemboran/sumur uji.
b) Estimasi endapan bijih pada suatu tambang atau blok-blok penambangan dengan
menggunakan sistem poligon sebagai daerah pengaruh, yang antara lain didasari oleh titik-titik
pengamatan berikutnya, pembobotan secara proporsional yang berbanding terbalik dengan jarak
dan lain-lain. Tujuan dari penggunaan metode ini antara lain untuk memperoleh gambaran tiga
dimensi dari bentuk endapan pasir besi. Pada penerapannya untuk perhitungan dalam geostatistik
umumnya memerlukan bantuan komputer.Geoplan merupakan perangkat lunak yang diperlukan
dalam paket perhitungan variogram. Selain itu juga digunakan perangkat lunak program
KRIG3D yang merupakan paket program kriging, varian estimasi dan varian disp

Anda mungkin juga menyukai