FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Menurut Philip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan mood atau kondisi emosional yang berkepanjangan yang mewarnai seorang remaja mengalami gangguan dalam berpikir, berperasaan dan berperilaku. Pada Umumnya yang muncul secara dominan adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan (Sumiati,dkk, 2009). Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase anak dan fase dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologi, dan emosi dengan batasan usia 12-24 tahun (Effendi Ferry & Makhfudli, 2009). Menurut WHO (dalam Sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun (Sumiati,dkk, 2009). Masa remaja merupakan masa yang penting dan kritis. Para ahli berpendapat pada masa ini merupakan the best of time and the worst of time. Sayangnya, remaja sendiri dan orang tua sering tidak mengetahui dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan, yang akhirnya dapat terjadi konflik antara orang tua dan remaja itu sendiri (Sumiati,dkk, 2009). Pada kondisi remaja stres yang tak kunjung selesai karena ketidakmampuan dirinya menyelesaikan masalahnya, seorang remaja dapat mengalami Depresi (Sumiati,dkk, 2009). Beberapa data epidemiologis baru-baru ini bahkan menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat meningkat pada orang yang berusia kurang dari 20 tahun. (Kaplan & Saddock, 2010). Survei yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) pada tahun 2007 menyebutkan sekitar 94% masyarakat Indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat (Sutarto, 2007). Depresi merupakan keadaan emosional yang ditandai kesedihan yang sangat, perasaan bersalah dan tidak berharga, menarik diri dari orang lain, serta kehilangan minat tidur dan hubungan seks ( Nasir Abdul & Abdul Muhith, 2011) Depresi disebabkan oleh beberapa etiologi, seperti faktor biologis yang dimana banyak penelitian yang melaporkan abnormalitas pada faktor biologis dapat menyebabkan gejala-gejala depresi. Neurotransmitter-neurotransmitter neuroamine, seperti: norephinefrin, dopamine, serotonin, dan histamine merupakan titik fokus utama dalam penyebab gejala-gejala depresi. Dari faktor genetik dilaporkan bahwa keluarga atau orang tua yang mengalami gejala-gejala depresi sebelumnya dapat diturunkan pada anggota keluarga lainnya terutama anak mereka sendiri. Diperoleh dari data keluarga yang dimana salah satu orang tuanya memiliki gejala-gejala depresi, anak akan memiliki resiko sekitar 10%-25% untuk mengalami gangguan mood, salah satunya adalah depresi (Kaplan & Saddock, 2010) Tidak adanya dukungan dari lingkungan dan adanya tekanan-tekanan yang berasal dari dalam dan luar diri membuat remaja menjadi tertekan, cemas, stres, bahkan depresi yang mengarah pada bunuh diri. Depresi juga dikarenakan siswa mengalami tekanan dalam penyesuaian diri dalam berinteraksi dengan orang lain (Susilowati, 2008) Beberapa kasus siswa bunuh diri diakibatkan oleh kehidupan yang penuh dengan stress pada saat ini seperti adanya nilai standar dan paket UN (Ujian Nasional) yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, bencana yang terjadi dimana-mana dan berbagai peristiwa hidup menyedihkan. Para siswa kelas 3 SMA khususnya sebagai peserta ujian seringkali memandang UN sebagai hal yang menakutkan karena standar nilai kelulusan yang terus meningkat. Tahun 2012 mendatang, standar nilai kelulusan UN yaitu 5,5 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan (Permendikbud No. 59 Tahun 2011 pasal 5). Selain itu pendapat masyarakat yang menggangap bahwa siswa yang tidak lulus UN merupakan siswa yang bodoh juga menjadi sumber stresor tersendiri bagi para siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian ini dan ingin memberikan informasi bagaimana gambaran tingkat depresi yang dialami siswa SMA Methodist 1 Medan dalam menjelang Ujian Nasional Tahun Ajaran 2013/2014.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh gambaran tingkat depresi terhadap siswa kelas 3 SMA di SMA Methodist 1 Medan menjelang Ujian Nasional Tahun Ajaran 2013/2014 ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi siswa kelas 3 SMA di SMA Methodist 1 Medan menjelang Ujian Nasional Tahun Ajaran 2013/2014.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi siswa kelas 3 SMA Methodist 1 Medan berdasarkan kelompok usia; 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi siswa kelas 3 SMA Methodist 1 Medan berdasarkan jenis kelamin.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk : 1. Sebagai bahan informasi kepada pihak SMA Methodist 1 Medan mengenai gambaran tingkat depresi siswa kelas 3 SMA menjelang Ujian Nasional agar memberikan bimbingan tambahan serta arahan bagi siswa. 2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan anak (Siswa) yang mengalami depresi dalam menjelang Ujian Nasional. 3. Sebagai bahan informasi bagi rekan mahasiswa FK UMI dalam penelitian sejenis dan meningkatkan pemahaman tentang gambaran depresi. 4. Sebagai persyaratan bagi penulis untuk memperoleh sarjana kedokteran sekaligus sebagai wadah latihan penerapan hasil pembelajaran yang diperoleh selama masa perkuliahan.