(
m
2
/
s
3
)
ave
act
Gambar 2 Hubungan energi dissipasi rata-rata dan energi dissipasi aktual untuk berbagi
kecepatan impeller
Aliran pada Fasa Tunggal (Single Phase)
Gambar 3 menunjukkan pola aliran fase liquid. Aliran yang terbentuk dalam tangki berpengaduk
dengan tipe impeller inclined turbine 45
o
type down flow menunjukkan pola aliran axial. Aliran fluida
mengalir dengan kecepatan tinggi dari impeller dengan arah axial kebawah. Aliran ini kemudian
membentur dasar tangki dan aliran berbelok arah ke atas, kemudian aliran menuju ke permukaan tangki
dengan kecepatan yang semakin lama semakin mengecil. Karena perputaran impeller aliran fluida seakan-
akan tersedot kearah impeller, sehingga fluida yang berada diatas akan kebawah menuju arah impeller, lalu
oleh impeller aliran diperkuat menuju kedasar, begitu seterusnya. Karena pergerakan fluida tersebut terjadi
suatu pusaran di tangki bagian bawah. Hal tersebut terlihat jelas pada bidang r-z (Gambar 3.a). Pola alir
yang sama juga diperlihatkan oleh percobaan Bakker (1994).
Aliran fluida pada bidang r- (Gambar 3.b) terlihat berputar searah jarum jam. Aliran pada
daerah dekat dinding tangki lebih cepat dan menuju ke dinding tangki. Semakin mendekati impeller aliran
fluida semakin cepat dan menuju ke bagian impeller.
m/s
(b)
(a)
Plot vektor medan kecepatan aliran fluida untuk kecepatan putar impeller
55.02 rpm (a) bidang r-z, (b) bidang r-
Gambar 3
Kecepatan Putar Impeller untuk Proses Flokulasi Optimal
Putaran impeller yang memenuhi persyaratan G pada 20-70 s
-1
adalah antara 35-70 rpm seperti
ditunjukkan Tabel 1. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa proses flokulasi membutuhkan
kondisi operasi yang tepat untuk mendapatkan flokulasi yang optimal. Salah satunya adalah kecepatan
putar impeller. Proses flokulasi tidak membutuhkan putaran impeller yang cepat (rapid mixing) karena
akan menyebabkan flok yang terbentuk pecah (break-up).
Tabel 1. Hasil perhitungan gradien kecepatan, daya dan energi disipasi berdasar kecepatan impeller
Kecepatan Impeller
ave
caorr.
P G
35 0.000171 0.00045 0.2496 23.655
40 0.000255 0.00067 0.3722 28.887
50 0.000496 0.00131 0.7239 40.288
60 0.000856 0.00225 1.2493 52.926
65 0.001087 0.00286 1.5861 59.635
70 0.001358 0.00357 1.9799 66.628
55.02 0.000612 0.001605 0.9632 46.473
Plot kontur energi dissipasi ditunjukkan pada Gambar 4. Dari gambar jelas sekali menunjukkan
bahwa semakin tinggi putaran kecepatan impeller energi dissipasi akan semakin tinggi, terutama pada
daerah sekitar pengaduk. Energi dissipasi tertinggi yang ada pada daerah sekitar pengaduk untuk kecepatan
putar impeller 40, 60 dan 70 rpm berturut-turut adalah 0.08, 0.24 dan 0.36 m
2
/s
3
.
m
2
/s
3
(a) (c) (b)
Gambar 4 Plot kontur energi dissipasi pada berbagai kecepatan putar pengaduk
(a) 40 rpm, (b) 60 rpm, (c) 70 rpm
Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin besar harga G semakin besar kecepatan putar pengaduk.
2. Kecepatan putar pengaduk yang memenuhi harga G (gradient kecepatan) 20-70 s
-1
adalah 35-70 rpm.
3. Pada kecepatan putar pengaduk 55.02 rpm didapatkan energi dissipasi sebesar 0.001605 m
2
/s
3
, dimana
hal ini sesuai dengan eksperimen yaitu 0.0016 m
2
/s
3
Ucapan Terima Kasih
Kami sampaikan terima kasih kepada Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS yang telah memberikan dana
penelitian dan dana untuk berpartisipasi dalam seminar ini.
Daftar Notasi
d
p
Diameter partikel [m]
G Gradien kecepatan [s
-1
]
P Power yang dibutuhkan [Watt]
rv,p Kecepatan pembentukaan partikel primer [ susp.solid pembentuk partikel primer/(m
3
air.s)]
rv,f Kecepatan pembentukan flok [ partikel primer pembentuk flok/(m
3
air.s)]
V Volume tangki [m
3
]
Energi dissipasi rata-rata [m
2
/s
3
]
Viscositas [kg/m
2
.s]
Densitas Liquida [kg/m
3
]
N Kecepatan putar pengaduk [rpm]
Daftar Pustaka
1. Bakker, A and H.E.A. Van den Akker, A Computational Model for The Gas Liquid Flow in Stirred
Reactors, Trans IChemE Part A, 72: 583-593 (1994).
2. Draste,R.L., Theory and Practice of Water and Waste Water Treatment, John Willey & Sons, USA
(1990).
3. Ducoste, J.J., M.M.Clark and R.J.Weetman., Turbulence in Flocculators: Effects of Tank Size and
Impeller Type, AIChE J., 43, 328-338 (1997).
4. Henze, M., P.Harremoes, J.C. Jansen, and E.Arvin., Waste Water Treatment, 2
nd
ed., Springer,
Germany (1990)
5. Malalasekera,V., An Introduction to Computational Fluid Dynamics, Longman Group, India (1995).
6. Mc Ketta,J.J., Unit Operation Handbook, Mechanical Separation & Material Handling, Vol. 2
Chemical Engineering McGraw Hill Pub., New York (1993).
7. Oldshue, J.Y., Fluid Mixing Technology, Chemical Engineering McGraw Hill Pub., New York
(1983).
8. Reynolds, T.D., Unit Operation & Processes in Environment Engineering, Texas A&M University
(1988).
9. Svarovsky, L, Solid-Liquid Separation, Part A, 4
th
Ed.., Butterworth, Heinemann (1990).