Anda di halaman 1dari 24

Palpebra

Ptosis
Turun/jatuhnya kelopak mata. Biasanya terdapat
pada usia lanjut apalagi post op intraokular,
miastenia gravis, sindrom Homer, palsi N III, suntikan
toksin botulinum

Lagoftalmus
Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna.
Mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea

Trichiasis & Districhiasis
Trikiasis : Tumbuhnya alis mata yang mengarah ke
dalam sehingga merusak kornea. Bisa disebabkan
oleh blefaritis atau enteropion.
Distrikiasis : Terdapatnya penumbuhan bulu mata
abnormal atau terdapatnya duplikasi bulu mata
daerah tempat keluarnya saluran Meibom.


Hordeolum
Hordeolum: infeksi kelenjar dipalpebra.
Jenis/:
+Hordeolum interna yaitu pembengkakan besar
akibat infeksi kelenjar meibom dan biasanya
menonkol kearah kulit/permukaan konjungtiva.
+Hordeolum eksterna biasanya terjadi infeksi
dikelenjar zeis atau moll yang biasanya pula selalu
menonjol kearah kulit.

Gejala utama/: nyeri, merah, bengkak. Makin
bengkak maka makin nyeri.
Ec/: infeksi stafilokok (staphylococcus aureus)
Tatalaksana/: kompres hangat (3-4x/hari selama 10-
15 menit)-->lihat 48jam tdk membaik, dpt dilakukan
insisi dan drainase bahan purulan. Pemberian salep
antibiotik pd saccus conjungtivalis setiap 3jam ada
manfaat. Pemberian antibiotik sistemik dikasih klo
terjadi selulitis.


Chalazion
A/ radang granulomatosa kronik yang steril dan
idiopatik pd kelenjar meibom
Gejala/: pembengkakan setempat yg tdk sakit dan
berkembang dlm brp minggu. Awalnya radang
ringan dan nyeti tekan
Bedanya dgn hordeolum adalah pd kalazion tdk ada
tanda2 radang akut.
Kalau besar sekali bs menekan bola mata dan timbul
astigmatis. Dianjurkan eksisi lesi
Hasil histologi/: ploriferasi endotel asinus dan
respon radang granulomatosa yg melibatkan sel2
kelenjar langerhans. Biopsi dilakukan apabila
kalazion berulang.
Tatalaksana/:Penyuntikan steroid intralesi
bermanfaat u/lesi kecil.

Ektropion
A/ penurunan dan terbaliknya palpebra inferior ke
arah luar, sering bilateral dan pd org tua.
Ec/: pengenduran muskulus orbicularis oculi akibat
menua/lumpuh nervus 7.
Gejala/: mata berair dan iritasi
Dpt terjadi keratitis pajanan
Jenis/:
+involusional: pembedahan dgn pemendekan-
horizintal pd palpebra
+sikatrikal krn kontraktur pd lamela anterior
palpebra.)

Entropion
A/ pelipatan palpebra kearah dalam
Tipe/:
-krn involusionalis--(palpebra inferior krn lemahny
otot2 retraktor palpebra inferior, migrasi otot
orbikularis praseptal keatas dan menekuknya tepi
tarsus superior)
-sikatrik--(bs pada palpebra inferior/superior,
disebabkan oleh jaringan parut dikonjungtiva atau
tartus. Biasanya ditemukan pd pnykt radang kronik,
spt trakoma)
-kongenital-(jarang terjadi, tepian palpebra memutar
kearah kornea, pd epiblefaron:kulit dan otot
pratarsalnya membuat bulu mata memutari tepi
tarsus)

+Paling sering krn involunsional yg tjd krn proses
penuaan

Koloboma palpebra
ga punya kelopak mata biasanya congenital, sering
berhubungan dengan treacher Collins syndrome
(apapun lah itu)



Blepharospasme
kedip-kedip yang ga terkontrol, twitching, atau
menutupnya kelopak mata (uncontrolled blinking,
twitching,or closure of the eyelids
Biasanya bilateral tp pd awalnya bisa unilateral dulu.
Keluhan-keluhannya
77% kasus yg dikeluhin bertambahnya frekuensi
kedipan
66% spasme kelopak
55% kasus iritasi mata
patofisiologinya kelainan saraf dari seluruh otot-otot
yg ada di kelopak mata protractor (orbicularis oculi,
corrugator superciliaris, procerus) dan retractor
(levator palpebrae superior, frontalis)
obatnya BOTOX
gampangnya orang blefarospasme itu perjalanan
penyakitnya
kedip-kedip terus awalnya berkembang jadi ga
bisa buka mata kalo kita angkat kelopaknya ada
tahanan biasanya karena kerusakan saraf
cuman biasanya yg kita temuin yg ga bisa buka mata
krn biasanya pasiennya baru dtg ke dokter pas ga
bisa buka mata obatnya botox


Konjungtivitis

Injeksi konjungtiva
injeksi : di buku ijo udh jelas bgt sob. Di
internet atau buku lain malah lebih ga jelas,
baca itu aja yah
1. Konjungtiva
2. Siliar
3. Episkleral

Injeksi siliar
Injeksi episkleral



Pinguekula
Pinguecula merupakan benjolan pada
konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang
tua, terutama yang sering terpapar oleh sinar
matahari, debu, dan angin panas. Pinguecula
merupakan degenerasi jaringan kolagen dari
stroma konjungtiva yang terjadi tanpa rasa
sakit, biasanya bilateral dan asimptomatik.
Ditandai dengan adanya bercak kuning-putih
pada konjungtiva bulbi menuju limbus.



Pterygium
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Biasanya terletak
pada celah kelopak mata bagian nasal atau
temporal konjungtiva yang meluas ke kornea
berbentuk segitiga dengan puncak di bagian
sentral atau di daerah kornea.
Pterygium diduga disebabkan oleh iritasi
kronis akiat debu, cahaya sinar matahari, dan
udara yang panas.
Tipe 1 melebar kurang dari 2 mm ke
dalam kornea. Deposit besit (Stocker
line) dapat ditemukan pada anterior
epitelium kornea sampai ke puncak
pterygium. (gambar 1)
Tipe 2 meliputi sampai 4 mm kornea
dan dapat terjadi secara primer atau
setelah operasi. (gambar 2)
Tipe 3 memasuki lebih dari 4 mm
kornea dan biasanya melibatkan axis
visual. (gambar 3)
Pseudopterygium



Symblepharon
Symblepharon adalah adesi antar konjungtiva
bulbi dan tarsal. Terjadi pada trauma kimia,
sindrom Steven Johnson, dan trauma.




Pseudo pterygium
Pseudo pterygium merupakan perlekatan
konjungtiva dengan kornea. Sering ditemukan
pada proses penyembuhan ulkus kornea
sehingga konjungtiva menutupi kornea.
Pseudopterygium merupakan respon dari
episode inflamasi akut seperti trauma kimia,
ulkus kornea, trauma dan cicratizing
conjungtivitis.

Perdarahan subkonjungtiva
perdarahan akibat rupturnya pembuluh darah
dibawah lapisan konjunctiva, tampak sebagai
perdarahan yang datar, berwarna merah di
bawah konjungtiva







Kemosis
edema atau pembengkakan pada konjungtiva

Flikten
peradangan disertai neovaskularisasi
disekitarnya


Folikel
penimbunan cairan dan sel limfoid dibawah
konjungtiva. Terlihat sebagai
benjolan,pembuluh darah terlihat disekitarnya

Papil
timbunan sel radang subkonjungtiva yang
berwarna merah dengan pembuluh darah di
tengahnya


Apical scar
Sikatriks
Jaringan parut. Pada mata, yg biasa disebut
sikatriks itu jaringan parut di kornea. Akibat
defek kornea yang penyembuhannya ga
sempurna. Misalnya pada ulkus kornea atau
trauma kimia yang mempengaruhi limbus
(pinggiran kornea yang mengandung stem cell
buat reepitelisasi). Jadinya reepitelisasinya ga
bisa jalan sempurna akhirnya proses
penyembuhan diambil alih fibrosit


Lithiasis
Sisa epitel kornea yang tergerus, biasanya
pada mata kering. Gejala yang biasa dirasakan
mata terasa berpasir


Kista
Rongga abnormal, kalo di mata berisi
cairan bening Benjolan yang biasa terdapat
pada chalazion. Kista pada chalazion
menghambat kelenjar-kelenjar yang


Bleb
Seperti ada gelembung di pinggiran kornea,
bleb sengaja dibuat setelah operasi
trabekulektomi.

Kornea

Panus
Membran fibrovaskuler yang timbul dari limbus
dengan lengkung lengkung vaskuler yang masuk ke
kornea. (jadi ky pembuluh darah yg masuk
kekornea gitu di bagian superiornya)

Edema
Peningkatan volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskular karena akumulasi cairan.


Infiltrat dendritik
Infiltrat yang bentuknya bercabang cabang (seperti
dendrit gitu)

Infiltrat geografik
timbul pada herpes simplex, lesi lanjutan dari
infiltrat dendritik



Infiltrat satelit
Infiltrat yang biasanya terjadi jika infeksi jamur.
Infiltratnya halus-halus



Infiltrat numuler
Infiltrat bundar berkelompok, bertepi tegas
membentuk gambaran halo


Infiltrat punctata
Infiltrat berupa bercak bercak halus


Nebula
kabut halus pada kornea yang sukar terlihat




Makula
Merupakan daerah retina sentralis berdiametr 6
mm yang dibatasi oleh cabang-cabag vaskular
retina temporal. Disebut juga area sentralis. Ada
namanya makula lutea merupakan daerah retina
sentralis berdiameter 3 mm yang disebut daerah
pigmen xantofil kuning
Makula = kekeruhan kornea yang berbatas tegas.
(bingung maksudnya yg mana, mungkin
kelainannya)



Leukoma
: Jaringan parut dengan munculnya vaskularisasi
kornea, timbul sebagai akhir dari keratitis bakteri.
Kekeruhan dengan batas tegas dan mata tenang

Iris prolaps/incarserasi
iris prolaps terjadi ketika jaringan iris mencapai
luka. Biasanya terjadi setelah operasi, trauma,

akibat perforasi ulkus kornea.



Ulkus
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea pada infeksi ataupun
alergi, yang akan memberikan uji fluorescein
positif

Abses


Erosi
Lepasnya epitel kornea superfisial yang akan
memberikana uji fluoresin posiitif.


Korpus alienum kornea
Corpus alienum = istilah untuk benda asing yang
terdapat pada mata serta merupakan salah satu
penyebab cedera mata yang paling sering
mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Apabila
suatu korpus alienum masuk ke dalam bola mata
maka bisa terjadi reaksi infeksi serta dapat
dimungkinkan timbul kerusakan bola mata. Oleh
karena itu corpus alienum harus diambil
secepatnya untuk menghindari reaksi inflamasi
dan kerusakan lebih lanjut.


Mikrokornea
merupakan proporsi ukuran kornea yag lebih kecil
dari ukuran normalnya (diameter 10 mm), bilik
mata anterior dangkal. Dapat berhubungan
dengan glukoma, katarak congenital, kornea plana,
tuner syndrome, fetal alcohol.


Makrokornea
merupakan kelainan kornea dimana ukuran kornea
lebih lebar dari ukuran normalnya. (diameter >13
mm), bilik mata anterior dalam, myopia,
astigmatic. Merupakan kelainan herediter x-linked,
yang mengenai laki-laki, dengan glukoma
kongenital


Ruptur kornea
Jaringan kornea robek sebagian atau keseluruhan.
Gejala berupa penglihatan berkurang atau hilang
karena kontinuitas jaringan kornea terganggu.

Imbibisi leukoma aderen

Gambar Schnyders crystalline corneal dystrophy

Distrofi
Kelainan bawaan pada kornea, bersifat bilateral
dan tidak berhubungan dengan reaksi
peradanagan atau penyakit sistemik. Diturunkan
secara autosomal dominan. Distrofi kornea dapat
terjadi di berbagai lapisan kornea kecuali
descemet. Jenisjenis distrofi berdasarkan
letaknya.
1. Distrofi lapisan epitel: Meesmans dystrophy
(juvenile hereditary epithelial dystrophy),
Epithelial basement membrane dystrophy
(EBMD) dan Dystrophic corneal erosion
(recurrent corneal erosion/ RCE).
2. Distrofi lapisan Bowman: Reiss Bucklers
dystrophy, anterior mosaic dystrophy.
3. Distrofi lapisan stroma: distrofi granular,
distrofi makular, distrofi lattice dan central
crystalline dystrophy (Schnyders dystrophy).
4. Distrofi lapisan endotel: posterior
polymorphous dystrophy (PPMD), Fuchs
dystrophy.



BILIK MATA DEPAN

Bilik mata depan dalam dan dangkal
Bilik mata depan ruang yang berisi aqueous
humor dengan kornea sebagai batas anterior dan
iris sbg batas posterior
melalui pemeriksaan ophtalmologi, pemeriksa
meletakkan senter 180 derajat dari temporal
pasien menyinari mata pasien. Jika dapat melihat
iris secara keseluruhan, berarti bilik mata depan
dalam, sedangkan jika hanya sebagian iris yang
terlihat, maka bilik mata dangkal



Hipopion

penimbunan sel radang di bagian bawah bilik mata
depan







Hifema

darah dalam bilik mata depan

Flare

IRIS

Krypti normal
L ekukan- l ekukan keci l pada i r i s
t er ut ama s eki t ar pupi l . Gambaran kripti
normal, terlihat adanya lekukan iris
Krypti menghilang
i r i s mer adang. ( yg i ni gak t au. . . )


Koloboma iris : irisektomi, congenital
1. Kerusakan pada mata berupa celah bawaan
(congenital) pada bagian-bagian mata; dikenal
beberapa bentuk, di antaranya:
a. Koloboma kelopak mata: celah pada
kelopak mata atas;
b. koloboma iris: celah pada iris,
Koloboma iris mengisyaratkan penutupan
celah mata janin yang tidak sempurna
dan biasanya terjadi di sebelah inferior
dan nasal. Kelainan ini dapat beragam
dari adanya lekukan pada pupil sampai
defek sektoral jaringan uvea yang meluas
dari iris sampai nervus optikus.
c. Koloboma koroid: celah pada koroid akibat
menetapnya celah koroid fetal.

Iris temulans
Disebut juga iridodenesis, yaitu suatu keadaan
pergetaran abnormal iris pada waktu mata
bergerak, terjadi pada subluksasi lensa, sehingga
penunjang iris terganggu

Iridodialisis
Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan
pada pangkal iris sehingga
bentuk pupil menjadi berubah. Perubahan bentuk
pupil maupun perubahan ukuran
pupil akibat trauma tumpul tidak banyak
mengganggu tajam penglihatan
penderita. Pasien akan melihat ganda dengan satu
matanya. Pada iridodialisis akan
terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi
bersama-sama dengan
terbentuknya hifema


Synechia anterior
perlekatan iris ke kornea


synechia posterior

perlekatan iris ke kapsul lensa atau ke permukaan
vitreous body

Anterior synechia (left); posterior synechia



Rubeosis
Rubeosis iridis merupakan neovaskularisasi pada
iris, yaitu pertumbuhan pembuluhdarah baru pada
permukaan iris. Rubeosis iridis merupakan suatu
respon terhadap adanyahi poksi a dan i skemi a
reti na yang l uas aki bat berbagai
penyaki t, bai k pada mata maupunpenyakit
sistemik, seperti yang terjadi pada retinopati
diabetika dan oklusi vena sentralisretina


PUPIL
Miosis
Konstriksi dari pupil <2mm. Terjadi karena
kontraksi dari otot iris akibat adanya cahaya
yang terang, efek dari obat-obatan miosis
(serine, neostigmine, pilokarpin), spinal
diseases atau stimulasi terhadap saraf
parasimpatik mata.




Midriasis
Dilatasi berlebihan dari pupil >5mm.Dapat
bersifat unilateral dan bilateral. Dapat bersifat
fisiologis : perempuan>laki, mata biru >mata
coklat, insiparsi>ekspirasi; rangsangan takut,
vestibular. Terjadi juga karena obat-obatan dan
toksin : obat simpatomimetik, antihistamin,
anestesi topical, steroid topical.
Isokor
Pupil kedua mata sama bentuk dan ukuran.
Bentuk normal : bulat. Diameter pupil normal :
2-4 mm (keadaan terang), 4-8 mm (keadaan
gelap).

Anisokor
Ukuran kedua pupil tidak sama. Pada 20%
populasi merupakan variasi normal, tetapi
dapat pula merupakan symptom penyakit.
Terdapat pada : uveitos glaucoma monocular,
defek pupil aferen


Leukokoria
Pupil berwarna putih atau memberikan reflex
putih. Warna cahaya normal yang direfleksikan
retina melalui pupil adalah oranye-merah gelap.
Pada leukokoria, refleks ini tampak berwarna
putih, putih-merah muda, atau putih
kekuningan. Leukokoria disebabkan
abnormalitas intraokular di anterior retina yang
merefleksikan cahaya yang masuk ke pupil
sebelum mencapai retina yang melekat pada
koroid. Warna ini dapat ditimbulkan oleh
adanya tumor intraokular (pada vitreus/retina),
membran, atau ablasio retina.
Warna hitam
Warna pupil normal : hitam (dewasa muda),
grey (orang tua)

Refleks fundus
Refleks fundus disebut juga refleks merah.
Refleks merah ini setara dengan efek mata
merah akibat lampu kilat fotografi, dihasilkan
dari pantulan sumber cahaya oleh fundus yang
melalui media mata yang jernih (vitreus, lensa,
aqueous, kornea). Kalau pada refleks merah
terlihat bintik atau bayangan gelap, artinya
terdapat kekeruhan di sepanjang jaras optic
pusat.

Ireguler
Pupil ireguler disebut juga korektopia, atau
pupil yang salah tempat atau ektopik.
Pergeseran umumnya ke atas dan lateral dari
bagian sentral kornea. Pupil ireguler merupakan
akibat dari pembentukan sinekia posterior
segmental. (sinekia: menempelnya iris ke
lensa).

Retraksi pupil
Di mana2 ga nemu istilah retraksi pupil,
adanya retraksi iris. Maaf2 ya.
Retraksi iris merupakan tanda terjadinya retinal
detachment. Retraksi iris berkaitan dengan
menurunnya pembentukan aqueous humor dan
peningkatan keluaran cairan.

Oklusio
terjadi ketika pupil teroklusi seluruhnya
karena adanya eksudat/fibrin di seluruh
area pupil.


Seklusio
1. terhambatnya sirkulasi aqueous humor
dari ruang posterior ke ruang anterior.



LENSA

Katarak
kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang
dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi
protein dan dapat terjadi keduanya.

Luksasio
luksasi lensa anterior bila seluruh zonula zinn
disekitar lingkaran ekuator putus sehingga lensa
masuk ke dalam bilik mata depan. Luksasi lensa
posterior putusnya zonula zinn di seluruh
lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke
bagian posterior fundus okuli.


Subluksasio
putusnya sebagian zonula zinn sehingga lensa
berpindah tempat. Dapat terjadi spontan bila
pasien menderita kelainan pada zonula zinn.
Pseudophakia
suatu keadaan dimana mata yang tanpa lensa
(afakia) telah diganti dengan lensa intraokular
untuk mengganti lensa kristalin (lensa yang
sebenarnya)
Jadi kalo ada orang abis operasi katarak trus
lensanya diambil kan jadi afakia. Trus kalo uda
diganti dengan lensa yg baru ditanam matanya itu
namanya pseudophakia.


Aphakia
Afakia: mata yang ga ada lensanya

Vogt cataract
Vogt cataract: Katarak traumata desiminata
subepitel berbentuk kekeruhan yang bercak-
bercak dan terletak dibawah lapisan epitel lensa
bagian depan. biasanya katarak ini lah yang terjadi
sekunder dari glaukoma



BOLA MATA

Exophtalmus/ Proptosis
merupakan keadaan dimana bola
mata menonjol kelu


Endophtalmus
merupakan keadaan dimana bola
mata letaknya lebih kedalam,
didalam ruang orbita


Bupthalmus/macrophtalmus
bola mata yang membesar

(A) Left simple microphthalmos; (B) left microphthalmos and
bilateral iris colobomas
Microphtalmus
- Microphthalmia juga disebut
sebagai microphthalmos,
nanophthalmia atau
nanophthalmos, adalah
gangguan perkembangan
mata yang secara harfiah
berarti mata kecil (mikro =
kecil; ophthalmos = mata).
Satu (microphthalmia
unilateral) atau keduanya
(microphthalmia Bilateral).

Penyebab utama gangguan ini
adalah genetik, tetapi faktor
lingkungan juga telah terlibat seperti
paparan radiasi, bahan kimia, atau
virus. Microphthalmia pada bayi
baru lahir kadang-kadang dikaitkan
dengan sindrom alkohol janin atau
infeksi selama kehamilan, khususnya
virus herpes simpleks, rubella dan
sitomegalovirus (CMV), namun bukti
tersebut tidak meyakinkan.
Penyebab genetik microphthalmia
termasuk kelainan kromosom
(trisomi 13 (sindrom Patau), Sindrom
triploid, dan Wolf-Hirschhorn
Syndrome). Microphtalmia mungkin
diwariskan secara autosomal
dominan, resesif autosom atau X-
linked. Gen yang telah terlibat dalam
banyak microphthamia meliputi
transkripsi dan faktor regulasi.

Ortho
Heterophoria
strabismus laten (heterophoria)
yaitu suatu bentuk penyimpangan
sumbu penglihatan dimana dapat
dilihat jika kerja fusi diganggu. Pada
strabismus laten ini sering disebut
juga dengan istilah juling yang
tersembunyi. Pada posisi aktif,
kedudukan bolamata heterophoria
seperti pada kedudukan bolamata
yang normal artinya bahwa pada
saat melihat jauh sumbu penglihatan
sejajar dan pada saat melihat dekat
sumbu penglihatan saling bertemu
ditik obyek, namun ketika kerja fusi
diganggu maka akan muncul suatu
gerakan dijumpai pada mata normal
yaitu gerakan mata yang disebut
duksi.
Berdasarkan posisi bola mata,
strabismus dibagi menjadi:

Exotropia
Bola mata berdeviasi ke arah lateral.

Esotropia
Bola mata berdeviasi ke arah medial.

Hypotropia
Bola mata berdeviasi kearah bawah.

Hypertropia
Bola mata berdeviasi kearah atas

Anda mungkin juga menyukai

  • Preskas BB Turun
    Preskas BB Turun
    Dokumen18 halaman
    Preskas BB Turun
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • EBccr
    EBccr
    Dokumen19 halaman
    EBccr
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga
    Jadwal Jaga
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Dokumen7 halaman
    Presentasi Kasus
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen1 halaman
    Kasus
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Diskusi Kasus Ikterus
    Diskusi Kasus Ikterus
    Dokumen21 halaman
    Diskusi Kasus Ikterus
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Preskas DBD
    Preskas DBD
    Dokumen6 halaman
    Preskas DBD
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Preskas BB Turun
    Preskas BB Turun
    Dokumen18 halaman
    Preskas BB Turun
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Preskas Sesak Nafas
    Preskas Sesak Nafas
    Dokumen13 halaman
    Preskas Sesak Nafas
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • MMM
    MMM
    Dokumen3 halaman
    MMM
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Diskusi Kasus Penurunan Kesadaran Kelompok D
    Diskusi Kasus Penurunan Kesadaran Kelompok D
    Dokumen30 halaman
    Diskusi Kasus Penurunan Kesadaran Kelompok D
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Preskas Katup
    Preskas Katup
    Dokumen20 halaman
    Preskas Katup
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • DT Kel F - Dispepsia & Diare
    DT Kel F - Dispepsia & Diare
    Dokumen25 halaman
    DT Kel F - Dispepsia & Diare
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Edema Revisi
    Edema Revisi
    Dokumen20 halaman
    Edema Revisi
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Seboroik
    Dermatitis Seboroik
    Dokumen6 halaman
    Dermatitis Seboroik
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Ebcr
    Ebcr
    Dokumen44 halaman
    Ebcr
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Kelas IA
    Kelas IA
    Dokumen5 halaman
    Kelas IA
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Tulang Ikan
    Tulang Ikan
    Dokumen1 halaman
    Tulang Ikan
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Masalah
    Identifikasi Masalah
    Dokumen5 halaman
    Identifikasi Masalah
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen1 halaman
    Kasus
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen4 halaman
    Pemba Has An
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Qa B6
    Qa B6
    Dokumen46 halaman
    Qa B6
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Tulang Ikan
    Tulang Ikan
    Dokumen1 halaman
    Tulang Ikan
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Masalah
    Identifikasi Masalah
    Dokumen3 halaman
    Identifikasi Masalah
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen1 halaman
    Kasus
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • DT-1 Pemicu Diskusi Topik 1
    DT-1 Pemicu Diskusi Topik 1
    Dokumen10 halaman
    DT-1 Pemicu Diskusi Topik 1
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
    RivaAmbardinaPradita
    Belum ada peringkat