Disusun Oleh :
Anis Khoirunisa
260110110102
260110110108
Foni Seviana
260110110113
Nita Yesita
260110110114
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
UJI ALKOHOL DENGAN METODE MIKRODIFUSI CONWAY
I.
KERACUNAN ALKOHOL
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan
alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah
etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas
lagi.Dalam kimia alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain .
Sifat Fisika alkohol
Alkohol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma
yang khas.
Alkohol terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-
oleh keberadaan
gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat
berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan
lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa
-OH dapat melepaskan proton pada larutan dan dengan demikian alkohol bersifat
asam. Pada kasus lain, gugus -OH dapat digantikan. Jadi, reaksi dalam alkohol
dapat diklasifikasikan menjadi reaksi yang melibatkan hidrogen asam dan yang
melibatkan gugus hidroksi.
Alkohol terdiri atas 2 jenis, yaitu :
a. Etil alkohol / Etanol (C2H5OH)
b. Metil alkohol / Metanol (CH3OH)
Alkohol bersifat racun bagi otak. Alkohol murni berupa cairan yang bening,
mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
beberapa jenis minuman beralkohol dan termometer modern.Etanol termasuk ke
dalam
alkohol
rantai
tunggal,
dengan rumus
kimia C2H5OH
dan rumus
menjadi
etanol
merupakan
salah
satu reaksi
organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol
yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol
yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan
pengilangan minyak bumi.Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai
bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.
Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.
Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan
untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama
digunakan sebagai bahan bakar.
Absorpsi terutama dari usus halus (80%) dan lambung (20%). Konsentrasi
alkohol dalam darah sudah bias ditemukan dalam waktu 5-10 menit setelah
meminum alkohol. Kadar puncak dalam darah adalah 30 menit setelah meminum
alkohol. Dibutuhkan waktu yang lama agar kadar puncak alkohol dalam darah ini
bisa menyebabkan habituasi (ketergantungan) dan keadaan lainnya seperti
gastritis dan anemia.
Proses absorpsi semakin cepat jika terdapat air dalam saluran usus atau
lambung dalam keadaan kosong. Wine (anggur) merupakan jenis minuman yang
paling cepat penyerapannya.
Berperilaku kasar
Bersifat sentimental
Inkoordinasi
Pupil sedikit mengalami dilatasi dan bereaksi terhadap cahaya
Pernafasan berbau alkohol
keras
Suhu tubuh di bawah normal (hipotermia)
Pupil sedikit mengalami konstriksi
Kematian terjadi karena;
- Penekanan pada pusat otak yang lebih tinggi
- Anoksia otak akut
- Pneumonia atau edema paru
Sebelum kematian mungkin mengalami kejang-kejang
B. Dosis fatal
Dosis bukan hanya tergantung dari jumlah yang diminum, tetapi
juga bergantung pada kebiasaan seseorang dan jenis minumannya.
Misalnya alkohol absolut sebanyak 5 oz dapat berakibat fatal. Untuk
anak-anak berusia dibawah 12 tahun, alkohol absolut sebanyak 2 oz juga
sudah dapat berakibat fatal.
Pada buku lain juga mengatakan takaran alkohol untuk
menimbulkan keracunan bervariasi tergantung dari kebiasaan minum
dan sensitivitas genetik perorangan. Umumnya 35 gram alkohol
menyebabkan penurunan kemampuan untuk menduga jarak dan
kecepatan serta menimbulkan euforia. Alkohol sebanyak 75-80 gr akan
cukup baik.
Bilas lambung harus dilakukan walaupun pasien dalam keadaan
tidak dapat dikendalikan. Bahan yang dperoleh dari bilasan
lambung yang pertama diambil untuk bilasan kimia, kemudian
bentuk suntikan
Upayakan agar suhu tubuh pasien selalu hangat
Untuk mengatasi asidosis, diberikan soda bikarbonat melalui oral
Jika pasien gelisah diberikan mephenisine dengan dosis 1-3 gram
Jika perlu diberikan 1000 cc glukosa 10% serta garam fisiologis
secara intravena, kedalam larutan tersebut ditambahkan insulin 15
unit, vitamin B1 200 mg. niasinamida 200 mg dan vitamin C 1000
mg
Antibiotik diberikan sebagai tindakan profilaksis terhadap infeksi
paru-paru
E. Pemeriksaan Forensik
a. Pemeriksaan luar
lainnya
Dinding lambung hiperemis, berwarna merah dan isi lambung
berwarna coklat
Organ tubuh lainnya mengalami kongesti
Edema otak sangat jelas terlihat dari jarak antara gyrus otak
yang semakin sempit
Darah
Paru-paru
Otak
Pada bahan yang diambil tidak boleh ditambahkan zat pengawet dan
pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin.
2. Keracunan Alkohol Kronis
Keadaan ini terjadi karena meminum alkohol dalam jangka waktu
yang lama. Korban biasanya adalah penderita psikosis atau neurosis,
sehingga alkohol digunakan sebagai pelarian dari kenyataan hidup.
A. Tanda dan gejala keracunan :
perifer dan demensia yang akan semakin nyata pada tahap akhir
Pasien kemudian secara tiba-tiba mengalami koma dan pingsan
dapat diperiksa kadar alkohol dalam otak, hati, atau organ lain atau
cairan tubuh lain seperti cairan serebrospinal.
Untuk korban meninggal dapat diperiksa kadar alkohol dalam
otak, hati atau cairan tubuh seperti cairan serebrospinal. Penentuan kadar
alkohol dalam darah lambung saja tanpa menentukan kadar alkohol
dalam darah hanya menunjukkan orang tersebut telah minum alkohol.
Pada mayat, alkohol dapat berdifusi dari lambung ke jaringan sekitarnya
termasuk ke dalam jantung sehingga bisa diambil darah dari
pemeriksaan darah vena perifer seperti di daerah cubiti dan femoralis.
Salah satu cara penentuan semikuantitatif kadar alkohol dalam
darah atau urin yang cukup sederhana adalah Teknik Modifikasi
Mikrodifusi (Conway).
F. Penatalaksanaan
Alkohol
banyak
terdapat
dalam
berbagai
minuman
dan
sering
mg% dalam darah, penderita biasanya meninggal dalam 1-4 jam setelah koma
selama 10-16 jam.
Pada orang hidup, bau alkohol yang keluar dari udara pernapasan
merupakan petunjuk awal. Petunjuk ini harus dibuktikan dengan pemeriksaan
kadar alkohol darah, baik melalui pemeriksaan udara pernapasan atau urin,
maupun langsung dari darah vena.
Kelainan yang ditemukan pada korban mati tidak khas, Mungkin
ditemukan gejala-gejala yang sesuai dengan asfiksia. Seluruh organ menunjukkan
tanda perbendungan, darah lebih encer, berwarna merah gelap. Mukosa lambung
menunjukkan tanda perbendungan, kemerahan dan tanda inflamasi tapi
kadangkadang tidak ada kelainan. Organ-organ termasuk otak dan darah berbau
alkohol. Pada pemeriksaan histopatologik dapat dijumpai edema dan pelebaran
pembuluh darah otak dan selaput otak, degenerasi bengkak keruh pada bagian
parenkim organ dan inflamasi mukosa saluran cerna.
Pada
kasus
keracunan
kronik
yang,
meninggal,
jantung
dapat
II.
alkohol. Pada mayat, alkohol dapat didifusi dari lambung ke jaringan sekitarnya
termasuk ke dalam jantung, sehingga untuk pemeriksaan toksikologik, diambil
darah dari pembuluh darah vena perifer (kubiti atau femoralis).
Analisis MICRO-DIFUSI merupakan kemajuan yang nyata dalam teknik
analisis modern. Rasanya aneh, pada kenyataannya, bahwa prinsip yang
mendasari memungkinkan produk gas dari reaksi untuk meredakan, dalam ruang
tertutup, menjadi penyerap yang cocok atau reaktan tidak seharusnya digunakan
lebih luas dalam prosedur analitis pada tanggal lebih awal. Penyerapan gas ke
reaktan yang sesuai dengan metode penyulingan dan aerasi, tentu saja, dasar dari
banyak terkenal, dan penting, kimia dan biokimia metode analisis, tetapi metode
biasanya membosankan dan boros dalam alat dan material. Teknik Conway
melibatkan penggunaan peralatan gelas sederhana dan murah (disebut 'Satuan')
yang terdiri dari sebuah ruang dalam dan luar. Produk gas dari reaksi (misalnya,
amonia, amina volatile, karbon dioksida, asetaldehida) berpindah dari satu ruang,
di mana gas memberikan suatu ketegangan tertentu, menjadi penyerap di kamar
kedua, di mana ketegangan mendekati nol. Analisis terbuat dari isi ruang kedua,
dan akurasi hanya dibatasi oleh ketepatan memberikan dan titrasi volume cairan
urutan 1 ml. Conway mengklaim bahwa metode tampaknya menjadi "sederhana
mungkin konsisten dengan akurasi dicapai maksimal dalam penanganan mikrovolume". Teknik ini telah diadopsi untuk analisis amonia, amida dan amina,
derivatif adenosin dan adenosin, halogen, alkohol, aseton, asam laktat dan
glukosa, karbon monoksida dan karbon dioksida. Ini dapat digunakan juga dalam
estimasi aktivitas enzim.
Salah satu cara penentuan semikuantitatif kadar alkohol dalam darah yang
cukup sederhana adalah teknik modifikasi mikrodifusi (Conway), dengan
prinsip kerja :
DAFTAR PUSTAKA
Almiradani, A dan P. Ramadhani. 2012. Makalah Toksikologi Forensik. Tersedia
di
http://prasillia.blogspot.com/2012_07_01_archive.html
[diakses
Tersedia
di
http://id.scribd.com/doc/142015984/Pemeriksaan-Alkohol-DenganMetode-Microdiffusion-Conway-Termodifikasi
[diakses
tanggal
04
November 2013].
Munim Idries. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Soularto, R. D. S. 2011. Validitas Diagnostik Mikrodifusi Conway Yang
Dimodifikasi Pada Pemeriksaan Alkohol Darah. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Sualman, K. 2009. Alcohol Intoxication. Tersedia di : http://kamisahmisae.blogspot.com/2009/09/alcohol-intoxication.html [diakses tanggal 04
November 2013].
Yumizone. 2009. Pemeriksaan Laboratorium Forensik Sederhana. Tersedia di :
http://yumizone.wordpress.com/2009/03/19/pemeriksaan-laboratoriumforensik-sederhana/ [diakses tanggal 04 November 2013].
Winarto.2011.Sifat
Fisika
dan
Kimia
Alkohol.Tersedia
http://www.ilmukimia.org/2013/03/sifat-fisika-dan-kimia-alkohol.html
[ diakses tanggal 05 November 2013]
di