Anda di halaman 1dari 22

LOGO

enny, 2008
HUKUM PAJAK
INTERNASIONAL
MOH. SALEH ISMAIL




FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS
NAROTAMA
2010
LOGO
enny, 2008
LATAR BELAKANG
Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa
lintas negara
Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara
tujuan.
Menghindari terjadinya pajak ganda atas perdagangan
lintas negara.

LOGO
enny, 2008
Pengertian Hukum Pajak Internasional
Ottmar Buhrer :
Dalam arti Sempit
Kaidah-kaidah norma perselisihan yang didasarkan pada
hukum antar bangsa (Hukum Internasional)
Dalam arti luas
Kaidah-kaidah hukum antar bangsa ditambah peraturan
nasional yang mempunyai obyek hukum perselisihan ,
khususnya tentang perpajakan.

LOGO
enny, 2008
P.J.A. Adriani
Hukum Pajak Internasional adalah Keseluruhan peraturan
yang mengatur tata tertib hukum dan mengatur soal
penyedotan daya beli itu di masing-masing negara.
Hukum Pajak Internasional merupakan pengertian yang
lebih luas dari pada pajak berganda, dan hukum pajak
nasional itu termasuk hukum pajak Internasional.
Hukum Pajak Internasional diatur dalam hukum nasional
mengenai persoalan :
a. Pengenaan pajak terhadap orang-orang luar negeri;
b. Peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan
pajak berganda; dan
c. Traktat-traktat
LOGO
enny, 2008
Menurut Negara-Negara Anglo Saxon
Menurut negara-negara anglo saxon bahwa Hukum Pajak
Internasional dibagi menjadi :
a. Hukum nasional mengatur hukum pajak luar negeri
(national external tax law) Pengenaan pajak yang
ada unsur asingnya baik karena objeknya maupun
subjeknya.
b. Hukum Pajak Luar Negeri (foreign tax law)
Keseluruhan paraturan perundang-undangan yang
mengenai pajak dari negara-negara di seluruh dunia.
c. Hukum pajak internasional (international tax law)
dalam arti sempit dan dalam arti luas.
LOGO
enny, 2008
Sumber Hukum Pajak Internasional di
Indonesia
a. Kaidah hukum pajak nasional yang mengandung unsur asing :
1. Psl 32 A UU PPh mengenai P3B;
2. Psl 2 UU PPh tentang Subjek Pajak LN dan BUT;
3. Psl 3 UU PPh mengenai tidak termasuk subjek pajak
4. Psl 5 (2) UU PPh Biaya2 yg boleh dikurangkan dari penghasilan BUT.
5. Psl 18 UU PPh Hubungan Istimewa bilamana terdapat
ketidakwajaran dalam perpajakan.
6. Psl 24 UU PPh Kredit Pajak Luar Negeri.
7. Psl 26 UU PPh Pemotongan pajak atas SP LN yang memperoleh
penghasilan di Indonesia.
b. Kaidah-kaidah tax treaty, yaitu perjanjian bilateral (P3B) dan perjanjian
multilateral (Konvensi Wina 1961 & 1963).
c. Putusan hakim Pengadilan Nasional maupun internasional
LOGO
enny, 2008
Pajak Internasional
Pajak Internasional merupakan kesepakatan
perpajakan yang berlaku di antara negara yang
mempunyai P3B dan pelaksanaannya dilakukan
dengan niat baik sesuai dengan Konvensi Wina
(Pacta Sunservanda).
Peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia
terhadap badan atau orang asing menjadi tidak
berlaku bila terdapat perjanjian bilateral tentang
P3B.
LOGO
enny, 2008
Perjanjian Perpajakan Internasional
Perjanjian Internasional diatur dalam UU 24 Tahun
2000.
Ratifikasi Perjanjian Perpajakan Internasional cukup
melalui Keputusan Presiden.
Bentuk Perjanjian Perpajakan Internasional meliputi :
a. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (tax
treaty)
b. Cara Penerapan (mode of application) Aturan
pelaksanaan dari tax treaty
c. Tata Cara Persetujuan Bersama (Mutual Agreement
Procedure/MAP) Penyelesaian sengketa/kasus
pengenaan pajak yang tidak sesuai dg maksud P3B.
LOGO
enny, 2008
PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK
BERGANDA
P3B adalah Persetujuan pajak antara dua negara yang
mengatur mengenai pembagian hak pemajakan atas
penghasilan yang diperoleh atau diterima oleh penduduk dari
salah satu both contracting states.
Tujuan P3B adalah :
a. Mencegah terjadinya pajak perganda;
b. Meningkatkan investasi yang saling menguntungkan;
c. Pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak;
d. Memberikan kepastian;
e. Penyelesaian sengketa di dalam penerapan P3B;
f. Non diskriminasi; dan
g. Bantuan dalam penegihan pajak;
LOGO
enny, 2008
Asas Pengenaan Pajak Internasional
a. Asas domisili atau asas kependudukan
(domicilie/residence princilpe)
b. Asas sumber (source principle)
c. Asas Nasionalitas atau kewarganegaraan
(nationality/citizenship principle)
Ketiga asas di atas diterapkan di Indonesia.
Asas domisili dalam Psl 2 UU PPh, Asas
nasionalitas dengan NPWP dimanapun berada,
Asas sumber tehadap penduduk asing yang
memperoleh penghasilan di Indonesia dengan
mekanisme pemetongan pajak (withholding tax)
LOGO
enny, 2008
Metode Hak Pemajakan di Beberapa Negara
a. Metode Pemajakan Unilateral
Ditetapkan sepihak berdasarkan prinsip
kedaulatan. Terdapat pada Pasal 26 UU PPh (Jika
tidak ada Tax Treaty, maka Indonesia berhak
mengatur) dan Pasal 24 UU PPh (pajak yangbtelah
dibayar di negara lain dapat jadi pengurang pajak
nasional). Contoh :
PPh Psl 23 atas deviden yang semula 15% dapat
dikurangkan menjadi 10%, karena deviden
tersebut akan dikenakan juga pajak di negara
dimana mereka berdomisili.
LOGO
enny, 2008
Lanjutan....
b. Metode Pemajakan Bilateral
Diatur melalui Tax Treaty. Hukum pajak nasional
dikesampingkan jika tidak sesuai dg Tax treaty.
c. Metode Pemajakan Multilateral
Metode ini atas dasar Konvensi Wina.
Metode ini ada dalam Pasal 3 UU PPh, bahwa
setiap kedutaan asing dan organisasi Internasional
di bawah PBB dan pendudukk asing yang bekerja
di tempat tersebut, bukan subjek pajak Indonesia.
LOGO
enny, 2008
Metode Penghindaran Pajak Berganda
a. Pembebasan/pengecualian (exemption)
Subject exemption, ditentukan dlm Psl 3 UU PPh
Objectt, income exemption atau full exemption,
pajak luar negeri tidak perlu dikenakan pajak
lagi seperti PPh Final
Pembebasan pajak (tax exemption) atau
exemption with progression, kerugian dari luar
negeri diperhitungkan untuk mengurangi pajak
dlam negeri.

LOGO
enny, 2008
Lanjutan...
b. Kredit pajak (tax credit)
Menghitung kembali penghasilan dari luar negeri dan pajak
terutang di negera domisili. Pajak yang telah di bayar
diluar negeri dapat mengurangkan pajak terutang di
negara domisili. Metode ini dibagi dalam 3 macam :
Kredit penuh (full credit) Tidak digunakan di Indonesia
Kredit terbatas (ordinari atau normal credit)
pengurangan atau paling tinggi sebesar pajak terutang
dalam negeri.
Kredit fiktif Dibuatkan kredit fiktif di negera sumber
untuk mendorong investor di negara sumber. Metode ini
tidak digunakan di Indonesia

LOGO
enny, 2008
Lanjutan...
c. Metode Lainnya
Pembagian pajak (tax sharing) membagi pajak terutang
antara negara sumber dg negara domisili
Pembagian hak pemajakan (division of taxing power)
Penentuan tarif maksimum yang diperoleh wajib pajak LN.
Pengurangan tarif (reduction of the rate) Pengurangan
tarif atas penghasilan luar negeri, sehingga tarif pajak
terutang dalam negeri dengan tarif umum, dan pajak
terutang luar negeri tarifnya dikurangi misal pengurangan
tarifnya 25% atau 50%.
Pengurangan pajak (reduction of the tax) Pengurangan
jumlah pajak luar negeri.
Pemajakan dg jumlah tetap (lumpsum or forfait taxation)
LOGO
enny, 2008
MODEL P3B
a. Model OECD (Organization for economic
Cooperation and Development)
Untuk negara-negara maju dan didirikan di Paris
14 Desember 1960.
Teridiri dari 24 negara termasuk jepang 1998.
Model ini lebih mengedepankan pada asas
domisili yang memberikan jasa atau
menanamkan modal.
Hak pemajakan berada pada negara domisili.

LOGO
enny, 2008
Lanjutan...
b. Model UN (United Nations)
Model P3B untuk negara-negara berkembang.
Lebih mengedepankan asas sumber penghasilan,
karena yang umumnya yang menggunakan jasa
dan yang menrima modal dari luar negeri.
Hak pemajakan berasal dari negara yang
memberi penghasilan.

Model OECD atau UN tidak berdiri sendiri
tergantung pada kesepakatan kedua negara (both
contracting states)
LOGO
enny, 2008
Lanjutan...
b. Model Indonesia
Mengkombinasikan Model OECD dan UN.
Melihat ketentuan dalam peraturan pajak
nasional dan program pembangunan di Indonesia
Sesuai dengan kesepakatan kedua beah pihak
dalam P3B.
Hal-hal yang dapat mendorong perkembangan di
Indonesia menjadi lebih maju, dapat diatur
dalam perjanjian ini, misalnya penghasilan atas
guru dan peneliti, yang dalam model OECD dan
UN tidak diatur.
LOGO
enny, 2008
TAX TREATY DENGAN INDONESIA
NO NEGARA TAHUN NO NEGARA TAHUN
1 Aljazair 2001 10 China 2004
2 Amerika Serikat 1997 11 Denmark 1987
3 Australia 1993 12 Finlandia 1990
4 Austria 1989 13 Hungaria 1994
5 Bangladesh 2007 14 India 1988
6 Belanda 2004 15 Inggris 1995
7 Belgia 2002 16 Iran 2011
8 Brunei Darussalam 2003 17 Italia 1996
9 Bukgaria 1993 18 Jepang 1983
LOGO
enny, 2008
TAX TREATY DENGAN INDONESIA
NO NEGARA TAHUN NO NEGARA TAHUN
19 Jerman 1992 28 Mongolia 2001
20 Kenada 1999 29 Norwegia 1991
21 Korea Utara 2005 30 Pakistan 1991
22 Kore Selatan 1990 31 Perancis 1981
23 Kuwait 1999 32 Philipina 1983
24 Luxembourg 1995 33 Polandia 1994
25 Malaysia 1987 34 Ceko 1997
26 Meksiko 2005 35 Rumania 2000
27 Mesir 2003 36 Rusia 2003
LOGO
enny, 2008
TAX TREATY DENGAN INDONESIA
NO NEGARA TAHUN NO NEGARA TAHUN
37 Saudi Arabia 1989 48 Taiwan 1996
38 Selandia Baru 1989 49 Test 2011
39 Seychelles 2001 50 Thailand 2004
40 Sinagapura 1992 51 Tunisia 1994
41 Slovakia 2002 52 Turki 2001
42 Spanyol 2000 53 Ukraina 1999
43 Sri Lanka 1995 54 Uni Emirat Arab 2000
44 Sudan 2001 55 Uzbekistan 1999
45 Suriah 1999 56 Venezuela 2001
46 Swedia 1990 57 Vietnam 2000
47 Swiss 1990 58 Yordania 1999
TOTAL 58
Sumber : www.pajak.go.id/tanggal 27 Desember 2011
LOGO
enny, 2008

Anda mungkin juga menyukai