Anda di halaman 1dari 3

Sultan Iskandar Muda dilahirkan pada tahun 1593 Banda Aceh.

Pahlawan yang
bernama kecil Johan Perkasa Al ini diangkat menjadi sultan ketika usianya masih
remaja, yang ke 14 tahun, atau tepatnya pada tahun 1607. Walaupun begitu beliau
mampu menjadi sultan yang bijaksana, cakap, dan juga yang menjadikan Kesultanan
Aceh terkenal keharu namanya hingga ke daerah-daerah jauh. Apalagi ditunj dengan
kemampuan dan ketaatannya pada agama yang dianutnya sehingga beliau banyak
dicintai dan dikagumi rakyatnya.
Sejak tahun 1511 tanah Malaka telah berhasil dikuasai oleh Portugis. Tak hanya itu,
Portugis pun ingin pula menguasai wilayah yang dikenal dengan Tanah Rencong itu.
Namun usaha mereka terus menghasilkan kegagalan. Sebagai balasaannya, maka
Sultan Iskandar Muda segera memerintahkan pasukannya untuk menyerang Malaka
pada tahun 1615. Namun serangan tersebut berhasil dipatahkan oleh Portugis. Tapi
Sultan Iskandar Muda tidak patah semangat. Beliau kembali menyusun strategi dan
menambah kekuatannya untuk melakukan penyerangan guna mengusir Portugis dari
tanah Malaka. Maka pada tahun 1629 Sultan Iskandar Muda dan pasukannya segera
menyerang Malaka. Tentu saja serangan yang secara tiba-tiba itu mengejutkan pihak
Portugis, dan mereka hampir saja mengalami kekalahan jika saja mereka tidak
meminta banruan kepada Kerajaan Johor, Pahang, dan Patani. Akibatnya pasukan
Sultan Iskandar Muda terpaksa mundur dari tanah Malaka. Mengalami dua kali
kekalahan tidak menjadikan Sultan Iskandar Muda merasa putus asa. Karena
bagaimanapun juga beliau tetap berkeinginan untuk mengusir Portugis dari tanah
Malaka. Namun sayang Tuhan berkehendak lain, karena pada tanggal 27 September
1636 beliau harus menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazahnya kemudian
dimakamkan di Banda Aceh. Dan untuk mengenang dirinya, maka nama Iskandar
Muda dijadikan sebagai nama Bandara di Aceh.

KERAJAAN ACEH PADA MASA SULTAN ISKANDAR MUDA

Pemerintahan kesultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar
Muda adalah pada tahun 1607-1636. Yang sebelumnya ia dipenjara oleh sultan Ali
Riayat Syah karena ia tidak setuju terhadap pemerintahannya. Iskandar muda
melihat bahwa sultan Ali tidak Cakap dalam menangani masalah perampokan dan
bahaya kemiskinan yang di derita oleh rakyat Aceh. Hal itulah yang dilirik oleh
Portugis yang melihat bahwa pemerintahan Aceh sedang lemah, dan berusaha
menyiapkan armadanya untuk menyerang Aceh. Melihat kondisi tersebut Sultan
Iskandar Muda mengirimkan surat kepada Sultan Ali agar membebaskannya, agar ia
bisa membantu menyerang Portugis permintaanya itu dikabulkan sehingga Ia
dibebaskan. Yang kemudian pada tanggal 4 april 1607 ia berhasil mengusir Portugis
dari Aceh. Setelah peristiwa tersebut Ia berhasil menduduki kerajaan dan menjdi
Sultan yang menggantikan Ali Riayat Syah. Pendudukan kerajaan tersebut didukung
oleh orang-orang besar. Salah satu keunggulan dari pemerintahan Sultan Iskandar
muda adalah keberaniannya untuk melawan para penjajah yang ingin menguasai
perdagangan di Nusantara. Hal inilah yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan
sultan untuk mengatur perdagangan.
Sejak Iskandar Muda naik tahta perubahan-perubahan besar yang
terencana berlaku dengan cepat. Terutama kemajuan ekonominya, Ia menyimpulkan
bahwa produk-produk hasil bumi Nusantara merupakan bahan yang menjadi rebutan
oleh orang-orang Eropa. Bahan komoditi ekspor yang bernilai tinggi diantaranya
adalah emas dan lada yang pada saat itu banyak terdapat dikepulauan
Sumatra. Selain itu pada masa pemerintahannya Aceh memiliki kekuaatan militer
yang sangat kuat maka tidak heran Sultan berhasil menaklukan wilayah-wilayah
seprti Natal, Pasaman, Tiku, Pariaman. Dengan ini wliayah kekuasaan Aceh akan
semakin luas serta dapat menambah tersedianya hasil alam yang laku dijual
dipasaran. Wilayah-wilayah tersebut umumnya di berikan kepada orang-orang yang
dipercayai Sultan untuk mengurus wilayah tersebut. Belanda sendiri pun belum mau
memusaatkan perhatiannya kepada Aceh setelah Aceh berhasil memukul mundur
Portugis. Belanda berfikir bahwa Aceh merupakan kerajaan yang kuat. Selain itu
pertikaian yang berlangsung antara Aceh dengan Johor merupakan keuntungan
tersendiri bagi Belanda maupun Portugis. Belanda juga ingin membantu Johor untuk
melawan Aceh dan dujadikan sebagai sekutu. Setelah berpikiran bahwa perseteruan
itu dapat membendung pergerakan Portugis dan belanda dapat menguasai Malaka.
Saat Aceh mengetahui bahwa Johor bersekutu dengan Belanda,
Maka Aceh berniat untuk melakukan penyerangan terhadap Johor. Pada tahun 1612
Aceh berhasil mengalahkan Johor,pada saat itu Sultan Alauddin dari Johor berhasil
melarikan diri. Sebaliknnya Raja Bungsu ditangkap tertangkap juga Raja
Siak,ipar Alauddin. Banyak perwira dan orang-orang bangsawan tertangkap dan
dibawa ke Aceh sebagai tawanan. Terdapat orang-orang belanda juga yang bertugas
di pos dagang di Johor. Perkembangan selanjutnya adalah sultan membebaskan Raja
bungsu yang dianggap tida berpihak pada Portugis dan ia juga ,mengikuti perintah
Aceh. Sultan juga menikahkannya dengan adhiknya supaya terjalin lebih erat.
Semenjak itu Johor menjad daerah kekuasaan Aceh. Pada tahun 1615 sultan
memerintahkan untuk menyerang Malaka, namun pada saat itu portugis sudah siap
sehingga serangan Aceh dapat dihentikan.
Serangan terbesar Aceh ke Malaka terjadi pada tahun 1629.
Pasukan Aceh yang saat itu berkekuaatan 236 kapal denagn 20.000 prajurit.
Pertemperan melawan Portugis dimalaka itu sangat berlangsung lama yang
menimbulkan banyak korban,pasukan Aceh dapat mengepung Portugis di Malaka
hingga berbulan-bulan. Namun penyerangan di Aceh mengalami kekalahan akibat
lemah pengawasan dari daerah luar (laut) sehingga muncul banyak bala bantuan dari
pihak Portugis diantaranya dari Pahang dan juga dari Goa. bahkan kapal besar Aceh
pun berhasil dikuasai dan pada saat itu Aceh mengalami kekalahan yang hebat dan
menderita banyak korban. Pada saat itulah Aceh megalami guncangan hebat,karena
kalah atas peperangan melawan Portugis.
Selatah kekalahan tersebut pada 1636 Sultan Iskandar Muda
mangkat dari jabatannya dan dingantikan oleh menantunya yaitu Iskandar Tsani yang
tidak lain adalah menantunya. Sumber dari barat menyebutkan bahwa lima belas hari
sebelum mangkatnya, sultan menghukum putranya sendiri. Putra tersebut dituduh
berkelakuan jahat dan tak dapat dikendalikan. Ada yang mengatakan hukuman mati
tersebut dijalankan karena putra sultan telah melakukan perzinaan dengan seorang
istri penduduk yang kemudian dengan diperlakukannya hukum islam maka putra
tersebut dibunuh. Pada masa pemeritah Sultan Iskandar Tsani inilah Aceh mengalami
perkembangan dalam ilmu penegtahuan keagamaan.
Pada dasarnya pemerintahan yang dipimpin Sultan iskandar
muda mengandung program perluasaan wilayah sebagai berikut :pertama, menguasai
seluruh negeri dan pelabuhan disekitar Selat Malaka. Kedua, mengalahkan Johor
supaya tidak tidak dapat lagi ditunggangi oleh Belnda maupun Portugis. Ketiga,
mengalahkan Porutgis dan menaklukan Malaka.keempat, mengalahkan negeri-negeri
disebelah timur Malaya,sejauh merugikan perdagangan Aceh dan mencapai
kemengan dari musuh seperti Pahang dan patani. Kelima, menaikkan harga jual
hasil bumi untuk ekspor dengan jalan memusatkan pelabuhan samudera di Aceh atau
mengadakan pengawasan yang ketat sedemikian rupa sehingga kepentingan Raja
tidak dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai