Anda di halaman 1dari 46

VERTIGO

Laporan Kasus
Henza Ayu Primalita
030.09.110
Pembimbing: Dr. Robert Loho,
Sp.S
Ilmu Penyakit Saraf
RSAL Dr. Mintohardjo
Periode 18 Agustus 19
September 2014
IDENTITAS
Ny. M
Nama
58 tahun
Usia
Perempuan
Jenis Kelamin
Islam
Agama
Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
Kp. Sanggrahan RT 03/ RW 03,
Meruya, Jak-Bar
Alamat
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSAL dr. Mintohardjo
dengan keluhan pusing berputar sejak 10 jam SMRS
Pasien mengatakan pusing timbul secara mendadak,
lingkungannya terasa berputar, dirasakan memberat
ketika berubah posisi dari duduk ke berdiri
Pasien menyangkal rasa pusing disertai dengan
telinga berdenging. Pasien mengaku merasakan
mual, muntah sebanyak >5x isi air.
Pasien mengaku sedang dalam kondisi kurang fit
serta sedang berpuasa.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku hal seperti ini pernah terjadi
sekitar 1 tahun yang lalu, namun tidak disertai
dengan rasa mual dan muntah
Pasien mengaku jika tiduran rasa pusing akan
berkurang dan hilang perlahan, namun jika
terbangun dengan cepat kemudian
menengokkan kepala pusing berputar akan
muncul kembali.
Pasien menyangkal pernah memiliki cedera pada
kepala ataupun riwayat infeksi pada telinga.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi serta diabetes
melitus yang terkontrol.
Pasien mengaku pernah mengalami hal serupa
sekitar 1 tahun yang lalu, namun tanpa disertai
mual-muntah.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala
serupa.
Ayah dari pasien memiliki riwayat hipertensi.
Riwayat DM dalam keluarga disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Pribadi
Pasien merupakan seorang ibu rumah
tangga.
Suami pasien seorang pensiunan PNS DKI.
Pasien memiliki 3 anak laki-laki yang sudah
berkeluarga dan bekerja sebagai pedagang.
Riwayat mengonsumsi minuman beralkohol
ataupun merokok disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Tampak Sakit Sedang
Keadaan
Umum
Compos Mentis
GCS 15 (E4V5M6)
Kesadaran
TD: 130/90 mmHg
Nadi 68x/m
RR: 16x/m
Suhu: 36,6C
Tanda Vital
PEMERIKSAAN FISIK
Normocephali
Mata: Konjunctiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik.
Kepala
KGB-Tiroid tidak teraba membesar.
Leher
Paru-paru: Suara napas vesikuler +/+, Wh -/-, Ro
-/-
Jantung: BJ I-II reguler, murmur dan gallop (-)
Thorax
Datar, supel, nyeri tekan (-), hepar-lien
tidak teraba membesar, timpani, BU +
normal.
Abdomen
Edema -, akral hangat +, CRT <2 detik.
Ekstremitas
STATUS PSIKIKUS
Normal Cara berpikir
Normothym, tenang Perasaan Hati
Baik Tingkah Laku
Baik
Ingatan
Baik
Kecerdasan
STATUS NEUROLOGIS
TANDA RANGSANG MENINGEAL
- Kaku Kuduk
- Brudzinski I
- Brudzinski II
-/-
Laseque
-/-
Kernig
Bentuk: Normocephali
Nyeri tekan: -
Pulsasi:-
Simetri: Simetris
Kepala
Sikap: Tegak, tidak tampak torticolis
Pergerakan: Rotasi ke kanan dan kiri
tidak terganggu, kaku kuduk (-)
Leher
Afasia motorik (-)
Afasia sensorik (-)
Disarthria (-)
Kemampuan
Berbahasa
N. I
Subjektif (tidak
dilakukan)
Dengan beban
(tidak dilakukan)
N.II
Tajam
penglihatan (visus
6/6 ki-ka)
Lapang pandang
(normal)
Melihat warna
(+/+)
Fundus Oculi
(tidak dilakukan)
N.III
Sela mata (Ptosis -
)
Pergerakan
bulbus (Normal)
Strabismus (-/-)
Nystagmus (-/-)
Eksoftalmus (-/-)
Pupil
Diameter
3mm/3mm
Isokor
Reflex Cahaya +/+
Melihat kembar
(-/-)
N. IV
Pergerakan
mata ka-ki
baik
Sikap
bulbus ka-
ki Ortoforia
Melihat
kembar (-/-
)
N.V
Membuka
mulut
normal
Mengunyah
normal
Menggigit
normal
Sensibilitas
muka
normal
N.VI
Pergerakan
mata ka-ki
baik
Sikap
bulbus ka-
ki Ortoforia
Melihat
kembar (-/-
)
N. VII
Mengerutkan
dahi (+/+)
simetris
Menutup mata
(+/+) simetris
Memperlihatkan
gigi (+/+)
simetris
Bersiul (+/+)
simetris
Perasaan lidah
(2/3 depan) tidak
dilakukan
Hiperakusis (-/-)
N.VIII
Detik arloji (+/+)
Suara berbisik
(+/+)
Tes Swabach (x)
Tes Rinne (x)
Tes Weber (x)
N.IX
Perasaan lidah
(1/3 belakang)
tidak dilakukan
Sensibilitas laring
+/+
N. X
Arkus faring
simetris, uvula
ditengah
Berbicara
normal
Menelan
normal tidak
pernah
tersedak
Nadi dbn
Refleks
okulokardiak
tidak dinilai
N.XI
Mengangkat
bahu +/+
Memalingkan
kepala +/+
N.XII
Pergerakan
lidah normal
Tremor lidah (-
/-)
Artikulasi baik
Gerak kolumna vertebralis bebas tidak ada tahanan
Badan
Motorik baik, kekuatan 5555, Eutrofi, Normotoni
Sensorik + (Taktil, nyeri, suhu diskriminasi 2 titik.)
R. Fisiologis + (Biceps, Triceps)
R. Patologis (Hoffman Tromner)
Anggota
Gerak Atas
Motorik baik, kekuatan 5555, Eutrofi, Normotoni
Sensorik + (Taktil, nyeri, suhu diskriminasi 2 titik.)
R. Fisiologis + (Achilles, Patella)
R. Patologis (Babinski, Chaddok, Schaeffer, Gordon,
Oppenheim)
Anggota
Gerak
Bawah
Cara berjalan, tes romberg,
disdiadokinesia, ataksia. Rebound
phenomenon, dismetri.
Koordinasi dan
keseimbangan
Tremor -/-
Athetose -/-
Mioklonik -/-
Chorea -/-
Gerak
Abnormal
Miksi
Defekasi
Alat Vegetatif
Patrick +/+
Kontrapatrick +/+
Laseque
PEMERIKSAAN LAB
(28 Agustus)
Kadar eritrosit, Hb, dan
hematokrit yang sedikit
rendah anemia.
Kemungkinan yang terjadi
pada pasien adalah intake
makanan yang kurang
Pemeriksaan
Laboratorium (30
Agustus 2014)
Didapatkan nilai gula darah
sewaktu meningkat,
namun nilai HbA1c normal,
disimpulan DM terkontrol.
DIAGNOSIS
Vertigo
Dx.Klinis : Vertigo Posisional Perifer
Dx. Topis : Kanalis semisirkularis
Dx. Etiologis : Idiopatik
Dx. Patologis : Idiopatik
Hipertensi Grade II
Diabetes Mellitus Tipe II
PENATA-
LAKSANAAN
Non-
Medikame
ntosa
Medikame
ntosa
NON-MEDIKAMENTOSA
Rawat Inap
Tirah baring
Observasi tanda vital, lab darah
rutin glukosa darah dan elektrolit
darah.
Diet rendah garam
MEDIKAMENTOSA
IVFD RL 20 tpm
Injeksi Ondancetron 3x1amp
Injeksi Ranitidin 2x1amp
Betahistin 3x1tab
Silum 2x5mg
Amlodipine 1x5mg
Glimepirid 1x2mg
PROGNOSIS
Ad bonam
Ad Vitam
Dubia ad bonam
Ad
Sanationam
Ad bonam
Ad
Functionam
FOLLOW UP
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang
artinya memutar-merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem
keseimbangan.
DEFINISI
Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan
pada individu dengan prevalensi sebesar 7 %.
Dizziness telah ditemukan menjadi keluhan yang
paling sering diutarakan oleh pasien, yaitu
sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari
keempat jenis dizziness, vertigo merupakan yang
paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuah studi
mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan
pada wanita dibanding pria (2:1), sekitar 88%
pasien mengalami episode rekuren
EPIDEMIOLOGI
Lingkungan: mabuk darat/laut
Obat-obatan: ototoksik (gentamisin)
Kelainan telinga: endapan kalsium di kanalis
semisirkularis
Infeksi telinga
Peradangan saraf vestibuler
Kelainan neurologis
Kelainan sirkularis
ETIOLOGI
FISIOLOGIS : ketinggian, mabuk udara



PATOLOGIS
KLASIFIKASI
SENTRAL
PERIFER
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS:
1. Pemeriksaan Nervus Cranialis
2. Gait test (Romberg test, Past pointing test)
3. Fungsi vestibuler (Dix Hallpike manoeuvre,
tes kalori)
4. Fungsi pendengaran (tes garpu tala,
audiometri)
5. Head impulses test
PEMERIKSAAN FISIK
Dari posisi duduk di atas tempat tidur,
penderita dibaringkan ke belakang dengan
cepat, sehingga kepalanya menggantung 45 di
bawah garis horisontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri.
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo
dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan
apakah lesinya perifer atau sentral.
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan
nistagmus timbul setelah periode laten 2-10
detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit,
akan berkurang atau menghilang bila tes
diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Sentral:
tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo
berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-
ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue)
( Allen, 2008).
Pasien duduk tegak dengan mata terfiksasi pada
objek sejauh 3 m dan diinstruksikan untuk tetap
melihat objek ketika pemeriksa menolehkan
kepala pasien. Dimulai dengan pemeriksa
menolehkan kepala pasien ke salah satu sisi
pelan-pelan setelah itu pemeriksa menolehkan
kepala pasien ke sisi lainnya horizontal 20
o

dengan cepat. Pada orang yang normal tidak ada
saccades mengindikasikan pandangan mereka
terfiksasi di objek. Jika ada saccades setelahnya
maka mengindikasikan bahwa terdapat lesi pada
vestibular perifer pada sisi itu (Allen, 2008).

Pemeriksaan laboratorium darah
Tes vestibular
Tes audiometrik (jika ada keluhan pada
pendengaran)
Pemeriksaan radiologis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS
MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA
TERAPI
Ambil posisi duduk.
Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi
duduk.
Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri.
Masing-masing gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.
TERAPI FISIK BRAND-
DARROF
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai