0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan1 halaman
Kasus korupsi di Indonesia meliputi kasus Bank Century dimana Komite Stabilitas Sistem Keuangan menangani bank tersebut tanpa data lengkap dan LPS melakukan rekayasa peraturan, serta kasus PLTU Paiton 1 di Probolinggo yang melibatkan mark-up capital cost sebesar 48% dari nilai proyek Rp7,015 triliun. Kedua kasus menimbulkan kerugian keuangan negara dan malu bagi keluarga tersangka.
Kasus korupsi di Indonesia meliputi kasus Bank Century dimana Komite Stabilitas Sistem Keuangan menangani bank tersebut tanpa data lengkap dan LPS melakukan rekayasa peraturan, serta kasus PLTU Paiton 1 di Probolinggo yang melibatkan mark-up capital cost sebesar 48% dari nilai proyek Rp7,015 triliun. Kedua kasus menimbulkan kerugian keuangan negara dan malu bagi keluarga tersangka.
Kasus korupsi di Indonesia meliputi kasus Bank Century dimana Komite Stabilitas Sistem Keuangan menangani bank tersebut tanpa data lengkap dan LPS melakukan rekayasa peraturan, serta kasus PLTU Paiton 1 di Probolinggo yang melibatkan mark-up capital cost sebesar 48% dari nilai proyek Rp7,015 triliun. Kedua kasus menimbulkan kerugian keuangan negara dan malu bagi keluarga tersangka.
Kasus korupsi bank century karna ada keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) menangani Bank Century tidak berdasarkan data yang lengkap, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan rekayasa peraturan dan ada penarikan dana sebesar Rp.938 miliar manurut BPK melanggar peraturan Bank Indonesia. Tersangka : Bank Indonesia Budi Mulya dan Siti C. Faktor penyebabnya : Pemimpin Bank Indonesia Boediono kurang tegas pada pelanggaran Bank Century yang terjadi dalam kurun waktu 2005-2008. Penyalahgunaan kewenangan dalam pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek dan penyalahgunaan penetapan Bank Century. Dampaknya dari korupsi tersebut adalah merugikan keuangan negara,keluarga tersangka menjadi malu karna terlibat dalam kasus korupsi dan keuangan negara mengalami krisis.
2. Kasua PLTU Paiton 1 Probalinngo Kasus korupsi pengadaan listrik swasta Paiton 1 di Probalinggo berawal dari Lmarkup terhadap capital cost sebesar 48% dari seluruh nilai proyek yang sebesar Rp.7.015 triliun