NIM
: J210090051
B. Indikasi
Central Venous Pressure ( CVP ) diindikasikan untuk ;
1. Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan.
2. Digunakan sebagai pedoman penggantian cairan pada kasus hipovolemi
3. Mengkaji efek pemberian obat diuretik pada kasus-kasus overload cairan
4. Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume yang banyak
( Thelan, 1994 ).
Perhatian sebelum prosedur pemasangan CVP :
1. Jelaskan prosedur kepada klien dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan dan
mengharapkan kerjasama dari klien.
2. Kerjasama klien diperlukan dalam rangka posisi pemasangan, yaitu posisi trendelenberg,
yang mungkin akan sangat membuat klien merasa tidak nyaman.
3. Kateter CVP tersedia dengan lumen jenis single, double, atau triple, tergantung dari
kondisi klien.
4. Kateter CVP terbuat dari dari bahan jenis polyvinylchloride yang sangat lembut dan
fleksibel.
C. Prosedur
Persiapan alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kateter CVP
Set CVP
Spuit 2,5 cc
Antiseptik
Obat anaestesi lokal
Sarung tangan steril
Bengkok
Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
Plester
D. Lokasi Pemantauan
1. Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
2. Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
3. Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
4. Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas vena kava
superior
E. Indikasi Pemasangan
1. Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
menimbulkan syok.
2. Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
3. Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
4. Pasien dengan gagal jantung.
5. Pasien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
6. Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
F. Komplikasi
Adapun komplikasi dari pemasangan kanulasi CVP al :
1. Perdarahan.
2. Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
darah
f. Berikan natrium bikarbonat sesuai indikasi (untuk mengoreksi asidosis metabolik)
g. Berikan obat-obat digitalis, diuretik IV dan agen aritmia sesuai indikasi
h. Berikan morfin dosis rendah secara IV (menurunkan ansietas dan menurunkan kebutuhan
metabolisme )
i. Siapkan klien untuk prosedur angiografi dan/ atau skaning perfusi paru-paru ( untuk
memastikan diagnosis dan mendeteksi luasnya atelektasis)
(Karena kematian akibat embolisme pulmonal masif terjadi dalam 2 jam pertama setelah
awitan, intervensi segera adalah sangat penting)
4. Berikan terapi oksigen melalui kateter nasal dan pantau saturasi oksigen. (dengan tindakan
ini akan meningkatan sirkulasi oksigen secara cepat)
5. Pantau nilai elektrolit, GDA, BUN, DL (pemeriksaan laboratorium ini membantu
menentukan status perfusi dan volume)
6. Lakukan pengobatan trombolisis, mis : urokinase, streptokinase sesuai dengan program
dokter (trombolisis dapat menyebabkan lisisnya emboli dan meningkatkan perfusi kapiler
pulmonal)
7. Setelah pemberian infus trombolisis, lakukan pemberian pengobatan dengan heparin. (IV
secara terus menerus atau intermitten). (Heparin dapat menghambat atau memperlambat
proses terbentuknya trombus dan membantu mencegah pembentukan dan berulangnya
pembekuan.
K. Implementasi
Disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah disusun.
L. Evaluasi
Tidak ditemukan tanda-tanda emboli darah.
DAFTAR PUSTAKA