Anda di halaman 1dari 16

3

43
Majalah Obat Tradisional,
16(1), 2011
Majalah Obat Tradisional, 16(1), 34 42, 2011
UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK METANOL DAUN SIRIH
MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav ) PADA TIKUS
PUTIH
ANTI-INFLAMMATORY ACTIVITYY OF Piper crocatum Ruiz &
Pav. LEAVES METANOLIC ETRACT IN RATS
A!i" Fi!#i$a%i& Li%a 'i%a#!i& Si!i Mu()i*+a+
,a% Nu#i
Fakultas Farmasi Universitas
Jember
A-STRAC
T
Inflamasi adalah respon alami yang terjadi pada kerusakan jaringan. Untuk
menyembuhkan inflamasi orang biasa menggunakan AINS (antiinflamasi non steroid).
Antiinflamsi nonsteroid (AINS) yang secara spesifk mempunyai sejarah yang panjang
dan banyak menimbulkan kontroersi serta efek samping. Salah satu tanaman obat
yang digunakan secara empirik untuk pengobatan secara tradisional adalah sirih merah
(!iper "rocatum #ui$ % !a.). &anaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi obat untuk antiinflamasi karena mengandung flaonoid' saponin' tanin' dan
alkaloid. &ujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti efek antiinflamasi sirih merah
(!iper "rocatum #ui$ % !a.) menggunakan metode induksi karagenin pada tikus. Untuk
pengukuran aktiitas antiinflamasi digunakan ( kelompok yang berbeda' dan sirih
merah diberikan dengan dosis )(mg*kg++' (,mg*kg++' dan -,,mg*kg++. Asetosal
digunakan sebagai kontrol positif. .ari hasil penelitian didapatkan bah/a reduksi
inflamasi adalah 00.(12 untuk asetosal' 0).32 untuk ekstrak )(mg*kg++' 1(.4,2 untuk
ekstrak (,mg*kg++' dan 1-.,)2 untuk ekstrak -,,mg*kg++. 5kstrak dengan dosis
(,mg*kg++ menunjukkan efek antiinflamasi yang paling besar diantara dosis yang
digunakan. 6asil tersebut menunjukkan bah/a ekstrak sirih merah memberikan efek
antiinflamasi yang menjanjikan.
7ata 7unci8 ekstrak sirih 9erah (!iper "rocatum #ui$ % !a.)' efek antiinflamasi' asetosal
A-STRAC
T
Inflammation is a natural respon for tissue damage. &o reduce inflammation'
people used a NSAI. (Non Steroid Antiinflammatory .rugs). &his agent caused many
side effects. :ne of medicinal plant empirically used for traditional medicine is !iper
"rocatum #ui$ % !a. &his plant is potential to be deeloped as medicine for anti;
inflammatory because its contains flaonoid' saponin' tannin' and alkaloid. &he aim of
this study /as to inestigate the anti;inflammatory effect of the !."rocatum e<tract
using carrageenan;induced rat oedema test. =or the anti;inflammatory actiity
measurement' fe different groups /ere established and piper e<tract /as administered
in three di>erent doses 8 )(' (, and -,, mg*kg+?. Acetosal /as used as a reference
agent. It /as found that reduction in the flammation /as 00.(12 for acetosal' 0).302
for )( mg*kg e<tract' 1(.4,2 for (,mg*kg' and 1-.,)2 mg*kg for -,,mg*kg e<tract.
5<tract of !. "rocatum at (, mg*kg sho/ed the strongest anti;inflammatory actiity
among the doses used. &he results sho/ed that !. "rocatum e<tract posseses promising
anti;inflammatory effect.
7ey /ord 8 e<tract !."rocatum' anti;inflammatory effect' Acetosal
3
53
Majalah Obat Tradisional,
16(1), 2011
PENDAHULUAN
Saat ini, popularitas terapi herbal
mulai meningkat (Kamienski dan Keogh,
2006). Salah
K.#/(0.%,/%(i 1 Li%a 'i%a#!i
A)a2a! 1 Fa"u)!a( Fa#2a(i U%iv/#(i!a(
J/23/#
J). Ka)i2a%!a% N.. 45& J/23/#
67898
E-2ai) 1 I) +i %%a : ;< $ a + . . .* . 2
satu tanaman obat ang se!ara empiris
biasa digunakan sebagai obat tradisional
adalah sirih merah (!iper crocatum "ui# $
%av.). &anaman ini lebih banak dikenal
sebagai tanaman hias dan tumbuh
merambat dipagar atau pohon (Solikhah,
200'). Sirih merah berdasarkan
kekerabatanna, satu genus dengan sirih
(!iper betle (inn.). Selama ini penelitian
ang telah dilakukan masih terbatas
UJI ANTIIN!AMA"I
#$"T%A$&&&&&&&&&&
pada sirih sa)a, ang memiliki aktivitas
sebagai antiin*lamasi dan imuno
modulator (Sudipto et al.,
200'). +enurut Solikhah (200'), se!ara
empiris sirih merah digunakan sebagai
obat ken!ing manis, ambeien,
meredakan peradangan, kanker, asam
urat, darah tinggi, hepatitis, kelelahan dan
sakit maag.
Sena,a -tokimia ang terkandung
dalam daun sirih merah meliputi
alkaloid, saponin, tannin, dan *lavonoid
(%uruhito dalam Sude,o,
200.). Flavonoid beker)a menghambat
*ase penting dalam biosintesis
prostaglandin, aitu pada lintasan
siklooksigenase. Flavonoid )uga
menghambat *os*odiesterase,
aldoreduktase, monoamine oksidase,
protein kinase, /01 polmerase dan
lipooksigenase ("obinson, 2334). &anin
diketahui mempunai akti*itas
antiin*lamasi, astringen, antidiare, diuretik
dan antiseptik (Khanbabaee dan "ee,
2002). Sedangkan aktivitas *armakologi
saponin ang telah dilaporkan antara lain
sebagai antiin*lamasi, antibiotik, anti*ungi,
antivirus, hepatoprotektor serta antiul!er
(Soetan, 2006).
Saat ini ada berma!am5ma!am
obat ang digunakan untuk mengatasi
peradangan. 1ntiin*lamsi golongan steroid
misalna dapat menebabkan penurunan
imunitas terhadap in*eksi, osteoporosis,
atropi otot dan )aringan lemak,
meningkatkan tekanan intra okular, serta
bersi*at diabetik. 1dapun antiin*lamasi
golongan non5 steroid dapat
menebabkan tukak lambung hingga
perdarahan, gangguan gin)al, dan anemia
(1nonim, 2004).
+aka untuk pengembangan obat
tradisional dan dugaan kuat bah,a
daun sirih merah memiliki aktivitas
antiin*lamasi, maka perlu dikembangkan
penelitian lebih lan)ut. Jika daun sirih
merah dapat menghambat volume radang
pada tikus ang diinduksi karagenin
berarti ada petun)uk bah,a bahan
terrsebut mempunai e*ek antiin*lamasi.
METODOLO
=I
-a+a
%
6ahan ang digunakan pada
penelitian ini antara lain7 metanol,
simplisia daun sirih merah, tikus putih
)antan galur ,istar, 8+8 0a, a9uadest,
asetosal, dan karagenin.
A)a
!
1lat5alat ang digunakan pada
penelitian ini antara lain7 kandang tikus,
tempat makanan dan minuman tikus,
timbangan, spidol, sonde lambung,
Ati'
itri(ani
spuit in)eksi 2 m(, penghitung ,aktu (stop
/atch), rotavapour dan pletismometer air
raksa.
Ja)a%%$a 0/%/)i!ia%
P/23ua!a% /"(!#a" 2/!a%.)
/aun sirih merah segar dibersihkan
dengan air bersih ang mengalir,
dikeringkan dengan diangin5anginkan
kemudian diserbuk. Serbuk daun ang
telah kering dimaserasi dengan
menggunakan metanol sebanak ',4 kali
berat serbuk selama 2: )am dan diulang ;
kali. +aserat dikumpulkan, kemudian
pelarut diuapkan menggunakan rotavapor
sehingga diperoleh ekstrak metanol
kental. <kstrak kental dikeringkan dalam
oven, sehingga didapatkan ekstrak
metanol kering.
P/%$ia0a% 3a+a% u>i
%embuatan larutan 8+8 2 =.
/itimbang 2 gram 8+8 kemudian
disuspensikan dalam a9uades sampai
200 m(.
%embuatan suspensi 1setosal 2=.
Sediaan suspensi asetosal untuk 2
kelompok dibuat dengan
mensuspensikan 400 mg asetosal
dalam larutan 8+8 2= sampai 40 m(.
%embuatan suspensi sediaan u)i.
Sediaan u)i dibuat dengan !ara
menimbang 2g ekstrak kemudian
disuspensikan dalam larutan 8+8
2= hingga
200m(.
%embuatan suspensi karagenin 2=.
Karagenin
2= diperoleh dengan mensuspensikan
2g karagenin dalam suspensi 8+8 2=
sampai 200 m(.
U>i a"!ivi!a( a%!ii%?)a2a(i
&ikus dipuasakan selama lebih
kurang 2. )am sebelum perlakuan, namun
air minum tetap diberikan (ad libitum).
&ikus dikelompokkan men)adi 4 kelompok
se!ara a!ak masing masing kelompok
terdiri dari 4 ekor tikus. %ada a,al
penelitian, tiap tikus diberi tanda dengan
spidol pada sendi belakang kiri, agar
pemasukan kaki dalam air raksa setiap kali
selalu sama, kemudian tiap tikus
ditimbang.>olume kaki tikus diukur dan
di!atat sebagai volume dasar untuk tiap
tikus. +asing5masing kelompok diberi
perlakuan, aitu7
2. kelompok kontrol negati*7 diberi 8+8
0a 2= 2 m(?200 kg 66.
2. kelompok kontrol positi*7 diberi
suspensi asetosal 200 mg?kg 66
;. kelompok u)i 27 diberi ekstrak
daun sirih merah dengan dosis 24
mg?kg 66
:. kelompok u)i 27 diberi ekstrak
daun sirih merah dengan dosis 40
mg?kg 66
4. kelompok u)i ;7 diberi ekstrak
daun sirih merah dengan dosis 200
mg?kg 66
KLT
<kstrak metanol daun sirih
merah
&iga puluh menit setelah
pemberian obat u)i atau larutan kontrol,
disuntikkan larutan karagen 2= pada
telapak kaki kiri tikus sebanak
0,04 m(. %enuntikan karagenin dilakukan
se!ara
subplantar. &iga puluh menit kemudian
volume kaki ang disuntik karagen diukur
pada alat (pletismometer air raksa)
dengan !ara men!elupkan telapak kaki kiri
tikus ke dalam alat pletismometer air
raksa sampai tanda spidol dan di!atat.
%engukuran dilakukan tiap ;0 menit
selama ; )am setelah penuntikan
karagenin.
A%a)i(i(
,a!a
/ata ang diperoleh dari pengukuran
volume telapak kaki kiri tikus setiap ,aktu
pada semua kelompok ditabulasikan.
&abel memuat persentase kenaikan
volume kaki kiri tikus (volume edema)
setiap ;0 menit (untuk masing5 masing
tikus). %erhitungan persentase edema
dilakukan dengan membandingkanna
terhadap volume dasar sebelum
penuntikan karagen.
Selan)utna untuk melihat e*ek
antiin*lamasi dari masing5masing
perlakuan dapat dihitung persentase
reduksi edema dengan rumus7 %ersentase
reduksi edema7
@asil ang diperoleh dari
perhitungan persentase reduksi edema
dianalisis dengan :ne /ay AN:@A,
kemudian dilan)utkan dengan u)i (S/
untuk melihat perbedaan antar perlakuan
signi-kan (pA0,04) atau tidak signi-kan
(pB0,04) (<svandiar et al., 200').
ditotolkan pada *ase diam lempeng K(&
sili!a gel
F
24:
, dengan *ase gerak
kloro*orm7metanol7air
(3.'70.270.2).
%enampak noda ang digunakan uap
amoniak
S"#i%i%@ 0.)i?/%.) ,a%
!a%i%
ekstrak daun sirih merah sebanak
0.; g ditambah 20 m( a9uades panas,
diaduk dan dibiarkan sampai suhu
kamar, tambahkan ;5: tetes 20 = 0a8l,
diaduk dan disaring. Filtrat dibagi men)adi
; bagian, ang disebut CC1, CC6, dan CC8.
(arutan CC1 sebagai blanko.
U>i
F/C)
4
(arutan CC6 diberi beberapa tetes
larutan
Fe8l
;
, kemudian diamatai
ter)adina perubahan
,arnana, )ika
ter)adi ,arna hi)au kehitaman
menun)ukkan adana tannin. Jika pada
penambahan gelatin dan 0a8l tidak timbul
endapan tetapi setelah ditambahkan
dengan
larutan Fe8l
;
ter)adi perubahan
,arna men)adi
hi)au biru hingga hitam,
menun)ukkan adana sena,a poli*enol
pada ekstrak daun sirih merah.
U>i
@/)a!i%
(arutan CC8 ditambah sedikit larutan
gelatin
2= dan 4 m( larutan 0a8l 20=. Jika ter)adi
endapan putih menun)ukkan adana
tannin pada ekstrak.
KL
T
S"#i%i%@
?i!."i2ia
S"#i%i%@
?)av.%.i, U>i
'i)(!a!/#
Sebanak 0.; g ekstrak daun sirih
merah diko!ok dengan 4 m( n5heksana
berkali5kali sampai ekstrak n5heksana
tidak ber,arna. "esidu dilarutkan dalam
etanol dan dibagi men)adi 2 bagian ang
disebut sebagai larutan C1 dan C6. (arutan
C1 sebagai blanko. (arutan C6 ditambah
0.4 m( @8l pekat dan : potong
magnesium. Darna ang ter)adi diamati,
kemudian dien!erkan dengan air suling
dan ditambah 0.2 m( butanol. Darna
ang ter)adi di setiap lapisan diamati,
perubahan ,arna merah )ingga
menun)ukkan adana *lavon, merah pu!at
menun)ukkan adana *lavonol dan merah
tua menun)ukkan *lavonon pada daun sirih
merah.
<kstrak metanol daun sirih merah
ditotolkan pada *ase diam lempeng K(&
sili!a gel
F
24:
, dengan *ase gerak
kloro*orm7metanol7air ('7;70.:). %enampak
noda ang digunakan Fe8l
;
.
Jika timbul
,arna biru kehitaman sampai hitam
menun)ukkan adana sena,a tannin di
dalam ekstrak daun sirih merah.
S"#i%i%@
a)"a).i,
<kstrak metanol daun sirih merah
sebanak
0.;g ditambah dengan 4m( @8l 20,
dipanaskan di atas penangas air selama 25
; menit, sambil diaduk. Setelah dingin
ditambah 0.;g 0a8l, diaduk rata kemudian
disaring. Filtrat ang diperoleh ditambah
4m( @8l 20 dan dibagi men)adi ; bagian
CCC1, CCC6, CCC8.
R/a"(i
P/%@/%,a0a%
(arutan CCC1 ditambah pereaksi
+aer, larutan CCC6 ditambah pereaksi
Dagner dan larutan CCC8 dipakai sebagai
blanko. 1dana kekeruhan atau endapan
menun)ukkan alkaloid dalam ekstrak daun
sirih merah.
KL
T
<kstrak metanol daun sirih merah
ditotolkan pada *ase diam lempeng K(&
sili!a gel
F
24:
, dengan *ase gerak
etilasetat7metanol7air
(37272). %enampak
noda ang digunakan pereaksi /ragendor*.
Jika timbul ,arna )ingga menun)ukkan
adana sena,a alkaloid di dalam ekstrak
daun sirih merah.
S"#i%i%@ (a0.%i%& !#i!/#0/%.i, ,a%
(!/#.i, u>i 3ui+
<kstrak metanol daun sirih merah
sebanak
0.;g dalam tabung reaksi, ditambah
air suling
20m(, diko!ok kuat5kuat selama ;0 detik.
&es buih positi* mengandung saponin bila
ter)adi buih ang stabil selama lebih dari
;0 menit dengan tinggi
;!m di atas permukaan
!airan.
U>i
Sa)".;("i
/ilarutkan 0.;g ekstrak dalam 24m(
etanol.
(arutan C1 ditambah 252m( @
2
SE
:
pekat melalui
dinding tabung reaksi.
1dana steroid tak )enuh ditandai dengan
timbulna !in!in ber,arna merah.
HASIL DAN
PEM-AHASAN
6ahan u)i ang digunakan dalam
penelitian ini adalah ekstrak metanol daun
sirih merah. <kstrak kering daun sirih
merah ang didapatkan sebanak
2;,4.62g, dan nilai rendemen ang
didapatkan adalah 2;,43=.
U)i aktivitas antiin*lamasi dengan
metode
induksi karagenin merupakan salah satu
metode pengu)ian aktivitas antiin*lamasi
ang sederhana, mudah dilakukan dan
sering dipakai. Selain itu, pembentukan
radang oleh karagenin tidak menebabkan
kerusakan )aringan. /ata persentase
radang diperoleh dari perbandingan selisih
volume kaki tikus pada ,aktu t
dan sebelum perlakuan dengan volume
kaki sebelum perlakuan. Kemudian dari
data ang didapatkan, dihitung
persentasena. @asil persentase radang
adalah sebagai berikut 7
&ampak adana perbedaan
persentase radang antara kelompok
kontrol negati*, kontrol positi*, dan
beberapa kelompok perlakuan. %ada
kelompok kontrol negati* ang diberi
8+8 0a,
persentase radang meningkat mulai dari
menit ;0 sampai menit ke52.0. %ada
kelompok perlakuan dosis 24mg?kg66,
40mg?kg66 dan 200mg?kg66, peningkatan
persentase radang hana ter)adi mulai
menit ;0 sampai menit 30. Setelah lebih
dari
30 menit mulai mengalami penurunan.
@al ini
berkaitan dengan e*ek maksimal dari
sena,a u)i tersebut, seperti halna
asetosal, kadar tertinggi dalam tubuh
ter!apai kira5kira 2 )am setelah pemberian.
Sesuai dengan pernataan Dilmana
(2334) bah,a pada pemberian oral,
sebagian salisilat diabsorbsi dengan !epat
dalam bentuk utuh di lambung, tetapi
sebagian besar di usus halus bagian atas.
Kadar tertinggi di!apai kira5kira
2 )am setelah pemberian. %ada kelompok
perlakuan, rata5rata persen radang
ekstrak dosis
24mg?kg66 lebih besar dari persen radang
pada kelompok u)i ang lain dan )uga
kelompok kontrol positi*. "ata5rata
persen radang ekstrak dosis
40mg?kg66 lebih ke!il dari persen radang
kelompok u)i ang lain.
/ata rata5rata persentase radang
telapak kaki kiri tikus dalam bentuk
diagram (Fambar 2).
Selan)utna )uga dapat dihitung rata5
rata persentase reduksi radang ; )am
setelah penuntikan karagenin dari
masing5masing perlakuan untuk
mengetahui aktivitas antiin*lamasina
(&abel 2).
/ari hasil tersebut terlihat )elas
bah,a ekstrak daun sirih merah dosis 40
mg?kg 66 memiliki nilai persen reduksi
radang ang paling tinggi dari pada
perlakuan ang lain, kemudian diikuti oleh
ekstrak daun sirih merah dosis 200 mg?kg
66. Seharusna dengan meningkatna
dosis atau konsentrasi, maka aktivitas
antiin*lamasi akan menun)ukkan adana
peningkatan. &etapi ternata pada
dosis 200 mg?kg 66 )ustru ter)adi
penurunan aktivitas antiin*lamasi. @al
tersebut disebabkan memang terdapat
beberapa )enis obat dalam dosis tinggi
)ustru menebabkan pelepasan histamine
se!ara langsung dari mast cell sehingga
mengakibatkan pembuluh darah men)adi
lebih permeable terhadap !airan plasma
dan menimbulkan proses peradangan
(ter)adi proses imunologi) (Kurnia,ati,
2004). +aka dimungkinkan pada ekstrak
daun sirih merah ini mengandung
sena,a ang mampu mengakibatkan
hal tersebut. 1kan tetapi terdapat
simpangan baku ang !ukup besar
pada data rata5rata persen reduksi
radang ekstrak metanol daun sirih merah
dosis 200 mg?kg 66 ang mungkin
berpengaruh !ukup besar pada data ang
didapatkan.
Fambar 2. /iagram "ata5rata %ersentase "adang telapak Kaki Kiri &ikus.
&abel C. /ata "ata5rata %ersentase radang &elapak Kaki Kiri &ikus ang /iinduksi
Karagenin
P/#(/%!a(/ Ra,a%@
(A)
'a"!
u
K.%!#.)
(-)
K.%!#.)
(B)
E"(!#a" ,au% (i#i+ 2/#a+
(2/%i!
)
CMC
Na
A(/!.(
a)
D.(i(
I
D.(i(
II
D.(i( III
9 2 L C9 DD@ -- 8DD 2@C " @-- 9E 2 @C" @ -- ED 2 @C"@ -- 8DD
2@C " @ - -
;0 26..2.G4.6;
0
22...:G4.:
:0
2..2.0G2.2
2.
2:.62.G:.'
36
24.020G:.:;2
60 24.:32G6.0'
:
23...:G:.0
:3
;;.420G2.3
':
22.2':G2.3
03
23.::6G:.';:
30 ;;.3.0G4.22
3
24.'0:G:.2
'2
:2.440G;..
66
22.240G2.'
'0
2:.6'.G;..62
22
0
:'.062G20.:
''
2:.':.G:.6
.:
;..30:G2.3
6:
22.242G2.'
60
2;.0;6G;.2.2
24
0
4:..'0G20.6
''
2;.22:G:.2
.2
;:.002G2.2
'3
2...40G2.3
24
20.4':G:.;24
2.
0
6..;30G20.2
;.
20.;30G:.3
26
;2.2.6G;.0
24
24.2:6G2.0
.0
2..226G2.323
&abel CC. /ata "ata5rata %ersentase "eduksi "adang pada &elapak Kaki Kiri &ikus
; Jam Setelah
%enuntikan Karagenin
P/#)a"ua% Ra!a-#a!a A
R/,u"(i Ra,a%@ (A)
Kontrol negati* (8+8
0a) Kontrol positi*
(asetosal) /osis 24
mg?kg 66
/osis 40 mg?kg
66 /osis 200
mg?kg 66
00.000G0.0000
''.4.:G;.206:
'2.;'2G;.2.:4
.4.606G0..;60
.2.020G6.2'0'
6erdasarkan penelitian 1ndaana
%uspitasari (dalam Sude,o,200.), daun
sirih merah mengandung golongan
sena,a *lavonoid, alkaloid, poli*enol,
steroid, dan terpenoid, terutama
sena,a monoterpen dan kemungkinan
adana komponen minak atsiri. 1ktivitas
antiin*lamasi ekstrak daun sirih merah
diperkirakan karena adana sena,a
golongan *lavonoid saponin dan tannin.
+ekanisme *lavonoid dalam menghambat
proses ter)adina in*lamasi melalui dua
!ara, aitu dengan menghambat
permeabilitas kapiler dan menghambat
metabolisme asam arakidonat dan sekresi
en#im lisosom dari sel neutro*il dan sel
endothelial (Kurnia,ati, 2004). Sedangkan
mekanisme antiin*lamasi saponin adalah
dengan
menghambat pembentukan eksudat dan
menghambat kenaikan permeabilitas
vaskular (%elegrini et al.' 200.). Selain
*lavonoid, tannin )uga mempunai
aktivitas antiin*lamasi, namun mekanisme
ker)ana sebagai antiin*lamasi belum
di)elaskan se!ara pasti (Khanbabaee
dan "ee,
2002)
.
Flavonoid berperan penting dalam
men)aga permeabilitas serta
meningkatkan resistensi pembuluh darah
kapiler. Eleh karena itu, *lavonoid
digunakan pada keadaan patologis seperti
ter)adina gangguan permeabilitas dinding
pembuluh darah. &er)adina kerusakan
pembuluh darah kapiler akibat radang
menebabkan peningkatan permeabilitas
kapiler, sehingga darah (terutama plasma
darah) akan keluar dari kapiler
Fambar 2 @istogram "ata5rata %ersentase "eduksi "adang
Fambar ; U)i Dilstater menghasilkan perubahan ,arna men)adi merah )ingga
ang menun)ukkan adana*lavon dalam ekstrak methanol daun sirih merah.
Fambar :. U)i *eriklorida menghasilkan perubahan ,arna men)adi hi)au kehitaman
ang menun)ukkan adana tannin dalam ekstrak methanol daun sirih merah.
Fambar 4. Skrining Fitokimia <kstrak +ethanol /aun
Sirih +erah a. 0oda pada "* 0.4 menun)ukkan
*lavonoid
b. 0oda "* 0.'4 dan 0..'4 menun)ukkan
terpenoid?steroid !. 0oda orane "* 0.;'4
menun)ukkan alkaloid negati*
d. 0oda hitam "* 0.2 menun)ukkan adana tannin
4
04
Majalah Obat Tradisional,
16(1), 2011
Fambar 6. Foto u)i alkaloid terhadap ekstrak metanol daun sirih merah
a. %enambahan perekasi +aer menghasilkan kekeruhan ang menun)ukkan
adana alkaloid dalam ekstrak daun sirih merah
b. %enambahan pereaksi ,agner menghasilkan kekeruhan ang menun)ukkan
adana alkaloid dalam ekstrak daun sirih merah
!. (arutan !ontrol
Fambar '. U)i buih menghasilkan buih stabil ang menun)ukkan adana saponin dalam
ekstrak daun sirih merah
Fambar .. U)i Salko,ski menghasilkan !in!in merah ang menun)ukkan adana
sena,a steroid tak )enuh dalam ekstrak daun sirih merah
)aringan, diikuti dengan ter)adina respon
in*lamasi. Flavonoid terutama beker)a
pada endothelium mikrovaskular untuk
mengurangi ter)adina hipermeabilitas dan
radang. 6eberapa sena,a *lavonoid
dapat menghambat pelepasan asam
arakhidonat dan sekresi en#im lisosom
dari membrane dengan )alan memblok
)alur siklooksigenase (Sabir, 200;).
%enghambatan )alur siklooksigenase dapat
menimbulkan pengaruh lebih luas karena
reaksi siklooksigenase merupakan langkah
pertama pada )alur ang menu)u ke
hormon eikosanoid seperti prostaglandin
dan tromboksan ("obinson, 2334).
Majalah Obat Tradisional,
16(1), 2011
4
14
6erdasarkan u)i AN:@A :ne ?ay
diperoleh perbedaan ang signi-kan
dengan pA0.04. Setelah dilan)utkan
dengan u)i Aeast Significant .i>erent
((S/) perbedaan signi-kan ter)adi pada
kontrol negati* dengan semua kelompok.
%ada kelompok asetosal ter)adi perbedaan
signi-kan baik dengan kontrol negati*,
kelompok dosis 24 mg?kg 66 dan
kelompok dosis 40 mg?kg 66. Kelompok
dosis 200 mg?kg 66 tidak berbeda
signi-kan dengan kelompok asetosal
sebagai kontrol positi*.
@asil skrining menun)ukkan pada
pemisahan golongan sena,a *lavonoid
dengan u)i Dilstater didapatkan
perubahan ,arna merah
)ingga ang menun)ukkan adana
sena,a *lavon (Fambar ;). %emisahan
sena,a *lavonoid se!ara K(&
menggunakan *ase diam sili!a Fel 60
F
24:
dan *ase gerak
kloro*orm7metanol7 air
(3.'70.270.2). Setelah elusi sempurna
timbul
2 ber!ak noda kuning pu!at pada "* 0.4
dan hi)au tua pada "* 0.'. 1kan tetapi,
setelah disemprot dengan penampak noda
uap amoniak timbul noda ,arna kuning
intensi* pada "* 0.4 sedangkan pada "*
0.' tidak ter)adi perubahan ,arna ang
menun)ukkan bah,a pada "* 0.4
merupakan sena,a *lavonoid (Fambar 4).
Skrining poli*enol dan tannin
menggunakan pereaksi dengan
meman*aatkan si*at tannin ang
mengendapkan protein (gelatin).
"eaksina men)adi lebih sensiti* dengan
penambahan 0a8l untuk meningkatkan
salting out dari kompleks protein5tanin
(Fong, 23';). <kstrak metanol
menun)ukkan perubahan ,arna dari
kuning men)adi hi)au kehitaman dengan
penambahan
Fe8l
;
seperti pada Fambar
:. U)i gelatin terhadap
ekstrak )uga
menun)ukkan reaksi negati* dengan tidak
terbentukna endapan putih di dasar.
@asil
positi* dari u)i Fe8l
;
menun)ukkan
adana
kandungan sena,a tannin dalam
ekstrak. Cdenti-kasi sena,a tannin
dengan K(& menggunakan eluen
kloro*orm7metanol7air ('7;70.:) dan
terdapat noda pada "* 0.2 ang berubah
,arna men)adi hitam setelah diberi
penampak noda Fe8l
;
. 1dana ,arna
hitam
tersebut menun)ukkan bah,a dalam
ekstrak metanol daun sirih merah diduga
mengandung tannin (Fambar 4).
%ada skrining alkaloid, dilakukan
reaksi pengendapan menggunakan
pereaksi +aer dan Dagner. /ihasilkan
kekeruhan dalam tabung reaksi ang
menandai adana alkaloid (Fambar 6).
1kan tetapi pada pemeriksaan dengan K(&
menggunakan *ase gerak
etilasetat7metanol7air (37272) dan
penampak noda dengan pereaksi
/ragendor* tidak timbul ,arna )ingga ang
menun)ukkan adana alkaloid dalam
ekstrak (Fambar 4). @al ini
dimunghkinkan karena belum
ditemukanna eluen ang dapat
memisahkan alkaloid.
Skrining saponin dilakukan
berdasarkan si*at khasna, aitu akan
menghasilkan buih ang stabil selama
lebih dari ;0 menit diatas permukaan
!airan (Fong, 23';)(Fambar ').
Folongan sena,a steroid dan
triterpenoid diidenti-kasi dengan u)i
Salko,ski. %ada ekstrak terlihat adana
!in!in merah ang menun)ukkan adana
sena,a steroid tak )enuh seperti pada
gambar .. Cdenti*ikasi sena,a terpenoid
dengan
K(& menggunakan *ase diam sili!a Fel 60
F
24:
dan
*ase gerak toluene7etilasetat
('7;). <lusi pada ekstrak metanol
menghasilkan tiga noda ang terpisah
pada "* 0.;'470.'4 dan 0..'4.
Setelah disemprot dengan penampak
noda anisaldehid asam sul*at timbul noda
ber,arna ungu pada "* tersebut ang
menun)ukkan adana sena,a
steroid?terpenoid pada ekstrak metanol
daun sirih merah (Fambar 4).
KESIMPULAN
6erdasarkan penelitian ang telah
dilakukan, kesimpulan ang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah
bah,a<kstrak metanol daun sirih merah
memiliki aktivitas antiin*lamasi pada tikus
putih ang diinduksi karagenin
<kstrak metanol daun sirih merah
dosis 24,
40, dan 200 mg?kg 66 mampu
menurunkan radang sebesar '2.;'=,
.4.62= dan .2.02=. &erdapat perbedaan
aktivitas antiin*lamasi antara dosis ekstrak
metanol daun sirih merah dosis 24 mg?kg
66 dengan ekstrak metanol daun sirih
merah dosis 40 mg?kg 66 dan 200 mg?kg
66. /an tidak terdapat perbedaan
aktivitas antiin*lamasi ekstrak metanol
daun sirih merah dosis 40 mg?kg 66
dengan 200 mg?kg 66.
&erdapat perbedaan signi-kan antara
aktivitas antiin*lamasi ekstrak metanol
daun sirih merah dosis 24 mg?kg 66
dan 40 mg?kg 66 dengan aktivitas
antiin*lamasi asetosal. /an tidak terdapat
perbedaan signi-kan antara aktivitas
antiin*lamasi ekstrak metanol daun sirih
merah dosis 200mg?kg66 dengan asetosal.
UCAPAN TERIMA KASIH
/C%1 Universitas Jember
200..
DAFTAR
PUSTAKA
1nonim, 2004. 6ati;hati menggunakan
:bat Anti
Nyeri,
(h tt p7 ?? , , , .di sk e s )a t im.go.id ? b er it
a5detail.htmlHne,sIidJ30) (2: +ei
2004)
1rundina, C., (aksminingsih, ".,
Kuliastuti, D.S.
200;. <*ek 1ntiin*lasi 8ate!hin
pada +armut dengan +etode
%embentukan Eedema ang
/iinduksi Karagenik. Burnal !enelitian
9edika 5ksakta, : (;)7 2.35234.
<svandiar, J., Sekar, +.F., Di)oo, K.
200'. 5fek analgetik dan 5fek Anti
Inflamasi +eta 7aroten pada 9encit.
Fong, @.S., &in Da, +.,
Farns,orth, 0.".,
23';, !hytochemical Screening,
8hi!ago7 /epartment o*
%harma!ognos $
%harma!olog, 8ollege o*
%harma!, Universit o* Cllionis
Judd, D.S., 8ambpbell, 8.S., Kellog, <.1.
$ /onoghue, +.J. (2002)7 !lant
Systematics8a !hylogenetic
Approach, Sinauer, Sunderland,
+ass
Kamienski, +., Keogh, J., 2006,
!harmacology .emystified7a Sel*5
&ea!hing Fuide, 0e, Kork7 &he
+!Fra,5@ill 8ompanies, Cn!.
Khanbabaee, K. dan "ee, &. >. 2002.
&annins7 8lassi-!ation and
/e-nition. Nat !rod #ep,
877 6:256:3.
Kurnia,ati, 1. 2004. U)i 1ktivitas 1nti
Cn*lamasi <kstrak +etanol
Craptophyllum griff pada &ikus
%utih. 9ajalah 7edokteran Cigi 5disi
7husus &emu Ilmiah Nasional I@,
2252;
1gustus 20047 26'52'0.
+!ek, +.J., ".1. @arve dan %.8.
8hampe. 2002.
=armakologi Ulasan +ergambar.
<disi 2. Jakarta7 Dida +edika.

Anda mungkin juga menyukai