Disusun Oleh : Muhammad Nur Fattah (11/314422/DPA/03935) Agus Budiman (11/320339/DPA/04068) Tri Alhudi Jumadi (11/313837/DPA/03816) Dhimas Hardy Putra (11/313571/PA/13700) Ary Kusuma Ningsih (10/305238/PA/13465) Isnan Nur Rifai.,M.Eng (052008198501)
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
1
2
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN.......... .............................................................................. ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 2 BAB II. DASAR PEMILIHAN JENIS TURBIN ANGIN ............................... 5 BAB III. PERANCANGAN KOMPONEN SISTEM TURBIN ANGIN ...... 7 BAB IV. RENCANA ANGGARAN. ..................... 12 BAB V. PENUTUP ...................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15 LAMPIRAN. 16 Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesanggupan Mengikuti Kompetisi ........................... 17 Lampiran 2. Biodata Pembina, Ketua dan Anggota Pelaksana.................................. . 19 Lampiran 3. Drawing Detail Engineering Design ...................................................... 20 Lampiran 4. Gambaran Teknologi yang hendak diterapkembangkan ........................ 21
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kapasitas dan prediksi World Wide Energy 1997-2010... 4 Gambar 3.1 Konstruksi Generator AC..................... 8 Gambar 3.2 Perancangan Tower AURA.ONE................. 9 Gambar 3.3 Mikrokontroller AT MEGA 32................................................ 10
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan lokasi potensial.................................................................................. 2 Tabel 1.2 Kondisi Angin yang dapat Menghasilkan Energi 3 Tabel 4.1 Rencana Anggaran............................................................................. 12
4
KATA PENGANTAR
Segala puji penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dimana rahmat dan kasihNya yang diberikan kepada penyusun takkan pernah terbilang. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) ini sebagai bentuk persembahan bagi orang yang penyusun sayang. Penyusun menyadari bahwa Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) ini tiada akan selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, izinkan Penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Orang Tua kami penyusun atas semua doa dan kasih sayangnya yang tiada pernah henti diberikan kepada penyusun. 2. Bapak Isnan Nur Rifai S.Si., M.Eng. sebagai dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing dan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan program ini. 3. Bapak Saka Gilap Asa, yang telah berkenan membantu mewujudkan teknologi dibidang tenaga angin dan berkenan membimbing serta memberikan pengarahan dalam penerapan teknologi ini. 4. Mahasiswa Elektronika & Instrumentasi UGM 6. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan HidayahNya serta memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah diberikan dengan tulus oleh pihak- pihak di atas kepada penyusun. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, penyusun menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penyusun harapkan guna menjadikan karya ini, suatu karya yang lebih baik lagi.
Yogyakarta, 25 Oktober 2013
Penulis
v
1
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun oleh P. La Cour dari Denmark diakhir abad ke-19. Setelah perang dunia I, layar dengan penampang melintang menyerupai sudut propeler pesawat sekarang disebut kincir angin tipe propeler' atau turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940, ukurannya sangat besar yang disebut mesin Smith-Putman, karena dirancang oleh Palmer Putman, kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan menaranya setinggi 100 ft (34m). Tapi salah satu batang propelernya patah pada tahun 1945. (Astu Pudjanarso, 2006) Pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun. Sementara tingginya kebutuhan migas tidak diimbangi oleh kapasitas produksinya menyebabkan kelangkaan sehingga di hampir semua negara berpacu untuk membangkitkan energi dari sumber- sumber energi baru dan terbarukan. (DESDM, 2005) Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Salah satu sumber pemasok listrik, PLTA bersama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) memang memegang peran penting terhadap ketersediaan listrik terutama di Jawa, Madura, dan Bali. Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya energi yang sangat melimpah, salah satunya adalah sumber energi angin. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan salah satu Negara yang terletak di garis khatulistiwa merupakan faktor, bahwa Indonesia memiliki potensi energi angin yang melimpah.Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin. Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udara menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran udara berupa perpindahan udara dari kutub utara ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Potensi energi angin di Indonesia cukup memadai,
2
karena kecepatan angin rata-rata berkisar 3,5 - 7 m/s. Hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 120 lokasi menunjukkan, beberapa wilayah memiliki kecepatan angin di atas 5 m/detik, masing-masing Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa.
Kelas Kec. Angin (m/s) Daya Spesifik (W/m 2 ) Kapasitas (kW) Lokasi Skala Kecil 2,5 4,0 < 75 s/d 10 Jawa, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Skala Menengah 4,0 5,0 75 150 10 100 NTB, NTT, SulSel, SulTra Skala Besar > 5,0 > 150 > 100 Sulsel, NTB, NTT, Pantai Selatan Jawa Sumber : LAPAN, 2005 Tabel 1.1 Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan lokasi potensial.
Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam sistem konversi angin di seluruh Indonesia mencapai 1,4 MW yang tersebar di Pulau Selayar (Sulawesi Utara), Nusa Penida (Bali), Yokyakarta, dan Bangka Belitung. Melihat potensi wilayah pantai cukup luas, pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut (Eko S. Baruna, Pusat data dan Informasi ESDM). Salah satu pemanfaatan energi angin adalah penggunaan turbin angin yang banyak digunakan untuk kebutuhan pertanian, seperti untuk menggerakkan pompa untuk keperluan irigasi, serta kebutuhan akan energi yaitu sebagai pembangkit listrik energi angin. Berbagai macam penemuan turbin angin sebagai pembangkit energi alternatif sudah ditemukan sejak lama dengan berbagai macam bentuk desain. Turbin angin tipe savonius adalah salah satu macam turbin angin yang ditemukan sebagai pemanfaatan energi angin yang bekerja dengan memanfaatkan kecepatan angin. Bentuk sudu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan gaya dorong yang akan memutar rotor. Besarnya putaran rotor yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya kecepatan angin.
3
Syarat -syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt. Gambar 1 menunjukkan grafik Kapasitas dan Prediksi Energi oleh World Wide Energy 1997-2010. Tabel 1.1 Kondisi Angin yang dapat Menghasilkan Energi
4
I.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan: 1. Menciptakan Kincir Angin dengan tipe turbin Vertical Axis Wind Turbin sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang handal, efektif, dan efisien. 2. Tersedianya listrik menggunakan tenaga angin di daerah/pulau terpencil. Manfaat : 1. Memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi yang murah dan ramah lingkungan. 2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan turbin angin.
Gambar 1.2 Kapasitas dan Prediksi World Wide Energy 1997-2010
5
BAB II. DASAR PEMILIHAN JENIS TURBIN ANGIN DAN KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM.
Turbin angin sumbu vertikal/tegak (TASV) atau Vertical-axis wind turbines (VAWT) memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah. Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar. Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
6
getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal. Kelebihan Turbin Angin Sumbu Vertikal(TASV): a. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar. b. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian- bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah. c. TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi. d. Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH. e. TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10 km/jam (6 m.p.h.) f. TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang. g. TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun. h. TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit). i. TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah. j. Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung. Komponen sudu menggunakan bahan berupa allumunium, dasar dari pemeilihan tersebut adalah bahan yang mudah dibentuk dan mempunyai massa stress tingkat tinggi, sehingga dapat menahan angin yang kencag. Selanjutnya komponen Generator menggunakan DC Generator Sinkron Permanen Magnet (GSMP), Tower pondasi menggunakan bahan pipa besi-baja yang di pasang dengan desain sedemikan rupa sehingga
7
dapat menahan putaran redaman dari kincir VAWT, Sistem kendali menggunakan komparator yang melakukan kendali pangaturan duty cycle konverter boost untuk memastikan bahwa tegangan keluaran non converter lebih besar dari tegangan beban. Dengan pengaplikasian sistem kendali yang menggunakan mikrokontroller pada kincir ekstraksi energy angin dapat terjadi pada kecepatan yang relative lebih rendah dari sistem kendali biasa.
BAB III. PERANCANGAN DAN ATAU PROSES PEMBUATAN KOMPONEN SISTEM TURBIN ANGIN. II.1 Sudu atau Rotor, Dirancang menggunakan 2 blade dengan sistem changer shift automatically , sehingga jika ada angin dari arah depan maka secara bergantian blade 1 berposisi dari menghadang terdorong ke posisi ke blade 2 menjadi melawan angin dengan posisi lurus jadi tidak terjadi penghambatan arah angin yang berdampak mengurangi perputaran dari kincir dan mengurangi daya yang dihasilkan. II.2 Generator, Menggunakan Generator Sinkron Permanet Magnet yang dipasang secara horizontal dengan perpaduan gearset dari kincir menuju generator. Generator yang digunakan adalah generator DC. Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu: a. Generator penguat terpisah b. Generator shunt c. Generator kompon Konstruksi Generator DC Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
8
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 3.1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
Gambar 3.1 Konstruksi Generator DC Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja Generator DC Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialahPercobaan Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah. Ada 3 hal pok ok terkait dengan GGL Induksi ini, yaitu :
9
1. Adanya flux magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet. 2. Adanya kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF. 3. Adanya perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik. Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin belah (komutator).
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara: Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
II.3 Tower dan Pondasi,
Gambar 3.2 Perancangan tower AURA.ONE
Menggunakan tower pipa dirancang untuk dilalui oleh inner shaft yang menghubungkan antara kincir dengan generator, Menggunakan pondasi dirancang menggunakan Guy line yang dikaitkan pada sisi-sisi tower ditancapkan ke tanah, serta tapak yang dipasang pada kaki-kaki tower. II.4 Sistem Kendali,
10
Komparator digunakan untuk menyetabilkan tegangan keluaran dengan memanfaatakan trafo penyetabil tegangan. Pada dasarnya arus input dikendalikan oleh relay, yang dipasang untuk memilih tegangan input primer yang diinginkan dengan menentukan set pin pada lilitan sekunder besarnya tidak lebih dari 24 volt. II.5 Metode Pembuatan Komponen. 1.1 Studi Literatur Langkah pertama dalam merancang sistem ini adalah dengan mengumpulkan data-data berupa artikel-artikel yang berkaitan dengan perancangan sistem rancang bangun turbin angin serta otomasi sensor guna memperkuat landasan teori untuk merancang AURA.ONE. Literatur yang digunakan bersumber dari jurnal-jurnal ilmiah dan elektronika, artikel-artikel teknik serta menggali informasi dari berita ataupun artikel secara online melalui internet. Langkah berikutnya adalah mewawancari para ahli terutama dalam bidang yang berkaitan dengan perancangan sistem yaitu ahli elektronika maupun teknik mesin. 1.2 Perancangan Sistem Perancangan Sistem terdiri atas 3 tahap, yaitu: perancangan perangkat lunak sistem, perancangan elektronis sistem dan perancangan mekanik sistem. 1.3 Implementasi Implementasi sistem dibagi menjadi beberapa tahap sesuai dengan perancangan sistem. Setelah semua tahap telah selesai diimplementasikan maka setelah itu alat diuji coba. 1.4 Evaluasi Sistem Evaluasi tersebut dilakukan untuk menyimpulkan dari hasil dan data yang didapat setelah dilakukan percobaan di lapangan. Dari kegiatan evaluasi ini diharapkan segala kekurangan dari sistem dapat diperbaiki sehingga dapat bermanfaat dengan sempurna bagi penggunanya. Langkah selanjutya dalam pembuatan komponen kincir ini adalah dengan mengumpulkan data-data berupa jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan perancangan sistem, mensimulasikan dan melakukan perhitungan kecepatan putaran kincir terhadap wilayah pantai Bantul dengan perbandingan nilai yang dihasilkan oleh generator.
11
Langkah selanjutnya menghasilkan dan memilih alternatif mengembangkan alternatif yang Lebih Tepat serta Merealisasikan Mengoperasikan & Evaluasi Menggunakan CNC (Computer Numerecal Control) untuk membuat dan membentuk sudu atau blade dan gear set. Setelah blade terbentuk dan komponen lain sudah tersedia kemudian dirancang sesuai dengan desain yang telah dibuat. Blade dipasang dengan sudut vertikal, Kedua blade dihubungkan ke gearset lalu dipasangi shaft menuju generator dan generator siap dipasangi beban.
12
BAB IV. RENCANA ANGGARAN No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) BLOK BILAH/BLADE 1 Blade (plat alumunium) Rp 500.000,00 2 Blade Shaft (pipa alumunium) Rp 250.000,00 3 Blade Bearing Rp 100.000,00 4 Blok Timing Frame Rp 75.000,00 5 3x Timing Pullet 120 bit Rp 200.000,00 6 1x Timing Pulley 60 bit Rp 75.000,00 7 Alumunium Profil Rp 50.000,00 8 4x Dudukan Bearing ukuran Blade Rp 200.000,00 9 2x Dudukan Bearing Ukuran Main Shaft Rp 150.000,00 10 Main Shaft Bearing Rp 250.000,00 11 Inner Shaft untuk Rudder Rp 50.000,00 12 Rudder Part (Plat Alumunium Segitiga) Rp 200.000,00 13 Bearing Rudder Rp 50.000,00 14 Timing Belt Rudder to Blade Rp 25.000,00 15 Timing Belt Rudder to Blade Rp 25.000,00 16 Guy Line Rp 600.000,00 17 Guy Line Hardpoint Rp 500.000,00 18 Guy Line Anchor Rp 300.000,00 19 Gear Reductor Rp 900.000,00 20 Safety Coupling Rp 1.500.000,00 BLOK GENERATOR 21 Generator Sinkron Permanen Magnet (GSMP) Rp 800.000,00 BLOK TOWER & PONDASI 22 Pipa Besi&Baja Rp 500.000,00 BLOK SISTEM KENDALI 23 Trafo Rp 100.000,00 24 Komponen Elektronis Rp 200.000,00 TOTAL Rp 10.000.000,00
13
BAB V. PENUTUP Kami harapkan dengan terwujudnya kincri angina AURA-ONE mampu menjadi kincir terbaik yang handal, efisien dan menjadi salah satu alternative sumber energi yang dapat membantu mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia khususnya pada daerah terpencil yang membutuhkan, mewujudkan cita-cita pada tahun 2020 listrik sudah ada di seluruh Indonesia. Serta menjadikan sebuah sarana implementasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang telah diperoleh dari akademika demi kemajuan bangsa dan negara. Demikian proposal kincir AURA-ONE ini kami buat, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para juri Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2013.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryanto, S. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Angin <http://eprints.uny.ac.id/8340/2/bab%202%20%2007306141010.pdf>. Diakses 20 Oktober 2013. (Skripsi)
Agrios G. N. 1978. VAWT. Academic Press, Inc. New York, USA. 703 p.
Carlson, D. 2001. Wind Energy, a 90-minute Explanatory Video, Scientific Enterprises, Inc., Hazel Hills Farm, Wisconsin. USA.
Hofman, Harm. 1987. Energi Angin (Alih Bahasa Harun ): Binacipta Suharsimi, Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Kadir, Abdul. 1995. Energi Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi. Jakarta : UI Press. R.Wartena . 1987. Generator Angin (Alih Bahasa Harun dan Ir. Sobandi Sachri ): Binacipta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2003. Departemen pendidikan Nasional. Jakarta Soeparno, & Soepatah, Bambang. 1979. Mesin Listrik 2. Departeman pendidikan dan kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta Rijono, Yon 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Offset. Basri, Sarjoni & Syah, Djalinus. 2001. Kamus Teknik Inggris-Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Dagun, Save M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara. Jakarta. -. 1994. Fundamental of Electricity Step 2. PT. TOYOTA Sumanto. 1992. Mesin-mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset. Abdul Kadir. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan. Okta, Nanang. 2006. Menabur Angin, Menuai Energi. Yayasan Pijar Cendikiawan. Bandar lampung. Indartono, Yuli S. 2005. Krisis Energi di Indonesia. Graduate School of Science and Technology, Kobe University, Japan.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Kesanggupan mengikuti kompetisi
16
17
Lampiran 2 Biodata Pembina, Ketua, dan Anggota Tim.
BIODATA SINGKAT PENGUSUL
a. Pembina Nama Lengkap : Isnan Nur Rifai.,M.Eng NIDN : 052008198501 Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3 Elektronika dan Instrumentasi
b. Ketua Pelaksana NamaLengkap : Muhammad Nur Fattah NIM : 11/314422/DPA/03935 Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3 Elektronika dan Instrumentasi
c. Anggota Pelaksana 1 NamaLengkap : Agus Budiman NIM : 11/320339/DPA/04068 Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3 Elektronika dan Instrumentasi
18
d. Anggota Pelaksana 2 NamaLengkap : Tri Alhudi Jumadi NIM : 11/313837/DPA/03816 Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3 Elektronika dan Instrumentasi
e. Anggota Pelaksana NamaLengkap : Dhimas Hardy Putra NIM : 11/313571/PA/13700 Fakultas/Jurusan : MIPA/ Elektronika dan Instrumentasi
f. Anggota Pelaksana 4 NamaLengkap : Ary Kusuma Ningsih NIM : 10/305238/PA/13465 Fakultas/Jurusan : MIPA/ Elektronika dan Instrumentasi
19
Lampiran 3 Gambar atau Drawing Detail Engginering Design.