Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah
hal yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi dituntut untuk
bisa membuat individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya bisa berperilaku
sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi.
Maka dari itu seorang pemimpin haruslah bisa memahami perilaku individu-individu
di dalam organisasi yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan
yang tepat bagi organisasinya.
Perilaku individu berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari
stimulus atau hal-hal yang bisa memotivasi individu tersebut untuk berprilaku dan
juga bagaimana individu tersebut mengelola menindaklanjuti stimulus tersebut.
Perbedaan inilah yang memunculkan adanya perilaku yang bersifat positif dan
negative.
Perilaku individu yang bersifat positif dan negative tersebut tentunya juga
berhubungan dengan gaya kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilihat pada teori
perilaku yang dipaparkan oleh Douglas Mcregor dalam buku !he Human "ide of
#nterprises $%&'() yaitu teori * dan +. !eori ini menyebutkan bah,a individu terbagi
menjadi dua karakteristik yang berbeda. !eori * mengasumsikan individu bersifat
negative dan teori + mengasumsikan individu bersifat positif. "alah satu asumsi dari
teori * adalah kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan seringkali dipaksa
untuk mencapai tujuan organisasi. "edangkan asumsi teori + adalah kebanyakan
orang bersifat self-directed dalam pekerjaannya jika motivasi diberikan dengan cara
yang tepat.
aya atau perilaku kepemimpinan terkait dengan karakteristik tersebut. aya
kepemimpinan menurut Kenneth -lanchard $%&'', p.%) adalah pola perilaku pada saat
seseorang mencoba mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya. Pemimpin
dapat dapat memimpin dengan gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan perilaku
teori * dan + yang dimiliki oleh pega,ai. karya,annya. Penyesuaian ini dibutuhkan
agar pemimpin dapat memimpin dengan baik dan tepat sehingga tidak salah arahan
ataupun sasaran.
1.2 Tujuan Penulisan
%
!ujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan kesesuaian gaya
kepemimpinan dengan perilaku individu dalam suatu organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Terentukn!a Perilaku In"i#i"u
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang $stimulus) dan respon
"kinner, cit. /otoatmojo %&&(). Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. -erarti
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku manusia
adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung $wartawarga.gunadarma.ac.id).
0
1ndividu menurut Kamus -esar -ahasa 1ndonesia adalah orang seorang2
pribadi orang $terpisah dari yang lain), organisme yg hidupnya berdiri sendiri, secara
fisiologi ia bersifat bebas $tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).
Perilaku individu dalam suatu organisasi adalah sikap dan tindakan $tingkah
laku) seorang manusia $individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari
kepribadian, persepsi dan sikap ji,anya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi
$kerja) dirinya dan organisasi $one.indoskripsi.com).
Manusia atau juga disebut sebagai individu diciptakan berbeda satu sama lain.
Masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang salah satunya dapat terlihat dari
perilaku mereka. Dalam suatu organisasi, terkadang kondisi ini dapat menjadikan
organisasi tersebut tidak bisa berjalan dengan efektif karena masing-masing manusia
di dalamnya memiliki perilaku yang berbeda. 1nilah yang menjadi tugas seorang
pemimpin untuk bisa menyamakan perilaku individu-individu di dalam organisasi
yang dipimpinnya agar bisa memiliki perilaku yang sama dan sangat mendukung
pencapaian tujuan organisasi.
Pada dasarnya tingkah laku adalah respon atau stimulus yang datang. "ecara
sederhana dapat digambarkan dalam model " - 3 atau suatu kaitan "timulus - 3espon.
1ni berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. "kiner $%&(')
seorang ahli psikologi, merumuskan bah,a perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus $rangsangan dari luar). 4leh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespon, maka teori skiner disebut teori 5" 6 4 - 37atau "timulus 6 4rganisme 6
3espon.
Mekanisme pembentukan perilaku terbagi atas 0 aliran, yaitu8
%. 9liran -ehaviorisme8
" : 3 atau " : 4 : 3
" ; stimulus $rangsangan)2 3 ; 3espons $perilaku, aktivitas) dan
4;organisme $individu.manusia).
Karena stimulus datang dari lingkungan $< ; ,orld) dan 3 juga ditujukan
kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat
dilengkapkan seperti tampak dalam bagan berikut ini8
< : " : 4 : 3 : <
(
+ang dimaksud dengan lingkungan $< ; ,orld) di sini dapat dibagi ke
dalam dua jenis yaitu 8
- =ingkungan objektif $umgebung; segala sesuatu yang ada di sekitar
individu dan secara potensial dapat melahirkan ")
- =ingkungan efektif $umwelt; segala sesuatu yang aktual merangsang
organisme karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan
kesadaran tertentu pada diri organisme dan ia meresponsnya).
0. 9liran Holistik atau Humanis
Holistik atau humanisme memandang bah,a perilaku itu bertujuan, yang
berarti aspek-aspek intrinsik $niat, motif, tekad) dari dalam diri individu
merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa
ada stimulus yang datang dari lingkungan. Holistik atau humanisme
menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what $apa), how
$bagaimana), dan ,hy $mengapa). What $apa) menunjukkan kepada tujuan
$goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. Ho,
$bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan
$goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. "edangkan why
$mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan
berlangsungnya perilaku $how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri
$motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar individu $motivasi
ekstrinsik)
$a%ar 2.1 Proses Terentukn!a Perilaku &leh Skiner '1()*+
"timulus $rangsangan) berupa lingkungan, manusia, benda dan hal lain yang
bisa memotivasi organisme tersebut. Pada gambar di atas, stimulus yang diberikan
pada organisme dapat diterima atau ditolak. 9pabila stimulus tersebut tidak diterima
maka proses berhenti disini. !etapi bila stimulus tersebut diterima oleh organisme
berarti stimulus tersebut efektif dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. "etelah itu
organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak
demi stimulus yang telah diterimanya $bersikap). 9khirnya dengan adanya dukungan
dan dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari
>
STIMUL
US
ORGANISM
E
RESPONS
individu berupa respon. 3espon inilah yang disebut dengan perilaku individu. "kiner
kemudian membedakan adanya dua jenis respon yaitu8
%. 3espondent respon atau refle?sive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan 6 rangsangan $stimulus) tertentu yang dapat menimbulkan respon
6 respon yang relatif tetap. Misalnya makanan yang le@at menimbulkan
keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, bagitu
juga respon yang mencakup perilaku emosional.
0. 4perant respon atau instrumental respon, yaitu respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu yang
dapat memperkuat respon. Misalnya pemberian penghargaan terhadap
pega,ai yang berprestasi dapat menjadikan pega,ai tersebut terpacu untuk
lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Di atas telah dituliskan bah,a perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus
$rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun
bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. 1ni dipengaruhi oleh dua variabel
seperti yang dikemukakan oleh ibson, 1vancevich dan Donnely8
%. Aariabel $Karakteristik) 1ndividu, terdiri dari beberapa faktor, yaitu8
Baktor Bisiologis yaitu kemampuan dan keterampilan phisik yang dimiliki
manusia, seperti kemampuan fisik dan kemampuan mental.
Baktor Psikologis yaitu tanggapan psikologis individu yang bersangkutan,
seperti8 persepsi, sikap, kepribadian, belajar, pengalaman, motivasi.
Baktor Demografi, terdiri dari8 umur, jenis kelamin, dan etnis.
0. Aariabel =ingkungan, terdiri dari beberapa faktor yaitu8
=ingkungan kerja $di dalam organisasi kerja), terdiri dari8 kebijakan dan
aturan organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, desain pekerjaan, dan
system kompensasi.
=ingkungan non kerja $di luar organisasi kerja), terdiri dari8 keluarga,
masyarakat $sosial) dan budaya, dan pendidikan atau sekolah.
Pembentukan perilaku adalah secara sistematis menegaskan setiap urutan langkah
yang menggerakkan seorang individu lebih dekat terhadap respons yang diharapkan.
!erdapat empat cara pembentukan perilaku8
C
%. Penguatan positif8 jika suatu respon diikuti dengan sesuatu yang
menyenangkan, misalnya pujian.
0. Penguatan negatif8 jika suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik
kembalinya sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya berpura-pura bekerja
lebih rajin saat penga,as berkeliling.
(. Hukuman8 mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha
untuk menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya 8 Penskorsan
>. Pemusnahan8 menyingkirkan penguatan apa saja yang mempetahankan
perilaku. Misalnya tidak mengabaikan masukan dari ba,ahan akan
menghilangkan keinginan mereka untuk menyumbangkan pendapat.
2.2 Moti#asi In"i#i"u
Motivasi adalah kondisi psikologis yang menimbulkan, mengarahkan, dan
mempertahankan tingkah laku tertentu $Pitrinch D "chunk, dalam "ukadji D "inggih-
"alim, 0EE%). <inkel $%&&F) menyatakan bah,a motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri sis,a yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan
belajar itu demi mencapai tujuan. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar
dan mempengaruhi arah aktivitas yang dipilih serta intensitas keterlibatan seseorang
dalam suatu aktivitas.
McGlelland $dalam "ukadji dan "inggih-"alim, 0EE%) mengemukakan bah,a
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya dipengaruhi oleh motif. 9da (
kelompok motif yang dikemukakan olehnya, yaitu 8
Motif untuk berhubungan dengan orang lain $9ffiliation Motive), yaitu motif
yang mengarahkan tingkah laku seseorang untuk berhubungan dengan orang
lain. +ang menjadi tujuan adalah suasana akrab dan harmonis. Giri-ciri orang
dengan motif afiliasi tinggi adalah 8 senang berada di dalam suasana akrab,
risau bila harus berpisah dengan sahabat, berusaha diterima kelompok, dalam
bekerja atau belajar melihat dengan siapa ia bekerja atau belajar.
Motif untuk berkuasa $Po,er Motive), yaitu motif yang menyebabkan
sieseorang ingin menguasai atau mendominasi orang lain dalam berhubungan
dengan orang lain dan cenderung bertingkah laku otoriter.
Motif untuk berprestasi, yaitu motif yang mendorong seseorang untuk
mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan, baik
F
yang berasal dari standar prestasinya sendiri di ,aktu lalu atau prestasi orang
lain. +ang terpenting adalah bagaimana caranya ia dapat mencapai suatu
prestasi tertentu.
Motivasi individu dapat diartikan sebagai kekuatan $energi) seseorang
individu yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri
$motivasi intrinsik) maupun dari luar individu $motivasi ekstrinsik).
"eberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki
daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja $prestasi) seseorang.
Dalam konteks studi psikologi, 9bin "yamsuddin Makmun $0EE()
mengemukakan bah,a untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya8
$%) durasi kegiatan2
$0) frekuensi kegiatan2
$() persistensi pada kegiatan2
$>) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan
kesulitan2
$C) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan2
$F) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan2
$H) tingkat kualifikasi prestasi atau produk $out put) yang dicapai dari kegiatan
yang dilakukan2 dan
$') arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
2.) Bentuk Perilaku In"i#i"u
-entuk-bentuk perilaku individu tidak terlepas dari kepribadian yang
dimilikinya. Menurut teori psikoanalitik "igmund Breud, kepribadian ini terdiri dari
tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga kepribadian inilah yang bekerja sama
untuk menciptakan bentuk-bentuk perilaku manusia yang kompleks.
%. 1d adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. 9spek
kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan
H
primitif. Menurut Breud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga
komponen utama kepribadian. 1d didorong oleh prinsip kesenangan, yang
berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan
kebutuhan. Iika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan
segera atau ketegangan. /amun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu
realistis atau bahkan mungkin. Iika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip
kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita
inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri.
Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima.
Menurut Breud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan
oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan
citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan
kebutuhan.
0. #go adalah komponen kepribadian yang bertanggung ja,ab untuk menangani
dengan realitas. Menurut Breud, ego berkembang dari id dan memastikan
bah,a dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di
dunia nyata. Bungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. #go
bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan
keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip
realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan
untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls
id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan 6 ego pada akhirnya
akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam ,aktu yang tepat dan
tempat.
(. Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego.
superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar
internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan
masyarakat 6 kami rasa benar dan salah. "uperego memberikan pedoman
untuk membuat penilaian.
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana
konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Breud menggunakan kekuatan
'
ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-
kekuatan duel. "eseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif
mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau
terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.
Perilaku individu terdiri dari berbagai macam bentuk, tergantung dari aspek
mana dilihatnya, seperti perilaku termotivasi, perilaku tidak termotivasi, perilaku
reflek, perilaku otomatis, perilaku yang dipelajari, perilaku instingtif, dan sebagainya.
"ecara psikologi, bentuk-bentuk perilaku individu yaitu berupa8
Perilaku sadar $yaitu perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan
syaraf). Perilaku sadar ini hanya sekitar >EJ yang dialami oleh manusia.
Perilaku tidak sadar $perilaku yang sopan atau instingtif). Perilaku ini terjadi
di ambang sadar atau alam tidak sadar. Perilaku tidak sadar ini biasanya untuk
menyimpan semua harapan, keinginan, dan ketakutan manusia2
Perilaku tampak dan tidak tampak2
Perilaku sederhana dan kompleks2
Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
"elain itu terdapat pula bentuk-bentuk perilaku dilihat dari jenis responnya, yaitu8
Perilaku pasif $respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak
dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan
yang nyata.Gontoh 8 berpikir, berfantasi, berangan-angan.
Perilaku aktif $respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat
diamati langsung, berupa tindakan nyata. Gontoh8 mengerjakan ulangan,
membaca buku pelajaran.
2., Teori - "an .
Dalam perkembangannya dengan kepemimpinan, terdapat beberapa teori
motivasi yang muncul dan berkembang seperti teori hierarki kebutuhan Maslo,, teori
* dan + Douglas Mcregor, teori motivasi Higiene, teori kebutuhan McGlelland,
teori harapan Aictor Aroom, !eori Keadilan dan motivasi dan 3einforcement !heory.
!ujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan kesesuaian antara gaya kepemimpinan
dengan perilaku individu, oleh karena itu dipilihlah teori * dau + yang berkaitan
dengan perilaku yang dimiliki pega,ai. karya,an dalam organisasi tersebut.
!eori * dan !eori + merupakan salah satu teori motivasi manusia yang
diciptakan dan dibangun oleh Douglas Mcregorpada %&FE-an $,,,.,apedi.mobi).
Mcregor adalah psikolog sosial yang terkenal dengan teorinya tersebut Mcregor
&
menjelaskan bah,a para manajer.pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis
pandangan terhadap para pega,ai.karya,an yaitu teori * atau teori +.
!eori *
!eori ini menyatakan bah,a pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas
yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung ja,ab
yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi
$,,,.organisasi.com). 4leh karena itu, teori * memberikan petuah manajer harus
memberikan penga,asan yang ketat, tugas-tugas yang jelas, dan menetapkan imbalan
atau hukuman.
Proposisi utama teori *, yaitu8
%. Manajemen bertanggung ja,ab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha
produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-dalam kepentingan ekonomi
berakhir2
0. Menghormati orang lain, ini adalah proses mengarahkan usaha mereka,
memotivasi mereka, mengendalikan tindakan mereka, dan memodifikasi
perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi2 dan
(. !anpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan pasif-bahkan resisten-
untuk kebutuhan organisasi. 4leh karena itu mereka harus dibujuk, dihargai,
dihukum, dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus diarahkan.
=ebih lanjut menurut asumsi teori +, orang-orang ini pada hakikatnya
menganggap bah,a8
%. !idak menyukai bekerja2
0. !idak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung ja,ab, dan lebih
menyukai diarahkan atau diperintah2
(. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-
masalah organisasi2
>. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja2 dan
C. Harus dia,asi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan
organisasi.
%E
Menyadari kelemahan dari asumK teori * itu maka Mcregor memberikan alternatif
teori lain yang dinamakan teori +.
!eori +
!eori ini memiliki anggapan bah,a kerja adalah kodrat manusia seperti halnya
kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu dia,asi dan diancam secara
ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai
tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian
serta memahami tanggung ja,ab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja
juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja
$,,,.organisasi.com).
Proposisi utama dari !eori + adalah sebagai berikut8
%. Manajemen bertanggung ja,ab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha
produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-orang dalam kepentingan
ekonomi berakhir.
0. 4rang tidak dengan sifat pasif atau resisten terhadap kebutuhan organisasi.
Mereka telah menjadi begitu sebagai hasil dari pengalaman dalam organisasi.
(. Motivasi, pengembangan potensi, kapasitas untuk mengasumsikan tanggung
ja,ab, dan kesiapan untuk mengarahkan perilaku ke arah tujuan organisasi
semuanya hadir dalam orang-manajemen tidak menempatkan mereka di sana.
1ni adalah tanggung ja,ab manajemen untuk memungkinkan orang untuk
mengenali dan mengembangkan karakteristik manusia ini untuk diri mereka
sendiri.
>. !ugas pokok manajemen adalah untuk mengatur kondisi organisasi dan
metode operasi agar orang dapat mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri
dengan mengarahkan usaha mereka ke arah tujuan-tujuan organisasi.
=ebih lanjut menurut asumsi teori +, orang-orang ini pada hakikatnya
menganggap bah,a8
%. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan
kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik
dan mental. "ehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan
sama-sama menyenangkan.
0. Manusia dapat menga,asi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
>. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karya,an.
%%
C. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan
dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan
keamanan.
F. 4rang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika
dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumsi dasar teori + ini, Mcregor menyatakan
selanjutnya bah,a merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan
tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada
pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai
tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha
mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
$a%ar 2. 2 Teori - "an . oleh M/$regor
"umber8 9lan
Ghapman,
0EE% $,,,.businessballs.com)
%0
Theory X - authoritarian,
repressive style Ti!ht
"ontrol, no #evelop$ent
Pro#u"es li$ite#, #epresse#
"ulture
$ana!e$
ent
sta%
sta%
Theory X
sta%
sta%
Theory & - li'eratin! an# #evelop$ental
(ontrol, a"hieve$ent an# "ontinuous
i$prove$ent a"hieve# 'y ena'lin!,
e$po)erin! an# !ivin! responsi'ility
Theory Y
$ana!e$ent
2.0 1esesuaian Teori Perilaku - "an . Dengan $a!a 1e2e%i%2inan
Iika melihat teori perilaku * dan +, gaya kepemimpinan yang sesuai
diterapkan dalam suatu organisi adalah otoriter dengan demokratis atau sentralistik
dengan partisipatif. Pega,ai. karya,an dengan asumsi berperilaku teori *, maka
pemimpinnya akan cenderung menggunakan gaya otoriter atau sentralistik. Hal ini
disebabkan para pega,ai. karya,an ini membutuhkan tekanan atau dorongan kuat
dari atasan. pemimpinnya untuk bekerja lebih giat. Mereka membutuhkan arahan dari
pimpinannya karena mereka tidak dapat bergerak sendiri. Menurut 3ivai $0EE(),
kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya,
sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
Pemimpin ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
secara penuh. "elain itu, pemimpin ini akan membagi tugas dan tanggung ja,ab
sesuai keinginannya sendiri, sedangkan ba,ahannya hanya akan melaksanakan tugas
yang diberikan tersebut. -erikut ciri-ciri gaya kepemimpinan bertipe otoriter8
%. !anpa musya,arah2
0. !idak mau menerima saran dari ba,ahan2
(. Mementingkan diri sendiri dan kelompok2
>. "elalu memerintah2
C. Memberikan tugas mendadak2
F. Genderung menyukai ba,ahan yang 9-" $asal bapak senang)2
H. "ikap keras terhadap ba,ahan2
'. "etiap keputusannya tidak dapat dibantah2
&. Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan2
%E. Hubungan dengan ba,ahan kurang serasi2
%%. -ertindak se,enang-,enang2
%0. !anpa kenal ampun atas kesalahan ba,ahan2
%(. Kurang mempercayai ba,ahan2
%>. Kurang mendorong semangat kerja ba,ahan2
%C. Kurang ma,as diri2
%F. "elalu tertutup2
%H. "uka mengancam2
%'. Kurang menghiraukan usulan ba,ahan2
%&. 9da rasa bangga bila ba,ahannya takut2
0E. !idak suka ba,ahan pandai dan berkembang2
0%. Kurang memiliki rasa kekeluargaan2
00. "ering marah-marah2 dan
0(. "enang sanjungan.
Giri-ciri gaya kepemimpinan otoriter di atas sesuai. cocok dengan individu.
pega,ai yang diasumsikan berperilaku teori *. Pega,ai dengan perilaku teori *
diasumsikan tidak dapat berbuat apa-apa, cenderung malas, dan cenderung menunggu
%(
perintah dari atasan. 4leh karena itu, dibutuhkanlah pemimpin dengan gaya otoriter
seperti ciri-ciri di atas, cenderung mengambil keputusan sendiri dan cenderung senang
memerintah ba,ahannya. Hal ini juga berlaku untuk pemimpin dengan gaya
kepemimpinan sentralistik. Pemimpin dengan gaya seperti ini mengambil keputusan
secara terpusat atau keputusan berada di tangannya sendiri. Pemimpin ini tidak
menghendaki adanya campur tangan dari ba,ahannya.
Pega,ai. karya,an dengan asumsi berperilaku teori +, maka akan sesuai
dengan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif.
Pega,ai ini cenderung berinisiatif tinggi dalam mengerjakan pekerjaannya dan tidak
perlu menunggu disuruh untuk bekerja. 4leh karena itu dibutuhkan pemimpin yang
demokratis, yaitu pemimpin yang memberikan ,e,enang secara luas kepada para
ba,ahan. Menurut 3obbins dan Goulter $0EE0), gaya kepemimpinan demokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karya,an dalam
pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karya,an
dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan
memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karya,an. "etiap
kali ada permasalahan, pemimpin dengan tipe ini selalu mengikutsertakan ba,ahan
sebagai suatu tim yang utuh. "elain itu, pemimpin juga memberikan banyak informasi
tentang tugas serta tanggung ja,ab ba,ahannya. -erikut ciri-ciri gaya kepemimpinan
demokratis8
%. Pendapatnya terfokus pada hasil musya,arah2
0. !enggang rasa2
(. Memberi kesempatan pengembangan karier ba,ahan2
>. "elalu menerima kritik ba,ahan2
C. Menciptakan suasana kekeluargaan2
F. Mengetahui kekurangan dan kelebihan ba,ahan2
H. Komunikatif dengan ba,ahan2
'. Partisipasif dengan ba,ahan2
&. !anggap terhadap situasi2
%E. Kurang mementingkan diri sendiri2
%%. Ma,as diri2
%0. !idak bersikap menggurui2
%(. "enang ba,ahan kreatif2
%>. Menerima usulan atau pendapat ba,ahan2
%C. =apang dada2
%F. !erbuka2
%H. Mendorong ba,ahan untuk mencapai hasil yang baik2
%'. !idak sombong2
%&. Menghargai pendapat ba,ahan2
0E. Mau membirnbing ba,ahan2
0%. Mau bekerja sama dengan ba,ahan2
%>
00. !idak mudah putus asa2
0(. !ujuannya dipahami ba,ahan2
0>. Percaya pada ba,ahan2
0C. !idak berjarak dengan ba,ahan2
0F. 9dil dan bijaksana2
0H. "uka rapat $musya,arah)2
0'. Mau mendelegasikan tugas kepada ba,ahan2
0&. Pemaaf pada ba,ahan2 dan
(E. "elalu mendahulukan hal-hal yang penting
-erdasarkan ciri-ciri kepemimpinan demokratis tersebut, maka akan sesuai
dengan pega,ai yang diasumsikan memiliki perilaku teori +. "elain gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan partisipatif juga sesuai dengan
pega,ai berperilaku teori + ini. aya kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin yang
menghendaki para ba,ahannya untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
Pemimpin cenderung mendorong para ba,ahannya untuk ikut serta dalam
pengambilan keputusan ini.
!eori * melihat pega,ai dari segi pesimitik, sehingga pemimpin akan
memimpin dengan gaya otoriter dan sentralistik, cenderung mengubah kondisi kerja
dan mengefektifkan penggunaan reward & punishment untuk meningkatkan
produktivitas karya,an. "edangkan teori + melihat pega,ai dari segi optimistik,
sehingga pemimpin akan memimpin dengan gaya demokratis dan partisipatif,
cenderung melakukan pendekatan humanistik kepada mereka, menantang mereka
untuk lebih berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, dan mendorong kinerja.
/amun bukan berarti pemimpin akan menghilangkan penga,asan pada mereka.
Pemimpin memang menghendaki para pega,ai memberikan saran dan masukan
dalam pengambilan keputusan, namun tetap pemimpinlah yang akan menjaga
kekuasaan untuk melaksanakan keputusan tersebut.
BAB III
1ESIMPULAN
1ndividu $pega,ai. karya,an dalam suatu organisasi) diasumsikan oleh
Mcregor memiliki perilaku berdasarkan teori * dan teori +. !eori * yaitu dimana
seseorang berperilaku cenderung tidak memiliki motivasi, menunggu untuk diperintah
atasan, tidak memiliki inisiatif, dan sebagainya. "edangkan teori + yaitu kebalikan
dari teori *, dimana seseorang bermotivasi dan berinsiatif tinggi, mudah
berkembang, dan sebagainya.
%C
9ntara teori * dan teori + ini sebenarnya bukan berarti yang satu lebih baik
dariapada yang lainnya. /amun teori ini lebih untuk mengarahkan kepada bagaimana
tindakan seseorang pemimpin untuk memimpin atau menghadapi pega,ai.
karya,annya yang memiliki berbagai perbedaan karakter. perilaku. -agi pega,ai
yang diasumsikan berperilaku teori *, maka gaya kepemimpinan yang tepat yaitu
dengan gaya otoriter dan sentralistik. "edangkan bagi pega,ai yang berperilaku teori
+, maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya demokratis dan partisipatif.
Dengan teori ini para pemimpin dapat memberikan sikap yang tepat sehingga
pega,ai. karya,annya dapat melaksanakan tugas dengan baik untuk mencapai tujuan
organisasi. "elain itu, berdasarkan penjelasan teori * dan + ini dapat diketahui bah,a
seorang pemimpin terkadang harus egois dan terkadang pula harus demokratis,
tergantung perilaku pega,ai. karya,an yang dipimpin.
D9B!93 PL"!9K9
Breud, "igmund and "trachey, Iames. %&&%. Introductory Lectures on Psychoanalysis.
Penguin -ooks.
ibson, Iames =., 1vancevivh, Iohn M., and Donnelly, Iames H. %&H(. Organizations
!tructure" process" and #ehaviour. -usiness Publications.
3ivai, Aeth@al. 0EE>. $epemimpinan dan Perila%u Organisasi &disi '. Iakarta8 3aja
rafindo Persada.
3obbins, "tephen P. and Goulter, Mary K. 0EE0. (anagement &d. )th. Prantice Hall.
"inggih-"alim, #.#. dan "ukadji, " $#ds.) !u%ses #ela*ar di Perguruan +inggi.
+ogyakarta8 Panduan.
+usuf, "yamsu. 0EE0. Pengantar Psi%ologi. -andung8 Publikasi Iurusan PP- B1P
LP1.

"umber internet8
en.,ikipedia.org
id.,ikipedia.org.,iki.PembelajaranMpembentukanMperilakuMindividu
%F
,,,.bus.ucf.edu
,,,.evitade,iblogNu.blogspot.com
,,,.,arta,arga.gunadarma.ac.id
,,,.organisasi.org
%H

Anda mungkin juga menyukai