Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PENGERTIAN FILSAFAT
DAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK I
KETUA : HANA DAFOROSA R. SIAGIAN ( 4123321021 )
SEKRETARIS : DEWI SARTIKA TAMBUNAN ( 4123321013 )
ANGGOTA : 1. DEWI RATNA PERTIWI SITEPU (4123321014 )
2. LAINA MISKA (4123321028 )
PRODI / KELAS : PENDIDIKAN FISIKA / EKS A 2012

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini berjudul
Pengertian Fisafat dan Filsafat Pendidikan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari Mata kuliah
Filsafat Pendidikan yang membahas tentang materi Pengertian Filsafat dan Filsafat
Pendidikan. Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Medan, Agustus 2014



Penulis











ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian Filsafat ....................................................................................................... 3
1. Pengertian secara etimologi ..................................................................................... 3
2. Pengertian secara terminologi .................................................................................. 3
3. Alasan manusia berfilsafat .................................................................................... 5
4. Ciri ciri berpikir filsafat ........................................................................................ 6
5. Peranan filsafat ........................................................................................................ 6
B. Pengertian Filsafat Pendidikan .................................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................................ 9
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10












1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali orang yang tidak mengetahui apa itu filsafat, baik orang yang
hidupnya di lingkungan pendidikan, maupun yang jauh dari pendidikan, seperti di
pedesaan maupun di perkotaan. Padahal mereka sadari sebenarnya mereka dekat
dengan filsafat dan mereka juga pernah berfilsafat. Dalam menjalani kehidupan ini
kita sering mengandalkan filsafat, tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa yang
kita lakukan itu merupakan sebuah filsafat.

Kita sering merenung, berfikir apa yang hendak kita capai dan kita raih
apabila kita lulus kuliah nanti, dalam perenungan itu kita banyak sekali muncul
pertanyaan-pertanyaan dan pilihan-pilihan sebagai alternatif jawaban dari setiap
pertanyaan yang muncul, begitu pula untuk hal-hal yang lain yang didalamnya
memerlukan pemikiran-pemikiran secara mendalam. Apabila kita terus mencari dan
terus mencari jawaban dari pertanyaan tadi dengan berbagai metode sampai kiranya
kita dapat menemukan kebenaran, maka akan lahir sebuah pengetahuan bagi kita.

Begitu pula dengan pendidikan, yang melatar belakangi pendidikan adalah
ide-ide yang lahir dari filsafat yang tentu saja semua itu perlu proses untuk
menemukannya. Dari gambaran sederhana tersebut dapat kita ketahui bahwa filsafat
itu merupakan tindakan memikirkan, merenungkan segala sesuatu secara mendalam
sampai keakar-akarnya.

Segala sesuatu yang kita kenal selama ini tidaklah lahir begitu saja, nama
suatu benda, hewan, manusia, dan lain-lain saja mengandung filsafat dibaliknya.
Termasuk pula segala ilmu pengetahuan yang jumlahnya mungkin susah untuk
dihitung yang bertebaran dimuka bumi ini lahir dari sebuah proses panjang yang
dinamakan filsafat.

Semua itu mendorong manusia untuk memikirkan kembali pengertian tentang
kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh
terhadap sistem nilai yang berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan cara
berfikir manusia terdapat hubungan timbal balik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa macam
masalah antara lain adalah :
1. Apa pengertian filsafat secara etimologi?
2. Apa pengertian filsafat secara terminologi?
3. Apa pengertian filsafat pendidikan?
2

C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas, selain itu diharapkan
setelah makalah ini diselesaikan, kita dapat:
1. Mengetahui pengertian filsafat secara etimologi.
2. Mengetahui pengertian filsafat secara terminologi.
3. Mengetahui pengertian filsafat pendidikan.































3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat antara seorang ahli filsafat dengan ahli lainnya selalu berbeda.
Namun demikian pengertian fisafat dapat dibagi 2 yaitu secara etimologi dan secara
terminologi.

1. Pengertian Secara Etimologi
Filsafat dalam bahasa inggris, yaitu : philosophy, adapun istilah filsafat berasal
dari bahasa Yunani : philosophia , yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau
philia ( persahabatan, tertarik ) dan sophia ( hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi). Jadi secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran ( love of wisdom ).
Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab di sebut failasuf. ( Amsal
Bakhtiar. 1997 : 7 )

Pythagoras (572-497 SM) adalah filosof yang pertama kali menggunakan kata
filsafat , dia mengemukakan bahwa manusia dapat di bagi ke dalam tiga tipe :
mereka yang mencintai kesenangan, mereka yang mencintai kegiatan, dan mereka
yang mencintai kebijaksanaan. ( Ali Mudhafar. 1996 : 2 )

2. Pengertian Secara Terminologi
Pengertian terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah atau
kata filsafat itu sendiri. Berikut ini beberapa pengertian yang dikemukakan para
ahli :
a) Menurut Al-Farabi ( 950 M ), seorang filosof muslim terbesar sebelum
Ibnu Sina berkata, Filsafat ialah ilmu tentang alam yang maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya. ( Endang Saifuddin
Anshari. 1987 : 83 )

b) Ibnu rusyd (1126-1198 M), berpendapat bahwa filsafat atau hikmah
merupakan pengetahuan otonom yang perlu dikaji oleh manusia karena
dia di karuniai akal. Alquran filsafat mewajibkan manusia berfilsafat untuk
menambah dan memperkuat keimanan kepada Tuha n. ( Burhanuddin
Salam. 1988 : 56 )

c) Immanuel Kant (1724-1804 M), mengatakan bahwa : filsafat itu ilmu
dasar segala pengetahuan, yang mencakup di dalamnya empat persoalan,
yaitu :
1. Apakah yang dapat kita ketahui ? ( Dijawab oleh metafisika )
2. Apakah yang boleh kita kerjakan ? ( Dijawab oleh etika / norma )
3. Sampai dimanakah pengharapan kita ? ( Dijawab oleh agama )
4. Apakah yang di namakan manusia ? ( Dijawab oleh antropolog )
4

( Jujun S. Suriasumantri. 2001 : 2 )

d) Harun Nasution mengatakan bahwa filsafat adalah berpikir menurut tata
tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi , dogma,dan agama)
dan dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar - dasar
persoalan. ( Amsal Bakhtiar. 1997 : 8 )

e) Sidi Gazalba filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal,
dan universal dalam rangka mencari kebenaran,inti atau hakikat mengenai
segala sesuatu yang ada. ( Sidi Gazalba.1978 : 316 )

f) Muhammad Noor Syam menjelaskan bahwa : Filsafat adalah sesuatu
lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang sangat luas (
komprehensif ). Kebenaran filsafat adlah kebenaran yang relatif. Artinya
kebenaran itu sendiri selalu mengalami perkembangan sesuai dengan
perubahan zaman dan peradaban manusia. (http://www.scribd.com)

g) Plato (427-348 SM), filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli.

h) Aristoteles ( 382 322 ), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, ekonomi, politik, dan estetika.

i) Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan bahwa:
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari
radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan.
Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk
sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

j) Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan
itu.

k) Notonegoro : Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut
intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.

5


l) Harold H. Titus (1979 ) : (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara
tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu
usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah
analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian (
konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian
manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

m) Rene Descrates ( 1596 1650 ) yaitu merupakan kumpulan segala
pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikannya. (htttp://cahayawhyra.blogspot.com/2012/11/makalah-
filsafat-pendidikan.html)

Dari pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang menyelidikisegala sesuatu yang ada secara mendalam
sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran.

3. Alasan Manusia Berfilsafat
Terdapat 3 kecenderungan manusia yang membuat manusia berfilsafat. Ketiga
hal inilah yang memancing rasa ingin tahu manusia sehingga manusia berfilsafat
untuk mendapatkan jawaban atas rasa ingin tahunya, yaitu :
Kekaguman atau keheranan. Manusia dapat merasa kagum atau heran karena
merasakan, melihat atau mendengar sesuatu yang tidak biasa mereka ketahui.
Ketika manusia heran, ia akan mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu
oleh panca inderanya yang sedang keheranan. Hal ini membuat rasa ingin tahu
mereka muncul terhadap objek yang membuat rasa kagum dan heran tersebut.
Rasa heran ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam,
menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang
hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut
dengan berfilsafat.
Keraguan atau kesangsian. Manusia dapat merasa ragu terhadap suatu objek
karena mereka telah mempunyai pandangan tersendiri terhadap objek tersebut
sebelumnya. Selanjutnya, manusia menggunakan filsafat sebagai sarana untuk
menemukan jawaban atas keraguan mereka terhadap kebenaran persepsi yang
telah mereka miliki sebelumnya atau ingin membuktikan sesuatu yang baru.
Kesadaran akan keterbatasan. Manusia yang menyadari bahwa dirinya
mempunyai keterbatasan akan mencari cara untuk mengatasi keterbatasan
yang ia miliki. Disini manusia menggunakan filsafat sebagai sarana
menemukan jalan untuk mengatasi keterbatasan yang mereka alami. Apabila
seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada saat
mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan
6

keterbatasannya itu manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa diluar
manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan
bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran yang hakiki.
(http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01/filsafat-alasan-manusia-
berfilsafat.html)

4. Ciri-ciri Berpikir Filsafat
Orang yang berpikir filsafat paling tidak harus mengindahkan ciri-ciri berpikir
sebagai berikut:
a) Berpikir secara radikal, yaitu berpikir sampai keakar-akarnya, sampai pada
hakekat atau sustansi, esensi yang dipikirkan. Sifat filsafat adalah radikal atau
mendasar, bukan sekedar mengetahui mengapa sesuatu menjadi demikian,
melainkan apa sebenarnya sesuatu itu, apa maknanya.
b) Berpikir secara universal yaitu berpikir kefilsafatan sebagaimana pengalaman
umumnya.Misalnya melakukan penalaran dengan menggunakan rasio atau
empirisnya, bukan menggunakan intuisinya. Sebab, orang yang dapat
memperoleh kebenaran dengan menggunakan intuisinya tidaklah umum di
dunia ini. Hanya orang tertentu saja.
c) Berpikir secara konseptual yaitu dapat berpikir melampaui batas pengalaman
sehari-hari manusia, sehingga menghasilkan pemikiran baru yang terkonsep.
d) Berpikir secara koheren dan konsisten yaitu berpikir kefilsafatan harus sesuai
dengan kaedah berpikir (logis) pada umumnya dan adanya saling kait-mait
antara satu konsep dengan konsep lainnya.
e) Berpikir secara sistematis yaitu dalam berpikir kefilsafatan antara satu konsep
dengan konsep yang lain memiliki keterkaitan berdasarkan azas keteraturan
untuk mengarah suatu tujuan tertentu.
f) Berpikir secara komprehensif yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian, atau
detail-detail yang dibicarakan harus mencakup secara menyeluruh sehingga
tidak ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.
g) Berpikir secara bebas yaitu dalam berpikir kefilsafatan tidak ditentukan,
dipengaruhi, atau intervensi oleh pengalaman sejarah ataupun pemikiran-
pemikiran yang sebelumnya, nilai-nilai kehidupan social budaya, adat istiadat,
maupun religious.
h) Berpikir secara bertanggungjawab yaitu dalam berpikir kefilsafatan harus
bertanggungjawab terutama terhadap hati nurani dan kehidupan sosial
(http://edukonten.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-berpikir-filsafat.html)

5. Peranan Filsafat
1) Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi
dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang
penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos
dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat
telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu
7

tidak boleh digugat. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang
cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-
benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.


2) Pembebas
Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan
yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut
manusia keluar dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari
ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan
manusia dari belenggu cara berpikiryang mistis dan mitis.

3) Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis dengan
membimbing manusia untuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia
dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membimbing untuk berpikir
lebih luas dan mendalam.
(https://sites.google.com/site/blogilmupengetahuan/artikel-pengetahuan/asal
danperananfilsafatilmu)

B. Pengertian Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang
memiliki kepribadian yang utama dan ideal.
Prof. DR. Omar Muhammad Al-Taomy al-Syaibani menjelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam sekitarnya.
Menurut Soegarda Poerwakawatja bahwa pengertian pendidikan sebagai
semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,
pengalaman dan kecakapan serta keterampilan kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapakannya agar dapat memahami fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.
Al- Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktivitas pikiran
yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan dan memaduksn proses pendidikan.
Dalam pandangan John Dewey, fisafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (
intelektual ) maupun daya perasaan ( emosional ) manusia, maka filsafat bisa juga
diartikan sebagai teori umum pendidikan.
Barnabid mempunyai versi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu
yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan dalam bidang pendidikan.

Fisafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi tercapainya
pelaksanaan dan tujuan pendidikan. Jadi filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada
8

hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan pertanyaan dalam bidang
pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosofis dalam lapangan pendidikan.
Filsafat pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses
pendidikan, mendalami konsep- konsep pendidikan dan memahami sebab-sebab
hakiki yang berkaitan dengan masalah pendidkan. (http://www.scribd.com)

























9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pengertian Secara Etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia ,
yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia ( persahabatan, tertarik ) dan
sophia ( hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman
praktis, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau
kebenaran ( love of wisdom ). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab
di sebut failasuf.
2) Terdapat 3 kecenderungan manusia yang membuat manusia berfilsafat. Ketiga hal
inilah yang memancing rasa ingin tahu manusia sehingga manusia berfilsafat
untuk mendapatkan jawaban atas rasa ingin tahunya, yaitu : kekaguman atau
keheranan, keraguan atau kesangsian, kesadaran akan keterbatasan.
3) Fisafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi tercapainya
pelaksanaan dan tujuan pendidikan. Jadi filsafat pendidikan adalah ilmu yang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan pertanyaan dalam bidang
pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosofis dalam lapangan
pendidikan.

B. Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan tentang pengertian filsafat secara etimologi dan terminologi
serta mengetahui pengertian filsafat pendidikan.



10

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat, dan Agama. Surabaya : Bina Ilmu

Bakhtiar, Amsal. 1997. Fisafat Agama. Jakarta : Logos Wacana Ilmu

Gazalba, Sidi. 1978. Asas Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan bintang

Mudhafar, Ali. 1996. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta

Salam, Burhanuddin. 1988. Pengantar Filsafat. Jakarta : PT. Bina Aksara

Suriasumantri, Jujun S. 2001. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Istanto, Adela. 2013. Alasan Manusia Berfilsafat. http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01
/filsafat-alasan-manusia-berfilsafat.html ( Diakses 29 Agustus 2014 )

Koncara, Eka Lusiandani. 2009 . Manusia, Filsafat, Dan Pendidikan. http://www.scribd.
com (Diakses 29 Agustus 2014)

Kristanti, Dewi. 2012. Asal dan Peranan Filsafat Ilmu. https://sites.google.com/site/blogilm
upengetahuan/artikel-pengetahuan/asaldanperananfilsafatilmu (Diakses 29 Agustus
2014 )

Kuntho, Syerly Ade. 2010. Ciri-ciri Berpikir Filsafat. http://edukonten.blogspot.com/
2011/11/ciri-ciri-berpikir-filsafat.html ( Diakses 29 Agustus 2014 )

Whiera. 2012 . Makalah Fisafat Pendidikan. http://cahayawhyra.blogspot.com/2012/
11/makalah-filsafat-pendidikan.html ( Diakses 29 Agustus 2014)












11

SOAL
1. Mengapa berfilsafat dapat melahirkan prinsip hidup yang baik dan benar bagi
seseorang, jelaskan apa maksudnya?

JAWABAN
Maksudnya adalah Filsafat menolong, mendidik, membangun diri kita sendiri
dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita.
Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup yang
sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri. Merupakan latihan
untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada
pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi
secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri,
berdisi sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
Alasan belajar berfilsafat adalah Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk
hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan
lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. Filsafat
memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-
persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tiak mudah
melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. Dalam filsafat kita
dilatih dulu apa yang menjadi persoalan. Dan ini merupakan syarat mutlak untuk
memecahkannya. Memberikan pandangan yang luas , membendung akuisme dan aku-
sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan
kesenangan si aku).
2. Sebagai seorang calon pendidik, jelaskanlah apa manfaatnya mempelajari filsafat
pendidikan!

JAWABAN

Adapun manfaat belajar filsafat pendidikan adalah
1. membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri, siswa kita, dan komponen yang
ada didalamnya
2. membuat kita lebih kritis.
3. membedakan argumen yang baik dan yang buruk..
4. melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas.
5. melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda..
6. dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
7. Membantu kita dalam memahami karakter siswa.

Anda mungkin juga menyukai