Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Hidrogeologi dan Pertambangan
Sistem penambangan yang banyak digunakan saat ini ada tiga macam, yaitu sistem
tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah laut. Pemilihan metode
penambangan ini didasarkan pada kondisi Topografi, Geologi, Endapan Bahan Galian dan
nilai Ekonominya. Sistem penambangan yang akan dibahas pada makalah kali ini tambang
terbuka.
Sistem tambang terbuka pada akhir penambangan akan menghasilkan lubang bukaan
penambangan, sehingga selama kegiatan penambangan akan menghadapi kendala air
terutama air hujan. Jika di suatu daerah terdapat air tanah yang sangat sedikit, sehingga
bisa air tanah tidak mempengaruhi kegiatan tambang secara signifikan. Oleh karena itu
perlu dibuat rancangan penyaliran air tambang untuk mengatasi masalah air yang berasal
dari air hujan.
Salah satu ciri utama tambang terbuka adalah adanya pengaruh iklim pada kegiatan
penambangan. Elemen-elemen iklim tersebut antara lain hujan, panas/temperatur,tekanan
udara dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kondisi tempat kerja, yang selanjutnya
mempengaruhi produktivitas tambang. Oleh karena itu perlu dilakukan adanya kajian
hidrogeologi.
Agar dalam melakukan kajian hidrogeologi dapat berjalan lancar dan tepat sasaran,
diperlukan kerangka kajian. Kerangka kajian ini sebagai acuan pelaksanaan kajian di
lapangan, terutama cakupan materi, data-data yang harus diambil, urutan dan kaitan
masing-masing aspek kajian serta hasil yang diperoleh. Secara ringkas kerangka kajian
mencakup :
1. Kajian Hidrologi
Pada umumnya proses proses yang berkaitan dengan siklus air merupakan hal yang
periodik terhadap ruang dan waktu, yang tergantung pada pergerakan bumi terhadap
matahari dan rotasi bumi pada porosnya.
2. Daerah Tangkapan Hujan
Daerah tangkapan hujan merupakan suatu luasan daerah dimana air cenderung
mengumpul dan menuju ke tempat tertentu. Daerah tangkapan hujan ini mempengaruhi
jumlah air limpasan yang mengalir pada suatu area tambang. Daerah tangkapan hujan
ini dipengaruhi oleh keadaan topografi suatu daerah, apakah itu bukit atau dataran
3. Kajian Hidrogeologi
4. Pengendalian Air Tambang
Dalam setiap tambang, banyak atau sedikit selalu ada air yang mengalir masuk ke
dalam tambang. Air ini masuk melalui batas perlapisan, celah celah batuan ataupun
patahan. Masuknya air kedalam tambang harus dicegah atau dikeluarkan agar tambang
tidak terjadi genangan. Pencegahan masuknya air kedalam tambang dapat dilakukan
dengan jalan membuat parit pada lereng lereng bagian atas singkapan, kemudian
mengalirkannya ke tempat lain keluar daerah penambangan. Pada tempat tempat
yang diperkirakan akan menjadi jalur masuknya air kedalam tambang, misalnya pada
perpotongan antara aliran sungai dan singkapan.
Penyaliran pada system tambang terbuka umumnya dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Penyaliran tambang dengan pemompaan
Yaitu dengan mengeluarkan air tanah yang terdapat pada suatu jenjang.
Air tersebut selanjutnya dipompa keluar atau ke permukaan tambang menuju ke
kolam pengendapan dan selanjutnya dikeluarkan ke sungai jika sudah memenuhi
syarat tertentu. Penyaliran dengan pemompaan dapat dilakukan dengan sistem
pemompaan langsung menggunakan pompa slurry dan dengan sistem pemompaan
tidak langsung berupa fasilitas pompa yang terpasang secara terpisah untuk
memompa air bersih (tidak berlumpur), dimana air tambang yang terkumpul
diendapkan terlebih dahulu untuk memisahkan air jernih dengan endapan lumpur
pada suatu sumur pengendap (settler sump).
b. Penyaliran tambang dengan paritan
Yaitu dengan membuat suatu peritan yang mengelilingi tambang untuk mencegah
masuknya air dalam front kerja tambang untuk tambang terbuka. Air yang mengalir
dengan sistem ini menggunakan gaya gravitasi untuk keluar ke permukaan.
Pengendalian air tambang ini meliputi :
a. Perhitungan jumlah air tambang
b. Penentuan saluran terbuka
c. Penentuan kolam pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai