Anda di halaman 1dari 28

Sri Fulina 2007

KONJUNGTIVITIS
Sri Fulina W


FKK UMJ
Sri Fulina 2007
KONJUNGTIVITIS
Definisi
Konjungtivitis a/ peradangan konj. yg.
ditandai o/ dilatasi vaskular,
infiltrasi selular dan eksudasi.

Klasifikasi Sering didasarkan ;
a. Penyebabnya
b. Usia kejadiannya
c. Tipe eksudatnya
d. Perlangsungannya

Sri Fulina 2007
Konyungtivitis Bakteri
Merupakan konyungtivitis yg paling sering.
- Akut
- Kronik
Akut :
Disertai dgn vasodelatasi & sekret
mukopurulen , iritasi,sensasi bd.asing
dan melengket.
Kronik :
Onset lebih lambat dan berlarut-larut.

Sri Fulina 2007
Gambaran klinis

A. Gejala
Iritasi bilateral, inj.konj., eksudat purulen, aglutinasi palp.,
edema palp. (kadang-2).
Mula-2 terkena biasanya satu mata, kemudian ke mata yl
(melalui tangan).
Penyebarannya ke org. lain bisa melalui benda-2 yg. Dipakai
penderita.


Sri Fulina 2007
Konyungtivitis Purulen
Penyebab : N.Gonorhoe dan N.Meningitidis
Gejala : Ditandai dgn eksudat purulen yg
banyak.
gejala kony.meningokok lbh ringan
dp kony.Go.
Setiap kony.berat dgn banyak eksudat perlu
dilakukan pem.lab dg segera dan terapi yg
segera pula.
Sri Fulina 2007
Konj. kataralis akut (pinkeye)
Sering mewabah dan tanda khasnya : hiperemis konj. Akut
disertai sekret mukopurulen.
Penyebabnya: H.aegyptius, pneumokok.
Bisa disertai perdarahan subkonj.

Konj. kataralis subakut
Penyebab utamanya: H.influenzae.
Eksudatnya sedikit, berair.

Konj. kataralis kronik
Penyebabnya: S. aureus, M. lacunata.
M. lacunata (kadangkala juga stafilokok) menyebabkan
konjungtivitis angular (berkaitan dgn. dermatitis),
membentuk fisura kantus dan sekret yg. sedikit.
Sri Fulina 2007
B. Pem. laboratorium
Pem. mikroskopis kerokan konj. (pewarnaan
Gram atau Giemsa) tampak banyak sekali
neutrofil PMN.
Pada semua kasus perlu dilakukan pem. Langsung
dan pembiakan serta uji sensitisasi.

Komplikasi & sequele
Blefaritis marginal kronik (konjungtivitis stafilokok)
Parut konj. (konj. membran atau pseudomembran)
Ulkus atau perforasi kornea
Iritis toksik (N.gonorrhoeae)
Sri Fulina 2007
Pengobatan
R/ spesifik tergantung hasil pem. Identifikasi
bakteri
Bisa dimulai R/ topikal (sulfonamid / antibiotik)
sambil menunggu hasil pem. lab.
Irigasi sakus konj. (larutan fisiologis)
Penyuluhan higiene (preventif)
Prognosis
Akut: sembuh sendiri, kecuali konj. stafilokok,
gonokok, meningokok.
Kronik: tdk. Bisa sembuh sendiri.
Sri Fulina 2007
KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA

TRAKOMA

Penyebaran: kontak langs. atau melalui benda-2 yg. dipakai
penderita.

Gambaran klinis
A. Gejala
Masa inkubasi: 7 (5-14) hari.
Bayi & anak:
Serangan biasanya tdk. kentara
Umumnya sembuh tanpa penyulit
Orang dewasa:
Bersifat akut / subakut
Penyulit bisa timbul lbh. awal.

lakrimasi, fotofobia, nyeri, eksudasi, edema palp., kemosis,
hiperemia, hipertrofi papil, folikel (tarsus & limbus), keratitis sup.,
pembentukan panus, benjolan preaurikular yg. nyeri.
Sri Fulina 2007
Sri Fulina 2007
Klasifikasi Mac. Callan
Tahap I (hiperplasia limfoid dini)
Tarsus sup: hipertrofi papil dan folikel yg. kecil-2
(blm. masak)
IIA (trakoma nyata)
Tarsus sup: hipertrofi papil dan folikel yg. besar-2 (masak)
IIB (trakoma nyata)
Tarsus sup: lbh. banyak hipertrofi papil dan menutupi folikel.
III (trakoma sikatrisial)
Tarsus sup: parut konj. dini garis2 putih halus pd.subepitel
konj. disertai folikel-2 persisten dan hipertrofi papil pd.kony
IV (sembuh)
Tarsus sup: parut konj. berbentuk bintang atau linier tanpa
peradangan.
Klasifikasi yg. lain:
a. Klasifikasi intensitas rx. radang
b. Klasifikasi efek kebutaan yg. timbul
Sri Fulina 2007
B. Pem. laboratorium
Kerokan konj. (pewarnaan Giemsa): reaksi PMN
Pewarnaan antibodi fluoresen pd. hapusan kerokan dpt. mendeteksi
TRIC agent (trachoma inclusion conjunctivitis)
Uji mikro-imunofluoresensi dpt. membedakan antara organisme
subgrup A dari B.

Diagnosis banding
- Konj. folikular
- Folikulosis
- Konj. vernal

Komplikasi & sequele
- Parut konj. entropion, trikiasis
lesi kornea (aberasi, ulkus, infeksi, parut)
- Ptosis
- Obstruksi duktus nasolakrimal
- Dakriosistitis
Sri Fulina 2007

Pengobatan:
oral: Tetrasiklin / doksisiklin / eritromisin
tetes / salep mata : Sulfonamid / tetrasiklin /
eritromisin / ripampisin.

Prognosis:
Tergantung: - kondisi lingkungan
- terapi (lbh.awal, memadai)









Sri Fulina 2007
KONJUNGTIVITIS INKLUSI

2 bentuk: - Neonatorum (Konj. inklusi neonatorum, blenore
inklusi)
- Dewasa (konj. inklusi dewasa)

Gambaran klinis;
A. Gejala
Neonatorum: onset 5-12 hari sesudah lahir, konjungtivitis
papilar (akut), dgn. sekret purulen, pseudomembran
(hiperakut) parut.
Dewasa: masa inkubasi 4-12 hari, konj. dgn. papil dan folikel,
pseudomembran tdk. ada , parut tdk. ada.

B. Pem. laboratorium
Kerokan konj. (pewarnaan Giemsa): bhn. Inklusi
intrasitoplasmik pd.sel epitel.
Sri Fulina 2007
Diagnosis banding:
- Trakoma ditularkan dari mata ke mata
parut konj.sering terjadi
panus besar +
parut kornea dan Herbert pit +


Sri Fulina 2007
Pengobatan:
Neonatus: salep mata tetrasiklin 1 % /
eritromisin / sulfonamid sangat efektif.
Dewasa: oral tetrasiklin /doksisiklin eritromisin

Pasangan seksual perlu diperiksa dan diobati juga.
Sri Fulina 2007
KONJUNGTIVITIS VIRUS
K. FOLIKULAR AKUT

1. DEMAM FARINGOKONJUNGTIVA
- Ditandai faringitis, demam dan konjungtivitis folikular.
- Keadaan yg. sangat menular (10-12 hari) biasanya unilateral
dan sembuh sendiri sesudah 5-14 hari.
- Umumnya disebabkan adenovirus tipe 3
- Identifikasi virus dgn. uji netralisasi
- Tdk. ada R/ khusus.

2. KERATOKONJUNGTIVITIS EPIDEMIK
- Biasanya gejala sistemik tdk. ada dan bilateral.
- Berlangsung 7-14 hari.
- Bisa terdpt. keratitis epitel, sensitivitas kornea normal,
perdarahan konj., membran konj. dan edema palp.
Sri Fulina 2007
- Disebabkan adenovirus tipe 8 dan 19.
- Tenaga kes. yg. memeriksa dan mengobati penderita harus
memperhatikan kebersihan tangan dan alat.

3. KONJUNGTIVITIS HEMORAGIK AKUT
- Sering dinamakan konjungtivitis Apollo XI, mula-mula
di Ghana (1969).
- Disebabkan enterovirus tipe 70.
- Masa inkubasinya pendek (8-48 jam) dan perjalanan
penyakitnya juga pendek (5-7 hari).
- Sembuh sendiri dlm. 5-7 hari.










Sri Fulina 2007
Sri Fulina 2007

KONJUNGTIVITIS VIRUS KRONIK

1. BLEFAROKONJ. MOLUSKUM KONTAGIOSUM
- Benjolan-benjolan kecil moluskum (pd. Margo
palp.) konj. kronik unilateral, keratitis sup.
dan panus superior.
- Disembuhkan dgn. eksisi benjolan konj.





Sri Fulina 2007

2. BLEFAROKONJ. VARISELA - ZOSTER
- Zoster: konjungtivitis biasanya papilar, tetapi
ada juga folikel, pseudomembran dan vesikula
ulkus
Pada thp. awal timbul pembesaran kel. Limfe
preaurikular
- Varisela: sering terjadi konjungtivitis kataralis
yg. ringan
- Kerokan konj. (zoster & varisela): sel-2 raksasa
dan monosit.
- Tdk. ada R/ yg. memuaskan, tetapi interferon
& acyclovir memberikan harapan.




Sri Fulina 2007
KONJUNGTIVITIS PARASIT
ONKOSERSIASIS
Infeksi parasit Onchocercae volvulus, endemis di daerah tropis,
ditularkan melalui gigitan lalat hitam (blackflies) yg. Telah
terinfeksi (river blindness).
Mikrofilaria yg. ada dlm. kulit manusia (hospes), terhisap oleh
simulium betina pd. saat menggigit hospes.
Filaria betina dewasa mengeluarkan banyak sekali mikrofilaria
yg. Bisa berinvasi ke mata dan menyebabkan berbagai lesi pd.
segmen anterior .
Diagnosis: - biopsi kulit / konj.
- eosinofilia
- riwayat peny.
- lokasi geografis
Pengobatan : Dietilkarbamasin sitrat (Hetrazan)
Kortikosteroid








Sri Fulina 2007
KONJUNGTIVITIS IMUNOLOGIK (ALERGIK)

1. KONJ. DEMAM JERAMI (HAY FEVER)
Suatu radang konj. ringan nonspesifik dan biasanya disebabkan
radang demam jerami (rinitis alergik).
Biasanya ada riwayat alergi.
Gejala: mata gatal, lakrimasi, mata merah, inj. konj. yg. ringan.
Pada serangan akut, sering dijumpai kemosis hebat. Sekret mirip
benang. Kerokan konj.: eosinofil. Papil dan folikel tdk. ada.
Pengobatan: - Vasokonstriktor
- Kompres dingin
- Antihistamin oral

2. KERATOKONJ. VERNAL
= Konj. musiman, musim panas
Suatu radang konj. bilateral, rekuren, bersifat musiman (musim
panas), menyerang kelompok usia prepubertas (lk. > pr.)



Sri Fulina 2007
Ada 2 btk. palpebral dan limbal .
Gejala: mata sangat gatal dgn. sekret sep. : benang
Ada riwayat alergi dlm. keluarga
Konj. tampak mirip susu (milky appearance)
Pd. konj. palp. sup.: papil raksasa dgn. cobblestone
appearance. Terdpt. sekret bentuk benang dan
pseudomembran (tanda Maxwell-Lyons).
Selama fase aktif, bisa terlihat bintik-2 keputihan di limbus
(Trantas dot). Sering terlihat
mikropanus.
Lab. : olesan eksudat konj. (Giemsa) :
banyak eosinofil
Pengobatan :
- steroid (topikal / sistemik)
- kromolin
- vasokonstriktor lokal
- kompres dingin







Sri Fulina 2007
3. KERATOKONJ. ATOPIK
- Sering menyertai dermatitis atopik
- Gejala: mata terasa panas, sekret mukoid, mata merah dan fotofobia.
Ada eritema pd. margo palp.
Terdpt. papil halus (palp. inf.) papil raksasa jarang
- Lab.: kerokan konj. eosinofil (tak sebanyak pd. Vernal)
- Pengobatan: steroid topikal

4. KONJ. PAPIL RAKSASA
= Pseudovernal
- Gejala: sangat mirip dgn. vernal
Bisa terjadi pd. pemakai mata palsu atau lensa kontak
Rx. sensitivitas
- Pengobatan: mata palsu plastik ganti yg. kaca
Lensa kontak diganti dgn. kacamata biasa.






Sri Fulina 2007
5. KERATOKONJ. FLIKTEN
Suatu rx. hipersensitivitas selular thdp. protein mikroba (basil tbc.,
stafilokok, candida)
Gejala: flikten berupa lesi 1-3 mm, merah, menonjol, dikelilingi
daerah hiperemis.
Pada limbus: umumnya berbentuk segitiga dgn. puncaknya
ke arah kornea. Pusatnya menjadi putih keabu-abuan dan
terjadi ulkus.
Pengobatan: - kortikosteroid topikal
- peny. yg. mendasarinya.

6. KERATOKONJ. SIKA
Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia,
artritis).
Gejala:
- khas: hiperemia konj. bulbi dan gej. iritasi yg. tdk. sebanding dgn.
tanda-2 radang.



Sri Fulina 2007
- Dimulai dgn. konjungtivitis kataralis
- Pada pagihari tdk. ada atau hampir tdk. ada rasa sakit, tetapi
menjelang siang atau malam hari rasa sakit semakin hebat.
- Lapisan air mata berkurang (uji Schirmer: abnormal)
- Pewarnaan Rose bengal uji diagnostik.

Pengobatan:
- air mata buatan vit. A topikal
- obliterasi pungta lakrimal.







Sri Fulina 2007
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai