KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM BLUD SEKARWANGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA PERIODE 2 JUNI 10 AGUSTUS 2014 DEFINISI Anemia defisiensi fe : anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Ditandai dengan anemia hipokromik mikrositer dan hasil laboratorium yang menunjukkan cadangan besi kosong. Menurut WHO dikatakan anemia bila :Pada orang dewasa Hb < 12,5 g/dl. Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 gram. Kira-kira 50 mg/Kgbb pada pria dan 35 mg/Kgbb pada wanita EPIDEMIOLOGI Afrika Amerika latin Indonesia Laki laki dewasa 6% 3% 16-50% Wanita tidak hamil 20% 17-21% 25-48% Wanita hamil 60% 39-46% 46-92% ETIOLOGI 1. Perdarahan kronik saluran cerna 2. Diet yang tidak mencukupi 3. Pada wanita akibat perdarahan menstruasi dan kehamilan 4. Kebutuhan yang menngkat pada kehamilan dan laktasi 5. Absorbsi yang menurun 6. Hemoglobinuria 7. Penyimpanan besi yang berkurang seperti pada hemosiderosis paru Metabolisme Fe Absorbsi Fe melalui saluran cerna di duodenum dalam bentuk fero Transportasi melalui sel mukosa usus secara transport aktif Ion fero yang diserap diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa Ion feri masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin Diubah menjadi feritin Disimpan dalam sel mukosa usus Bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan zat besi rendah, Fe diubah menjadi feritin pada sel retikuloendotelial ( hati, limpa, sumsum tulang) Bila cadangan dalam tubuh rendah atau kebutuhan zat besi meningkat, Fe yang baru diserap diangkut dari sel mukosa ke sumsum tulang untuk eritropoesis Patofisiologi Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum. Diagnosis anemia zat gizi ditentukan dengan tes skrining dengan cara mengukur kadar Hb, hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan Sumber Alami Fe Dalam kadar tinggi (lebih dari 5 mg/100 g) adalah : hati, jantung, kuning telur, ragi, kerang, kacang-kacangan, buah-buahan kering tertentu Dalam jumlah sedang (1-5 mg/100 g) diantaranya : daging, ikan, unggas, sayuran yang berwarna hijau, biji-bijian Dalam jumlah rendah (kurang dari 1 mg/100 g), antara lain : susu dan produknya, sayuran yang kurang hijau Manifestasi Klinis Cepat lelah Jantung berdebar-debar Takikardi Sakit kepala Mata berkunang-kunang Letih, lesu Pucat Glossitis (lidah tampak pucat, licin, mengkilap, atrofi papil lidah), Stomatitis dan keilitis angular Koilonikia (kuku menjadi cekung ke dalam seperti sendok) Perdarahan dan eksudat pada retina bisa terlihat pada anemia berat (hb 5 gram% atau kurang) Gejala plummer-vinson yaitu sukar menelan (disfagia) merupakan gejala yang khas pada anemia defisiensi besi menahun. Pemeriksaan Fisis Anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati Stomatitis angularis, atrofi papil lidah Ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung
Pemeriksaan Penunjang Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat Sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat Parameter menentukan status besi Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl) Anak-anak
6 59 bulan 11 5 11 tahun 11,5 12 14 tahun 12 Dewasa
Wanita > 15 tahun 12 Wanita hamil 11 Laki-laki > 15 tahun 13 Meningkatkan Konsumsi Zat Besi dari Makanan Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya Diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi. Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C. Suplementasi Zat Besi Preparat Senyawa (mg) per tablet Fe elemental (mg) per tablet % Fe Fero Famarat 200 66 33 Fero glukonat 300 36 12 Fero sulfat (7H2O) 300 60 20 Fero sulfat . anhidrosida 200 74 37 Fero sulfat (dikeringan) 200 60 30 Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin. Efek samping dari pemberian besi feroral tergantung dosis yang diberikan dan dapat diatasi dengan mengurangi dosis dan meminum tablet segera setelah makan atau bersamaan dengan makanan. Gejala yang timbul dapat berupa : Mual dan nyeri lambung (+ 7-20%) Konsipasi (+ 10%) Diare (+ 5%) Kolik Intoksikasi akut ini dapat terjadi setelah menelan Fe sebanyak 1 g. Gejala yang timbul pada Intoksikasi Fe seringkali berupa : mual, muntah, diare, hematemesis, feses berwarna hitam karena perdarahan pada saluran cerna, syok dan akhirnya kolaps kardiovaskular dengan bahaya kematian. Efek korosif dapat menyebabkan stenosis pylorus dan terbentuknya jaringan parut berlebihan. Fortifikasi Zat Besi Penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan. Kesulitan untuk fortifikasi zat besi adalah sifat zat besi yang reaktif dan cenderung mengubah penampilan bahan yang di fortifikasi. Sebaliknya fortifikasi zat besi tidak mengubah rasa, warna, penampakan dan daya simpan bahan pangan. Pangan yang difortifikasi adalah yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti tepung gandum untuk pembuatan roti.
Penanggulangan Penyakit Infeksi dan Parasit Penyakt infeksi dan parasit merupakan salah satu penyebab anemia gizi besi. Dengan menanggulangi penyakit infeksi dan memberantas parasit diharapkan bisa meningkatkan status besi tubuh.
OBAT OBATAN LAIN : Riboflavin (B2) Piridoksin (B6) Kobal Tembaga Pemantauan Terapi Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu Kepatuhan dalam memberikan obat Gejala sampingan pemberian zat besi yang bisa berupa gejala gangguan gastrointestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan mual. Gejala lain dapat berupa pewarnaan gigi yang bersifat sementara. Penimbangan berat badan setiap bulan Perubahan tingkah laku Daya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan konsultasi ke ahli psikologi Aktifitas motorik Penutup Terapi anemia sebaiknya dilakukan dengan cepat dan tepat. Secara umum kita mengobati penyebab anemianya. Pada keadaan tertentu kita harus mengobati anemianya walapun penyebabnya belum diketahui. Tidak setiap anemia harus ditransfusi, oleh karena bahaya tranfusi cukup banyak. Tetapi pada pasien-pasien yang terancam jiwanya transfusi harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah terjadinya gagal jantung yang mengancam.
Daftar Pustaka Harrisons; Anemia; Principles of Internal Medicine, 16 th edition; International edition; 1998; page 335-339. Soeparman, Sarwono Waspadji; Ilmu Penyakit Dlaam Jilid II, Balai Penerbit FKUI Jakarta; 2009. Prie S.A, dkk. Hematologi. Patofisiologi buku 2 Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Jakarta : EGC. Cetakan VI.