Disusun oleh : Roni Ahmad Fadil M. Rizki Zainuri Anisah Al Fauziyah Kammia Rizqa Amalia
PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS JURUSAN DAKWAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui perkembangan bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa melayu, selain itu makalah ini memaparkan usaha-usaha bahasa Indonesia agar bisa menjadi bahasa yang mendunia. . Oleh karena itu, kami mengharapkan dukungan dan motivasi dari semua pihak, terutama orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan akademis. Karena tanpa dukungan dan motivasi dari pihak tersebut makalah ini akan jauh dari sempurna. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru atau dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang telah kami susun ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan luas tentang karya tulis ilmiah, sehingga eksistensi karya tulis ilmiah dalam dunia akademis tetap terjaga. Sehubungan dengan hal itu, kami tetap menunggu saran dan kritik dari berbagai pihak.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan dan informasi dari satu individu ke individu yang lain atau lebih, baik disampaikan secara lisan maupun tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat hampir dalam semua aktivitasnya menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan, tulisan, maupun bahasa tubuh. Bahasa Indonesia selain menjadi bahasa nasional ternyata sudah banyak dikenal dan dipelajari di berbagai negara seperti dikawasan Asia Tenggara dan institusi pendidikan di dunia internasional. Lepasnya bahasa Indonesia dari bahasa Melayu berarti adanya otonomi penuh bagi eksistensi bahasa Indonesia. Tidak ada seorangpun dari suku bangsa manapun di Indonesia ini yang dapat mengklaim bahwa bahasa Indonesia itu adalah bahasa suku bangsanya sendiri. Akan tetapi bahasa Indonesia milik setiap warga Negara Indonesia, sebuah bahasa baru yang berasal dari bahasa melayu tetapi sudah diperkaya dengan beberapa unsur, baik dari ragam bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Unsur- unsur itu meliputi kosa kata, frase, idiom dan sedikit dari segi struktur. (J.S. Badudu: 07-08) Bahasa Indonesia akan mendapat tempat yang sebaik-baiknya dalam hati setiap warga Negara hanya bila ada kesadaran nasionalisme yang tinggi sehingga kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai milik nasional adalah sesuatu yang dianggap sudah seyogyanya demikian. Dengan sikap itu setiap warga akan merasa bahwa mempelajari bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya memang merupakan suatu keharusan atau kewajiban dan bukan suatu paksaan. Untuk mencapai dunia internasional, bahasa Indonesia harus memenuhi beberapa syarat untuk dapat mencapai dunia internasional tersebut. Pendidikan bahasa Indonesia harus dianggap sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kebanggan nasional. Pendidikan bahasa harus memiliki arti yang luas karena semua itu merupakan jati diri bangsa untuk tetap tumbuh dan berkembang. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia sampai saat ini? 2. Apakah upaya bahasa Indonesia agar bahasanya dikenal di dunia? 3. Bagaimana prospek bahasa Indonesia di dunia internasional? C. TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah: 1. Agar dapat mengetahui perkembangan bahasa Indonesia mulai dari bahasa melayu sampai diresmikannya menjadi bahasa Indonesia. 2. Agar pembaca dapat mengerti arti dari eksistensi bahasa Indonesia 3. Untuk mengetahui kemajuan bahasa Indonesia di dunia internasional
BAB II PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Sejarah telah memberikan kepada kita, bangsa Indonesia, satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, karena terpilihnya bahasa melayu menjadi bahasa persatuan kita dengan nama baru bahasa Indonesia. Peristiwa itu terjadi menurut perputaran roda sejarah. Sampai pada hari sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928. Sesudah abad pertengahan abad ke-19, Gubernur Jenderal Rochussen melihat bahwa bahasa melayu digunakan orang dimana-mana sebagai bahasa penghubung. Oleh karena itu, kemudian pemerintah belanda menetapkan bahwa bahasa melayu hendaklah dijadikan bahasa pengantar di sekolah-sekolah. Roda sejarah berputar pada tanggal 25 juni 1918 atas desakan anggota-anggota vulkstraad bangsa Indonesia, ratu kerajaan belanda menyetujui penggunaan bahasa melayu disamping bahasa belanda di lembaga dewan rakyat itu oleh anggota bangsa bumi putra. Tahun 1908 pemerintah belanda mendirikan suatau badan penerbit dengan nama volkslectuur (taman bacaan rakyat) yang kemudian pada tahun 1917 diubah namanya menjadi balai pustaka. Saat yang paling penting dalam kehidupan bangsa Indonesia ialah sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Peristiwa itu kemudian merupakan tonggak sejarah bagi terwujudnya sebuah bangsa yang kemudian memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 agustus 1945, tujuh belas tahun kemudian. ( J.S. Badudu, Cakrawala Bahasa Indonesia II: 03-04 ) Ada hal hal yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia, antara lain : 1. Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. 2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. 3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia. 4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia. 5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. 6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. 7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. 8. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. 9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya. 10. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara. 11. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. 12. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara). 13. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. 14. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. 15. Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. 16. Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat 17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.( Edy Andra: Articles, Kumpulan karya Sastra ) Sapta guna bahasa Indonesia untuk saat ini : 1. Fungsi instrumental 2. Fungsi regulasi 3. Fungsi representasional 4. Fungsi interaksional 5. Fungsi personal 6. Fungsi heoristik 7. Fungsi imajinatif
B. UPAYA BAHASA INDONESIA AGAR DIKENAL OLEH DUNIA Banyak dipertanyakan apakah bahasa Indonesia kelak dapat menjadi bahasa dunia seperti bahasa inggris atau bahasa asing yang lain yang dapat menembus gedung PBB? Jawaban pertanyaan ini sebenarnya terpulang kepada diri kita sendiri. Bahasa itu sendiri tidak dapat menentukan apakah ia akan menjadi bahasa dunia atau tidak. Yang menentukannya adalah kita sendiri, bangsa Indonesia sebagai pemilik dan pemakai bahasa itu. Ada tiga faktor penting yang dapat mendasari kemungkinan itu: 1. Kewibawaan politik republik Indonesia sebagai Negara Sampai sejauh mana republic Indonesia memainkan peranan dalam percaturan politik dunia? Kalau peranan kita dalam percaturan politik dunia terus menerus menonjol dan menentukan, pastilah republik Indonesia akan mempunyai kewibawaan politik yang menimbulkan perhatian dunia. 2. Kehidupan ilmiah dan kehiduan daya cipta bangsa Indonesia dalam menghadapi kebudayaan baru yaitu kebudayaan modern, kebudayaan dunia. 3. Segi-segi keuntungan yang dapat diperoleh bangsa-bangsa lain karena perkenalannya dengan bahasa Indonesia. Jika penguasaan atas bahasa Indonesia dianggap oleh mereka dapat memberikan keuntungan baik material maupun spiritual. Pastilah mereka (bangsa asing) akan berlomba-lomba mempelajari bahasa. Dewasa ini, memang banyak universitas di luar negeri mengajarkan bahasa Indonesia kepada mahasiswanya, bahkan ada yang memiliki jurusan bahasa Indonesia, tetapi jumlah dan perhatian itu belumlah berarti benar. (J.S. Badudu : 09) C. PROSPEK BAHASA INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL Dalam memasuki era globalisasi ini, kebanggaan para pengusaha dalam menggunakan bahasa Indonesia cenderung menurun. Mereka dalam menyampaikan informasinya lebih tertarik menggunakan bahasa asing. Hal ini memang cukup dimengerti. Mereka menggunakan bahasa asing itu semata-mata hanya sebagai prestise, lambang kemajuan, dan tingkat kehidupan modern. (Pikiran Rakyat, 25 Juli 1995) Namun jika kita perhatikan, sebenarnya penggunaan istilah asing pada media iklan dan reklame itu tidak mesti dilakukan semasa masih ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Bahkan masyarakat pun menilai bahwa penggunaan bahasa Indonesia pada nama-nama kompleks perumahan, toko-toko, dan lain-lain, masih terkesan indah. Sebaliknya, penggunaan istilah asing yang berlebihan dalam bahasa nasional tanpa mencoba memperhatikan apakah istilah itu mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia mencerminkan sikap masa bodoh terhadap bahasa sendiri. (Mutiara No. 767, 4-10 Juli 1995) Hal ini dapat kita lihat bagaimana sibuknya para pengusaha dalam mencari padanan kata untuk mengganti istilah asing ciptaannya. Padahal, kita sebagai bangsa dan warganegara Indonesia semestinya bangga memiliki bahasa negaranya sendiri, yakni bahasa Indonesia. Bagaimana tidak, sebagian besar negara mempunyai bahasa negara dari bangsa yang pernah menjajahnya. Beberapa negara di kawasan Pasifik Selatan, misalnya. Negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Fiji itu menggunakan bahasa Inggris, bahasa dari bangsa yang pernah menjajahnya. Bisa juga kita lihat di Afrika. Sebagian besar negara di Afrika itu menggunakan bahasa Perancis, sebuah bahasa yang diperoleh dari bangsa yang pernah menjajahnya. Atau beberapa negara Amerika Latin yang menggunakan bahasa Latin. Sebab negara-negara kawasan Amerika Selatan itu pernah disinggahi bangsa Spanyol dan Portugis. Dengan melihat kenyataan itulah, kita patut bangga memiliki bahasa Indonesia. Bahkan bahasa Indonesia memiliki nilai lebih daripada bahasa negara lainnya. Nilai-nilai lebih itu bisa dijadikan syarat sebagai bahasa internasional. Syarat-syarat untuk menjadi bahasa internasional itu, seperti dikutip dalam buku Membina Bahasa Indonesia karya Asis Safioedin, SH. (sebagian pernah dikemukakan oleh Guru Besar Ilmu Bahasa Umum dari Republik Demokrasi Jerman, Harry Spitzbardt) adalah: Pertama, bahasa Indonesia merupakan bahasa perhubungan sehari-hari yang digunakan oleh lebih dari 180 juta penduduk, suatu jumlah penduduk bahasa yang cukup besar. Kedua, bahasa Indonesia memiliki bentuk dan susunan bahasa yang sangat sederhana, sehingga orang asing akan jauh lebih mudah mempelajarinya. Ketiga, penggunaan bahasa Indonesia di negara Indonesia merupakan penggunaan yang tidak dibuat-buat, tapi merupakan sesuatu yang wajar karena kesadaran rakyatnya. Keempat, di dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan tidak terdapat perbedaan sama sekali antara ucapan dengan tulisan kata-katanya. Kelima, bahasa Indonesia dengan senang hati menerima kata-kata asing dalam perbendaharaan kata-katanya terutama untuk kepentingan pengetahuan. Keenam, bahasa Indonesia diberikan sebagai bahasa pengantar dalam perwujudannya sebagai bahasa resmi pada semua tingkat pendidikan dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Dan yang ketujuh, bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana untuk menuliskan segala sesuatu yang diperlukan dalam bidang ilmiah. Dengan demikian bahasa Indonesia tersebut memiliki standar yang seimbang dengan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris. Bahkan bukan tidak mungkin bisa dijadikan sebagai calon bahasa internasional di samping bahasa Inggris. Atas dasar bahwa bahasa Indonesia sebagai calon bahasa internasional itulah, Australia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing pertama yang diajarkan di Sekolah Menengah Australia. Di Indonesia sendiri, sejak tahun 1970 pemerintah memberi penghargaan penting dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah di beberapa perguruan tinggi. Oleh karena itu, kita semestinya bangga memiliki bahasa Indonesia yang diperhatikan dunia