Anda di halaman 1dari 17

- 1 -

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT SIMMPANGAN DEPOK

Nama Mahasiswa : Roselina Nike Sairlela (11-2013-024)
Dr. Pembimbing : Dr. Adi, SpOG ..


IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Ny. L
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cikumpa RT 003/002 Mekarjaya
Suku Bangsa : Betawi
Tanggal masuk : 8 Mei 2014

IDENTITAS SUAMI
Nama Lengkap : Tn. B
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
- 2 -
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cikumpa RT 003/002 Mekarjaya
Suku Bangsa : Betawi

ANAMNESA
Autoanamnesa pada tanggal 9 Mei 2014 pukul 18.00 WIB
Keluhan utama : Keluar cairan berwarna putih keruh sejak 1 hari SMRS
Keluhan tambahan : Tidak ada

Riwayat Kehamilan Sekarang
Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, Os mengaku keluar cairan berwarna putih
keruh memenuhi celananya. Cairannya selain berwarna putih keruh, tidak bau dan pasien
juga tidak merasa mules. Kemudian karena takut ada apa masalah dengan kehamilannya,
Os langsung ke bidan terdekat dan diberitahu bahwa cairan tersebut adalah ketuban.
Kemudian oleh bidan, Os langsung dirujuk ke RS Simpangan Depok untuk di SC. Os
juga mengaku pernah USG sebelumnya yaitu pada tanggal 27 maret dan diketahui bahwa
janinnya kembar.
Keluhan demam, sakit kepala, bengkak pada tangan maupun kaki, pandangan kabur,
sesak napas, nyeri dada, mulas, mual dan muntah disangkal oleh os. BAB dan BAK
lancar.

Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada

Riwayat Operasi :
Tidak ada

Penyakit Dahulu
(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu Ginjal
(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)
- 3 -
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Penyakit Prostat
(-) Batuk Rejan (-) Tifus Abdominalis (-) Wasir
(-) Campak (-) Skirofula (-) Diabetes
(-) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor (Payudara)
(-) Khorea (-) Hipertensi (-) Penyakit Jantung
(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan Otak
(-) Pneumonia (-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis
(-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu (-) Malaria
Lain-lain: (-) Operasi (-) Kecelakaan


Riwayat Antenatal :
3 kali diperiksa oleh bidan dan 2 kali di dokter kandungan

Riwayat Haid
Haid pertama umur 11 tahun
Siklus : teratur (28 hari)
Lamanya : 7 Hari
HPHT : 27 Agustus 2014
TP : 3 mei 2014

Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali dengan suami sekarang

Riwayat Keluarga Berencana :
(-) Pil KB (-) Suntikan (-) Lain-lain
(-) IUD (-) Susuk KB


PEMERIKSAAN FISIK
- 4 -
STATUS GENERALIS
Tinggi badan : 154 cm
Berat badan : 75 kg
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi nadi : 79 x/menit (N: 60-80x/menit)
Frekuensi nafas : 23x/menit
Suhu : 36,7C (N: 36.5-37.5 C)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar
Dada
Jantung : BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Paru-paru : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Buah dada
Puting susu : menonjol
Hiperpigmentasi : (+)
Abdomen : membuncit, striae gravidarum (-), linea gravidarum (+)
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-)
Inferior : Edema (-/-), Varises (-/-)
Keadaan gizi : Baik
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : baik
Proses pikir : wajar

STATUS OBSTETRIKUS
Pemeriksaan luar
Inspeksi
o Kepala : normocephali, chloasma gravidarum (-)
- 5 -
o Payudara :pembesaran payudara (+), pengeluaran ASI (-), hiperpigmentasi
areola mammae (+), puting susu menonjol (+)
o Perut : membuncit membesar, linea nigrae (+), striae lividae (-), striae
albicans (-), bekas operasi laparatomi (-)
o Vulva : cairan keruh (+), lendir darah (-), bekas jahitan (-)
Palpasi
o TFU : 40 cm
o Leopold I : teraba bagian kurang bulat, lunak, kurang melenting
( bokong )
o Leopold II : Tahanan terbesar di sebelah kanan perut ibu
o Leopold III : Presentasi kepala
o Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP
Auskultasi
o DJJ positif 148 x/menit
o HIS : tidak ada

VT : Tidak ada pembukaan, adanya lendir putih keruh

PEMERIKSAAN PENUNJANG
7 Mei 2014 pkl 23.24
Laboratorium
-Hb : 7,7 g/dL
-Leukosit : 12.000/uL
-Hematokrit : 27 %
-Trombosit : 374.000 /uL

7 Mei 2014 pkl 00.30
-Hb : 7,9 g/dL
-Leukosit : 11.300/uL
-Hematokrit : 28 %
- Trombosit : 328.000
- 6 -
RESUME
Pasien wanita 21 tahun, mengeluh keluar air berwarna putih keruh keluar dari jalan lahir
sejak 1 hari SMRS. Tidak ada riwayat penyakit dahulu. HPHT pasien adalah 27 Agustus
2013 dan HPL adalah 3 Mei 2014. G
I
P
0
A
0
hamil 39 minggu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 100/70 mmHg, nadi : 79x/menit, RR: 23, Suhu: 36,7 pada pemeriksaan
obstetrik didapatkan TFU : 38 cm, letak anak memanjang, punggung kiri. Pada
pemeriksaan dalam, tidak ditemukan adanya pembukaan, hanya sedikit cairan putih
keruh. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb :7,7 g/dL, Leukosit12.000/uL
Hematokrit: 27 %, Trombosit:374.000 /uL

Dari pemeriksaan didapatkan bagian bawah kepala, punggung sebelah kanan.

DIAGNOSA
G
1
P
0
A
0
dengan KPD dan Gemeli

PENATALAKSANAAN
1. Rencana diagnostic
USG
Observasi keluarnya cairan ketuban
2. Rencana terapi
IVFD RL 20 tpm
Pasang kateter
Antibiotik ceftriakson 2 x 1 gr IV selama 2 hari
Tirah baring

Pelaksanaan Operasi Sectio Caesar :
Tanggal : 7 mei 2014 Jam : 23.50
Pelaksanaan operasi secio cesarea oleh dr. Enricko Hotma Jonifar Siregar,SpOG
- Pasien terlentang di atas meja operasi dalam keadaan anestesi spinal
-Pasien di kasih 1 kantong packed red cell 250 cc
- Dilakukan antiseptik abdomen dan sekitarnya
- 7 -
- Memasang duk steril
- Insisi farensteil sepanjang 10cm
- Subkutis dibuka secara tajam, kontrol perdarahan
- Otot dibuka secara tumpul,fascia dibuka secara tajam dibuka kiri & kanan
- Identifikasi peritoneum, cek usus & sekitarnya. Setelah yakin tidak ada usus
yang terjepit di bawahnya, jepit dengan pinset, digunting kecil, dilebarkan
dengan klem ke arah atas dan bawah.
- Jepit peritoneum dngan pinset, dilebarkan ke atas dan ke bawah
- Tampak uterus gravidarum,
- Pasang hak
- Dilakukan insisi semilunar, dibuka secara tumpul
- Evaluasi dan identifikasi janin letak kepala
- Bayi pertama lahir jam 23.51 tanggal 7 mei2014. Panjang badan 45 cm. Berat
badan 2300 gr, perempuan. Bayi ke II lahir 23.54, panjang badan 50 cm. Berat
badan 2600 gr, perempuan
- Tali pusat diklem pada 2 tempat, lalu digunting
- Bayi diserahkan kepada perawat
- Suction air ketuban
- Kavum uteri dibersihkan dari selaput ketuban
- Luka SBR dijahit jelujur, control perdarahan (-), SBR dijahit dengan benang
Assucryl no.1.0
- Plica SBR dijahit jelujur, control perdarahan (-), dijahit dengan benang chromic
no 1.0
- Dilakukan reperitonealisasi
- Kavum abdomen diguyur dengan cairan RL
- Suction cairan RL
- Eksplorasi uterus, bentuk normal
- Peritoneum dijahit dengan Chromic secara jelujur
- Otot dijahit dengan Chromic secara simpul
- Fascia dijahit dengan Assucryl secara jelujur
- Subkutis dijahit dengan Monosin secara simpul
- 8 -
- Kulit dijahit dengan monosin secara subkutikuler.
- Luka operasi dibersihkan dengan alcohol, ditutup dengan lomotuelle, ditutup
dengan kasa, dan terakhir ditutup dengan hypavix.
- Operasi selesai jam 00.30
- Observasi keadaan pasien pasca operasi


I. PROGNOSIS :
Ibu
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Janin
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam


Follow Up
Tanggal 8 mei 2014
S: nyeri di luka post op
O: TTV
TD: 130/80 mmHg RR: 20 x/menit Urin: 400 cc
N: 76 x/menit Pendarahan: -
Plasenta Corpus Anterior
A: P1A
0
dengan KPD dan gemeli post SC <24 jam
P: Observasi keadaan umum pasien
Prc 1 kantong 250 cc
Ceftiakson 1 gr IV


- 9 -
Follow Up
Tanggal 9 mei 2014
S: nyeri di luka post op
O: TTV
TD: 140/80 mmHg RR: 20 x/menit
N: 82 x/menit Pendarahan: -
TFU : 1 jari dibawah pusat
A: P1A
0
dengan KPD dan gemeli post SC >24 jam
P: Observasi keadaan umum pasien




Diskusi

KETUBAN PECAH DINI
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses
persalinan. Ketuban pecah dini sendiri dibagi menadi dua yaitu ketuban pecah dini
preterm dimana selaput ketuban pecah sebelum usia <37minggu dan ketuban pecah dini
aterm dimana ketuban pecah pada usia kehamilan >37minggu. Terjadinya KPD
disebabkan oleh banyak factor baik secara internal maupun secara eksternal. Dari factor
internal bisa berupa kelainan anomaly uterus, inkompetensi serviks, polihidramnion,
kehamilan kembar, sedangkan dari factor eksternal bisa dipengaruhi oleh adanya infeksi
pada ibu dan defisiensi vitamin C serta defisiensi seng.
1
Komplikasi dari ketuban pecah dini dapat ditemukan baik pada ibu maupun pada
janin. Komplikasi yang terjadi pada ibu bisa berupa infeksi intra uterine dan bahaya
sepsis, peningkatan insidens bedah sesar dan juga endometrisis pasca persalinan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah sindrom gawat napas akibat hipoplasia
paru, deformitas skeletal dan perdarahan intraventrikel. Oleh karena insidens yang tinggi
dan komplikasi yang berbahaya maka diagnosis yang tepat dan cepat pada keadaan
- 10 -
ketuban pecah dini sangat diperlukan untuk dapat melakukan penatalaksanaan yang baik
dan tepat sehingga baik mortalitas maupun morbiditas dari janin dan ibu dapat menurun.
1

Definisi
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan
dimulai. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
1,2

Etiologi
Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi) dapat menyebabkan
ketuban pecah dini preterm.
1,3

Faktor Resiko
1,4
1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun ascenden dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
Penelitian menunjukkan infeksi sebagai penyebab utama ketuban pecah dini
2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, kuretase)
3. Tekanan intra uterin yang meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)
misalnya tumor, hidramnion, gemelli
4. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab
terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan
dalam, maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
5. Keadaan sosial ekonomi yang berhubungan dengan rendahnya kualitas perawatan
antenatal, penyakit menular seksual misalnya disebabkan oleh Chlamydia
trachomatis dan Neischeria gonorhoe.

Patofisiologi
Selaput ketuban terdiri adatas amnion dan korion yang sangat erat kaitannya.
Lapisan ini terdiri dari beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkhim dan sel trofoblas
- 11 -
yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban berfungsi untuk meghasilkan
cairan ketuban dan melindungi janin dari infeksi. Dalam keadaan normal, selaput ketuban
pecah dalam proses persalinan. Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan
proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion dan
apoptosis membrane janin. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti
infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti
prostaglandin, sitokinin dan rotein hormone yang merangsang aktivitas matrix degrading
enzyme.
1,2,5

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga mudah
pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesarn
uterus, kontraksi uterus dan gerakan janin. Ketuban pecah pada kehamilan preterm
disebakan oleh adanya factor eksternal misalnya infeksi yang menjalar dari vagina.
Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri yang High virulensi seperti Bacteroides maupun
bakteri Low virulensi seperti Lactobacillus. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi
peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan,
sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan
ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
1

Diagnosis
Diagnosis KPD yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan selanjutnya.
Oleh karena itu usaha untuk menegakkan diagnosis KPD harus dilakukan dengan cepat
dan tepat. Cara-cara yang dipakai untuk menegakkan diagnosis menurut Departemen
Kesehatan (1996) adalah :
1
1. Anamnesis
Pasien mengetahui cairan yang keluar atau tidak
Cairan keluar terus atau tidak
Warna cairan yang keluar
2. Pemeriksaan fisik
Periksa tanda-tanda vital pasien yaitu kesadaran, tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu badan. Apa ada tanda infeksi seperti suhu badan meningkat
dan nadi cepat.
4,5
- 12 -
3. Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan palpasi untuk menentukan umur kehamilan dan mengetahui
ada tidaknya kontraksi uterus.
Menentukan kondisi janin yaitu jumlah janin, letak, presentasi dan
taksiran berat janin.
Dengan pemeriksaan auskultasi ditentukan janin hidup ada, gawat janin
atau tidak, atau mungkin janin mati.
Inspeksi vulva
Apa ada cairan yang keluar dan bila ada tentukan warnanya.
Apa terlihat tali pusat, bila ada perhatikan dengan teliti adakah
pulsasi pada tali pusat.
Pemeriksaan dalam
Pada kehamilan aterm dapat dilakukan periksa dalam untuk
menentukan besar pembukaan dan menilai skor pelvic.
Pada kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan
tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu
pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen
bawah rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme
tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen.
1

4. Pemeriksaan penunjang
Tes lakmus (tes Nitrazin): jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya air ketuban (alkalis) karena pH air ketuban 7 7,5
sedangkan sekret vagina ibu hamil pH nya 4-5, dengan kertas nitrazin
tidak berubah warna, tetap berwarna kuning. Darah dan infeksi vagina
dapat mengahsilakan tes yang positif palsu. Sedangkan tes negative palsu
dapat terjadi jika cairan yang dianalisis terlalu sedikit.
1

Mikroskopik (tes pakis): dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran
daun pakis.
1



- 13 -
USG
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri, konfirmasi usia kehamilan, letak janin, berat janin dan
derajat maturasi plasenta. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban
yang sedikit. Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam
dan caranya, namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan
anamnesa dan pemeriksaan sedehana. USG bukan merupakan alat utama
untuk mendiagnosis ketuban pecah.
1
Cardiotokografi (Non-stress test)
Bila ada infeksi intra uterine atau peningkatan suhu tubuh ibu maka akan
terjadi takikardi janin.
Laboratorium
Bila leukosit >15.000/uL atau tes LEA +3, mungkin ada infeksi

Komplikasi
Persalinan premature
Setelah ketuban pecah biasanya selalu diikuti dengan persalinan. Periode laten
yaitu periode antara pecahnya ketuban sampai dimulainya persalinan tergantung
dari usia kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24jam setelah
ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28 34 minggu 50% pesalinan terjadi
dalam 24 jam. Pada kehamilan < 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
4
Infeksi
Resiko infeksi pada ibu dan janin meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
dapat terjadi korioamnionitis dan pada bayi dapat terjadi septicemia, pneumonia,
omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada
ketuban pecah dini premature, infeksi lebih sering terjadi dibandingkan dengan
ketuban pecah dini pada kehamilan aterm. Secara umum, insidens infeksi
sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode
laten.
1,4


- 14 -
Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban maka terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat
sehingga terjadi hipoksio atau asfiksia. Terdapat hubungan antara terjadinya
gawat janin dengan derajat oligohidramnion. Semakin sedikit air ketuban, janin
semakin gawat.
1
Sindrom deformitas janin
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu awal menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota tubuh janin serta
hipoplasia pulmonar.
1,4
Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan ketuban pecah dini ada beberapa hal dasar yang harus
dilakukan sebelum melakukan tindakan yaitu:
1

Memastikan diagnosis
Menentukan usia kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
Tanda-tanda inpartu dan gawat janin
Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar
maka pasien dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif,
korioamnionitis dan gawat janin maka kehamilan diterminasi. Bila ketuban pecah pada
kehamilan premature maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih komprehensif. Secara
umum, penatalaksanaan pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta
tidak ada infeksi dan gawat janin, penatalaksanaanya bergantung pada usia kehamilan.
1,4

Secara umum, terdapat 2 jenis penanganan dan penatalaksanaan pada kasus
ketuban pecah dini yaitu:


Konservatif
Rawat di Rumah Sakit, berikan antibiotic ( ampicilin atau eritromisin 4x500mg
dan metronidazol 2x500mg selama 7 hari.
Jika usia kehamilan < 32 34 minggu maka pasien dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi keluar.
- 15 -
Jika usia kehamilan 32 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi dan
tes busa negative maka diberikan dexametason IM 5mg setiap 6 jam
sebanyak 4x, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin.
Terminasi kehamilan pada usia kehamilan 37 minggu
Jika usia kehamilan 32 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi maka
berikan tokolitik (salbutamol), dexametason IM 5mg setiap 6 jam
sebanyak 4x dan induksi persalinan setelah 24 jam
Jika usia kehamilan 32 37 minggu dan ada infeksi maka beri antibiotic
dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda
infeksi intra uterin).
1,2

Pada usia kehamilan 32 37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan
paru janin dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap
minggu.
1
Aktif
Pada kehamilan 37 minggu dan taksiran berat janin (TBJ) 2500gram,
keadaan ibu dan janin baik, skor pelvic 5 dan ICA > 5 maka dilakukan
induksi dengan oksitosin. Dapat pula diberikan misoprostol 25g - 50g
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila gagal maka dilakukan seksio
sesarea.
Pada kehamilan 37 minggu dan taksiran berat janin (TBJ) 2500gram,
skor pelvic < 5, ICA 5, keadaan ibu dan janin kurang baik ( terdapat
tanda-tanda infeksi intra partum, NST non-reaktif atau CST postif,
terdapat indikasi obstetric) dan ketuban pecah 12 jam maka berikan
antibiotic dosis tinggi dan kehamilan diakhiri dengan seksio sesarea.
1,2







KETUBAN PECAH
- USG
- Laboratorium
- Kardiotokografi
- Anamnesis
- Faktor risiko
- 16 -
















GEMELLI
Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua janin atau lebih embrio
atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan
dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk
embrio yang sama pada stadium masa sel dalam waktu yang lebih awal.

Jenin kehamilan ganda
Kembar monozigot
Atau kembar identik muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian
membagi menjadi dua struktur yang sama, masing masing dengan potensi untuk
berkembang menjadi suatu individu yang terpisah.




< 37 minggu
< 2500 gram
Janin normal
KONSERVATIF
Nilai pelvik
AKTIF
37minggu
2500 gram
Janin abnormal
RAWAT :
- Antibiotika
- Kortikosteroid
- Nilai tanda infeksi
Seksio
Sesarea
Pervaginam
< 5
> 5
- 17 -
Kembar dizigot
Dizigotik atau freternal merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum
yang telah dibuahi. Kembar dizigot terjadi 2 kali atau lebih sering dari pada monozogot
dan dipengaruhi oleh ras, usia maternal, nutrisi dan terapi infertilitas.

Tanda dan gejala
- Ukuran uterus tinggi fundus uteri dan lingkar abdomen melebihi ukuran
seharusnya. Untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan akibat pertumbuhan utrus
yang pesat selama kehamilan.
- Mual dan muntah berat akibat peningkatan B-hCG
- Riwayat bayi kembar dalam keluarga
- Riwayat penggunaan obat penyubur sel teluir
Diagnosis
- Anamnesis : riwayat keturunan kembar, mendapat obat infertilitas, adanya uterus
yang cepat membesar, gerakan anak yang terlalu ramai dan pertumbuhan berat
badan ibu yang menyolok.
- Pem.fisik : Uterus tumbuh lebih pesat, terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau
lebih
- Pem USG : terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1 atau 2 kantong amnion.

Kesimpulan
Setuju dengan diagnosis yang dibuat dokter dimana didapatkan bahwa kasus di atas
sesuai dengan gambaran yang sudah di uraikan dalam materi diatas mengenai ketuban
pecah dini dan kehamilan ganda atau gemelli.

Anda mungkin juga menyukai