(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl. Arjuna Utara No.6 Kebun Jeruk Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA RUMAH SAKIT SIMMPANGAN DEPOK
Nama Mahasiswa : Roselina Nike Sairlela (11-2013-024) Dr. Pembimbing : Dr. Adi, SpOG ..
IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Ny. L Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMP Agama : Islam Alamat : Kp. Cikumpa RT 003/002 Mekarjaya Suku Bangsa : Betawi Tanggal masuk : 8 Mei 2014
IDENTITAS SUAMI Nama Lengkap : Tn. B Umur : 22 tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : Wiraswasta - 2 - Pendidikan : SMK Agama : Islam Alamat : Kp. Cikumpa RT 003/002 Mekarjaya Suku Bangsa : Betawi
ANAMNESA Autoanamnesa pada tanggal 9 Mei 2014 pukul 18.00 WIB Keluhan utama : Keluar cairan berwarna putih keruh sejak 1 hari SMRS Keluhan tambahan : Tidak ada
Riwayat Kehamilan Sekarang Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, Os mengaku keluar cairan berwarna putih keruh memenuhi celananya. Cairannya selain berwarna putih keruh, tidak bau dan pasien juga tidak merasa mules. Kemudian karena takut ada apa masalah dengan kehamilannya, Os langsung ke bidan terdekat dan diberitahu bahwa cairan tersebut adalah ketuban. Kemudian oleh bidan, Os langsung dirujuk ke RS Simpangan Depok untuk di SC. Os juga mengaku pernah USG sebelumnya yaitu pada tanggal 27 maret dan diketahui bahwa janinnya kembar. Keluhan demam, sakit kepala, bengkak pada tangan maupun kaki, pandangan kabur, sesak napas, nyeri dada, mulas, mual dan muntah disangkal oleh os. BAB dan BAK lancar.
PEMERIKSAAN FISIK - 4 - STATUS GENERALIS Tinggi badan : 154 cm Berat badan : 75 kg Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 100/70 mmHg Frekuensi nadi : 79 x/menit (N: 60-80x/menit) Frekuensi nafas : 23x/menit Suhu : 36,7C (N: 36.5-37.5 C) Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar Dada Jantung : BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-) Paru-paru : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Buah dada Puting susu : menonjol Hiperpigmentasi : (+) Abdomen : membuncit, striae gravidarum (-), linea gravidarum (+) Ekstremitas Superior : Edema (-/-) Inferior : Edema (-/-), Varises (-/-) Keadaan gizi : Baik Tingkah laku : Wajar Alam perasaan : baik Proses pikir : wajar
STATUS OBSTETRIKUS Pemeriksaan luar Inspeksi o Kepala : normocephali, chloasma gravidarum (-) - 5 - o Payudara :pembesaran payudara (+), pengeluaran ASI (-), hiperpigmentasi areola mammae (+), puting susu menonjol (+) o Perut : membuncit membesar, linea nigrae (+), striae lividae (-), striae albicans (-), bekas operasi laparatomi (-) o Vulva : cairan keruh (+), lendir darah (-), bekas jahitan (-) Palpasi o TFU : 40 cm o Leopold I : teraba bagian kurang bulat, lunak, kurang melenting ( bokong ) o Leopold II : Tahanan terbesar di sebelah kanan perut ibu o Leopold III : Presentasi kepala o Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP Auskultasi o DJJ positif 148 x/menit o HIS : tidak ada
VT : Tidak ada pembukaan, adanya lendir putih keruh
7 Mei 2014 pkl 00.30 -Hb : 7,9 g/dL -Leukosit : 11.300/uL -Hematokrit : 28 % - Trombosit : 328.000 - 6 - RESUME Pasien wanita 21 tahun, mengeluh keluar air berwarna putih keruh keluar dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Tidak ada riwayat penyakit dahulu. HPHT pasien adalah 27 Agustus 2013 dan HPL adalah 3 Mei 2014. G I P 0 A 0 hamil 39 minggu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/70 mmHg, nadi : 79x/menit, RR: 23, Suhu: 36,7 pada pemeriksaan obstetrik didapatkan TFU : 38 cm, letak anak memanjang, punggung kiri. Pada pemeriksaan dalam, tidak ditemukan adanya pembukaan, hanya sedikit cairan putih keruh. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb :7,7 g/dL, Leukosit12.000/uL Hematokrit: 27 %, Trombosit:374.000 /uL
Dari pemeriksaan didapatkan bagian bawah kepala, punggung sebelah kanan.
DIAGNOSA G 1 P 0 A 0 dengan KPD dan Gemeli
PENATALAKSANAAN 1. Rencana diagnostic USG Observasi keluarnya cairan ketuban 2. Rencana terapi IVFD RL 20 tpm Pasang kateter Antibiotik ceftriakson 2 x 1 gr IV selama 2 hari Tirah baring
Pelaksanaan Operasi Sectio Caesar : Tanggal : 7 mei 2014 Jam : 23.50 Pelaksanaan operasi secio cesarea oleh dr. Enricko Hotma Jonifar Siregar,SpOG - Pasien terlentang di atas meja operasi dalam keadaan anestesi spinal -Pasien di kasih 1 kantong packed red cell 250 cc - Dilakukan antiseptik abdomen dan sekitarnya - 7 - - Memasang duk steril - Insisi farensteil sepanjang 10cm - Subkutis dibuka secara tajam, kontrol perdarahan - Otot dibuka secara tumpul,fascia dibuka secara tajam dibuka kiri & kanan - Identifikasi peritoneum, cek usus & sekitarnya. Setelah yakin tidak ada usus yang terjepit di bawahnya, jepit dengan pinset, digunting kecil, dilebarkan dengan klem ke arah atas dan bawah. - Jepit peritoneum dngan pinset, dilebarkan ke atas dan ke bawah - Tampak uterus gravidarum, - Pasang hak - Dilakukan insisi semilunar, dibuka secara tumpul - Evaluasi dan identifikasi janin letak kepala - Bayi pertama lahir jam 23.51 tanggal 7 mei2014. Panjang badan 45 cm. Berat badan 2300 gr, perempuan. Bayi ke II lahir 23.54, panjang badan 50 cm. Berat badan 2600 gr, perempuan - Tali pusat diklem pada 2 tempat, lalu digunting - Bayi diserahkan kepada perawat - Suction air ketuban - Kavum uteri dibersihkan dari selaput ketuban - Luka SBR dijahit jelujur, control perdarahan (-), SBR dijahit dengan benang Assucryl no.1.0 - Plica SBR dijahit jelujur, control perdarahan (-), dijahit dengan benang chromic no 1.0 - Dilakukan reperitonealisasi - Kavum abdomen diguyur dengan cairan RL - Suction cairan RL - Eksplorasi uterus, bentuk normal - Peritoneum dijahit dengan Chromic secara jelujur - Otot dijahit dengan Chromic secara simpul - Fascia dijahit dengan Assucryl secara jelujur - Subkutis dijahit dengan Monosin secara simpul - 8 - - Kulit dijahit dengan monosin secara subkutikuler. - Luka operasi dibersihkan dengan alcohol, ditutup dengan lomotuelle, ditutup dengan kasa, dan terakhir ditutup dengan hypavix. - Operasi selesai jam 00.30 - Observasi keadaan pasien pasca operasi
I. PROGNOSIS : Ibu Ad vitam : dubia ad bonam Ad functionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Janin Ad vitam : dubia ad bonam Ad functionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up Tanggal 8 mei 2014 S: nyeri di luka post op O: TTV TD: 130/80 mmHg RR: 20 x/menit Urin: 400 cc N: 76 x/menit Pendarahan: - Plasenta Corpus Anterior A: P1A 0 dengan KPD dan gemeli post SC <24 jam P: Observasi keadaan umum pasien Prc 1 kantong 250 cc Ceftiakson 1 gr IV
- 9 - Follow Up Tanggal 9 mei 2014 S: nyeri di luka post op O: TTV TD: 140/80 mmHg RR: 20 x/menit N: 82 x/menit Pendarahan: - TFU : 1 jari dibawah pusat A: P1A 0 dengan KPD dan gemeli post SC >24 jam P: Observasi keadaan umum pasien
Diskusi
KETUBAN PECAH DINI Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan. Ketuban pecah dini sendiri dibagi menadi dua yaitu ketuban pecah dini preterm dimana selaput ketuban pecah sebelum usia <37minggu dan ketuban pecah dini aterm dimana ketuban pecah pada usia kehamilan >37minggu. Terjadinya KPD disebabkan oleh banyak factor baik secara internal maupun secara eksternal. Dari factor internal bisa berupa kelainan anomaly uterus, inkompetensi serviks, polihidramnion, kehamilan kembar, sedangkan dari factor eksternal bisa dipengaruhi oleh adanya infeksi pada ibu dan defisiensi vitamin C serta defisiensi seng. 1 Komplikasi dari ketuban pecah dini dapat ditemukan baik pada ibu maupun pada janin. Komplikasi yang terjadi pada ibu bisa berupa infeksi intra uterine dan bahaya sepsis, peningkatan insidens bedah sesar dan juga endometrisis pasca persalinan. Komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah sindrom gawat napas akibat hipoplasia paru, deformitas skeletal dan perdarahan intraventrikel. Oleh karena insidens yang tinggi dan komplikasi yang berbahaya maka diagnosis yang tepat dan cepat pada keadaan - 10 - ketuban pecah dini sangat diperlukan untuk dapat melakukan penatalaksanaan yang baik dan tepat sehingga baik mortalitas maupun morbiditas dari janin dan ibu dapat menurun. 1
Definisi Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. 1,2
Etiologi Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi) dapat menyebabkan ketuban pecah dini preterm. 1,3
Faktor Resiko 1,4 1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun ascenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. Penelitian menunjukkan infeksi sebagai penyebab utama ketuban pecah dini 2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, kuretase) 3. Tekanan intra uterin yang meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya tumor, hidramnion, gemelli 4. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi. 5. Keadaan sosial ekonomi yang berhubungan dengan rendahnya kualitas perawatan antenatal, penyakit menular seksual misalnya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan Neischeria gonorhoe.
Patofisiologi Selaput ketuban terdiri adatas amnion dan korion yang sangat erat kaitannya. Lapisan ini terdiri dari beberapa sel seperti sel epitel, sel mesenkhim dan sel trofoblas - 11 - yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban berfungsi untuk meghasilkan cairan ketuban dan melindungi janin dari infeksi. Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion dan apoptosis membrane janin. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan rotein hormone yang merangsang aktivitas matrix degrading enzyme. 1,2,5
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesarn uterus, kontraksi uterus dan gerakan janin. Ketuban pecah pada kehamilan preterm disebakan oleh adanya factor eksternal misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri yang High virulensi seperti Bacteroides maupun bakteri Low virulensi seperti Lactobacillus. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan. 1
Diagnosis Diagnosis KPD yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan selanjutnya. Oleh karena itu usaha untuk menegakkan diagnosis KPD harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Cara-cara yang dipakai untuk menegakkan diagnosis menurut Departemen Kesehatan (1996) adalah : 1 1. Anamnesis Pasien mengetahui cairan yang keluar atau tidak Cairan keluar terus atau tidak Warna cairan yang keluar 2. Pemeriksaan fisik Periksa tanda-tanda vital pasien yaitu kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu badan. Apa ada tanda infeksi seperti suhu badan meningkat dan nadi cepat. 4,5 - 12 - 3. Pemeriksaan obstetrik Pemeriksaan palpasi untuk menentukan umur kehamilan dan mengetahui ada tidaknya kontraksi uterus. Menentukan kondisi janin yaitu jumlah janin, letak, presentasi dan taksiran berat janin. Dengan pemeriksaan auskultasi ditentukan janin hidup ada, gawat janin atau tidak, atau mungkin janin mati. Inspeksi vulva Apa ada cairan yang keluar dan bila ada tentukan warnanya. Apa terlihat tali pusat, bila ada perhatikan dengan teliti adakah pulsasi pada tali pusat. Pemeriksaan dalam Pada kehamilan aterm dapat dilakukan periksa dalam untuk menentukan besar pembukaan dan menilai skor pelvic. Pada kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen. 1
4. Pemeriksaan penunjang Tes lakmus (tes Nitrazin): jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis) karena pH air ketuban 7 7,5 sedangkan sekret vagina ibu hamil pH nya 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap berwarna kuning. Darah dan infeksi vagina dapat mengahsilakan tes yang positif palsu. Sedangkan tes negative palsu dapat terjadi jika cairan yang dianalisis terlalu sedikit. 1
Mikroskopik (tes pakis): dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis. 1
- 13 - USG Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri, konfirmasi usia kehamilan, letak janin, berat janin dan derajat maturasi plasenta. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya, namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan pemeriksaan sedehana. USG bukan merupakan alat utama untuk mendiagnosis ketuban pecah. 1 Cardiotokografi (Non-stress test) Bila ada infeksi intra uterine atau peningkatan suhu tubuh ibu maka akan terjadi takikardi janin. Laboratorium Bila leukosit >15.000/uL atau tes LEA +3, mungkin ada infeksi
Komplikasi Persalinan premature Setelah ketuban pecah biasanya selalu diikuti dengan persalinan. Periode laten yaitu periode antara pecahnya ketuban sampai dimulainya persalinan tergantung dari usia kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28 34 minggu 50% pesalinan terjadi dalam 24 jam. Pada kehamilan < 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu. 4 Infeksi Resiko infeksi pada ibu dan janin meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu dapat terjadi korioamnionitis dan pada bayi dapat terjadi septicemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature, infeksi lebih sering terjadi dibandingkan dengan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm. Secara umum, insidens infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten. 1,4
- 14 - Hipoksia dan asfiksia Dengan pecahnya ketuban maka terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat sehingga terjadi hipoksio atau asfiksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dengan derajat oligohidramnion. Semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat. 1 Sindrom deformitas janin Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu awal menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota tubuh janin serta hipoplasia pulmonar. 1,4 Penatalaksanaan Dalam penatalaksanaan ketuban pecah dini ada beberapa hal dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan yaitu: 1
Memastikan diagnosis Menentukan usia kehamilan Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin Tanda-tanda inpartu dan gawat janin Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar maka pasien dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif, korioamnionitis dan gawat janin maka kehamilan diterminasi. Bila ketuban pecah pada kehamilan premature maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih komprehensif. Secara umum, penatalaksanaan pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada infeksi dan gawat janin, penatalaksanaanya bergantung pada usia kehamilan. 1,4
Secara umum, terdapat 2 jenis penanganan dan penatalaksanaan pada kasus ketuban pecah dini yaitu:
Konservatif Rawat di Rumah Sakit, berikan antibiotic ( ampicilin atau eritromisin 4x500mg dan metronidazol 2x500mg selama 7 hari. Jika usia kehamilan < 32 34 minggu maka pasien dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi keluar. - 15 - Jika usia kehamilan 32 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi dan tes busa negative maka diberikan dexametason IM 5mg setiap 6 jam sebanyak 4x, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi kehamilan pada usia kehamilan 37 minggu Jika usia kehamilan 32 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi maka berikan tokolitik (salbutamol), dexametason IM 5mg setiap 6 jam sebanyak 4x dan induksi persalinan setelah 24 jam Jika usia kehamilan 32 37 minggu dan ada infeksi maka beri antibiotic dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra uterin). 1,2
Pada usia kehamilan 32 37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. 1 Aktif Pada kehamilan 37 minggu dan taksiran berat janin (TBJ) 2500gram, keadaan ibu dan janin baik, skor pelvic 5 dan ICA > 5 maka dilakukan induksi dengan oksitosin. Dapat pula diberikan misoprostol 25g - 50g intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila gagal maka dilakukan seksio sesarea. Pada kehamilan 37 minggu dan taksiran berat janin (TBJ) 2500gram, skor pelvic < 5, ICA 5, keadaan ibu dan janin kurang baik ( terdapat tanda-tanda infeksi intra partum, NST non-reaktif atau CST postif, terdapat indikasi obstetric) dan ketuban pecah 12 jam maka berikan antibiotic dosis tinggi dan kehamilan diakhiri dengan seksio sesarea. 1,2
GEMELLI Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua janin atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk embrio yang sama pada stadium masa sel dalam waktu yang lebih awal.
Jenin kehamilan ganda Kembar monozigot Atau kembar identik muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah.
< 37 minggu < 2500 gram Janin normal KONSERVATIF Nilai pelvik AKTIF 37minggu 2500 gram Janin abnormal RAWAT : - Antibiotika - Kortikosteroid - Nilai tanda infeksi Seksio Sesarea Pervaginam < 5 > 5 - 17 - Kembar dizigot Dizigotik atau freternal merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi. Kembar dizigot terjadi 2 kali atau lebih sering dari pada monozogot dan dipengaruhi oleh ras, usia maternal, nutrisi dan terapi infertilitas.
Tanda dan gejala - Ukuran uterus tinggi fundus uteri dan lingkar abdomen melebihi ukuran seharusnya. Untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan akibat pertumbuhan utrus yang pesat selama kehamilan. - Mual dan muntah berat akibat peningkatan B-hCG - Riwayat bayi kembar dalam keluarga - Riwayat penggunaan obat penyubur sel teluir Diagnosis - Anamnesis : riwayat keturunan kembar, mendapat obat infertilitas, adanya uterus yang cepat membesar, gerakan anak yang terlalu ramai dan pertumbuhan berat badan ibu yang menyolok. - Pem.fisik : Uterus tumbuh lebih pesat, terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih - Pem USG : terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1 atau 2 kantong amnion.
Kesimpulan Setuju dengan diagnosis yang dibuat dokter dimana didapatkan bahwa kasus di atas sesuai dengan gambaran yang sudah di uraikan dalam materi diatas mengenai ketuban pecah dini dan kehamilan ganda atau gemelli.