Disusun oleh: Kelompok 1 Enda Lia Elvina 0611 3040 1012 Leny Erisna Putri Renata 0611 3040 1017 Serly Putri Agustina 0611 3040 1024 Kelas : 5 KIA
Dosen Pembimbing : Ir. Syahrul Effendy, S.T.M.T.
TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2013 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena atas berkat nikmat dan rahmat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul Gasifikasi Batubara ini dengan tepat waktu. Sholawat beriring salam juga penyusun haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah di masa datang. Dalam penyelesaian makalah ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Ir, Sahrul Effendy, M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Pemanfaatan Batubara. Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga akan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna baik bagi penyusun maupun bagi pembaca, Amin.
Palembang, November 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i Kata Pengantar ........................................................................................................ ii Daftar Isi................................................................................................................. iii Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 1 1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2 1.4 Manfaat ............................................................................................................ 2 Bab II. Pembahasan 2.1 Pengertian Gasifikasi Batubara ....................................................................... 3 2.2 Teknologi Gasifikasi Batubara ........................................................................ 4 2.3 Proses Produksi Amonia dengan Cara Gasifikasi Batubara ........................ 9 Bab III. Penutup 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 12 Daftar Pustaka ................................................................................................................. 13
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Harga tinggi dari minyak dan gas bumi membuat peningkatan teknologi yang baru seperti gasifikasi batubara dalam pembuatan ammonia. Amonia paling banyak digunakan untuk membuat pupuk, biasanya diproduksi oleh uap katalitik reforming gas alam. Namun, dengan meningkatnya harga gas alam, gasifikasi batubara dapat menjadi alternatif yang layak secara ekonomis. Gasifikasi batubara adalah proses untuk mengubah batubara menjadi fuel gas yang kaya akan CO dan H 2 . Hal ini bukan lagi teknologi baru. Gas yang dihasilkan dari karbonisasi coking coal telah digunakan sebagai penerangan sejak tahun 1792. Proses original yang sama dengan coking ini adalah proses yang mengubah non-coking coal yang didemonstrasikan pada tahun 1860. Tetapi pada akhirnya tidak dipakai lagi karena CO merupakan gas beracun lebih beracun dari pada CO 2 karena kecepatan CO mengikat hemoglobin lebih cepat dibandingkan dengan CO 2 . Pada akhir tahun 1880 produksi kimia dari proses gasifikasi didemonstrasikan dalam pembuatan amoniak. Teknologi ini berkembang sangat cepat ke daerah Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
1.2 Rumusan masalah 1. Apakah yang dimaksud dari gasifikasi batubara? 2. Apa saja teknologi dari gasifikasi batubara? 3. Bagaimana proses pembuatan ammonia dengan cara gasifikasi batubara?
2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemanfaatan Batubara. 2. Memperoleh pengetahuan tentang pengertian gasifikasi batubara. 3. Memperoleh pengetahuan tentang proses produksi ammonia dengan cara gasifikasi batubara.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah: 1. Dapat mengetahui pengertian gasifikasi batubara. 2. Dapat mengetahui teknologi dari gasifikasi batubara. 3. Dapat mengetahui proses produksi ammonia dengan cara gasifikasi batubara.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gasifikasi Batubara
Gasifikasi adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara dari bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Berbeda dengan pembakaran batubara, gasifikasi adalah proses pemecahan rantai karbon batubara ke bentuk unsur atau senyawa kimia lain. Secara sederhana, batubara dimasukkan ke dalam reaktor dan sedikit dibakar hingga menghasilkan panas. Sejumlah udara atau oksigen dipompakan dan pembakaran dikontrol dengan uap agar sebagian besar batubara terpanaskan hingga molekul-molekul karbon pada batubara terpecah dan dirubah menjadi coal gas. Coal Gas merupakan campuran gas-gas hidrogen, karbon monoksida, nitrogen serta unsur gas lainnya. Gasifikasi batubara merupakan teknologi terbaik serta paling bersih dalam mengkonversi batubara menjadi gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik. Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur- unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Proses gasifikasi batubara adalah salah satu pengolahan batu bara yang bertujuan untuk mengkonversi secara termo-kimia bahan batubara padat menjadi bahan gas, sehingga mudah terbakar. Proses gasifikasi pada dasarnya merupakan proses pirolisa pada suhu sekitar 150 900C, diikuti oleh proses oksidasi gas hasil pirolisa pada suhu 900 1400 C, serta proses reduksi pada suhu 600 900 C. Baik proses pirolisa maupun reduksi yang berlangsung dalam reaktor gasifikasi terjadi dengan menggunakan panas yang diperoleh dari proses oksidasi. Gasifikasi batubara berlangsung dalam keadaan kekurangan oksigen. Dengan kata lain, gasifikasi batubara boleh dipahami sebagai reaksi oksidasi parsial batubara menghasilkan campuran gas yang masih dapat dioksidasi lebih lanjut 4
(bersifat bahan bakar). Gasifikasi batubara merupakan proses yang dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintetis (syn-gas) dari bahan bakar padat. Dengan pemanasan dalam gasifier, bahan baku batubara akan terurai menjadi gas hidrogen, methana, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen, polutan dan abu. Komponen syn-gas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi adalah hidrogen, methan dan karbon monoksida.
2.2 Teknologi Gasifikasi Batubara Teknologi gasifikasi dapat dikelompokkan berdasarkan konfigurasi aliran dari unit gasifiernya. Konfigurasi yaitu : 1. Fixed bed 2. Fluidized bed 3. Entrained flow 4. Molten bath
1. Fixebed Pada konfigurasi ini, batubara diumpankan dari atas kemudian perlahan-lahan turun kebawah dan dipanaskan oleh gas panas dari arah bawah. Batubara melewati zona karbonisasi kemudian zona gasifikasi, akhirnya sampai pada zona pembakaran pada bagian bawah gasifier tempat reaktan gas diinjeksi. Sistem ini diilustrasikan pada Gambar 1 berikut ini :
5
Reaksi kimia yang terjadi dalam fixed bed gasifier, yaitu :
Gambar 2. Reaksi kimia yang terjadi dalam fixed bed gasifier
Pada proses gasifikasi dengan fixed bed gasifier Ada 4 zona reaksi yaitu : 1. Zona devolatilisasi Pada zona ini terjadi penguapan uap air dan zat-zat volatil yang terkandung dalam batubara.
Gambar 1. fixed bed gasifier 6
2. Zona Gasifikasi Pada zona ini uap air yang dialirkan dan CO 2 yang terbentuk dari pembakaran sempurna bereaksi dengan batubara pada suhu tinggi membentuk gas sintesis yang terdiri dari CO, H 2 dan N 2 . 3. Zona Pembakaran Pada zona ini oksigen yang masuk bereaksi dengan sebagian batubara membentuk CO 2 dan H 2 O yang diperlukan dalam reaksi gasifikasi. 4. Zona abu Zona ini adalah tempat penampungan abu yang dihasilkan, baik hasil reaksi pembakaran maupun reaksi gasifikasi.
2. Fluidized bed Dalam fluidized bed gasifier, reaktor gas digunakan untuk membuat fluidisasi material batubara. Untuk menghindari sintering dari abu, fluidized bed gasifier dibatasi beroperasi pada temperatur non- slagging.
Gambar 3. fluidized bed 7
Batubara dimasukkan dari bagian samping sedangkan oksidannya dari arah bawah. Oksidan (O 2 dan uap) selain berperan sebagai reaktan pada proses, juga berfungsi sebagai media lapisan mengambang dari batubara yang digasifikasi. Dengan kondisi penggunaan oksidan yang demikian maka salah satu fungsi tidak akan dapat maksimal karena harus melengkapi fungsi lainnya atau bersifat komplementer. 3. Entrained flow Batubara dialirkan kedalam gasifier secara cocurrent atau bersama- sama dengan agen gasifikasi atau oksidan berupa uap air dan oksigen, bereaksi pada tekanan atmosfer. Pada entrained gasifier, batubara dihaluskan sampai ukuran kurang dari 0,1 mm diumpankan dengan reaktan gas ke dalam chamber dimana reaksi gasifikasi terjadi seperti halnya sistem pembakaran bahan bakar berbentuk serbuk. Residence time partikel padatan yang singkat dalam sistem fase entrained memerlukan kondisi operasi dibawah slagging untuk mencapai laju reaksi dan konversi karbon yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa operasi non-slagging pada entrained gasifier baik sekali hanya untuk proses hidrogasifikasi.
Gambar 2.5. Entrained gasifier 8
4. Molten bath Molten bath mirip dengan sistem fluidized bed dimana reaksi terjadi dalam medium yang tercampur merata dari inersia panas tinggi. Temperatur operasi tergantung pada tipe bath : untuk slag dan molten metal bath diperlukan temperatur tinggi (14001700 o C), tetapi temperatur 1000 o C dapat digunakan molten salt. Reaktan gas dapat diinjeksi dari atas seperti jet kemudian berpenetrasi kedalam permukaan bath, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6, atau dapat diumpankan ke bottom bath
Gambar 2.6. Molten bath gasifier
Fixed bed gasifier termasuk dalam kategori sistem aliran counter current, fluidized bed dan molten bath gasifier dapat dianggap sebagai reaktor tanki pengaduk kontinyu dan entrained gasifier sebagai sistem aliran co-current. Aliran counter current dalam reaktor fixed bed, pemindahan volatile matter yang dihasilkan dari gasifier tanpa melewati zona gasifikasi temperatur tinggi atau zona pembakaran. Karakteristik komposisi produk gas pada fixed bed gasifier yaitu adanya uap tar (bila digunakan antrasit 9
atau devolatilisasi char/coke sebagai bahan baku) dan yield metana yang tinggi. Residence time yang paling lama terdapat pada fixed bed gasifier dimana kecepatan gas dibatasi untuk menghindari semburan serbuk batubara ke dalam aliran produk gas. Sedangkan residence time terpendek terdapat dalam entrained gasifier. Perbedaan residence time padatan diantara tipe gasifier merupakan hal substansial. Pada fixed bed residence time padatan biasanya beberapa jam. Sedangkan pada fluidized bed atau molten bath pada umumnya sekitar 1 jam. Pada fluidized bed, char yang tidak terkonversi dikumpulkan dan diumpankan ke gasifier lainnya atau ke pembakar. Sedangkan pada entrained kecuali untuk hidrogasifikasi, umumnya beroperasi pada temperatur slagging untuk mencapai laju reaksi dan konversi karbon yang tinggi. Residence time yang pendek pada entrained membuat kontrol pada kondisi operasi gasifikasi lebih sulit dan perlu adanya kekonsistensian umpan batubara, merupakan hal yang harus diperhatikan.
2.3 Proses Produksi Amonia dengan Cara Gasifikasi Batubara
Dibawah ini adalah flowdiagram dari pembuatan amonia dengan metode gasifikasi:
Gambar 2.7. Block Flow Diagram of the KBR Coal to Ammonia Process 10
Deskripsi proses pembuatan ammonia dengan cara gasifikasi batubara secara singkat dirangkum di bawah ini.
Persiapan batubara Bubuk batubara yang kering diumpankan ke unit gasifikasi bertekanan melalui sistem gerbong kunci . Umpan batubara fluidizes memasuki gasifier Air Seperator Unit Air Seperator Unit (ASU) berfungsi untuk memasok O 2 murni ke gasifier dan N 2 gas murni untuk amoniak synloop . Gasifikasi batubara di TRIG TM
Batubara yang telah dikeringkan dan dihaluskan. Oksigen dan uap diumpankan ke gasifier TRIG TM , reaksi gasifikasi batubara berlangsung dalam fluidized bed dalam kecepatan tinggi. Steam ditambahkan ke gasifier untuk mengontrol suhu sekitar 980 0 C ( 1800 0 F). Syngas Saturation dan Sour shift Untuk memaksimalkan produksi H 2 dalam membuat amonia , karbon monoksida direaksikan dengan steam katalis di dalam reaktor yang menghasilkan CO 2 dan H 2 serta produk samping berupa metana dan belerang yang membentuk hidrogen sulfida. Heat Recovery dan Mercury Removal Shift effluent didinginkan dan syngas dari kondensat menuju ke Mercury Removal untuk menghilangkan kandungan merkuri dengan bantuan karbon aktif. Unit Removal Gas Asam ( AGRU ) Sebagian besar gas asam dalam syngas dikeluarkan di Unit Removal Gas Asam (AGRU). Setelah belerang polishing, CO 2 pulih dapat dikirim ke pabrik urea . Beban pendinginan untuk AGRU disediakan oleh kompresor pendingin amonia.
11
Unit Removal Sulfur (SRU) Unsur sulfur bisa pulih dari H 2 S stream dari overhead stripper pelarut dalam Sulfur Recovery Unit ( SRU ) dengan proses penghapusan belerang katalitik yang cocok. Nitrogen wash / PSA Syngas meninggalkan AGRU dikirim ke Nitrogen Cuci atau Pressure Swing Adsorption ( PSA ) Unit untuk memulihkan hidrogen lebih dari 99,5 % mol kemurnian. Pengolahan Gas (KRES) Komponen yang tersisa dalam syngas, bersama dengan hidrogen unrecovered , berkonsentrasi dalam gas ekor meninggalkan unit PSA dan kemudian dikirim ke KRES / ATR untuk mereformasi . Hidrogen dari unit PSA dicampur dengan nitrogen kemurnian tinggi dari ASU dalam perbandingan molar 3:1. amonia Synloop Gas sintesis campuran yang dikompresi dalam syngas kompresor , dan gas recycle dari sintesis lingkaran pemisah utama bercampur dengan make-up syngas . Amonia dihasilkan dari campuran gas di converter unggun tetap diisi dengan katalis besi. Amonia terkondensasi dari converter aliran buangan dengan dingin dengan amonia pendingin pada dua tingkat dan uap amonia dari tingkat pendingin yang dikompresi lebih lanjut. Terkompresi amonia dikondensasikan dan berjalan melalui bagian hangat dari penerima refrigeran . Dalam kondisi normal, plant menghasilkan semua - produk amonia yang hangat.
12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan gasifikasi batubara adalah salah satu pengolahan batu bara yang bertujuan untuk mengkonversi secara termo-kimia bahan batubara padat menjadi bahan gas. Teknologi gasifikasi dapat dikelompokkan berdasarkan konfigurasi aliran dari unit gasifiernya. Konfigurasi yaitu : Fixed bed, Fluidized bed, Entrained flow dan Molten bath. Tahapan proses pembuatan ammonia dengan cara gasifikasi batubara meliputi: Persiapan batubara, Pemisahan Satuan Udara, Gasifikasi batubara, Syngas Saturation dan Pergeseran Sour, Heat Recovery dan Mercury Removal, Unit Removal Gas Asam, Unit Removal Sulfur, Nitrogen Cuci / PSA, pengolahan Gas dan amonia Synloop