Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Nn. SUSI DENGAN STEVEN JOHNSON SYNDROME


RUANG TULIP NO. 421
RSUD Kota Bekasi




Disusun Oleh :
Novy Aryani 150.121.091
Nur Ishzah 150.121.046
Nur Qomariah 150.121.075
Nurfenti Indriani 150.121.048


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MH. Thamrin
Diploma III Kebidanan
Tahun 2012/2013
Page 2 of 19
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Keterampilan Dasar Praktik
Klinik yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2013 sampai dengan 25 Mei 2013 di RSUD
Kota Bekasi sebagai salah syarat dan persyaratan kelulusan mata kuliah KDPK.
Mengingat dalam pelaksanaan kegiatan KDPK serta dalam penyusunan laporan hasil
kegiatan penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, untuk dapat menyelesaikan
laporan hasil kegiatan ini dengan baik maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan hasil kegiatan praktek
klinik ini.
Namun penulis selaku manusia biasa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih terdapat kekurangan dan kehilafan maka penulis memohon maaf bila terdapat
kekurangan dalam penyusunan laporan ini, serta penulis memohon kritik dan saran dari para
pembaca yang sekiranya dapat kami jadikan acuan dan perbaikan dalam tugas penulis
berikutnya.
Akhir kata saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memohon maaf bila dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Serta penulis berharap semoga laporan kegiatan Keterampilan Dasar Praktik
Klinik ini dapat bermanfaat bagi para siswi serta para pembaca dikemudian hari.

Jakarta, 27 Mei 2013

Penulis


Page 3 of 19
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 4

1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................... 4

1.3 Ruang Lingkup ......... 5
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian ............................................................................ 7

2.2 Etiologi ..................................................................................... 7

2.3 Patofisiologi ............................................................................. 8

2.4 Manifestasi Klinis .................................................................... 8

2.5 Penatalaksanaan ....................................................................... 9

BAB III LAPORAN PEMBAHASAN KASUS
3.1 Pengkajian pengumpulan data .................................................. 11

3.2 Analisa data ............................................................................... 16


BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 18
4.2 Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA



Page 4 of 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Steven Johnson merupakan sindrom kelainan kulit pada selaput lendirorifisium
mata gebital. Prediksi : mulut, mata, kulit, ginjal, dan anus. StevenJohnson tersebut
disebabkan oleh beberapa mikroorganisme virus dll.Sindrom ini jarang dijumpai pada
usia 3 tahun, kebawah kemudianumurnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang
berat kesadarannyamenurun, penderita dapat soporous sampai koma, mulainya penyakit
akutdapat disertai gejala prodiomal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala,batuk,
pilek dan nyeri tenggorokan.
Sindrom Steven Johnson ditemukan oleh dua dokter anak Amerika. A.M.
Steven dan S.C Johnson, 1992 Sindrom Steven Johnson yang bisadisingkat SSJ
merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obat-obatan.Angka kejadian Sindrom
Steven Johnson sebenarnya tidak tinggihanya sekitar 1-14 per 1 juta penduduk. Sindrom
Steven Johnson dapattimbul sebagai gatal-gatal hebat pada mulanya, diikuti dengan
bengkak dankemerahan pada kulit. Setelah beberapa waktu, bila obat yang
menyebabkantidak dihentikan, serta dapat timbul demam, sariawan pada mulut, mata,
anus,dan kemaluan serta dapat terjadi luka-luka seperti keropeng pada kulit. Namun pada
keadaan-keadaan kelainan sistem imun seperti HIV dan AIDSangka kejadiannya dapat
meningkat secara tajam.
Dari data diatas penulis tertarik mengangkat kasus Sindrom StevenJohnson
karena Sindrom Steven Johnson sangat berbahaya bahkan dapatmenyebabkan kematian.
Sindrom tidak menyerang anak dibawah 3 tahun, danpenyebab Sindrom Steven Johnson
sendiri sangat bervariasi ada yang dariobat-obatan dan dari alergi yang hebat, dan ciri-ciri
penyakit Steven Johnsonsendiri gatal-gatal pada kulit dan badan kemerah-merahan dan
Sindrom inibervariasi ada yang berat dan ada yang ringan.( Support, Edisi November
2008 )



Page 5 of 19
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Mampu mengetahui pengertian Steven Johnson Syndrome.
2. Mampu menjelaskan etiologi Meningioma.
3. Perawat dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, klasifikasi,tanda dan gejala,
patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaa,serta komplikasi dari Sindrom
Steven Johnson.
4. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien denganSindrom Steven
Johnson.
5. Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang SindromSteven Johnson
pada klien.

1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam makalah ini membahas tentang pengkajian pada pasien yang
mengidap Steven Johnson Syndrome yang dilakukan pada Nn. Susi tanggal 21 Mei 2013.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Sistematika Penulisan




Page 6 of 19
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2.3 Manisfestasi Klinis
2.4 Diagnosa
2.5 Penatalaksanaan
BAB III LAPORAN PEMBAHASAN KASUS
3.1 Pengkajian Pengumpulan Data
3.2 Analisa Data
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran-saran









Page 7 of 19
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupaeritema, vesikel/bula,
dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium dan mata dengan
keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk (Mansjoer, A. 2000: 136).Sindrom Steven
Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yangterdiri dari erupsi kulit, kelainan di mukosa
dan konjungtivitis (Junadi, 1982:480).Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang
mengenai kulit, selaputlendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dan
ringansampai berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula dapatdisertai
purpura (Djuanda, 1993: 127).

2.2 Etiologi
Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor yangdapat dianggap
sebagai penyebab adalah:
1.Alergi obat secara sistemik (misalnya penisilin, analgetik, arti piuretik)
Penisilline dan semisentetiknya
Sthreptomicine
Sulfonamida
Tetrasiklin
Anti piretik atau analgesik (derifat, salisil/pirazolon, metamizol,metampiron dan
paracetamol)
Klorpromazin
Karbamazepin
Tegretol
Jamu2.
Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit)3.
Neoplasma dan faktor endokrin4.
Page 8 of 19
Faktor fisik (sinar matahari, radiasi, sinar-X)5.
Makanan

2.3 Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, kemungkinan disebabkan oleh reaksihipersensitif tipe
III dan IV. Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknyakomplek antigen antibodi yang
membentuk mikro-presitipasi sehingga terjadiaktifitas sistem komplemen. Akibatnya
terjadi akumulasi neutrofil yangkemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan
kerusakan jaringan padaorgan sasaran (target organ). Reaksi hipersentifitas tipe IV terjadi
akibatlimfosit T yang tersintesisasi berkontak kembali dengan antigen yang
samakemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (Djuanda, 2000:147)
Reaksi Hipersensitif tipe III
Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasidalam darah
mengendap didalam pembuluh darah atau jaringan sebelah hilir.Antibodi tidak ditujukan
kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap
dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen asing dapat melekat ke jaringan
menyebabkan terbentuknya kompleks antigen antibodi ditempattersebut. Reaksi tipe III
mengaktifkan komplemen dan degranulasi sel mastsehingga terjadi kerusakan jaringan
atau kapiler ditempat terjadinya rekasitersebut. Neutrofil tertarik ke daerah tersebut dan
mulai memfagositosis sel-sel yang rusak sehingga terjadi pelepasan enzim-enzim sel serta
penimbunansisa sel. Hal ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut (Corwin, 2000:72).
Reaksi Hipersensitif Tipe IV
Pada reaksi ini diperantarai oleh sel T, terjadi pengaktifan sel Tpenghasil Limfokin
atau sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadipenghancuran sel-sel yang
bersangkutan. Reaksi yang diperantarai oleh sel inibersifat lambat (delayed) memerlukan
waktu 14 jam sampai 27 jam untuk terbentuknya

2.4 Manifestasi Klinis
Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun kebawah. Keadaanumumnya
bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannyamenurun, penderita
Page 9 of 19
dapat soporous sampai koma. Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal
berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala,batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.Pada
sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa:
1. Kelainan kulitKelainan kulit terdiri dari eritema, vesikel dan bula. Vesikel danbula
kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itudapat juga terjadi
purpura. Pada bentuk yang berat kelainannyageneralisata.
2. Kelainan selaput lendir di orifisiumKelainan selaput lendir yang tersering ialah pada
mukosa mulut(100%) kemudian disusul oleh kelainan dilubang alat genital
(50%)sedangkan dilubang hidung dan anus jarang (masing-masing 8% dan
4%).Kelainan berupa vesikel dan bula yang cepat memecah sehinggamenjadi erosi
dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Juga dalam terbentuk pseudomembran. Di bibir
kelainan yang sering tampak yaitu krustaberwarna hitam yang tebal.Kelainan
dimukosa dapat juga terdapat difaring, traktusrespiratorius bagian atas dan esopfagus.
Stomatitis ini dapat menyebabkanpenderita sukar tidak dapat menelan. Adanya
pseudomembran di faringdapat menyebabkan keluhan sukar bernafas
3. Kelainan mataKelainan mata merupakan 80% diantara semua kasus yangtersering
ialah konjungtivitis kataralis. Selain itu juga dapat berupakongjungtivitis purulen,
perdarahan, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis.Disamping trias kelainan tersebut
dapat pula terdapat kelainan lain,misalnya: nefritis dan onikolisis.

2.5 Penatalaksanaan
1. KortikosteroidBila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh cukup
diobatidengan prednisone 30-40 mg sehari. Namun bila keadaan umumnya buruk dan
lesi menyeluruh harus diobati secara tepat dan cepat. Kortikosteroidmerupakan
tindakan file-saving dan digunakan deksametason intravenadengan dosis permulaan 4-
6 x 5 mg sehari.Umumnya masa kritis diatasi dalam beberapa hari. Pasien steven-
Johnson berat harus segera dirawat dan diberikan deksametason 65 mgintravena.
Setelah masa krisis teratasi, keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru, lesi lama
mengalami involusi, dosis diturunkan secaracepat, setiap hari diturunkan 5 mg.
Setelah dosis mencapai 5 mg sehari,deksametason intravena diganti dengan tablet
Page 10 of 19
kortikosteroid, misalnyaprednisone yang diberikan keesokan harinya dengan dosis 20
mg sehari,sehari kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat
tersebutdihentikan. Lama pengobatan kira-kira 10 hari.Seminggu setelah pemberian
kortikosteroid dilakukan pemeriksaanelektrolit (K, Na dan Cl). Bila ada gangguan
harus diatasi, misalnya bilaterjadi hipokalemia diberikan KCL 3 x 500 mg/hari dan
diet rendah garambila terjadi hipermatremia. Untuk mengatasi efek katabolik
darikortikosteroid diberikan diet tinggi protein/anabolik seperti nandrolok dekanoat
dan nanadrolon. Fenilpropionat dosis 25-50 mg untuk dewasa(dosis untuk anak
tergantung berat badan)
2. Antibiotik Untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya bronkopneumoniayang dapat
menyebabkan kematian, dapat diberi antibiotic yang jarangmenyebabkan alergi,
berspektrum luas dan bersifat bakteri osidal misalnya gentamisin dengan dosis 2 x 80
mg.
3. Infus dan tranfusi darah Pengaturan keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi penting
karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi dimulut dan tenggorokan
serta kesadaran dapat menurun. Untuk itu dapat diberikan infus misalnya glukosa 5 %
dan larutan Darrow. Bila terapi tidak memberiperbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat
diberikan transfusi darah sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-turut, terutama pada
kasus yang disertai purpura yang luas. Pada kasus dengan purpura yang luas dapat
pula ditambahkan vitamin C 500 mg atau 1000 mg intravena sehari danhemostatik.
4. Topikal :Terapi topical untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in oralbase. Untuk
lesi di kulit yang erosif dapat diberikan sufratulle atau krimsulfadiazine perak.








Page 11 of 19
BAB III
LAPORAN PEMBAHASAN KASUS
3.1. Pengkajian Pengumpulan Data
Asuhan Keperawatan
Pada pasien dengan : Steven Johnson Syndrome
Diruangan : Ruang Tulip
Rumah sakit : RSUD Kota Bekasi
Hari/Tanggal Pengambilan data : 21 Mei 2013
A. Pengumpulan Data
1. Biodata /Identitas Pasien
Nama : Nn. Susi No. Reg : 01303792
Umur : 20 tahun Tgl. Masuk : 17 Mei 2013
Jenis Kelamin : Perempuan Pukul : 23.00 WIB
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum Menikah
Agama : Kristen
Alamat Rumah : Tambun
Alamat Kantor : Tidak ada

2. Keluhan apa yang menyebabkan masuk rumah sakit
OS datang dengan keluhan kulit bentol-bentol isi air dan terasa terbakar serta badan
demam

3. Riwayat kesehatan yang lalu
OS mengatakan tidak pernah mengidap penyakit parah sebelumnya

4. Riwayat kesehatan keluarga
OS mengatakan tidak ada penyakit turunan
Page 12 of 19
5. Keluhan klien/keluarga saat pendataan
OS mengatakan badan demam, kulit bentol-bentol berisi air dan terasa terbakar
sekujur tubuh

6. Riwayat kesehatan sehari-hari :

a.




b.






c.








Nutrisi Dirumah Dirumah Sakit
1. Kebiasaan makan
2. Jenis makanan
3. Keluhan tentang
makanan
3 kali sehari
Nasi + Lauk + Sayur
Tidak ada
3 kali sehari
Nasi + Lauk + Sayur
Rasa makanan tidak enak

Eliminasi Dirumah Dirumah Sakit
1. Kebiasaan BAB
2. Konsistensi
3. Warna
4. Bau
5. Kebiasaan BAK
6. Banyak

1 kali sehari
Lunak
Kuning kecoklatan
Khas
4 kali sehari
300 cc/hari
1 kali sehari
Keras
Coklat
Khas
3 kali sehari
400 cc/hari
Olah Raga Dirumah Dirumah sakit
1. Jenis Olah Raga
2. Sejak kapan
3. Secara teratur/tidak
Jalan santai
1 bln sebelum masuk RS
Tidak teratur
Tidak pernah
Selama masuk RS
-
Page 13 of 19
d. Istirahat/ Tidur Dirumah Dirumah Sakit

1. Tidur Siang 2 jam/hari 4 jam/hari

2. Tidur Malam 8 jam/hari 6 jam/hari

3. Apa yg menolong agar cepat
tidur Dipijat-pijat Dipijat-pijat
e. Personal Hygiene Dirumah Dirumah Sakit

1. Mandi 2 x /hari 1 x /hari

2. Menggunakan Sabun Mandi Ya Ya

3. Menggosok Gigi 2 x /hari 1 x /hari

4. Menggunakan Pasta Gigi Ya Ya

5. Cuci Rambut 1 x /hari 1 x /hari

6. Menggunakan Shampoo Ya Tidak

7. Ganti Pakaian 2 x /hari 1 x /hari

8. Keadaan Kuku Tangan Pendek Pendek

9. Keadaan Kuku Kaki Pendek Pendek

f. Ketergantungan Dirumah Dirumah Sakit

1. Merokok Tidak Tidak

2. Jumlah Tidak ada Tidak ada

3. Makanan Tidak ada Tidak ada

4. Minuman Tidak ada Tidak ada

5. Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
g.

Alergi Terhadap : Tidak ada
h.

Lain-lain

: Tidak ada


Page 14 of 19
7. Data Fisik
a. Keadaan umum/kesadaran : Compos Mentis
b. Penampilan : Cukup baik
c. BB : 55 kg TB : 150 cm
d. Data Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg
- Pernafasan : 20 x/menit
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37
0
C
e. Inspeksi
- Rambut : hitam, bersih, tidak berketombe
- Wajah : tidak pucat
- Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tdk ikterik
- Gigi&Mulut : tidak ada carries, lidah kotor, mulut bernanah
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Dada : tidak ada pembesaran payudara
- Perut : tidak kembung
- Kemaluan : tidak terpasang DC
- Kulit : terdapat luka dan mengoreng
- Ekstremitas atas : keduanya tdk ada kelainan
- Ekstremitas bawas : keduanya tdk ada kelainan
f. Palpasi
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Dada : tidak ada pembesaran pada payudara
- Perut : tidak teraba benjolan
- Tungkai : tidak odema
g. Perkusi
- Perut : tdk kembung
- Tungkai, reflek Patella : +/+
h. Auskultasi
- Dada : denyut jantung normal
Page 15 of 19
- Perut : tidak ada bising usus


8. Data Psikologis
a. Pola Interaksi : aktif
b. Pengetahuan terhadap Penyakit : kurang mengerti tentang penyakitnya
c. Status emosi : stabil
d. Lain-lain : tidak ada

9. Keadaan Sosial :
a. Hubungan Keluarga/masyarakat : baik
b. Kegiatan sosial/organisasi : tidak ada
c. Rekreasi : jarang
d. Lingkungan : baik
e. Lain-lain : tdk ada

10. Data Spiritual :
a. Keyakinan keagamaan : cukup baik
b. Ketaatan ibadah : cukup baik
c. Keyakinan sehat/sakit menurut agama : yakin akan cepat sembuh
d. Lain-lain : tidak ada

11. Data Khusus :
a. Pemeriksaan Laboratorium :
Lekosit : 7,2 ribu/uL 5 10
Hemoglobin : 11,0 g/dL 12 14
Hematocrit : 27,6 % 37 47
Trombosit : 315 ribu/uL 150 - 400
b. Terapi : Ceftriaxone 1x 2gr
Metronidazole 1x500cc
Ranitidine 2x 1ampul
Tramadol 2x 1ampul
c. Lain-lain : tidak ada

Page 16 of 19



3.2. Analisa Data (SOAP)
Soap tanggal 17 Mei 2013
S : Nn. Susi mengatakan nyeri pada kulit yang terluka
O : Keadaan Umum: sedang, kesadaran: Compos mentis, TD: 130/90 mmHg,
Nadi: 84x /menit, Pernafasan: 20x /menit, suhu 36,8
o
C, mata: sclera tidak
ikterik, konjungtiva tidak pucat, wajah: tidak ada edema, leher: tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
A : Steven Johnson Syndrome
P : - Memberitahukan kepada pasien bahwa kondisi pasien sedang dalam
perawatan yg intensif dan akan melakukan terapi injeksi intravena
Metronidazole 500cc (infus)
Ranitidine 25 mg/ml
Tramadol 25 mg/ml (drip infus)
- Menyiapkan obat-obat yang akan diinjeksikan dan wadah yg berisi kapas
alcohol.
- Melakukan injeksi intravena sesuai dengan prosedur

Soap tanggal 20 Mei 2013
S : Nn. Susi merasakan nyeri dan gatal pada kulit
O : Keadaan umum: Sedang, kesadaran: Compos Mentis, TD 120/80 mmHg, Nadi:
83x /menit, Pernafasan: 20x /menit, suhu 36,2
o
C. Mata: sclera tidak ikterik,
konjungtiva tidak pucat, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
A : Steven Johnson Syndrome
P : - Memberitahukan kepada pasien bahwa dokter akan visit untuk melihat
perkembangan pasien
- Memberitahukan kepada pasien bahwa hari ini akan dilakukan terapi injeksi
intravena, seperti :
Metronidazole 500cc (infus)
Ranitidine 25 mg/ml
Page 17 of 19
Tramadol 25 mg/ml (drip infus)
- Menyiapkan obat-obat yang akan diinjeksikan dan wadah yg berisi kapas
alcohol.
- Melakukan injeksi intravena sesuai dengan prosedur

Soap tanggal 21 Mei 2013
S : Nn. Susi mengatakan kondisinya saat ini membaik dan dokter
menginstruksikan sudah boleh pulang tetapi dengan kontrol ulang rutin
O : Keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, TD: 120/70 mmHg, Nadi:
82x /menit, pernafasan 20x /menit, suhu: 36,4
o
C, mata: sclera tidak ikterik,
konjungtiva tidak pucat, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, luka pada kulit mengering
A : Steven Johnson Syndrome
P : - Memberitahukan kepada pasien bahwa kondisi pasien saat ini sudah
membaik dan dibolehkan pulang oleh dokter
- Memberitahukan jg bahwa pasien akan di up infus
- Menyiapkan alat-alat yg diperlukan
- Up infus sesuai prosedur






Jakarta, 27 Mei 2013

Pemeriksa,


(................................................)

Pembimbing Akademik CI/Pembimbing Lahan

Page 18 of 19

(..........................................................) (............................................... )

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yangterdiri dari
eropsi kulit, kelainan mukosa dan konjungtivitis dengan keadaanumum bervariasi dari
ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupaeritema, vesikel/bula dapat disertai
purpura. Penyebab dari penyakit SSJ inibelum diketahui dengan pasti, namun beberapa
faktor yang dapat dianggapsebagai penyebab infeksi virus, jamu, bakteri, obat, makanan,
dan lain-lain.sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa kelainan kulit,
kelainanselaput lendir, kelainan mukosa, kelainan mata. Adapun diagnosanya
berupagangguan integritas kulit, gangguan nutrisi, gangguan nyaman, gangguanintoleransi
aktivitas, gangguan persepsi sensori.

4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok menyadari masihminimnya bahan yang
kelompok gunakan untuk menyusun makalah ini.Untuk itu kelompok menyarankan supaya ada
pihak lain dapat membahasmasalah ini lebih mendalam mengenai masalah ini. Dan tentunya
bagiperawat yang melakukan asuhan keperawatan diharapkan harus menganalisakeadaan pasien
dengan baik dan tepat.



Page 19 of 19



DAFTAR PUSTAKA
Adithan C.Stevens-Johnson Syndrome. In: Drug Alert. Volume 2. Issue 1.Departement of
Pharmacology. JIPMER. India. 2006. Access on: June 3,2007. Available at: www.jipmer.edu
Allanore, Valeyrie., Roujeau, Jean-Claude. (2002). Epidermal Necrolysis
(steven Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis. InWolff,Klaus.,Goldsmith,Lowell
A.,Katz,Stephen I., Gilchrest,Barbara A.,Paller, amy S., Leffell,David J.Fitzpatricks Dermatology in
generalmedicine (7thed.)
Corwin, Elizabeth. J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Davis, Mark D., Rogers, Roy S., Pittelkow, Mark R. (2002).Recurrent Erythema Multiforme/Stevens-
Johnson Syndrome. Arch Dermatol vol.138
Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Ghislain, Pierre-Dominique.,(2002).Treatment of
sveredrugreaction:Steven Johnson Syndrome, Toxic Epidermal Necrolysis and Hypersensitivitysyndro
me. Dermatology online journal. , Vol 8 (1):5
Hamzah, Mochtar. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI.
Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3rd edition. Bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran UniversitasIndonesia. Jakarta. 2002. p:139-142
Ilyas, S. SindromSteven Johnson. In Ilmu Penyakit Mata. 3rd edition. FakultasKedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2004. Hal 135-136.
Siregar, R.S.Sindrom Stevens Johnson. In : Saripati Penyakit Kulit. 2nd edition.EGC. Jakarta. 2004.
hal 141-142.

Anda mungkin juga menyukai