Disusun Oleh : Novy Aryani 150.121.091 Nur Ishzah 150.121.046 Nur Qomariah 150.121.075 Nurfenti Indriani 150.121.048
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MH. Thamrin Diploma III Kebidanan Tahun 2012/2013 Page 2 of 19 KATA PENGANTAR Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Keterampilan Dasar Praktik Klinik yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2013 sampai dengan 25 Mei 2013 di RSUD Kota Bekasi sebagai salah syarat dan persyaratan kelulusan mata kuliah KDPK. Mengingat dalam pelaksanaan kegiatan KDPK serta dalam penyusunan laporan hasil kegiatan penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, untuk dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan ini dengan baik maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan hasil kegiatan praktek klinik ini. Namun penulis selaku manusia biasa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan dan kehilafan maka penulis memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, serta penulis memohon kritik dan saran dari para pembaca yang sekiranya dapat kami jadikan acuan dan perbaikan dalam tugas penulis berikutnya. Akhir kata saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memohon maaf bila dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Serta penulis berharap semoga laporan kegiatan Keterampilan Dasar Praktik Klinik ini dapat bermanfaat bagi para siswi serta para pembaca dikemudian hari.
Jakarta, 27 Mei 2013
Penulis
Page 3 of 19 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup ......... 5 1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 5
BAB III LAPORAN PEMBAHASAN KASUS 3.1 Pengkajian pengumpulan data .................................................. 11
3.2 Analisa data ............................................................................... 16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 18 4.2 Saran ... 18
DAFTAR PUSTAKA
Page 4 of 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Steven Johnson merupakan sindrom kelainan kulit pada selaput lendirorifisium mata gebital. Prediksi : mulut, mata, kulit, ginjal, dan anus. StevenJohnson tersebut disebabkan oleh beberapa mikroorganisme virus dll.Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun, kebawah kemudianumurnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannyamenurun, penderita dapat soporous sampai koma, mulainya penyakit akutdapat disertai gejala prodiomal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala,batuk, pilek dan nyeri tenggorokan. Sindrom Steven Johnson ditemukan oleh dua dokter anak Amerika. A.M. Steven dan S.C Johnson, 1992 Sindrom Steven Johnson yang bisadisingkat SSJ merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obat-obatan.Angka kejadian Sindrom Steven Johnson sebenarnya tidak tinggihanya sekitar 1-14 per 1 juta penduduk. Sindrom Steven Johnson dapattimbul sebagai gatal-gatal hebat pada mulanya, diikuti dengan bengkak dankemerahan pada kulit. Setelah beberapa waktu, bila obat yang menyebabkantidak dihentikan, serta dapat timbul demam, sariawan pada mulut, mata, anus,dan kemaluan serta dapat terjadi luka-luka seperti keropeng pada kulit. Namun pada keadaan-keadaan kelainan sistem imun seperti HIV dan AIDSangka kejadiannya dapat meningkat secara tajam. Dari data diatas penulis tertarik mengangkat kasus Sindrom StevenJohnson karena Sindrom Steven Johnson sangat berbahaya bahkan dapatmenyebabkan kematian. Sindrom tidak menyerang anak dibawah 3 tahun, danpenyebab Sindrom Steven Johnson sendiri sangat bervariasi ada yang dariobat-obatan dan dari alergi yang hebat, dan ciri-ciri penyakit Steven Johnsonsendiri gatal-gatal pada kulit dan badan kemerah-merahan dan Sindrom inibervariasi ada yang berat dan ada yang ringan.( Support, Edisi November 2008 )
Page 5 of 19 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu : 1. Mampu mengetahui pengertian Steven Johnson Syndrome. 2. Mampu menjelaskan etiologi Meningioma. 3. Perawat dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, klasifikasi,tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaa,serta komplikasi dari Sindrom Steven Johnson. 4. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien denganSindrom Steven Johnson. 5. Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang SindromSteven Johnson pada klien.
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam makalah ini membahas tentang pengkajian pada pasien yang mengidap Steven Johnson Syndrome yang dilakukan pada Nn. Susi tanggal 21 Mei 2013. 1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Sistematika Penulisan
Page 6 of 19 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian 2.2 Etiologi 2.3 Manisfestasi Klinis 2.4 Diagnosa 2.5 Penatalaksanaan BAB III LAPORAN PEMBAHASAN KASUS 3.1 Pengkajian Pengumpulan Data 3.2 Analisa Data BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran-saran
Page 7 of 19 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupaeritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk (Mansjoer, A. 2000: 136).Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yangterdiri dari erupsi kulit, kelainan di mukosa dan konjungtivitis (Junadi, 1982:480).Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaputlendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dan ringansampai berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula dapatdisertai purpura (Djuanda, 1993: 127).
2.2 Etiologi Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor yangdapat dianggap sebagai penyebab adalah: 1.Alergi obat secara sistemik (misalnya penisilin, analgetik, arti piuretik) Penisilline dan semisentetiknya Sthreptomicine Sulfonamida Tetrasiklin Anti piretik atau analgesik (derifat, salisil/pirazolon, metamizol,metampiron dan paracetamol) Klorpromazin Karbamazepin Tegretol Jamu2. Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit)3. Neoplasma dan faktor endokrin4. Page 8 of 19 Faktor fisik (sinar matahari, radiasi, sinar-X)5. Makanan
2.3 Patofisiologi Patogenesisnya belum jelas, kemungkinan disebabkan oleh reaksihipersensitif tipe III dan IV. Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknyakomplek antigen antibodi yang membentuk mikro-presitipasi sehingga terjadiaktifitas sistem komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yangkemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan padaorgan sasaran (target organ). Reaksi hipersentifitas tipe IV terjadi akibatlimfosit T yang tersintesisasi berkontak kembali dengan antigen yang samakemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (Djuanda, 2000:147) Reaksi Hipersensitif tipe III Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasidalam darah mengendap didalam pembuluh darah atau jaringan sebelah hilir.Antibodi tidak ditujukan kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen asing dapat melekat ke jaringan menyebabkan terbentuknya kompleks antigen antibodi ditempattersebut. Reaksi tipe III mengaktifkan komplemen dan degranulasi sel mastsehingga terjadi kerusakan jaringan atau kapiler ditempat terjadinya rekasitersebut. Neutrofil tertarik ke daerah tersebut dan mulai memfagositosis sel-sel yang rusak sehingga terjadi pelepasan enzim-enzim sel serta penimbunansisa sel. Hal ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut (Corwin, 2000:72). Reaksi Hipersensitif Tipe IV Pada reaksi ini diperantarai oleh sel T, terjadi pengaktifan sel Tpenghasil Limfokin atau sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadipenghancuran sel-sel yang bersangkutan. Reaksi yang diperantarai oleh sel inibersifat lambat (delayed) memerlukan waktu 14 jam sampai 27 jam untuk terbentuknya
2.4 Manifestasi Klinis Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun kebawah. Keadaanumumnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannyamenurun, penderita Page 9 of 19 dapat soporous sampai koma. Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala,batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa: 1. Kelainan kulitKelainan kulit terdiri dari eritema, vesikel dan bula. Vesikel danbula kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itudapat juga terjadi purpura. Pada bentuk yang berat kelainannyageneralisata. 2. Kelainan selaput lendir di orifisiumKelainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut(100%) kemudian disusul oleh kelainan dilubang alat genital (50%)sedangkan dilubang hidung dan anus jarang (masing-masing 8% dan 4%).Kelainan berupa vesikel dan bula yang cepat memecah sehinggamenjadi erosi dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Juga dalam terbentuk pseudomembran. Di bibir kelainan yang sering tampak yaitu krustaberwarna hitam yang tebal.Kelainan dimukosa dapat juga terdapat difaring, traktusrespiratorius bagian atas dan esopfagus. Stomatitis ini dapat menyebabkanpenderita sukar tidak dapat menelan. Adanya pseudomembran di faringdapat menyebabkan keluhan sukar bernafas 3. Kelainan mataKelainan mata merupakan 80% diantara semua kasus yangtersering ialah konjungtivitis kataralis. Selain itu juga dapat berupakongjungtivitis purulen, perdarahan, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis.Disamping trias kelainan tersebut dapat pula terdapat kelainan lain,misalnya: nefritis dan onikolisis.
2.5 Penatalaksanaan 1. KortikosteroidBila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh cukup diobatidengan prednisone 30-40 mg sehari. Namun bila keadaan umumnya buruk dan lesi menyeluruh harus diobati secara tepat dan cepat. Kortikosteroidmerupakan tindakan file-saving dan digunakan deksametason intravenadengan dosis permulaan 4- 6 x 5 mg sehari.Umumnya masa kritis diatasi dalam beberapa hari. Pasien steven- Johnson berat harus segera dirawat dan diberikan deksametason 65 mgintravena. Setelah masa krisis teratasi, keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru, lesi lama mengalami involusi, dosis diturunkan secaracepat, setiap hari diturunkan 5 mg. Setelah dosis mencapai 5 mg sehari,deksametason intravena diganti dengan tablet Page 10 of 19 kortikosteroid, misalnyaprednisone yang diberikan keesokan harinya dengan dosis 20 mg sehari,sehari kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebutdihentikan. Lama pengobatan kira-kira 10 hari.Seminggu setelah pemberian kortikosteroid dilakukan pemeriksaanelektrolit (K, Na dan Cl). Bila ada gangguan harus diatasi, misalnya bilaterjadi hipokalemia diberikan KCL 3 x 500 mg/hari dan diet rendah garambila terjadi hipermatremia. Untuk mengatasi efek katabolik darikortikosteroid diberikan diet tinggi protein/anabolik seperti nandrolok dekanoat dan nanadrolon. Fenilpropionat dosis 25-50 mg untuk dewasa(dosis untuk anak tergantung berat badan) 2. Antibiotik Untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya bronkopneumoniayang dapat menyebabkan kematian, dapat diberi antibiotic yang jarangmenyebabkan alergi, berspektrum luas dan bersifat bakteri osidal misalnya gentamisin dengan dosis 2 x 80 mg. 3. Infus dan tranfusi darah Pengaturan keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi penting karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi dimulut dan tenggorokan serta kesadaran dapat menurun. Untuk itu dapat diberikan infus misalnya glukosa 5 % dan larutan Darrow. Bila terapi tidak memberiperbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat diberikan transfusi darah sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-turut, terutama pada kasus yang disertai purpura yang luas. Pada kasus dengan purpura yang luas dapat pula ditambahkan vitamin C 500 mg atau 1000 mg intravena sehari danhemostatik. 4. Topikal :Terapi topical untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in oralbase. Untuk lesi di kulit yang erosif dapat diberikan sufratulle atau krimsulfadiazine perak.
Page 11 of 19 BAB III LAPORAN PEMBAHASAN KASUS 3.1. Pengkajian Pengumpulan Data Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan : Steven Johnson Syndrome Diruangan : Ruang Tulip Rumah sakit : RSUD Kota Bekasi Hari/Tanggal Pengambilan data : 21 Mei 2013 A. Pengumpulan Data 1. Biodata /Identitas Pasien Nama : Nn. Susi No. Reg : 01303792 Umur : 20 tahun Tgl. Masuk : 17 Mei 2013 Jenis Kelamin : Perempuan Pukul : 23.00 WIB Pendidikan : SMA Pekerjaan : Mahasiswa Status : Belum Menikah Agama : Kristen Alamat Rumah : Tambun Alamat Kantor : Tidak ada
2. Keluhan apa yang menyebabkan masuk rumah sakit OS datang dengan keluhan kulit bentol-bentol isi air dan terasa terbakar serta badan demam
3. Riwayat kesehatan yang lalu OS mengatakan tidak pernah mengidap penyakit parah sebelumnya
4. Riwayat kesehatan keluarga OS mengatakan tidak ada penyakit turunan Page 12 of 19 5. Keluhan klien/keluarga saat pendataan OS mengatakan badan demam, kulit bentol-bentol berisi air dan terasa terbakar sekujur tubuh
6. Riwayat kesehatan sehari-hari :
a.
b.
c.
Nutrisi Dirumah Dirumah Sakit 1. Kebiasaan makan 2. Jenis makanan 3. Keluhan tentang makanan 3 kali sehari Nasi + Lauk + Sayur Tidak ada 3 kali sehari Nasi + Lauk + Sayur Rasa makanan tidak enak
Eliminasi Dirumah Dirumah Sakit 1. Kebiasaan BAB 2. Konsistensi 3. Warna 4. Bau 5. Kebiasaan BAK 6. Banyak
1 kali sehari Lunak Kuning kecoklatan Khas 4 kali sehari 300 cc/hari 1 kali sehari Keras Coklat Khas 3 kali sehari 400 cc/hari Olah Raga Dirumah Dirumah sakit 1. Jenis Olah Raga 2. Sejak kapan 3. Secara teratur/tidak Jalan santai 1 bln sebelum masuk RS Tidak teratur Tidak pernah Selama masuk RS - Page 13 of 19 d. Istirahat/ Tidur Dirumah Dirumah Sakit
1. Tidur Siang 2 jam/hari 4 jam/hari
2. Tidur Malam 8 jam/hari 6 jam/hari
3. Apa yg menolong agar cepat tidur Dipijat-pijat Dipijat-pijat e. Personal Hygiene Dirumah Dirumah Sakit
1. Mandi 2 x /hari 1 x /hari
2. Menggunakan Sabun Mandi Ya Ya
3. Menggosok Gigi 2 x /hari 1 x /hari
4. Menggunakan Pasta Gigi Ya Ya
5. Cuci Rambut 1 x /hari 1 x /hari
6. Menggunakan Shampoo Ya Tidak
7. Ganti Pakaian 2 x /hari 1 x /hari
8. Keadaan Kuku Tangan Pendek Pendek
9. Keadaan Kuku Kaki Pendek Pendek
f. Ketergantungan Dirumah Dirumah Sakit
1. Merokok Tidak Tidak
2. Jumlah Tidak ada Tidak ada
3. Makanan Tidak ada Tidak ada
4. Minuman Tidak ada Tidak ada
5. Obat-obatan Tidak ada Tidak ada g.
Alergi Terhadap : Tidak ada h.
Lain-lain
: Tidak ada
Page 14 of 19 7. Data Fisik a. Keadaan umum/kesadaran : Compos Mentis b. Penampilan : Cukup baik c. BB : 55 kg TB : 150 cm d. Data Vital - Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg - Pernafasan : 20 x/menit - Nadi : 84 x/menit - Suhu : 37 0 C e. Inspeksi - Rambut : hitam, bersih, tidak berketombe - Wajah : tidak pucat - Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tdk ikterik - Gigi&Mulut : tidak ada carries, lidah kotor, mulut bernanah - Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid - Dada : tidak ada pembesaran payudara - Perut : tidak kembung - Kemaluan : tidak terpasang DC - Kulit : terdapat luka dan mengoreng - Ekstremitas atas : keduanya tdk ada kelainan - Ekstremitas bawas : keduanya tdk ada kelainan f. Palpasi - Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid - Dada : tidak ada pembesaran pada payudara - Perut : tidak teraba benjolan - Tungkai : tidak odema g. Perkusi - Perut : tdk kembung - Tungkai, reflek Patella : +/+ h. Auskultasi - Dada : denyut jantung normal Page 15 of 19 - Perut : tidak ada bising usus
8. Data Psikologis a. Pola Interaksi : aktif b. Pengetahuan terhadap Penyakit : kurang mengerti tentang penyakitnya c. Status emosi : stabil d. Lain-lain : tidak ada
9. Keadaan Sosial : a. Hubungan Keluarga/masyarakat : baik b. Kegiatan sosial/organisasi : tidak ada c. Rekreasi : jarang d. Lingkungan : baik e. Lain-lain : tdk ada
10. Data Spiritual : a. Keyakinan keagamaan : cukup baik b. Ketaatan ibadah : cukup baik c. Keyakinan sehat/sakit menurut agama : yakin akan cepat sembuh d. Lain-lain : tidak ada
11. Data Khusus : a. Pemeriksaan Laboratorium : Lekosit : 7,2 ribu/uL 5 10 Hemoglobin : 11,0 g/dL 12 14 Hematocrit : 27,6 % 37 47 Trombosit : 315 ribu/uL 150 - 400 b. Terapi : Ceftriaxone 1x 2gr Metronidazole 1x500cc Ranitidine 2x 1ampul Tramadol 2x 1ampul c. Lain-lain : tidak ada
Page 16 of 19
3.2. Analisa Data (SOAP) Soap tanggal 17 Mei 2013 S : Nn. Susi mengatakan nyeri pada kulit yang terluka O : Keadaan Umum: sedang, kesadaran: Compos mentis, TD: 130/90 mmHg, Nadi: 84x /menit, Pernafasan: 20x /menit, suhu 36,8 o C, mata: sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, wajah: tidak ada edema, leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid A : Steven Johnson Syndrome P : - Memberitahukan kepada pasien bahwa kondisi pasien sedang dalam perawatan yg intensif dan akan melakukan terapi injeksi intravena Metronidazole 500cc (infus) Ranitidine 25 mg/ml Tramadol 25 mg/ml (drip infus) - Menyiapkan obat-obat yang akan diinjeksikan dan wadah yg berisi kapas alcohol. - Melakukan injeksi intravena sesuai dengan prosedur
Soap tanggal 20 Mei 2013 S : Nn. Susi merasakan nyeri dan gatal pada kulit O : Keadaan umum: Sedang, kesadaran: Compos Mentis, TD 120/80 mmHg, Nadi: 83x /menit, Pernafasan: 20x /menit, suhu 36,2 o C. Mata: sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid A : Steven Johnson Syndrome P : - Memberitahukan kepada pasien bahwa dokter akan visit untuk melihat perkembangan pasien - Memberitahukan kepada pasien bahwa hari ini akan dilakukan terapi injeksi intravena, seperti : Metronidazole 500cc (infus) Ranitidine 25 mg/ml Page 17 of 19 Tramadol 25 mg/ml (drip infus) - Menyiapkan obat-obat yang akan diinjeksikan dan wadah yg berisi kapas alcohol. - Melakukan injeksi intravena sesuai dengan prosedur
Soap tanggal 21 Mei 2013 S : Nn. Susi mengatakan kondisinya saat ini membaik dan dokter menginstruksikan sudah boleh pulang tetapi dengan kontrol ulang rutin O : Keadaan umum: baik, kesadaran: compos mentis, TD: 120/70 mmHg, Nadi: 82x /menit, pernafasan 20x /menit, suhu: 36,4 o C, mata: sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, wajah tidak edema, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, luka pada kulit mengering A : Steven Johnson Syndrome P : - Memberitahukan kepada pasien bahwa kondisi pasien saat ini sudah membaik dan dibolehkan pulang oleh dokter - Memberitahukan jg bahwa pasien akan di up infus - Menyiapkan alat-alat yg diperlukan - Up infus sesuai prosedur
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yangterdiri dari eropsi kulit, kelainan mukosa dan konjungtivitis dengan keadaanumum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupaeritema, vesikel/bula dapat disertai purpura. Penyebab dari penyakit SSJ inibelum diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor yang dapat dianggapsebagai penyebab infeksi virus, jamu, bakteri, obat, makanan, dan lain-lain.sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa kelainan kulit, kelainanselaput lendir, kelainan mukosa, kelainan mata. Adapun diagnosanya berupagangguan integritas kulit, gangguan nutrisi, gangguan nyaman, gangguanintoleransi aktivitas, gangguan persepsi sensori.
4.2 Saran Dalam pembuatan makalah ini kelompok menyadari masihminimnya bahan yang kelompok gunakan untuk menyusun makalah ini.Untuk itu kelompok menyarankan supaya ada pihak lain dapat membahasmasalah ini lebih mendalam mengenai masalah ini. Dan tentunya bagiperawat yang melakukan asuhan keperawatan diharapkan harus menganalisakeadaan pasien dengan baik dan tepat.
Page 19 of 19
DAFTAR PUSTAKA Adithan C.Stevens-Johnson Syndrome. In: Drug Alert. Volume 2. Issue 1.Departement of Pharmacology. JIPMER. India. 2006. Access on: June 3,2007. Available at: www.jipmer.edu Allanore, Valeyrie., Roujeau, Jean-Claude. (2002). Epidermal Necrolysis (steven Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis. InWolff,Klaus.,Goldsmith,Lowell A.,Katz,Stephen I., Gilchrest,Barbara A.,Paller, amy S., Leffell,David J.Fitzpatricks Dermatology in generalmedicine (7thed.) Corwin, Elizabeth. J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. Davis, Mark D., Rogers, Roy S., Pittelkow, Mark R. (2002).Recurrent Erythema Multiforme/Stevens- Johnson Syndrome. Arch Dermatol vol.138 Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC. Ghislain, Pierre-Dominique.,(2002).Treatment of sveredrugreaction:Steven Johnson Syndrome, Toxic Epidermal Necrolysis and Hypersensitivitysyndro me. Dermatology online journal. , Vol 8 (1):5 Hamzah, Mochtar. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI. Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3rd edition. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia. Jakarta. 2002. p:139-142 Ilyas, S. SindromSteven Johnson. In Ilmu Penyakit Mata. 3rd edition. FakultasKedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2004. Hal 135-136. Siregar, R.S.Sindrom Stevens Johnson. In : Saripati Penyakit Kulit. 2nd edition.EGC. Jakarta. 2004. hal 141-142.