Anda di halaman 1dari 106

KARAKTERISTIK PENDERITA PERDARAHAN ANTEPARTUM YANG

DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH


MEDAN TAHUN 2004-2008




SKRIPSI




Oleh :




ERNAWATI GULTOM
NIM. 051000052





















FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
KARAKTERISTIK PENDERITA PERDARAHAN ANTEPARTUM YANG
DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2004-2008





SKRIPSI





Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan masyarakat





Oleh :




ERNAWATI GULTOM
NIM. 051000052











FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
ABSTRAK

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu yang disebabkan plasenta previa, solusio plasenta, dan penyebab lain.
Insidens plasenta previa dan solusio plasenta di Indonesia masing-masing 0,5% dan
2%. Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum
sebanyak 85 kasus selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008, dilakukan
penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 85 data
penderita (total sampling). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan uji chi-
square, Exact Fisher, t, dan Kruskal-Wallis
Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan
data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x +
28,4. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun 81,2%, suku Batak
84,7%, agama Kristen Protestan 64,7%, pekerjaan ibu rumah tangga 52,9%, dan
daerah asal kota Medan 89,4%. Proporsi mediko obstetri tertinggi : paritas nullipara
34,2%, usia kehamilan >28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa
92,9%, ada riwayat kehamilan/persalinan jelek 25,9% yaitu seksio cesarea 50,0%.
Proporsi gejala objektif tertinggi : kadar Hb <11 gr% 36,5%, anemia ringan 96,8%,
tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan diastolik normal 49,4%, tinggi fundus uteri
normal 83,5%, dan denyut jantung janin normal 98,8%. Proporsi status rawatan
tertinggi : rujukan 71,8% yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, penatalaksanaan
medis aktif 77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan keadaan ibu sewaktu pulang
sembuh 84,7%. Lama rawatan rata-rata ibu 5,79 hari (6 hari). Tidak ada perbedaan
yang bermakna proporsi penatalaksanaanan medis berdasarkan penyebab
perdarahan. (p=0,580); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab
perdarahan (p=0,733); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan
medis (p=0,058). Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan
secara bermakna lebih lama daripada sembuh dan atas permintaan sendiri
(F=4,765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50 hari).
Diharapkan dokter dan perawat lebih memberikan informasi kepada ibu
hamil mengenai penyakit dan komplikasi kehamilan dan bagian rekam medik
melengkapi pencatatan pada kartu status serta ibu yang mempunyai faktor-faktor
resiko agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya secara teratur.

Kata Kunci : Perdarahan Antepartum, Karakteristik Penderita








Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
ABSTRACT

Antepartum bleeding is bleeding happened after pregnancy 28 weeks which
caused by previa placenta, solutio placenta, and other causes. Incidence rate of
previa placenta and solutio placenta each 0,5% and 2%. In Elisabeth Hospital
Medan there is 85 cases of antepartum bleeding.
In order to know characteristics of antepartum bleeding patients who are
hospitalized in Elisabeth Hospital Medan, descriptive study has been done by using
case series design. The population and sample were 85 data patients (total sampling).
Data was analized descriptively by using test of chi-square, Fishers Exact, t, and
Kruskal-Wallis.
Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of antepartum
bleeding cases as it shows by the formula y = -3,8x + 28,4. Socio-demographically,
the highest proportion: age 20-35 years 81,2%, Batak ethnic 84,7%, Christian
64,7%, house-keeper 52,9%, dan reside in Medan 89,4%. Medico obstetric, the
highest proportion:nullipara 34,2%, age pregnancy >28 weeks 82,4%, caused
bleeding is previa placenta 92,9%, there is bad obstetric history 25,9%, the type of
bad obstetry history is sectio cesarea 50,0%. Objective symptomp, the highest
proportion:Hb not normal 36,5%, soft anemic 96,8%, systolic blood pressure is low
58,8% and diastolic blood pressure is normal 49,4%, high of uteri fundus is normal
83,5%, and heart beat of foetus is normal 98,8%. Status of treatment, the highest
proportion:revocation 71,8%, type of revocation is docter of specialist obstetric and
ginocology 90,2%, medical act is active 77,6%, condition of babys born is life
95,5%, and condition of mother when go home is cure 84,7%. Average length of stay
5,79 days (6 days). There is no significant differences proportion of medical act and
caused bleeding (p=0,580); average length of stay and caused bleeding (p=0,733);
average length of stay and medical act (p=0058).Average length of stay who clinical
recovery and outpatient is longer than cure and discharged of self request (F=4,765;
p=0,030; 7,67 days vs 5,68 days vs 3,50 days).
To docters and nurses more give information to pregnant mothers about
sickness and complication of pregnancy and medical record to pay more attention to
those patients who are suffering from antepartum bleeding by collecting more detail
information, and also to mothers who had risk factors in order to conscientious and
always take care her pregnancy regularly.

Key words : Antepartum bleeding, Characteristics of patient









Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ernawati Gultom
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 9 Juni 1987
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Bersaudara : 6 orang
Alamat Rumah : Jl. Bandar II No.1 Rt 006 Rw 06 Kel, Rawa Badak
Selatan, Kec. Koja, Jakarta Utara
Riwayat Pendidikan :
1. 1993-1999 : SD Tabita Jakarta
2. 1999-2002 : SLTP Negeri 30 Jakarta
3. 2002-2005 : SMA Negeri 13 Jakarta
4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan












Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus, skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua
tercinta, papaku L. Gultom dan mamaku L. Manurung, yang telah membesarkan
penulis dengan penuh kasih sayang, berkorban materi maupun memberikan dorongan
secara moril dan spiritual, dan selalu memberi semangat maupun motivasi bagi
penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof.
dr.Nerseri Barus, MPH selaku dosen pembimbing I, Bapak Drs. Jemadi, M.Kes
selaku dosen pembimbing II, Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku dosen pembanding I,
dan juga kepada Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku dosen pembanding II yang
memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, untuk itu penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku kepala Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik.
4. Bapak Direktur Balai Pelayanan Kesehatan RS Santa Elisabeth Medan, Suster
Kepala Bagian Rekam Medik beserta seluruh pegawai di bagian rekam medik RS
Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan izin dan bantuan dalam
pelaksanaan penelitian.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan pengajaran selama penulis mengikuti
proses perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
dan seluruh pegawai serta staff yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Guru-guru penulis dari SD sampai SMA yang telah mendidik dan mengajar
penulis sehingga bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
7. Abang dan adik-adik penulis (BRisman, Riyanto, Tika, Siska, dan Eri) buat doa,
motivasi, dan kasih sayangnya, serta sanak keluarga yang telah memberikan
bantuan secara moril maupun materi kepada penulis selama mengikuti pendidikan
di FKM USU dan penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat penulis (Arden Jaya, Rilma, Herty, Lisa, Melfa, Nduma, Fourgel,
Vida, dll), teman-teman peminatan Epidemiologi, dan rekan-rekan mahasiswa
FKM USU angkatan 2005 buat kebersamaannya selama mengikuti pendidikan di
FKM USU.
9. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tak Ada Gading yang Tak Retak. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Medan, Juli 2009
Penulis

Ernawati Gultom























Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR ISI



Halaman Persetujuan .............................................................................................. i
Abstrak...................................................................................................................... ii
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................. iv
Kata Pengantar ....................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................. viii
Daftar Tabel............................................................................................................. xii
Daftar Gambar........................................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.3.1. Tujuan Umum............................................................................ 5
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 7
2.1. Defenisi .................................................................................................. 7
2.2. Klasifikasi ............................................................................................. 8
2.2.1. Plasenta Previa ........................................................................... 8
2.2.2. Solusio Plasenta ......................................................................... 9
2.2.3. Perdarahan yang Belum Jelas Sumbernya ................................. 10
2.3. Epidemiologi .......................................................................................... 11
2.3.1. Distribusi Frekuensi ................................................................... 11
2.3.2. Faktor Determinan ..................................................................... 12
2.4. Gambaran Klinis .................................................................................... 16
2.5. Diagnosis................................................................................................ 17
2.5.1. Anamnesis.................................................................................. 17
2.5.2. Inspeksi ...................................................................................... 18
2.5.3. Pemeriksaan Fisik Ibu................................................................ 18
2.5.4. Palpasi Abdomen ....................................................................... 18
2.5.5. Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ) ..................................... 18
2.5.6. Pemeriksaan Inspekulo .............................................................. 19
2.5.7. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung ............................... 19
2.5.8. Penentuan Letak Plasenta Secara Langsung .............................. 19
2.6. Pencegahan............................................................................................. 19
2.6.1. Pencegahan Primer..................................................................... 19
2.6.2. Pencegahan Sekunder ................................................................ 21
2.6.3. Pencegahan Tersier .................................................................... 24


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 3 KERANGKA KONSEP ............................................................................. 25
3.1. Kerangka Konsep................................................................................... 25
3.2. Defenisi Operasional.............................................................................. 26

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................... 32
4.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 32
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 32
4.2.1. Lokasi Penelitian........................................................................ 32
4.2.2. Waktu Penelitian........................................................................ 32
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 32
4.3.1. Populasi Penelitian..................................................................... 32
4.3.2. Sampel Penelitian....................................................................... 33
4.4. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 33
4.5. Pengolahan dan Analisa Data................................................................. 33

BAB 5 HASIL PENELITIAN................................................................................. 34
5.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan......................................... 34
5.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan
Tahun ................................................................................................... 36
5.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan
Sosiodemografi .................................................................................... 37
5.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan
Mediko Obstetri ................................................................................... 38
5.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan
Gejala Objektif ..................................................................................... 40
5.6. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan
Status Rawatan..................................................................................... 42
5.7. Lama Rawatan Rata-rata Bayi Penderita Perdarahan
Antepartum........................................................................................... 43
5.8. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan
Antepatum ........................................................................................... 43
5.9. Analisa Statistik ................................................................................... 44
5.9.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan .............................. 44
5.9.2. Keadaan Janin Berdasarkan Penyebab Perdarahan.................. 45
5.9.3. Penatalaksanaanan Medis Berdasarkan Penyebab
Perdarahan................................................................................ 45
5.9.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu
Sewaktu Pulang........................................................................ 46
5.9.5. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab
Perdarahan................................................................................ 47
5.9.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis ........................................................... 48
5.9.7. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan
Ibu Sewaktu Pulang ................................................................. 48

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 6 PEMBAHASAN........................................................................................... 50
6.1. Distribusi dan Trend Kunjungan Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Data Tahun 2004-2008................................. 50
6.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Sosiodemografi ..................................................................................... 51
6.2.1. Umur ........................................................................................... 51
6.2.2. Suku ............................................................................................ 52
6.2.3. Agama ......................................................................................... 53
6.2.4. Pekerjaan..................................................................................... 54
6.2.5. Daerah Asal................................................................................. 55
6.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Mediko Obstetri .................................................................................... 57
6.3.1. Paritas.......................................................................................... 57
6.3.2. Usia Kehamilan........................................................................... 58
6.3.3. Penyebab Perdarahan .................................................................. 59
6.3.4. Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek.......................................... 60
6.3.5. Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek................................. 61
6.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Gejala Objektif ...................................................................................... 62
6.4.1. Kadar Hb..................................................................................... 62
6.4.2. Anemia........................................................................................ 63
6.4.3. Tekanan Darah Sistolik............................................................... 64
6.4.4. Tekanan Darah Diastolik............................................................. 65
6.4.5. Tinggi Fundus Uteri .................................................................... 66
6.4.6. Denyut Jantung Janin.................................................................. 67
6.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Status Rawatan...................................................................................... 68
6.5.1. Asal Kedatangan ......................................................................... 68
6.5.2. Jenis Rujukan .............................................................................. 69
6.5.3. Penatalaksanaan Medis ............................................................... 70
6.5.4. Keadaan Bayi Lahir..................................................................... 71
6.5.5. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ..................................................... 73
6.6. Lama Rawatan rata-rata Ibu.................................................................. 74
6.7. Analisa Statistik .................................................................................... 75
6.7.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan ............................... 75
6.7.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab
Perdarahan................................................................................. 76
6.7.3. Penatalaksanaa Medis Berdasarkan Keadaan Ibu
Sewaktu Pulang......................................................................... 77
6.7.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab
Perdarahan................................................................................. 79
6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis ............................................................. 80
6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang......................................................................... 81
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 83
7.1. Kesimpulan ........................................................................................... 83
7.2. Saran...................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Data
Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Statistik
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian



































Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR TABEL


Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth MedanTahun 2004-2008 ............................................. 36

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................... 37

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Mediko Obstetri yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................... 39

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Gejala Objektif yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................... 41

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Status Rawatan yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008................................... 42

Tabel 5.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan
Antepartum yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 44

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penyebab
Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 44

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan
Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................ 45

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan
Keadaan Ibu Sewaktu Pulang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............................................ 46

Tabel 5.10. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab
Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 47

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penatalaksanaan
Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008...................................................................... 48

Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu
Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................................... 49






































Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR GAMBAR


Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Data Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan.............................................................................. 50

Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 51

Gambar 6.3. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 52

Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 54

Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 55

Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Daerah Asal yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............ 56

Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Paritas yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 57

Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Usia Kehamilan yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-
2008................................................................................................. 58

Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 59

Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Riwayat Kehamilan/Persalinan
Jelek yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008................................................................ 60
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Jenis Riwayat
Kehamilan/Persalinan Jelek yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008............................. 61

Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Kadar Hb yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 62

Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Anemia yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 63

Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 64

Gambar 6.15. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 65

Gambar 6.16. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum yang Dirawat Inap Berdasarkan Tinggi Fundus
Uteri di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-
2008................................................................................................. 66

Gambar 6.17. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Denyut Jantung Janin yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 67

Gambar 6.18. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Asal Kedatangan yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-
2008................................................................................................. 68

Gambar 6.19. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Jenis Rujukan yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ............ 69




Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.20. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 70

Gambar 6.21. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Keadaan Bayi Lahir yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 72

Gambar 6.22. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan
Antepartum Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ............................................................................ 73

Gambar 6.23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan
Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ...................................... 75

Gambar 6.24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis
Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................ 76

Gambar 6.25. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan medis Berdasarkan
Keadaan Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008............................. 78

Gambar 6.26. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab
Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................................ 79

Gambar 6.27. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan
Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008................................................................ 80

Gambar 6.28. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu
Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 ................................................ 81







Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas sumber
daya manusia. Pencapaian kualitas sumber daya manusia sejak dini sangat
berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, maupun masa nifas.
1
Salah satu tantangan dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat adalah
masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
2
AKI merupakan salah satu
parameter kemampuan suatu negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.
3

Menurut World Health Organization (2007), pada tahun 2005 AKI di dunia
400 per 100.000 kelahiran hidup, negara maju AKI 9 per 100.000 kelahiran hidup,
dan negara berkembang 450 per 100.000 kelahiran hidup. Di Afrika AKI 820 per
100.000 kelahiran hidup, Asia 330 per 100.000 kelahiran hidup, Amerika Latin dan
Karibia 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan Oceania 430 per 100.000 kelahiran
hidup.
4
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 AKI di
Indonesia 420 per 100.000 kelahiran hidup, 390 per 100.000 kelahiran hidup tahun
1994 dan 373 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1995.
5

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKI di
Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun
atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
persalinan dan nifas. Dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, AKI di
Indonesia adalah tertinggi. Dapat dilihat pada tahun 2002 AKI di Thailand 44 per
100.000 kelahiran hidup, di Brunai 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan di Myanmar
255 per 100.000 kelahiran hidup.
6
Di Sumatera Utara pada tahun 2002 AKI 360 per 100.000 kelahiran hidup,
tahun 2003 AKI 345 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 AKI 330 per 100.000
kelahiran hidup dan tahun 2005 AKI 315 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini
menunjukkan AKI cenderung menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang
ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 150 per 100.000
kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya
diperkirakan target tersebut di masa mendatang tidak tercapai.
1
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2002 bahwa pada tahun
2000 AKI 172 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2001 AKI 165 per 100.000
kelahiran hidup dan tahun 2002 AKI juga sebesar 165 per 100.000 kelahiran hidup.
7
Kematian ibu hamil dapat terjadi dengan tiga peristiwa dalam satu rangkaian,
yaitu seorang wanita hamil, menderita komplikasi obstetrik, dan komplikasi tersebut
menyebabkan kematian.
8
Tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh trias klasik,
yaitu perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan infeksi yang merupakan penyebab
kematian obstetrik secara langsung dimana penyebab yang paling banyak adalah
perdarahan.
9
Menurut SKRT 2001, proporsi penyebab obstetrik langsung 90%,
sebagian besar disebabkan oleh perdarahan dengan proporsi 28%, eklamsia 24%, dan
infeksi 11%.
10

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Kasus perdarahan sebagai sebab utama kematian maternal dapat terjadi pada
masa kehamilan, persalinan, dan pada masa nifas.
11
Perdarahan pada kehamilan harus
selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada masa kehamilan
muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut
perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua
adalah 28 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus.
12
Penyebab
perdarahan antepartum antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan
yang belum jelas sumbernya.
12,13
Di RSU Palembang dilaporkan 429 kasus perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa dari 14.765 persalinan (proporsi 2,9%) selama tahun
1986-1990.

Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa di RSU
Banda Aceh tahun 1990 dilaporkan 11 kasus dari 655 persalinan (proporsi 1,7%),
sedangkan yang disebabkan oleh solusio plasenta dilaporkan 2 kasus dari 655
persalinan (proporsi 0,3%).
14

Perdarahan antepartum akibat solusio plasenta di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta pada tahun 2001-2003 tercatat sebanyak 32 kasus dari 4.878 persalinan
(proporsi 0,65%) atau 1 kasus tiap 154 persalinan.
7
Di RSUD Arifin Achmad Pekan
Baru pada tahun 2002-2006 tercatat sebanyak 33 kasus dari 12.709 persalinan
(proporsi 0,26%).
15
Menurut penelitian ME Simbolon (2004) di RS Santa Elisabeth Medan selama
kurun waktu 1999-2003. Pada tahun 1999 sebanyak 21 kasus, tahun 2000 sebanyak
28 kasus, tahun 2001 sebanyak 34 kasus, tahun 2002 sebanyak 18 kasus, dan tahun
2003 sebanyak 15 kasus. Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
previa tercatat 90 kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 77,6%),
sedangkan perdarahan antepartum yang disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 17
kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 14,7%).
16

Di RS Dr. Pirngadi Medan selama kurun waktu 2001-2004, FR Bangun
menemukan 126 kasus perdarahan antepartum dari 5040 persalinan (proporsi 2,5%).
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tercatat 96 kasus dari
126 kasus perdarahan antepartum (proporsi 76,2%), sedangkan perdarahan yang
disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 25 kasus dari 126 kasus perdarahan
antepartum (proporsi 19,8%).
17

Pada survei pendahuluan yang telah dilakukan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan terdapat kasus perdarahan antepartum sebanyak 77 kasus selama
tahun 2004-2008. Pada tahun 2004 sebanyak 18 kasus, tahun 2005 sebanyak 34
kasus, tahun 2006 sebanyak 10 kasus, tahun 2007 sebanyak 14 kasus, dan tahun 2008
sebanyak 9 kasus.
Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita perdarahan antepartum
berdasarkan data tahun 2004-2008.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum
berdasarkan sosiodemografi (umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
daerah asal).
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum
berdasarkan mediko obstetri (paritas, keluhan, usia kehamilan, penyebab
perdarahan, dan riwayat kehamilan/persalinan jelek)
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum
berdasarkan gejala objektif (kadar Hb, tekanan darah, tinggi fundus uteri,
keadaan uterus, denyut jantung janin)
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum
berdasarkan status rawatan (asal rujukan, penatalaksanaan medis, keadaan
janin, keadaan bayi, keadaan bayi sewaktu pulang, keadaan ibu sewaktu
pulang).
f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata bayi penderita perdarahan
antepartum.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan
antepartum.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan penyebab
perdarahan.
i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan janin berdasarkan penyebab
perdarahan.
j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan
penyebab perdarahan.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan
keadaan ibu sewaktu pulang.
l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab
perdarahan.
m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan
medis.
n. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu
pulang.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tentang karakteristik penderita perdarahan antepartum.
1.4.2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang perdarahan antepartum
dan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang dapat dijadikan sebagai
referensi untuk penelitian yang akan datang.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28
minggu.
12,18
Karena perdarahan antepartum terjadi pada kehamilan di atas 28 minggu
maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga.
19
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada trimester ketiga, akan
tetapi tidak jarang juga terjadi sebelum kehamilan 28 minggu karena sejak itu segmen
bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah
tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen
bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah
terjadi perdarahan.
12
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta. Hal ini disebabkan perdarahan yang bersumber pada kelainan plasenta
biasanya lebih banyak, sehingga dapat mengganggu sirkulasi O
2
dan CO
2
serta nutrisi
dari ibu kepada janin. Sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan
plasenta seperti kelainan serviks biasanya relatif tidak berbahaya. Oleh karena itu,
pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal
itu bersumber pada kelainan plasenta.
11,12

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.2. Klasifikasi
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta yang secara
klinis biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannya adalah plasenta previa dan
solusio plasenta. Oleh karena itu, klasifikasi klinis perdarahan antepartum dibagi
sebagai berikut :
12
2.2.1. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
12,19,20
Klasifikasi plasenta previa dibuat atas dasar hubungannya dengan ostium uteri
internum pada waktu diadakan pemeriksaan. Dalam hal ini dikenal empat macam
plasenta previa, yaitu :
a. Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internum) tertutup oleh plasenta.
b. Plasenta previa lateralis, apabila hanya sebagian dari jalan lahir (ostium uteri
internum) tertutup oleh plasenta.
c. Plasenta previa marginalis, apabila tepi plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal).
d. Plasenta letak rendah, apabila plasenta mengadakan implantasi pada segmen
bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan
sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
21,22

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Penentuan macamnya plasenta previa tergantung pada besarnya pembukaan
jalan lahir. Misalnya plasenta previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi
plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm. Begitu juga plasenta previa totalis
pada pembukaan 3 cm dapat menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm. Maka
penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan keterangan mengenai
besarnya pembukaan, misalnya plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm.
20
2.2.2. Solusio Plasenta
Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae, abruptio plasentae,
accidental haemorrhage dan premature separation of the normally implanted
placenta.
19

Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
12,19
Berdasarkan gejala klinik dan luasnya plasenta yang lepas, maka solusio
plasenta dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :
a. Solusio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas kurang dari 1/4 bagian, perut ibu masih lemas dan
bagian janin mudah teraba, janin masih hidup, tanda persalinan belum ada,
jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml, terjadi perdarahan
pervaginam berwarna kehitam-hitaman.
b. Solusio plasenta sedang
Luas plasenta yang terlepas lebih dari 1/4 bagian tetapi belum sampai 2/3
bagian, perut ibu mulai tegang dan bagian janin sulit diraba, jumlah darah
yang keluar lebih banyak dari 250 ml tapi belum mencapai 1000 ml, ibu
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
mungkin telah jatuh ke dalam syok, janin dalam keadaan gawat, tanda-tanda
persalinan biasanya telah ada dan dapat berlangsung cepat sekitar 2 jam.
c. Solusio plasenta berat
Luas plasenta yang terlepas telah mencapai 2/3 bagian atau lebih, uterus
sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri, serta bagian janin sulit diraba,
ibu telah jatuh ke dalam syok dan janin telah meninggal, jumlah darah yang
keluar telah mencapai 1000 ml lebih, terjadi gangguan pembekuan darah dan
kelainan ginjal. Pada dasarnya disebabkan oleh hipovolemi dan penyempitan
pembuluh darah ginjal.
23,24
2.2.3. Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya
12
Perdarahan anterpartum yang belum jelas sumbernya terdiri dari :
a. Pecahnya sinus marginalis
Sinus marginalis adalah tempat penampungan sementara darah
retroplasenter.
21
Perdarahan ini terjadi menjelang persalinan, jumlahnya tidak
terlalu banyak, tidak membahayakan janin dan ibunya, karena persalinan akan
segera berlangsung. Perdarahan ini sulit diduga asalnya dan baru diketahui
setelah plasenta lahir.
3
Pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit
dan menjelang pembukaan lengkap yang perlu dipikirkan kemungkinan
perdarahan karena sinus marginalis pecah.
18
b. Pecahnya vasa previa
Perdarahan yang terjadi segera setelah ketuban pecah, karena pecahnya
pembuluh darah yang berasal dari insersio vilamentosa (keadaan tali pusat
berinsersi dalam ketuban).
21,25
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.3. Epidemiologi
2.3.1. Distribusi Frekuensi
Perdarahan antepartum terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan, yang terdiri
dari plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.
9
Seperti yang dikutip oleh D.Anurogo, Insidence Rate (IR) plasenta previa di
Amerika Serikat terjadi pada 0,3-0,5% dari semua kelahiran.
26
Menurut FG
Cuningham di Amerika Serikat (1994) ditemukan IR perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa 0,3% atau 1 dari setiap 260 persalinan.
27
Di Indonesia, plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan
(IR 0,5%).
28
Menurut penelitian HR Soedarto di RSU Uli Banjarmasin tahun 1998-
2001 tercatat proporsi plasenta previa 82,9% atau 92 kasus dari 111 perdarahan
antepartum.
29
Di RS Santa Elisabeth Medan (1999-2003), ME Simbolon menemukan
90 kasus plasenta previa dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 77,6%)
dengan kematian perinatal 4,4%.
16
Perdarahan antepartum yang diakibatkan solusio plasenta di Indonesia terjadi
kira-kira 1 diantara 50 persalinan (IR 2%).
12
Menurut penelitian Gunawan di RSU
Padang (1997) dalam FR Bangun ditemukan proporsi solusio plasenta 0,48% atau 1
diantara 210 persalinan.
17
Menurut penelitian HR Soedarto di RSU Uli Banjarmasin
tahun 1998-2001 tercatat proporsi solusio plasenta 5,4% atau 6 kasus dari 111
perdarahan antepartum.
29



Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.3.2. Faktor Determinan
a. Umur
Umur yang lebih tua dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan
antepartum.
12,19
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun. Wanita pada umur kurang dari 20 tahun memiliki
resiko yang lebih tinggi untuk mengalami perdarahan antepartum karena alat
reproduksi belum sempurna atau matang untuk hamil. Selain itu, kematangan fisik,
mental dan fungsi sosial dari calon ibu yang belum cukup menimbulkan keragu-
raguan jaminan bagi keselamatan kehamilan yang dialaminya serta perawatan bagi
anak yang dilahirkannya. Sedangkan umur di atas 35 tahun merupakan faktor yang
dapat meningkatkan kejadian perdarahan antepartum karena proses menjadi tua dari
jaringan alat reproduksi dari jalan lahir, cenderung berakibat buruk pada proses
kehamilan dan persalinannya.
12

Perdarahan antepartum lebih banyak pada usia di atas 35 tahun. Wanita yang
berumur 35 tahun atau lebih mempunyai resiko besar untuk terkena dibandingkan
dengan wanita yang lebih muda.
9,18
Di RS Sanglah Denpasar Bali (2001-2002) ditemukan bahwa resiko plasenta
previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar dibandingkan dengan
umur <35 tahun. Peningkatan umur ibu merupakan faktor risiko plasenta previa,
karena sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium menyebabkan
aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
dengan luas permukaan yang lebih besar, untuk mendapatkan aliran darah yang
adekuat.
13

b. Pendidikan
Ibu yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, cenderung memperhatikan
kesehatannya dibandingkan ibu yang tingkat pendidikannya rendah. Dengan
pendidikan yang tinggi, diharapkan ibu mempunyai pengetahuan dan mempunyai
kesadaran mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya, sehingga
timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan
teratur.
30
c. Paritas
Paritas dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu
21,31
:
1) nullipara, yaitu golongan ibu yang belum pernah melahirkan.
2) primipara, yaitu golongan ibu yang pernah melahirkan 1 kali.
3) multipara, yaitu golongan ibu yang pernah melahirkan 2-4 kali.
4) grandemultipara, yaitu golongan ibu yang pernah melahirkan 5 kali.
Frekuensi perdarahan antepartum meningkat dengan bertambahnya paritas.
10,18
Perdarahan antepartum lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi. Wanita
dengan paritas persalinan empat atau lebih mempunyai resiko besar untuk terkena
dibandingkan dengan paritas yang lebih rendah.
9,18

Pada paritas yang tinggi kejadian perdarahan antepartum semakin besar karena
endometrium belum sempat sembuh terutama jika jarak antara kehamilan pendek.
Selain itu kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali
direnggangkan, kehamilan cenderung menimbulkan kelainan letak atau kelainan
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
pertumbuhan plasenta. Akibatnya terjadi persalinan yang disertai perdarahan yang
sanngat berbahaya seperti plasenta previa dan solusio plasenta.
18
Penelitian A.Wardhana dan K.Karkata (2001-2002) di RS Sanglah Denpasar,
Bali menemukan bahwa resiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar
dibandingkan primigravida.
13
Penelitian FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan selama kurun waktu 2001-
2004 dengan desain case series menemukan proporsi paritas kelompok resiko rendah
76,2% atau 96 orang dari 126 penderita perdarahan antepartum, sedangkan pada
kelompok resiko tinggi 23,8% atau 30 orang dari 126 penderita perdarahan
antepartum.
17
d. Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu
Riwayat kehamilan dan persalinan yang dialami oleh seorang ibu juga
merupakan resiko tinggi dalam terjadinya perdarahan antepartum. Cedera dalam alat
kandungan atau jalan lahir dapat ditimbulkan oleh proses kehamilan terdahulu dan
berakibat buruk pada kehamilan yang sedang dialami. Hal ini dapat berupa
keguguran, bekas persalinan berulang dengan jarak pendek, bekas operasi (seksio
cesarea) atau bekas kuretase.
19
Menurut penelitian A.Wardhana dan K.Karkata di RS Sanglah Denpasar, Bali
selama tahun 2001-2002 menemukan bahwa resiko plasenta previa pada wanita
dengan riwayat abortus adalah 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat
abortus.
13


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pasien dengan plasenta previa menghadapi 4-8% resiko terkena plasenta previa
pada kehamilan berikutnya. Kejadian solusio plasenta juga meningkat di kalangan
mereka yang pernah menderita solusio plasenta (rekurensi). Setiap pasien dengan
riwayat solusio plasenta harus dipertimbangkan mempunyai resiko pada setiap
kehamilan berikutnya.
28
e. Kadar Hb
Pada kehamilan anemia relatif terjadi karena volume darah dalam kehamilan
bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
Volume darah tersebut mulai bertambah jelas pada minggu ke-16 dan mencapai
puncaknya pada minggu ke-32 sampai ke-34 yaitu kira-kira 25%. Meskipun ada
peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume
plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi haemoglobin dalam darah menjadi lebih
rendah.
12
Menurut WHO ( 1979 ) kejadian anemia ibu hamil berkisar antara 20% sampai
89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya.
12
Ibu hamil yang menderita
anemia lebih peka terhadap infeksi dan lebih kecil kemungkinan untuk selamat dari
perdarahan atau penyakit lain yang timbul selama hamil dan melahirkan. Saat ibu
mengalami perdarahan banyak, peredaran darah ke plasenta menurun. Hal ini
menyebabkan penerimaan oksigen oleh darah janin berkurang yang pada akhirnya
menyebabkan hipoksia janin.
14



Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
f. Tekanan darah
Hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan atau yang kronik tidak jarang
ditemukan pada wanita hamil. Hipertensi pada kehamilan adalah apabila tekanan
darahnya antara 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Hipertensi dalam kehamilan
merupakan komplikasi kehamilan sebagai salah satu trias klasik yang merupakan
penyebab kematian ibu. Selain itu, pasien dengan penyakit hipertensi kehamilan
memiliki resiko pelepasan plasenta prematur.
32

2.4. Gambaran Klinis
12
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada trimester ketiga atau
setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan
plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya
ialah plasenta previa dan solusio plasenta.
Perdarahan antepartum tanpa rasa nyeri merupakan tanda khas plasenta previa,
apalagi jika disertai tanda-tanda lainnya seperti bagian terbawah janin belum masuk
ke dalam pintu panggul atas atau kelainan letak janin. Karena tanda pertamanya
adalah perdarahan, pada umumnya penderita akan segera datang untuk mendapatkan
pertolongan. Beberapa penderita yang mengalami perdarahan sedikit-sedikit,
mungkin tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena
dianggap sebagai tanda persalinan biasa. Setelah perdarahannya berlangsung banyak,
mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Lainnya halnya dengan solusio plasenta, kejadiannya tidak segera ditandai oleh
perdarahan pervaginam sehingga penderita tidak segera datang untuk mendapatkan
pertolongan. Gejala pertamanya adalah rasa nyeri pada kandungan yang makin lama
makin hebat dan berlangsung terus menerus. Rasa nyeri yang terus-menerus ini sering
kali diabaikan atau dianggap sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Setelah
penderita pingsan karena perdarahan retroplasenter yang banyak, atau setelah tampak
perdarahan pervaginam, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. Pada
keadaan demikian biasanya janin telah meninggal dalam kandungan.
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh sinus marginalis, biasanya tanda
dan gejalanya tidak khas. Vasa previa baru menimbulkan perdarahan setelah
pecahnya selaput ketuban. Perdarahan yang bersumber pada kelainan serviks dan
vagina biasanya dapat diketahui apabila dilakukan pemeriksaan dengan spekulum
yang seksama. Kelainan-kelainan yang mungkin tampak adalah erosio portionis
uteris, carcinoma portionis uteris, polypus cervicis uteri, varices vulva, dan trauma.
2.5. Diagnosis
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama sekali harus dicurigai bahwa hal
itu bersumber dari kelainan plasenta, dengan penyebab utama yaitu plasenta previa
dan solusio plasenta sampai ternyata dugaan itu salah. Diagnosis ditegakkan dengan
adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan
12
:
2.5.1. Anamnesis
Plasenta Previa
a. Perdarahan pervaginam yang tanpa nyeri.
b. Warna darah merah terang.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Solusio Plasenta
a. Perdarahan pervaginam disertai sakit terus-menerus.
b. Warna darah merah gelap disertai bekuan-bekuan darah.
19

2.5.2. Inspeksi
a. Perdarahan yang keluar pervaginam.
b. Pada perdarahan yang banyak ibu tampak anemia.
2.5.3. Pemeriksaan fisik ibu
a. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok.
b. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.
c. Pada pemeriksaan dapat dijumpai tekanan darah, nadi, dan perdarahan.
18

2.5.4. Palpasi Abdomen
Plasenta Previa
a. Tinggi Fundus Uteri (TFU) masih normal
b. Uterus teraba lunak dan lembut
c. Bagian janin mudah diraba
Solusio Plasenta
a. TFU tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.
b. Uterus teraba tegang dan nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
c. Bagian janin susah diraba karena uterus tegang.
19

2.5.5. Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ)
Plasenta previa : bila keadaan janin masih baik, DJJ mudah didengar
Solusio plasenta : sulit karena uterus tegang.

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.5.6. Pemeriksan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
uterus atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti erosio porsionis uteri,
karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vulva dan trauma.
Apabila perdarahan berasal dari uterus, adanya plasenta previa dan solusio
plasenta harus dicurigai.
2.5.7. Penentuan letak plasenta tidak langsung
Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
radiografi, radioisotop dan ultrasonografi.
2.5.8. Penentuan letak plasenta secara langsung
Untuk menegakkan diagnosa yang tepat maka dilakukan pemeriksaan dalam
yang secara langsung meraba plasenta. Pemeriksaan dalam harus dilakukan di
atas meja operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan operasi
persalinan atau hanya memecahkan ketuban.
12

2.6. Pencegahan
2.6.1. Pencegahan

Primer
Pencegahan primer adalah upaya untuk mempertahankan kondisi orang sehat
agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
Pengawasan antenatal memegang peranan yang sangat penting untuk
mengetahui dan mencegah kasus-kasus dengan perdarahan antepartum. Beberapa
pemeriksaan dan perhatian yang biasa dilakukan pada pengawasan antenatal yang
dapat mengurangi kesulitan yang mungkin terjadi ialah pemeriksaan kehamilan,
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
pengobatan anemia kehamilan, menganjurkan ibu untuk bersalin di rumah sakit atau
di fasilitas kesehatan lainnya, memperhatikan kemungkinan adanya kelainan plasenta
dan mencegah serta mengobati penyakit hipertensi menahun dan preeklamsia.
12
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
memeriksakan kehamilannya paling sedikit 4 kali, dengan jadwal 1 kunjungan pada
trimester pertama, 1 kunjungan pada trimester kedua, dan 2 kunjungan pada trimester
ketiga. Tetapi apabila ada keluhan, sebaiknya petugas kesehatan memberikan
penerangan tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa hamil. Perlu juga
memberikan penerangan tentang pengaturan jarak kehamilan, serta cara mengenali
tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : nyeri perut, perdarahan dalam kehamilan,
odema, sakit kepala terus-menerus, dan sebagainya.
32
Para ibu yang menderita anemia dalam kehamilan akan sangat rentan terhadap
infeksi dan perdarahan. Kematian ibu karena perdarahan juga lebih sering terjadi
pada para ibu yang menderita anemia kehamilan sebelumnya. Anemia dalam
kehamilan, yang pada umumnya disebabkan oleh defisiensi besi, dapat dengan mudah
diobati dengan jalan memberikan preparat besi selama kehamilan. Oleh karena itu,
pengobatan anemia dalam kehamilan tidak boleh diabaikan untuk mencegah kematian
ibu apabila nantinya mengalami perdarahan.
Walaupun rumah sakit yang terdekat letaknya jauh, para ibu hamil yang
dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum hendaknya diusahakan sedapat
mungkin untuk mengawasi kehamilannya dan bersalin di rumah sakit tersebut.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Untuk kehamilan dengan letak janin yang melintang dan sukar diperbaiki atau
bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul pada minggu-minggu terakhir
kehamilan, dapat juga dicurigai kemungkinan adanya plasenta previa.
Preeklamsia dan hipertensi menahun sering kali dihubungkan dengan
terjadinya solusio plasenta. Apabila hal ini benar, diperlukan pencegahan dan
pengobatan secara seksama untuk mengurangi kejadian solusio plasenta.
12

2.6.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah orang yang telah sakit
menjadi semakin parah dan mengusahakan agar sembuh dengan melakukan tindakan
pengobatan yang cepat dan tepat.
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 28 minggu yang lebih banyak dari
perdarahan yang biasa, harus dianggap sebagai perdarahan antepartum. Apapun
penyebabnya, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
untuk transfusi darah dan operasi. Jangan melakukan pemeriksaan dalam di rumah
atau di tempat yang tidak memungkinkan tindakan operatif segera, karena
pemeriksaan itu dapat menambah banyaknya perdarahan.
Pemasangan tampon dalam vagina tidak berguna sama sekali untuk
menghentikan perdarahan, tetapi akan menambah perdarahan karena sentuhan pada
serviks sewaktu pemasangannya.
Perdarahan yang terjadi pertama kali jarang sekali atau boleh dikatakan tidak
pernah menyebabkan kematian, asalkan sebelumnya tidak dilakukan pemeriksaan
dalam. Biasanya masih terdapat cukup waktu untuk mengirimkan penderita ke rumah
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
sakit sebelum terjadi perdarahan berikutnya yang hampir selalu akan lebih banyak
daripada sebelumnya.
Ketika penderita belum jatuh ke dalam syok, infus cairan intravena harus
segera dipasang dan dipertahankan terus sampai tiba di rumah sakit. Memasang jarum
infus ke dalam pembuluh darah sebelum syok akan jauh lebih memudahkan transfusi
darah apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Segera setelah tiba di rumah sakit, usaha pengadaan darah harus segera
dilakukan, walaupun perdarahannya tidak seberapa banyak. Pengambilan contoh
darah penderita untuk pemeriksaan golongan darahnya dan pemeriksaan kecocokan
dengan darah donornya harus segera dilakukan. Dalam keadaan darurat pemeriksaan
seperti itu mungkin terpaksa ditunda karena tidak sempat dilakukan sehingga terpaksa
langsung mentransfusikan darah yang golongannya sama dengan golongan darah
penderita, atau mentransfusikan darah golongan O rhesus positif, dengan penuh
kesadaran akan segala bahayanya.
Pertolongan selanjutnya di rumah sakit tergantung dari paritas, tuanya
kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan ibu, keadaan janin, sudah atau belum
mulainya persalinan dan diagnosis yang ditegakkan.
12
Apabila pemeriksaan baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum
inpartum, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau berat janin masih dibawah 2500
gram, maka kehamilan dapat dipertahankan dan persalinan ditunda sampai janin
dapat hidup di luar kandungan dengan lebih baik lagi. Tindakan medis pada pasien
dilakukan dengan istirahat dan pemberian obat-obatan seperti spasmolitika, progestin,
atau progesteron.
19
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Sebaliknya jika perdarahan yang telah berlangsung atau yang akan berlangsung
dapat membahayakan ibu dan/atau janinnya, kehamilan juga telah mencapai 37
minggu, taksiran berat janin telah mencapai 2500 gram, atau persalinan telah mulai,
maka tindakan medis secara aktif yaitu dengan tindakan persalinan segera harus
ditempuh. Tindakan persalinan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu persalinan
pervaginam dan persalinan perabdominam dengan seksio cesarea.
12,19,20
Pada plasenta previa, persalinan pervaginam dapat dilakukan pada plasenta
letak rendah, plasenta marginalis, atau plasenta previa lateralis anterior (janin dalam
presentasi kepala). Sedangkan persalinan perabdominam dengan seksio cesarea
dilakukan pada plasenta previa totalis, plasenta previa lateralis posterior, dan plasenta
letak rendah dengan janin letak sungsang.
Pada solusio plasenta, dapat dilakukan persalinan perabdominam jika
pembukaan belum lengkap. Jika pembukaan telah lengkap dapat dilakukan persalinan
pervaginam dengan amniotomi (pemecahan selaput ketuban), namun bila dalam 6
jam belum lahir dilakukan seksio cesarea.
19
Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta
dan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga
perdarahan berhenti. Seksio cesarea bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber
perdarahan, dengan demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan dan untuk menghindari perlukaan serviks dari
segmen bawah uterus yang rapuh.
12


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.6.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier meliputi rehabilitasi (pemulihan kesehatan) yang ditujukan
terhadap penderita yang baru pulih dari perdarahan antepartum meliputi rehabilitasi
mental dan sosial, yaitu dengan memberikan dukungan moral bagi penderita agar
tidak berkecil hati, mempunyai semangat untuk terus bertahan hidup dan tidak putus
asa sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna.
22

















Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah :


















Karakteristik Penderita
Perdarahan Antepartum

1. Sosiodemografi
Umur
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Daerah asal
2. Mediko Obstetri
Paritas
Keluhan
Usia kehamilan
Penyebab perdarahan
Riwayat kehamilan/persalinan jelek
3. Gejala objektif
Kadar Hb
Tekanan darah
Tinggi fundus uteri
Keadaan uterus
Denyut jantung janin
4. Status Rawatan
Asal Rujukan
Penatalaksanaan Medis
Keadaan Janin
Keadaan Bayi Lahir
Keadaan Bayi Sewaktu Pulang
Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
5. Lama Rawatan Rata-rata Bayi
6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu








Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1. Penderita Perdarahan Antepartum adalah seluruh penderita yang dinyatakan
menderita perdarahan antepartum berdasarkan diagnosa dokter di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.
3.2.2. Sosiodemografi penderita perdarahan antepartum dibedakan atas :
a. Umur adalah usia penderita perdarahan antepartum sesuai dengan yang
tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas
12
:
1. <20 tahun
2. 20-35 tahun
3. >35 tahun
b. Suku adalah etnik yang melekat pada penderita perdarahan antepartum
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Batak
2. Jawa
3. Melayu
4. Aceh
5. Nias
6. Lain-lain
c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita perdarahan antepartum
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Katolik
4. Hindu
5. Budha
d. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penderita
perdarahan antepartum sesuai dengan yang tercatat pada kartu status,
dikategorikan atas :
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Akademi/Perguruan Tinggi
e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita perdarahan
antepartum sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan
atas :
1. Pegawai Negeri
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Ibu Rumah Tangga
5. Mahasiswa
f. Daerah asal adalah tempat tinggal penderita perdarahan antepartum sesuai
dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Kota Medan
2. Luar kota Medan
3.2.3. Mediko Obstetri dibedakan atas :
a. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh penderita
perdarahan antepartum sebelum kehamilan atau persalinan ini sesuai
dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas
21,28
:
1. Nullipara
2. Primipara
3. Multipara
4. Grandemultipara
b. Keluhan adalah keluhan yang menyebabkan ibu dibawa berobat ke rumah
sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas:
1. Perdarahan Tanpa Nyeri
2. Perdarahan dengan Nyeri
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
c. Usia kehamilan adalah usia kehamilan penderita perdarahan antepartum
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. 28 minggu
2. > 28 minggu
d. Penyebab perdarahan adalah pembagian perdarahan antepartum sesuai
dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Plasenta Previa
2. Solusio Plasenta
3. Penyebab Lain
e. Riwayat kehamilan/persalinan jelek adalah riwayat kehamilan dan
persalinan penderita perdarahan antepartum sebelumnya sesuai dengan
yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Tidak Ada
2. Ada
f. Jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek dikategorikan atas :
1. Abortus
2. Seksio Cesarea
3. Prematur
4. Ekstraksi Vacum
3.2.4. Gejala objektif dibedakan atas :
a. Kadar Hb adalah kadar Hb penderita perdarahan antepartum saat dibawa
ke rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status,
dikategorikan atas
12
:
1. 11 gr% : Tidak Anemia
2. < 11 gr% : Anemia


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
b. Anemia dikategorikan atas
18
:
1. Anemia Ringan : 9-10 gr%
2. Anemia Sedang : 7-8 gr%
3. Anemia Berat : < 7 gr%
c. Tekanan darah adalah tekanan darah penderita perdarahan antepartum saat
dibawa ke rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status,
dikategorikan atas
30
:
Tekanan darah sistolik
1. Rendah : <120 mmHg
2. Normal : 120-140 mmHg
3. Tinggi : >140 mmHg

Tekanan darah diastolik
1. Rendah : <80 mmHg
2. Normal : 80-100 mmHg
3. Tinggi : >100 mmHg
d. Tinggi Fundus Uteri (TFU) adalah keadaan tinggi fundus uteri penderita
perdarahan antepartum saat dibawa ke rumah sakit sesuai dengan yang
tercatat pada kartu status, dikategorikan atas
19
:
1. Normal
2. Lebih tinggi
e. Keadaan uterus adalah keadaan uterus pada waktu diraba saat dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan
atas
19
:
1. Lunak dan lembut
2. Tegang


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
f. Denyut jantung janin adalah keadaan denyut jantung janin saat dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan
atas
19
:
1. Normal
2. Tidak Normal
3.2.5. Status Rawatan dibedakan atas :
a. Asal kedatangan adalah tempat penderita perdarahan antepartum dirawat
sebelum dibawa ke rumah sakit, sesuai dengan yang tercatat pada kartu
status, yang dikategorikan atas :
1. Langsung
2. Rujukan
b. Jenis rujukan dikategorikan atas :
1. Bidan
2. Dokter Spesialis Kandungan
3. Rumah Bersalin
4. Rumah Sakit
c. Penatalaksanaan medis adalah usaha atau tindakan yang dilakukan oleh
dokter terhadap penderita perdarahan antepartum sesuai dengan yang
tercatat pada kartu status, dikategorikan atas
20
:
1. Aktif (pervaginam, seksio cesarea)
2. Pasif (istirahat dan pemberian obat)
d. Keadaan janin adalah kondisi janin yang dikandung oleh penderita
perdarahan antepartum pada waktu masuk rumah sakit sesuai dengan yang
tercatat pada kartu status, dikategorikan atas
24
:
1. Sehat
2. Fetal stres
3. Mati
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
e. Keadaan bayi lahir adalah kondisi bayi setelah dilahirkan penderita
perdarahan antepartum yang dilakukan penatalaksanaan medis secara aktif
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Hidup
2. Meninggal
f. Keadaan bayi sewaktu pulang adalah kondisi bayi penderita perdarahan
antepartum sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat
pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Sehat
2. Meninggal
g. Keadaan ibu sewaktu pulang adalah kondisi penderita perdarahan
antepartum sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat
pada kartu status, dikategorikan atas :
1. Sembuh
2. Pulang Berobat Jalan (PBJ)
3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
3.2.6. Lama rawatan rata-rata bayi adalah jumlah hari rata-rata lama rawatan bayi
penderita perdarahan antepartum sejak dilahirkan sampai keluar rumah sakit
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.
3.2.7. Lama rawatan rata-rata ibu adalah jumlah hari rata-rata lama rawatan
penderita perdarahan antepartum mulai dari hari pertama masuk sampai keluar
rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.



Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif
dengan desain case series.
33

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan
lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa di rumah sakit tersebut
tersedianya data yang dibutuhkan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita perdarahan antepartum tahun 2004-2008.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2009 Juli 2009, dimulai dari
survei pendahuluan, bimbingan proposal, seminar proposal, pengambilan dan
pengolahan data, bimbingan skripsi, dan ujian skripsi.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah data seluruh penderita perdarahan antepartum yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang
berjumlah 85 kasus.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah data seluruh penderita perdarahan
antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008 yang berjumlah 85 kasus (total sampling).

4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status
penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap yang berasal dari bagian rekam
medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008, kemudian dilakukan
pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti.

4.5. Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan komputer
yang menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) lalu
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan uji chi-square, Exact Fisher, t, dan
Kruskal-Wallis serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi,
diagram bar, dan diagram pie.






Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 5
HASIL PENELITIAN



5.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terletak di Jalan H. Misbah No.7 Medan.
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransisikanes Santa
Elisabeth Medan.
5.1.2. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan
persaudaraan sejati pada era globalisasi.
5.1.3. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Meningkatkan derajat kesehatan melalui sumber daya manusia yang
profesional, sarana dan prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan
masyarakat Indonesia.
5.1.4. Pelayanan Medis
Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli
Umum, Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU). Masing-
masing unit dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
UGD sebagai unit pelayanan kegawatdaruratan, dilengkapi dengan ruang
tindakan, ruang resusitasi, ruang bedah, ruang one day care dan fasilitas yang
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
memadai. Poli umum dilayani dokter umum yang melayani pasien rawat jalan non
emergensi dan pemeriksaan kesehatan dari perusahaan.
Poli Spesialis rumah sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan penyakit
urologi, neurologi/saraf, THT, jantung, paru, anak, onkologi, kulit/kelamin, mata,
gigi, bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang tersedia adalah kamar bedah
digestif, thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT, mata, mulut, kebidanan, dan
onkologi. Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi, 2 kamar tindakan untuk bedah
minor, dan 1 kamar ruang pemulihan (recovery room).
5.1.5. Pelayanan Penunjang Medis
Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium,
rontgen, farmasi, fisioterapi, ruang diagnostik, hemodialisa. Laboratorium buka
selama 24 jam. Pemeriksaan di laboratorium dapat dilakukan dengan darurat dan
bukan darurat.
5.1.6. Penunjang Umum
Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,
jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengolahan air limbah,
instalasi gizi dan dapur umum, Central Steril Supply Department (CSSD), teknik
pemeliharaan, kendaraan, dan fasilitas umum lainnya.
34





Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Tahun
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan rincian tahun yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008

No. Tahun f Proporsi (%)
1. 2004 18 21,18
2. 2005 34 40,00
3. 2006 10 11,76
4. 2007 14 16,47
5. 2008 9 10,59
Total 85 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum tertinggi pada tahun 2005 sebesar 40% dan terendah pada tahun 2008
sebesar 10,59%.
Kecenderungan penderita perdarahan antepartum yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun 2004-2008
menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Frekuensi kasus
dari tahun 2004-2008 menurun sebanyak 18-9 = 9 kasus, dengan simpel rasio
penurunan
18
9
= 0,5 kali, serta persentase penurunan sebesar % 50 % 100
18
9 18
=

.



Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008

No. Sosiodemografi f Proporsi (%)
1. Umur
20-35 tahun
>35 tahun

69
16

81,2
18,8
Total 85 100
2. Suku
Batak
Jawa
Melayu
Aceh
Nias
Lain-lain

72
4
1
1
2
5

84,7
4,7
1,2
1,2
2,4
5,9
Total 85 100
3. Agama
Islam
Kristen Protestan
Katolik
Hindu
Budha

7
55
18
2
3

8,2
64,7
21,2
2,4
3,5
Total 85 100
4. Pekerjaan
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa

9
20
10
45
1

10,6
23,5
11,8
52,9
1,2
Total 85 100
5. Daerah Asal
Kota Medan
Luar kota Medan

76
9

89,4
10,6
Total 85 100

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa karakteristik berdasarkan
sosiodemografi yaitu proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun
81,2% dan terendah pada kelompok umur >35 tahun 18,8%.
Berdasarkan suku, proporsi tertinggi adalah suku Batak 84,7% dan terendah
suku Melayu dan Aceh masing-masing 1,2%. Berdasarkan agama, proporsi tertinggi
adalah agama Kristen Protestan 64,7% dan terendah agama Hindu 2,4%.
Berdasarkan pekerjaan penderita, proporsi tertinggi adalah ibu rumah tangga
52,9% dan terendah mahasiswa 1,2%. Berdasarkan daerah asal penderita, proporsi
tertinggi berasal dari kota Medan yaitu 89,4%. Berdasarkan pendidikan tidak dapat
didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.

5.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Mediko Obstetri
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.








Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Mediko Obstetri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008

No. Mediko Obstetri f Proporsi (%)
1. Paritas
Nullipara
Primipara
Multipara

29
28
28

34,2
32,9
32,9
Total 85 100
2. Usia kehamilan
28 minggu
> 28 minggu

15
70

17,6
82,4
Total 85 100
3. Penyebab perdarahan
Plasenta Previa
Solusio Plasenta
Penyebab lain

79
5
1

92,9
5,9
1,2
Total 85 100
4. Riwayat kehamilan/persalinan jelek
Tidak Ada
Ada

63
22

74,1
25,9
Total 85 100
5. Jenis riwayat kehamilan/persalinan
jelek (N=22)
Abortus
Seksio Cesarea
Prematur
Ekstraksi Vacum


9
11
1
3


40,9
50,0
4,5
13,6

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa berdasarkan mediko obstetri yaitu
proporsi paritas tertinggi adalah nullipara 34,2% dan relatif sama dengan primipara
dan multipara masing-masing 32,9%. Berdasarkan usia kehamilan, proporsi tertinggi
adalah >28 minggu 82,4%.



Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan penyebab perdarahan, proporsi tertinggi adalah plasenta previa
92,9% dan terendah penyebab lain 1,2%. Berdasarkan riwayat kehamilan/persalinan
jelek, proporsi tertinggi adalah tidak ada riwayat kehamilan /persalinan jelek 74,1%.
Berdasarkan jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek, proporsi tertinggi
adalah seksio cesarea 50,0% dan terendah prematur 4,5%. Berdasarkan keluhan tidak
dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.

5.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Gejala Objektif
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gejala objektif yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.











Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Gejala Objektif yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

No. Gejala Objektif f Proporsi (%)
1. Kadar Hb
11 gr%
<11 gr%

54
31

63,5
36,5
Total 85 100
2. Anemia
Anemia ringan
Anemia sedang
Anemia berat

30
1
0

96,8
3,2
0
Total 31 100
Tekanan darah
TDS
Rendah
Normal
Tinggi


50
31
4


58,8
36,5
4,7
Total 85 100
TDD
Rendah
Normal
Tinggi

41
42
2

48,2
49,4
2,4
3.
Total 85 100
4. Tinggi fundus uteri
Normal
Lebih tinggi
Tidak Tercatat

71
5
9

83,5
5,9
10,6
Total 85 100
5. Denyut jantung janin
Normal
Tidak normal

84
1

98,8
1,2
Total 85 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa berdasarkan gejala objektif yaitu
proporsi kadar Hb tertinggi adalah normal 63,5%. Berdasarkan tingkat anemia,
proporsi tertinggi adalah anemia ringan 96,8% dan terendah adalah anemia berat 0%.
Berdasarkan tekanan darah sistolik, proporsi tertinggi adalah rendah 58,8% dan
terendah adalah tinggi 4,7%. Berdasarkan tekanan darah diastolik, proporsi tertinggi
adalah normal 49,4% dan terendah adalah tinggi 2,4%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tinggi fundus uteri, proporsi tertinggi adalah normal 83,5%, lebih
tinggi 5,9%, dan tinggi fundus uteri yang tidak tercatat 10,6%. Berdasarkan denyut
jantung janin, proporsi tertinggi adalah normal 98,8%. Berdasarkan keadaan uterus
tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.

5.6. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Status Rawatan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan status rawatan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Status Rawatan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

No. Status Rawatan f Proporsi (%)
1. Asal Kedatangan
Langsung
Rujukan

24
61

28,2
71,8
Total 85 100
2. Jenis Rujukan
Bidan
Dokter spesialis kandungan
Rumah Sakit
Rumah Bersalin

2
55
1
3

3,3
90,2
1,6
4,9
Total 61 100
3. Penatalaksanaan Medis
Aktif
Pasif

66
19

77,6
22,4
Total 85 100
4. Keadaan Bayi Lahir
Hidup
Meninggal

63
3

95,5
4,5
Total 66 100
5. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Sembuh
PBJ
PAPS

72
9
4

84,7
10,6
4,7
Total 85 100
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa berdasarkan status rawatan yaitu
proporsi asal kedatangan tertinggi adalah rujukan 71,8%. Berdasarkan jenis rujukan,
proporsi tertinggi adalah dokter spesialis kandungan 90,2% dan terendah adalah
rumah sakit 1,6%.
Berdasarkan penatalaksanaan medis, proporsi tertinggi adalah aktif 77,6%.
Berdasarkan keadaan bayi lahir, proporsi tertinggi adalah hidup 95,5%. Berdasarkan
keadaan ibu sewaktu pulang, proporsi tertinggi adalah sembuh 84,7% dan terendah
adalah pulang atas permintaan sendiri 4,7%. Berdasarkan keadaan janin dan keadaan
bayi sewaktu pulang tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu
status.

5.7. Lama Rawatan Rata-rata Bayi Penderita Perdarahan Antepartum
Lama rawatan rata-rata bayi penderita perdarahan antepartum tidak dapat
didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.

5.8. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan Antepatum
Penderita perdarahan antepartum berdasarkan lama rawatan rata-rata yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.




Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan
Antepartum yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Ibu (hari)
Mean 5,79
Standard Deviation 2,474
95% CI 5,25-6,32
Coefisien of Variation (CoV) 42,73%
Minimum 2
Maximum 18

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan adalah 5,79
hari (6 hari). Standard Deviation (SD) 2,474 hari dan nilai dari Coefisien of Variation
(CoV) sebesar 42,73%, dimana lama rawatan paling singkat adalah selama 2 hari
sedangkan yang paling lama adalah 18 hari.

5.9. Analisa Statistik
5.9.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Paritas berdasarkan penyebab perdarahan penderita perdarahan antepartum
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-
2008

Paritas
nullipara primipara multipara
Total
No.
Penyebab
Perdarahan
f % f % f % f %
1. Plasenta Previa 29 36,8 25 31,6 25 31,6 79 100
2. Solusio Plasenta 0 0 3 60,0 2 40,0 5 100

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, proporsi paritas tertinggi adalah
nullipara 36,8% dan terendah primipara dan multipara masing-masing 31,6%. Dari
seluruh penderita yang disebabkan oleh solusio plasenta, proporsi paritas tertinggi
adalah primipara 60,0% dan terendah adalah nullipara 0%.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang mempunyai nilai frekuensi yang
diharapkan (expected count) < 5.

5.9.2. Keadaan Janin Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Proporsi keadaan janin berdasarkan penyebab perdarahan tidak dapat
didistribusikan karena tidak tersedianya data keadaan janin di kartu status.

5.9.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Penatalaksanaaan medis berdasarkan penyebab perdarahan penderita
perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab
Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008

Penatalaksanaan Medis
Aktif Pasif
Total
No.
Penyebab
Perdarahan
f % f % f %
1. Plasenta Previa 61 77,2 18 22,8 79 100
2. Solusio Plasenta 5 100 0 0 5 100
p=0,580
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, proporsi penatalaksanaan medis
tertinggi adalah aktif 77,2%. Dari seluruh penderita yang disebabkan oleh solusio
plasenta, seluruh penatalaksanaan medisnya aktif (100%).
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi
syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (50,0%) yang mempunyai expected
count <5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p>0,05,
artinya secara statistik tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tindakan
medis berdasarkan penyebab perdarahan.

5.9.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang pada
penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan
Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Penatalaksanaan Medis
Aktif Pasif Total No.
Keadaan Ibu
Sewaktu Pulang
f % f % f %
1. Sembuh 59 81,9 13 18,1 72 100
2. PBJ 5 55,6 4 44,4 9 100
3. PAPS 2 50,0 2 50,0 4 100


Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita perdarahan
antepartum yang pulang sembuh, proporsi penatalaksanaan medis tertinggi adalah
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
aktif 81,9%. Dari seluruh penderita yang pulang berobat jalan, proporsi tertinggi
adalah aktif 55,6%. Dari seluruh penderita yang pulang atas permintaan sendiri,
proporsi penatalaksanaan medis aktif dan pasif adalah sama (50,0%).
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang mempunyai expected count < 5.

5.9.5. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan penderita
perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.10. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab Perdarahan
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata Ibu
No
Penyebab
Perdarahan N Mean SD
1. Plasenta previa 79 5,81 2,512
2. Solusio Plasenta 5 6,20 1,304
t=-0,343 df = 82 p = 0,733

Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari
seluruh penderita perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa
adalah 5,81 hari (6 hari), sedangkan lama rawatan rata-rata dari seluruh penderita
yang disebabkan oleh solusio plasenta adalah 6,20 hari (6 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penyebab perdarahan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.9.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaanan medis pada
penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata Ibu
No
Penatalaksanaan
Medis N Mean SD
1. Aktif 66 6,06 2,359
2. Pasif 19 4,84 2,693
t = 1,922 df = 83 p = 0,058

Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari
seluruh penderita yang penatalaksanaan medisnya aktif adalah 6,06 hari (6 hari),
sedangkan lama rawatan rata-rata dari seluruh penderita yang penatalaksanaan
medisnya pasif adalah 4,84 hari (5 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penatalaksanaan medis.

5.9.7. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang penderita
perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu
Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata Ibu
No Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
N Mean SD
1. Sembuh 72 5,68 1,927
2. PBJ 9 7,67 4,899
3. PAPS 4 3,50 1,291
F

= 4,765 df = 2 p = 0,030

Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari
seluruh penderita yang pulang dalam keadaan sembuh adalah 5,68 hari (6 hari), lama
rawatan rata-rata dari seluruh penderita yang pulang berobat jalan adalah 7,67 hari (8
hari), dan lama rawatan rata-rata dari seluruh penderita yang pulang atas permintaan
sendiri adalah 3,50 (4 hari).
Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya ada
perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan
antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang. Hal ini menunjukkan lama
rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama
daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang atas permintaan sendiri.







Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 6
PEMBAHASAN


6.1. Distribusi dan Trend Kunjungan Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Data Tahun 2004-2008
Distribusi penderita perdarahan antepartum berdasarkan rincian tahun yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
34
10
14
9
18 y = -3.8x + 28.4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
F
r
e
k
u
e
n
s
i



Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Data Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat bahwa penderita perdarahan
antepartum pada tahun 2004-2008 paling tinggi pada tahun 2005 yaitu 34 kasus dan
paling rendah pada tahun 2008 yaitu 9 kasus. Kecenderungan penderita perdarahan
antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berdasarkan
tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4,
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
frekuensi kasus menurun sebanyak 9 kasus, dengan simpel rasio penurunan 0,5 kali,
serta persentase penurunan sebesar 50%.

6.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Sosiodemografi
6.2.1. Umur
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan umur yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
81.2%
18.8%
20-35 tahun
>35 tahun

Gambar 6.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 20-35 tahun
81,2% dan terendah adalah pada kelompok umur > 35 tahun 18,8%. Pada penelitian
ini tidak ditemukan kasus perdarahan antepartum pada kelompok umur < 20 tahun.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tingginya proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum pada
kelompok umur 20-35 tahun merupakan kelompok umur reproduksi yang optimal
bagi ibu untuk hamil dan melahirkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon (2004) di RS Santa
Elisabeth Medan dengan desain penelitian case series bahwa proporsi umur tertinggi
penderita perdarahan antepartum pada kelompok umur resiko rendah (20-35 tahun)
sebesar 73,3%.
16
6.2.2. Suku
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan suku yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
84.7
5.9
4.7
2.4
1.2 1.2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Batak Lain-lain Jawa Nias Melayu Aceh
Suku
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)

Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi suku penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi adalah suku Batak sebesar 84,7% dan yang
terendah adalah suku Melayu dan Aceh masing-masing 1,2%. Pada penelitian ini
suku Batak adalah penggabungan Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak,
sedangkan lain-lain terdiri dari etnis Tionghoa (3,5%) dan Tamil (2,4%).
Hal ini bukan berarti ada keterkaitan suku dengan perdarahan antepartum,
namun hanya menunjukkan penderita perdarahan antepartum yang datang berobat ke
rumah sakit ini mayoritas suku Batak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi suku tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah suku Batak 64,7%.
16
Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan
dari tahun 1999-2008 mayoritas masih suku Batak.

6.2.3. Agama
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan agama yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
64.7%
21.2%
8.2%
3.5% 2.4%
Kristen Protestan Katolik Islam Budha Hindu

Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi agama penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan 64,7% dan
yang terendah adalah agama Hindu 2,4%.
Hal ini bukan berarti ada keterkaitan agama Kristen Protestan dengan
perdarahan antepartum, namun hanya menunjukkan penderita perdarahan antepartum
yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas beragama Kristen Protestan.

6.2.4. Pekerjaan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan pekerjaan yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
52.9%
23.5%
11.8%
10.6%
1.2%
IRT pegawai swasta wiraswasta pegawai negeri mahasiswa

Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) 52,9% dan
terendah adalah mahasiswa 1,2%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi pekerjaan tertinggi penderita perdarahan antepartum sebagai ibu rumah
tangga 60,3%.
16
Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS Santa
Elisabeth Medan dari tahun 1999-2008 mayoritas pekerjaannya ibu rumah tangga.

6.2.5. Daerah Asal
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan daerah asal yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
89.4%
10.6%
Kota Medan
Luar Kota Medan

Gambar 6.6. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal penderita
perdarahan antepartum tertinggi berasal dari kota Medan 89,4%. Hal ini dikaitkan
dengan lokasi RS Santa Elisabeth Medan berada di kota Medan sehingga penderita
yang datang berobat sebagian besar berasal dari kota Medan, selain itu juga penderita
yang datang dari luar kota Medan menggunakan alamat keluarga yang tinggal di kota
Medan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi daerah asal tertinggi penderita perdarahan antepartum dari kota Medan
87,9%.
16
Hal ini menunjukkan daerah asal penderita yang datang berobat ke RS Santa
Elisabeth Medan dari tahun 1999-2008 mayoritas masih dari kota Medan.

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Mediko Obstetri
6.3.1. Paritas
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan paritas yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
34.2%
32.9%
32.9%
nullipara primipara multipara

Gambar 6.7. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Paritas yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi paritas penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah nullipara 34,2% dan relatif sama dengan
paritas primipara dan multipara masing-masing 32,9%. Pada penelitian ini tidak
ditemukan paritas grandemultipara pada penderita perdarahan antepartum.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan MR Syaebani
di RSUD dr. Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005 bahwa
proporsi paritas tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah multipara 61,0%.
36
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3.2. Usia Kehamilan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan usia kehamilan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
82.4%
17.6%
> 28 minggu
28 minggu

Gambar 6.8. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Usia Kehamilan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi usia kehamilan
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah >28 minggu 82,4%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Winkjosastro (1999)
menyatakan bahwa perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 28 minggu.
12
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan A.Gultom di
RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 1999-2001 dengan desain penelitian case series yang
menemukan kasus plasenta previa dengan proporsi usia kehamilan tertinggi penderita
perdarahan antepartum adalah 28 minggu 94,0%.
35
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3.3. Penyebab Perdarahan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan penyebab perdarahan
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
92.9%
5.9%
1.2%
P.Previa
S.Plasenta
P.Lain

Gambar 6.9. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi penyebab perdarahan
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah plasenta previa 92,9% dan yang
terendah adalah penyebab lain 1,2%. Penyebab lain perdarahan antepartum dalam
penelitian ini adalah karena pecahnya sinus marginalis.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
penyebab perdarahan tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah plasenta
previa 76,2%.
17
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS
Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
proporsi penyebab perdarahan tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah
plasenta previa 77,6%.
16

6.3.4. Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan riwayat
kehamilan/persalinan jelek yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
74.1%
25.9%
tidak ada
ada

Gambar 6.10. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.10 dapat dilihat bahwa proposi riwayat
kehamilan/persalinan jelek penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah tidak
ada riwayat kehamilan/persalinan jelek 74,1%. Hal ini berkaitan dengan paritas
penderita perdarahan anterpartum dengan proporsi tertinggi adalah nullipara (34,2%).


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3.5. Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan jenis riwayat
kehamilan/persalinan jelek yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
50.0
40.9
13.6
4.5
0
10
20
30
40
50
60
Seksio cesarea Abortus Ekstraksi vacum Prematur
Jeni s Ri wayat Kehami l an/Persal i nan Jel ek
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)

Gambar 6.11. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008

Berdasarkan gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi jenis riwayat
kehamilan/persalinan jelek penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah seksio
cesarea 50,0% dan terendah adalah prematur 4,5%.
Pada penelitian ini, dari kartu status yang tercatat penderita yang mempunyai
riwayat abortus terjadi pada usia kehamilan 12 dan 20 minggu. Penderita yang
mempunyai riwayat prematur merupakan jenis partus immaturus yang terjadi pada
usia kehamilan antara 20-28 minggu.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan ME Simbolon di
RS Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series
bahwa proporsi jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek tertinggi penderita
perdarahan antepartum adalah seksio cesarea 71,9%.
16


6.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Gejala Objektif
6.4.1. Kadar Hb
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan kadar Hb yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
63.5%
36.5%
11gr%
< 11gr%

Gambar 6.12. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Kadar Hb yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008




Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.12 dapat dilihat bahwa proporsi kadar Hb penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah 11 gr% 63,5%. Hal ini menunjukkan
penderita yang datang berobat ke rumah sakit ini mempunyai tubuh yang sehat dan
kebutuhan gizi yang tercukupi serta yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas
berasal dari ekonomi menengah ke atas.

6.4.2. Anemia
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan anemia yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

96.8%
3.2% 0%
ringan
sedang
berat

Gambar 6.13. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Anemia yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.13 dapat dilihat bahwa proporsi anemia penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah anemia ringan 96,8%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke rumah sakit ini
mempunyai tubuh yang sehat dan kebutuhan gizi yang tercukupi serta yang datang
berobat ke rumah sakit ini mayoritas berasal dari ekonomi menengah ke atas.

6.4.3. Tekanan Darah Sistolik
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan tekanan darah sistolik
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
58.8%
36.5%
4.7%
rendah
normal
tinggi

Gambar 6.14. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.14 dapat dilihat bahwa proporsi tekanan darah sistolik
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah rendah 58,8% dan terendah adalah
tinggi 4,7%.


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan FR Bangun di
RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case series
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
bahwa proporsi tekanan darah sistolik tertinggi penderita perdarahan antepartum
adalah rendah (100%).
17

6.4.4. Tekanan Darah Diastolik
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan tekanan darah diastolik
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
49.4%
48.2%
2.4%
normal
rendah
tinggi

Gambar 6.15. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.15 dapat dilihat bahwa proporsi tekanan darah diastolik
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah normal 49,4% dan terendah adalah
tinggi 2,4%.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan FR Bangun di
RSU Dr.Pirngadi Medan dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
tekanan darah diastolik tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah rendah
(100%).
17

6.4.5. Tinggi Fundus Uteri
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan tinggi fundus uteri
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
83.5%
10.6%
5.9%
normal
tidak tercatat
lebih tinggi

Gambar 6.16. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.16 dapat dilihat bahwa proporsi tinggi fundus uteri
tertinggi adalah normal 83,5% dan terendah adalah lebih tinggi 5,9%.
Hal ini berkaitan dengan penyebab perdarahan antepartum dengan proporsi
tertinggi adalah plasenta previa (92,9%).
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan pemeriksaan, tinggi fundus uteri akan lebih tinggi jika
disebabkan oleh solusio plasenta dan masih dalam keadaan normal jika disebabkan
oleh plasenta previa.
19

6.4.6. Denyut Jantung Janin
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan denyut jantung janin
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
98.8%
1.2%
normal
tidak normal

Gambar 6.17. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Denyut Jantung Janin yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.17 dapat dilihat bahwa proporsi denyut jantung janin
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah normal 98,8%.
Hal ini berkaitan dengan penyebab perdarahan antepartum dengan proporsi
tertinggi adalah plasenta previa (92,9%).
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan pemeriksaan, denyut jantung janin dalam keadaan normal jika
disebabkan oleh plasenta previa dan tidak normal jika disebabkan oleh solusio
plasenta.
12
6.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Status Rawatan
6.5.1. Asal Kedatangan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan asal kedatangan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
71.8%
28.2%
Rujukan
Langsung

Gambar 6.18. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Asal Kedatangan yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.18 dapat dilihat bahwa proporsi asal kedatangan
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah datang dengan rujukan 71,8% dan
langsung (datang sendiri) 28,2%. Hal ini menunjukkan sebagian besar penderita
perdarahan antepartum berasal dari ekonomi menengah ke atas dan memeriksakan
kehamilannya pada dokter spesialis kandungan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh FR
Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi asal kedatangan tertinggi adalah langsung/datang sendiri
54,8%.
17

6.5.2. Jenis Rujukan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan jenis rujukan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
90.2%
4.9%
3.3%
1.6%
Dokter Sp. Kandungan Rumah Bersalin Bidan Rumah Sakit

Gambar 6.19. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Jenis Rujukan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.19 dapat dilihat bahwa proporsi jenis rujukan penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah dokter spesialis kandungan 90,2% dan
terendah adalah rumah sakit 1,6%. Hal ini menunjukkan penderita yang berobat ke
rumah sakit ini sebagian besar berasal dari ekonomi menengah ke atas.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh FR
Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi jenis rujukan tertinggi adalah bidan 54,4%.
17

6.5.3. Penatalaksanaan Medis
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan penatalaksanaan medis
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
77.6%
22.4%
aktif
pasif

Gambar 6.20. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.20. dapat dilihat bahwa proporsi penatalaksanaan
medis penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah aktif 77,6%.
Hal ini berkaitan dengan usia kehamilan penderita perdarahan antepartum
untuk melahirkan sudah mencapai 37 minggu (54,1%), dan usia kehamilan yang
belum mencapai 37 minggu (45,9%) tetapi dilakukan penatalaksanaan medis secara
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
aktif. Hal ini dilakukan kemungkinan untuk mencegah terjadinya perdarahan yang
lebih gawat.
Penatalaksanaan pasif yaitu dengan istirahat total dengan tujuan agar
kandungan ibu mencapai usia kehamilan yang memungkinkan untuk melakukan
persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan dengan lebih baik.
19
Apabila
perdarahan yang telah berlangsung dapat membahayakan ibu dan/atau janinnya dan
kehamilan juga telah mencapai 37 minggu, maka penatalaksanaan medis secara aktif
segera harus ditempuh.
12,19
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian A.Gultom di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 1999-2001 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
penatalaksanaan medis tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah aktif 77%.
35

6.5.4. Keadaan Bayi Lahir
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan keadaan bayi lahir
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.







Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
95.5%
4.5%
Hidup
Meninggal

Gambar 6.21. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Keadaan Bayi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.21. dapat dilihat bahwa proporsi keadaan bayi lahir
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah hidup 95,5%. Hal ini berkaitan
dengan denyut jantung janin pada waktu pemeriksaan adalah normal 98,8%.
Penderita yang melahirkan bayi mati adalah penderita dengan usia kehamilan
28 minggu 100%, perdarahan disebabkan oleh plasenta previa 100%,
penatalaksanaan medis aktif 100%, dan pulang dalam keadaan sembuh, berobat jalan,
dan atas permintaan sendiri 33,3%.
Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup ataupun meninggal
ditangani dengan seksio cesarea (100%). Persalinan dengan seksio cesarea dilakukan
karena penyebabnya adalah plasenta previa yaitu pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta sehingga dilakukan seksio cesarea yaitu melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus.

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan MR Syaebani di
RSUD dr. Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005 bahwa
proporsi keadaan bayi tertinggi adalah hidup 85%.
36


6.5.5. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu
pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
84.7%
10.6%
4.7%
Sembuh
PBJ
PAPS

Gambar 6.22. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.22 dapat dilihat bahwa proporsi keadaan ibu sewaktu
pulang penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah sembuh 84,7% dan terendah
adalah Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4,7%.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Dapat dilihat bahwa sebagian besar penderita pulang dalam keadaan sembuh.
Hal ini menunjukkan penderita perdarahan antepartum yang dirawat dengan
pemberian obat dan istirahat total ataupun yang dilakukan tindakan persalinan
mendapat perawatan yang baik dari rumah sakit. Penderita yang pulang atas
permintaan sendiri menunjukkan penderita sudah merasa sembuh.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
keadaan ibu sewaktu pulang tertinggi adalah sembuh 96,0%.
17

6.6. Lama Rawatan rata-rata Ibu
Lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah 5,79 hari (6 hari) dan Standard Deviation
(SD) 2,474 hari. Lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum sangat
bervariasi. Lama rawatan paling singkat adalah selama 2 hari sedangkan yang paling
lama adalah 18 hari.
Karakteristik penderita perdarahan antepartum yang paling lama dirawat
adalah penderita dengan penyebab perdarahan plasenta previa, tidak ada riwayat
kehamilan/persalinan jelek, tindakan medis aktif, keadaan bayi meninggal, dan
pulang dengan berobat jalan.




Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7. Analisa Statistik
6.7.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Proporsi paritas berdasarkan penyebab perdarahan yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
36.8
0
31.6
60.0
31.6
40.0
0
10
20
30
40
50
60
70
Plasenta Previa Solusio Plasenta
Penyebab Perdarahan
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)
nullipara
primipara
multipara

Gambar 6.23. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.23. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tertinggi pada nullipara 36,8% dan
terendah pada primipara dan multipara masing-masing 31,6%. Penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan solusio plasenta tertinggi pada primipara 60,0% dan
terendah pada nullipara 0%.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang expected count nya <5, sehingga tidak
dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi yang bermakna antara paritas
berdasarkan penyebab perdarahan.
6.7.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan penyebab perdarahan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
77.2
100
22.8
0
0
20
40
60
80
100
120
Plasenta Previa Solusio Plasenta
Penyebab Perdarahan
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)
aktif
pasif

Gambar 6.24. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan
Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.24. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa yang tertinggi ditangani secara aktif
77,2%, sedangkan penderita yang disebabkan solusio plasenta semua ditangani secara
aktif 100%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada plasenta previa, penatalaksanaan medis pasif dilakukan jika keadaan ibu
dan janin baik, perdarahan sedikit, dan usia kehamilan <37 minggu, sedangkan
penatalaksanaan medis aktif dilakukan jika perdarahan banyak dan berlangsung terus
menerus, janin dalam keadaan hidup atau meninggal.
12
Pada solusio plasenta,
penatalaksanaan medis pasif dilakukan jika usia kehamilan < 37 minggu, perdarahan
sedikit, perut sedikit tegang, dan keadaan janin masih baik, sedangkan
penatalaksanaan medis aktif dilakukan jika perdarahan banyak dan berlangsung terus
menerus, ketegangan perut semakin meningkat dengan janin yang masih baik.
18
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai
p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penatalaksanaan
medis berdasarkan penyebab perdarahan.

6.7.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
81.9
55.6
50.0
18.1
44.4
50.0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sembuh PBJ PAPS
Keadaan Ibu Sewaktu Pul ang
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)
aktif
pasif

Gambar 6.25. Distribusi Proporsi Keadaan Ibu Sewaktu Pulang Berdasarkan
Tindakan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.25. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum yang pulang sembuh tertinggi pada penatalaksanaan secara aktif 81,9%.
Penderita yang pulang berobat jalan tertinggi pada penatalaksanaan secara aktif
55,6%. Penderita yang pulang atas permintaan sendiri, proporsi penatalaksanaan
secara aktif sama dengan penatalaksanaan secara pasif (50,0%).
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang expected count nya <5, sehingga tidak
dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi yang bermakna keadaan ibu sewaktu
pulang berdasarkan penatalaksanaan medis.



Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Lama rawatan rata-rata berdasarkan penyebab perdarahan yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
5.81
6.2
0 1 2 3 4 5 6 7
P.Previa
S.Plasenta
P
e
n
y
e
b
a
b

P
e
r
d
a
r
a
h
a
n


Lama Rawatan Rata-rata (hari )

Gambar 6.26. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab Perdarahan
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.26.. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata
penderita perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa adalah 5,81
hari (6 hari) dan lama rawatan rata-rata penderita yang disebabkan oleh solusio
plasenta adalah 6,20 hari (6 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penyebab perdarahan.

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
4.84
6.06
0 1 2 3 4 5 6 7
pasif
aktif
P
e
n
a
t
a
l
a
k
s
a
n
a
a
n

M
e
d
i
s


Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Gambar 6.27. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.27. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata
penderita yang penatalaksanaan medisnya aktif 6,06 hari (6 hari) dan lama rawatan
rata-rata penderita yang penatalaksanaan medisnya pasif adalah 4,84 hari (5 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penatalaksanaan medis.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
3.5
5.68
7.67
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PAPS
Sembuh
PBJ
K
e
a
d
a
a
n

I
b
u

S
e
w
a
k
t
u

P
u
l
a
n
g


Lama Rawatan Rata-rata (hari )

Gambar 6.28. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu
Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008

Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya ada
perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan
antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang. Hal ini menunjukkan lama
rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama
daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang atas permintaan sendiri.
Penderita yang pulang berobat jalan dalam penelitian ini adalah penderita
yang seharusnya masih dirawat di rumah sakit sampai keadaannya benar-benar pulih
dan penderita diizinkan pulang jika keadaan fisiknya sudah mulai membaik tapi
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
masih harus tetap memeriksakan atau mengontrol kesehatannya ke rumah sakit.
Penderita bisa dikatakan membaik atau sembuh jika tekanan darah normal, kadar Hb
normal, dan tidak terjadi perdarahan lagi.
Penderita yang pulang atas permintaan sendiri lama rawatan rata-ratanya
paling singkat, hal ini dikaitkan dengan penderita yang sudah merasa sembuh dan
minta diizinkan pulang oleh dokter. Kadar Hb penderita pada saat masuk rumah sakit
yaitu pulang sembuh diantaranya 11gr% sebesar 36,1%, pulang berobat jalan
diantaranya 11gr% sebesar 33,3%, dan pulang atas permintaan sendiri 11gr%
sebesar 50,0%.














Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan
7.1.1. Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun 2004-2008 menunjukkan
penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Proporsi tertinggi pada
tahun 2005 yaitu 34 kasus (40,0%).
7.1.2. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi
diperoleh jumlah yang tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun 81,2%,
suku Batak 84,7%, agama Kristen Protestan 64,7%, pekerjaan ibu rumah
tangga 52,9%, dan daerah asal kota Medan 89,4%.
7.1.3. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri
diperoleh jumlah yang tertinggi pada paritas nullipara 34,2%, usia kehamilan
>28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa 92,9%, ada riwayat
kehamilan/persalinan jelek 25,9%, dan jenis riwayat kehamilan/persalinan
jelek seksio cesarea 50,0%.
7.1.4. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gejala objektif
diperoleh jumlah yang tertinggi pada kadar Hb 11gr% 63,5%, anemia ringan
96,8%, tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan tekanan darah diastolik
normal 49,4%, tinggi fundus uteri normal 83,5%, dan denyut jantung janin
normal 98,8%.

Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.1.5. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan status rawatan
diperoleh jumlah yang tertinggi pada asal kedatangan yaitu rujukan 71,8%,
jenis rujukan yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, tindakan medis aktif
77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan pulang dalam keadaan sembuh
84,7%.
7.1.6. Lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan antepartum 5,79
hari (6 hari).
7.1.7. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tindakan medis
berdasarkan penyebab perdarahan. (p = 0,580)
7.1.8. Dengan uji chi-square tidak dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi
yang bermakna antara paritas berdasarkan penyebab perdarahan, dan
keadaan sewaktu pulang berdasarkan tindakan medis karena expected count
<5 lebih dari 25 %..
7.1.9. Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab
perdarahan.(p = 0,733)
7.1.10. Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan tindakan medis.
(p= 0,058)
7.1.11. Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara
bermakna lebih lama daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang
atas permintaan sendiri ( F=4,765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50
hari).


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.2. Saran
7.2.1. Kepada dokter dan perawat di bagian obstetri dan ginekologi diharapkan lebih
memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai penyakit dan komplikasi
yang dapat timbul selama kehamilan.
7.2.2. Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk
melengkapi pencatatan pada kartu status khususnya yang berkaitan dengan
perdarahan antepartum, seperti keluhan, tinggi fundus uteri, dan keadaan
janin.
7.2.3. lbu-ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya perdarahan
antepartum agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya kepada
tenaga ahli secara teratur.
















Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR PUSTAKA


1. Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2004. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2005. Medan.

2. Djaja, S., 2005. The Determinant of Maternal Morbidity in Indonesian.WHO
South East Asia New Region vol 4 number 1 and 2. New Delhi.

3. Manuaba, IBG., 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit
Arcan, Jakarta.

4. WHO, 2007. Maternal Mortality in 2005. http://www.who.int. Diakses pada
tanggal 18 April 2009.

5. Sarumpaet, S., 2000. Pengaruh Kondisi Fisik dan Riwayat Persalinan Ibu
Terhadap Terjadinya Persalinan Beresiko di Rumah Sakit di
Kotamadya Medan dan Sekitarnya, Majalah Info Kesehatan FKM
USU, No.6, April 2000.

6. Suyono, dkk, 2008. Hubungan Antara Ibu Hamil dengan Frekuensi Solusio
Plasenta di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. http://www.kalbe.co.id.
Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses
pada tanggal 5 Februari 2009.

7. Dinkes Kota Medan, 2003. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2002,
Medan.

8. Koblinsky, M., 1997. Kesehatan Wanita, Sebuah Perspektif Global, UGM
Press, Yogyakarta.

9. Royston, E.,dkk., 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Penerbit Bina
Rupa Aksara, Jakarta.

10. Rukmini, LK, 2008. Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit:
Studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD
Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005.
http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158
Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.

11. Tarigan, D., 1994. Perdarahan Selama Kehamilan. Bagian Anatomi FK
USU, Medan.

12. Winkjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga cetakan V. Penerbit
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
13. Wardana, A., dan Karkata, K., 2008. Faktor Resiko Plasenta Previa.
http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158
Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.

14. Chalik, TMA., 1997. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Penerbit
Widya Medika, Jakarta.

15. Erlina, 2008. Karakteristik Solusio Plasenta di Bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekan Baru Periode 1 Januari
2002-31 Desember 2006. http://kuliahbidan.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 5 Februari 2009.

16. Simbolon, ME., 2004. Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum
yang Dirawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 1999-
2003. Skripsi FKM USU, Medan.

17. Bangun, FR., 2005. Karakteristik Ibu Penderita Perdarahan Antepartum
Rawat Inap di Badan Pelayanan RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun
2001-2004. Skripsi FKM USU, Medan.

18. Manuaba, IBG., 1998. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit EGC,
Jakarta.

19. Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jilid 1 dan 2. Edisi
II. Penerbit EGC, Jakarta.

20. Sastrawinata, S., 1984. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNPAD, Bandung.

21. Pritchard, Mc., 1991. Obstetri Williams. Edisi 17. Penerbit EGC, Jakarta.

22. Manuaba, IBG., 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Penerbit EGC, Jakarta.

23. Schwartz, R.H., 1997. Catatan Kuliah Kedaruratan Obstetri. Edisi Ketiga.
Penerbit Widya Medika, Jakarta.

24. Saifuddin, A.B., 1991. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi.
Bagian I. Penerbit FK UI, Jakarta.

25. Manuaba, IBG., 1993. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Penerbit EGC, Jakarta.


Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
26. Anurogo, D., 2008. Tips Praktis Mengenali Plasenta Previa.
http://kuliahbidan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 Februari
2009.

27. Cuningham, FG., 1993. Obstetri Haemorrhage in : William Obstetri
Appleton Century Crarfts, USA.

28. Hacker, Moore, 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi II. Penerbit
Hipokrates, Jakarta.

29. Soedarto, HR., 2002. Gambaran Epidemiologik Penderita Komplikasi
Kehamilan di Bangsal Bersalin RSUD Ulin Banjarmasin 1998-2001.
Dexa Media Vol.15, No.4. Jakarta

30. Christina, I, 1996. Sejarah Kebidanan : Perawatan Kebidanan Sebelum
Melahirkan. Jilid I. Penerbit Bratara, Jakarta.

31. Sastrawinata, S., 1983. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNPAD, Bandung.

32. Albertus, J., 1993. Pendekatan Kehamilan Resiko Tinggi. Majalah Medika
No.8. Jakarta.

33. Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Penerbit Sagung Seto, Jakarta.

34. RS St. Elisabeth Medan, 2007. Profil Rumah Sakit St. Elisabeth Medan
Tahun 2007. Medan

35. Gultom, A. 2002. Karakteristik Penderita Plasenta Previa yang Dirawat
Inap di RSU dr.Pirngadi Medan Tahun 1999-2001. Skripsi FKM
USU Medan.

36. Syaebani, MR. 2008. Gambaran Perdarahan Antepartum di RSUD dr.
Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005.
http://www.library.unej.ac.id. Diakses pada tangggal 1 Juni 2009.








Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rokok: Upt Puskesmas Susukan
    Rokok: Upt Puskesmas Susukan
    Dokumen52 halaman
    Rokok: Upt Puskesmas Susukan
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mandiri Malaria
    Tugas Mandiri Malaria
    Dokumen26 halaman
    Tugas Mandiri Malaria
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Kulit Darurat
    Penyakit Kulit Darurat
    Dokumen34 halaman
    Penyakit Kulit Darurat
    Mia Indah Sari
    Belum ada peringkat
  • Petaka Di Balik Napza
    Petaka Di Balik Napza
    Dokumen22 halaman
    Petaka Di Balik Napza
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up Skenario 3
    Wrap Up Skenario 3
    Dokumen18 halaman
    Wrap Up Skenario 3
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • DR Citra
    DR Citra
    Dokumen29 halaman
    DR Citra
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Osteoartritis Oa
    Osteoartritis Oa
    Dokumen17 halaman
    Osteoartritis Oa
    opimadridista
    Belum ada peringkat
  • Bab I Laporan Kasus
    Bab I Laporan Kasus
    Dokumen21 halaman
    Bab I Laporan Kasus
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Tumbuh Kembang
    Leaflet Tumbuh Kembang
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Tumbuh Kembang
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Cover
    Referat Cover
    Dokumen1 halaman
    Referat Cover
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Presus SN1
    Presus SN1
    Dokumen31 halaman
    Presus SN1
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Clara Ra
    Clara Ra
    Dokumen26 halaman
    Clara Ra
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • SLE DR - Sibli
    SLE DR - Sibli
    Dokumen37 halaman
    SLE DR - Sibli
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Diagnosis Holstik
    Tugas Diagnosis Holstik
    Dokumen7 halaman
    Tugas Diagnosis Holstik
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • TIPE DEMAM DAN PENJELASANNYA
    TIPE DEMAM DAN PENJELASANNYA
    Dokumen20 halaman
    TIPE DEMAM DAN PENJELASANNYA
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Bedah Trauma Tumpul Abdomen
    Laporan Kasus Bedah Trauma Tumpul Abdomen
    Dokumen63 halaman
    Laporan Kasus Bedah Trauma Tumpul Abdomen
    Andreas Tedi Karo-Karo
    100% (1)
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen28 halaman
    Daftar Pustaka
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar & Daftar Isi
    Kata Pengantar & Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar & Daftar Isi
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • D 1 Terjemah
    D 1 Terjemah
    Dokumen9 halaman
    D 1 Terjemah
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • d3 Terjemah
    d3 Terjemah
    Dokumen14 halaman
    d3 Terjemah
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Metastasis Intrapulmonal: Referat
    Metastasis Intrapulmonal: Referat
    Dokumen1 halaman
    Metastasis Intrapulmonal: Referat
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Isi Ok
    Isi Ok
    Dokumen34 halaman
    Isi Ok
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • USG Tiroid
    USG Tiroid
    Dokumen2 halaman
    USG Tiroid
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • BNO IVP Normal
    BNO IVP Normal
    Dokumen1 halaman
    BNO IVP Normal
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • BNO Normal
    BNO Normal
    Dokumen1 halaman
    BNO Normal
    Irvan Zulvikar
    Belum ada peringkat
  • Cover Preskas
    Cover Preskas
    Dokumen1 halaman
    Cover Preskas
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • 3 - Daftar Isi DH
    3 - Daftar Isi DH
    Dokumen3 halaman
    3 - Daftar Isi DH
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Psikodinamika Masalah Keperawatan Jiwa
    Psikodinamika Masalah Keperawatan Jiwa
    Dokumen12 halaman
    Psikodinamika Masalah Keperawatan Jiwa
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • 4 - Daftar Pustaka LPM Kelompok
    4 - Daftar Pustaka LPM Kelompok
    Dokumen1 halaman
    4 - Daftar Pustaka LPM Kelompok
    Dian Asri Gumilang Pratiwi
    Belum ada peringkat