.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008
No. Sosiodemografi f Proporsi (%)
1. Umur
20-35 tahun
>35 tahun
69
16
81,2
18,8
Total 85 100
2. Suku
Batak
Jawa
Melayu
Aceh
Nias
Lain-lain
72
4
1
1
2
5
84,7
4,7
1,2
1,2
2,4
5,9
Total 85 100
3. Agama
Islam
Kristen Protestan
Katolik
Hindu
Budha
7
55
18
2
3
8,2
64,7
21,2
2,4
3,5
Total 85 100
4. Pekerjaan
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa
9
20
10
45
1
10,6
23,5
11,8
52,9
1,2
Total 85 100
5. Daerah Asal
Kota Medan
Luar kota Medan
76
9
89,4
10,6
Total 85 100
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa karakteristik berdasarkan
sosiodemografi yaitu proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun
81,2% dan terendah pada kelompok umur >35 tahun 18,8%.
Berdasarkan suku, proporsi tertinggi adalah suku Batak 84,7% dan terendah
suku Melayu dan Aceh masing-masing 1,2%. Berdasarkan agama, proporsi tertinggi
adalah agama Kristen Protestan 64,7% dan terendah agama Hindu 2,4%.
Berdasarkan pekerjaan penderita, proporsi tertinggi adalah ibu rumah tangga
52,9% dan terendah mahasiswa 1,2%. Berdasarkan daerah asal penderita, proporsi
tertinggi berasal dari kota Medan yaitu 89,4%. Berdasarkan pendidikan tidak dapat
didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.
5.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Mediko Obstetri
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Mediko Obstetri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008
No. Mediko Obstetri f Proporsi (%)
1. Paritas
Nullipara
Primipara
Multipara
29
28
28
34,2
32,9
32,9
Total 85 100
2. Usia kehamilan
28 minggu
> 28 minggu
15
70
17,6
82,4
Total 85 100
3. Penyebab perdarahan
Plasenta Previa
Solusio Plasenta
Penyebab lain
79
5
1
92,9
5,9
1,2
Total 85 100
4. Riwayat kehamilan/persalinan jelek
Tidak Ada
Ada
63
22
74,1
25,9
Total 85 100
5. Jenis riwayat kehamilan/persalinan
jelek (N=22)
Abortus
Seksio Cesarea
Prematur
Ekstraksi Vacum
9
11
1
3
40,9
50,0
4,5
13,6
Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa berdasarkan mediko obstetri yaitu
proporsi paritas tertinggi adalah nullipara 34,2% dan relatif sama dengan primipara
dan multipara masing-masing 32,9%. Berdasarkan usia kehamilan, proporsi tertinggi
adalah >28 minggu 82,4%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan penyebab perdarahan, proporsi tertinggi adalah plasenta previa
92,9% dan terendah penyebab lain 1,2%. Berdasarkan riwayat kehamilan/persalinan
jelek, proporsi tertinggi adalah tidak ada riwayat kehamilan /persalinan jelek 74,1%.
Berdasarkan jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek, proporsi tertinggi
adalah seksio cesarea 50,0% dan terendah prematur 4,5%. Berdasarkan keluhan tidak
dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.
5.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Gejala Objektif
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gejala objektif yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Gejala Objektif yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
No. Gejala Objektif f Proporsi (%)
1. Kadar Hb
11 gr%
<11 gr%
54
31
63,5
36,5
Total 85 100
2. Anemia
Anemia ringan
Anemia sedang
Anemia berat
30
1
0
96,8
3,2
0
Total 31 100
Tekanan darah
TDS
Rendah
Normal
Tinggi
50
31
4
58,8
36,5
4,7
Total 85 100
TDD
Rendah
Normal
Tinggi
41
42
2
48,2
49,4
2,4
3.
Total 85 100
4. Tinggi fundus uteri
Normal
Lebih tinggi
Tidak Tercatat
71
5
9
83,5
5,9
10,6
Total 85 100
5. Denyut jantung janin
Normal
Tidak normal
84
1
98,8
1,2
Total 85 100
Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa berdasarkan gejala objektif yaitu
proporsi kadar Hb tertinggi adalah normal 63,5%. Berdasarkan tingkat anemia,
proporsi tertinggi adalah anemia ringan 96,8% dan terendah adalah anemia berat 0%.
Berdasarkan tekanan darah sistolik, proporsi tertinggi adalah rendah 58,8% dan
terendah adalah tinggi 4,7%. Berdasarkan tekanan darah diastolik, proporsi tertinggi
adalah normal 49,4% dan terendah adalah tinggi 2,4%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tinggi fundus uteri, proporsi tertinggi adalah normal 83,5%, lebih
tinggi 5,9%, dan tinggi fundus uteri yang tidak tercatat 10,6%. Berdasarkan denyut
jantung janin, proporsi tertinggi adalah normal 98,8%. Berdasarkan keadaan uterus
tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.
5.6. Distribusi Penderita Perdarahan Antepatum Berdasarkan Status Rawatan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan status rawatan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Status Rawatan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
No. Status Rawatan f Proporsi (%)
1. Asal Kedatangan
Langsung
Rujukan
24
61
28,2
71,8
Total 85 100
2. Jenis Rujukan
Bidan
Dokter spesialis kandungan
Rumah Sakit
Rumah Bersalin
2
55
1
3
3,3
90,2
1,6
4,9
Total 61 100
3. Penatalaksanaan Medis
Aktif
Pasif
66
19
77,6
22,4
Total 85 100
4. Keadaan Bayi Lahir
Hidup
Meninggal
63
3
95,5
4,5
Total 66 100
5. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Sembuh
PBJ
PAPS
72
9
4
84,7
10,6
4,7
Total 85 100
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa berdasarkan status rawatan yaitu
proporsi asal kedatangan tertinggi adalah rujukan 71,8%. Berdasarkan jenis rujukan,
proporsi tertinggi adalah dokter spesialis kandungan 90,2% dan terendah adalah
rumah sakit 1,6%.
Berdasarkan penatalaksanaan medis, proporsi tertinggi adalah aktif 77,6%.
Berdasarkan keadaan bayi lahir, proporsi tertinggi adalah hidup 95,5%. Berdasarkan
keadaan ibu sewaktu pulang, proporsi tertinggi adalah sembuh 84,7% dan terendah
adalah pulang atas permintaan sendiri 4,7%. Berdasarkan keadaan janin dan keadaan
bayi sewaktu pulang tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu
status.
5.7. Lama Rawatan Rata-rata Bayi Penderita Perdarahan Antepartum
Lama rawatan rata-rata bayi penderita perdarahan antepartum tidak dapat
didistribusikan karena tidak tersedianya data di kartu status.
5.8. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan Antepatum
Penderita perdarahan antepartum berdasarkan lama rawatan rata-rata yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu yang Mengalami Perdarahan
Antepartum yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008
Lama Rawatan Ibu (hari)
Mean 5,79
Standard Deviation 2,474
95% CI 5,25-6,32
Coefisien of Variation (CoV) 42,73%
Minimum 2
Maximum 18
Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan adalah 5,79
hari (6 hari). Standard Deviation (SD) 2,474 hari dan nilai dari Coefisien of Variation
(CoV) sebesar 42,73%, dimana lama rawatan paling singkat adalah selama 2 hari
sedangkan yang paling lama adalah 18 hari.
5.9. Analisa Statistik
5.9.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Paritas berdasarkan penyebab perdarahan penderita perdarahan antepartum
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-
2008
Paritas
nullipara primipara multipara
Total
No.
Penyebab
Perdarahan
f % f % f % f %
1. Plasenta Previa 29 36,8 25 31,6 25 31,6 79 100
2. Solusio Plasenta 0 0 3 60,0 2 40,0 5 100
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, proporsi paritas tertinggi adalah
nullipara 36,8% dan terendah primipara dan multipara masing-masing 31,6%. Dari
seluruh penderita yang disebabkan oleh solusio plasenta, proporsi paritas tertinggi
adalah primipara 60,0% dan terendah adalah nullipara 0%.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang mempunyai nilai frekuensi yang
diharapkan (expected count) < 5.
5.9.2. Keadaan Janin Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Proporsi keadaan janin berdasarkan penyebab perdarahan tidak dapat
didistribusikan karena tidak tersedianya data keadaan janin di kartu status.
5.9.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Penatalaksanaaan medis berdasarkan penyebab perdarahan penderita
perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab
Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008
Penatalaksanaan Medis
Aktif Pasif
Total
No.
Penyebab
Perdarahan
f % f % f %
1. Plasenta Previa 61 77,2 18 22,8 79 100
2. Solusio Plasenta 5 100 0 0 5 100
p=0,580
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, proporsi penatalaksanaan medis
tertinggi adalah aktif 77,2%. Dari seluruh penderita yang disebabkan oleh solusio
plasenta, seluruh penatalaksanaan medisnya aktif (100%).
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi
syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (50,0%) yang mempunyai expected
count <5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p>0,05,
artinya secara statistik tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tindakan
medis berdasarkan penyebab perdarahan.
5.9.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang pada
penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan
Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Penatalaksanaan Medis
Aktif Pasif Total No.
Keadaan Ibu
Sewaktu Pulang
f % f % f %
1. Sembuh 59 81,9 13 18,1 72 100
2. PBJ 5 55,6 4 44,4 9 100
3. PAPS 2 50,0 2 50,0 4 100
Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita perdarahan
antepartum yang pulang sembuh, proporsi penatalaksanaan medis tertinggi adalah
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
aktif 81,9%. Dari seluruh penderita yang pulang berobat jalan, proporsi tertinggi
adalah aktif 55,6%. Dari seluruh penderita yang pulang atas permintaan sendiri,
proporsi penatalaksanaan medis aktif dan pasif adalah sama (50,0%).
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang mempunyai expected count < 5.
5.9.5. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan penderita
perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.10. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penyebab Perdarahan
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008
Lama Rawatan Rata-rata Ibu
No
Penyebab
Perdarahan N Mean SD
1. Plasenta previa 79 5,81 2,512
2. Solusio Plasenta 5 6,20 1,304
t=-0,343 df = 82 p = 0,733
Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari
seluruh penderita perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa
adalah 5,81 hari (6 hari), sedangkan lama rawatan rata-rata dari seluruh penderita
yang disebabkan oleh solusio plasenta adalah 6,20 hari (6 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penyebab perdarahan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.9.6. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaanan medis pada
penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008
Lama Rawatan Rata-rata Ibu
No
Penatalaksanaan
Medis N Mean SD
1. Aktif 66 6,06 2,359
2. Pasif 19 4,84 2,693
t = 1,922 df = 83 p = 0,058
Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari
seluruh penderita yang penatalaksanaan medisnya aktif adalah 6,06 hari (6 hari),
sedangkan lama rawatan rata-rata dari seluruh penderita yang penatalaksanaan
medisnya pasif adalah 4,84 hari (5 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penatalaksanaan medis.
5.9.7. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang penderita
perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Ibu Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu
Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008
Lama Rawatan Rata-rata Ibu
No Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
N Mean SD
1. Sembuh 72 5,68 1,927
2. PBJ 9 7,67 4,899
3. PAPS 4 3,50 1,291
F
= 4,765 df = 2 p = 0,030
Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata dari
seluruh penderita yang pulang dalam keadaan sembuh adalah 5,68 hari (6 hari), lama
rawatan rata-rata dari seluruh penderita yang pulang berobat jalan adalah 7,67 hari (8
hari), dan lama rawatan rata-rata dari seluruh penderita yang pulang atas permintaan
sendiri adalah 3,50 (4 hari).
Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya ada
perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan
antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang. Hal ini menunjukkan lama
rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama
daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang atas permintaan sendiri.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1. Distribusi dan Trend Kunjungan Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Data Tahun 2004-2008
Distribusi penderita perdarahan antepartum berdasarkan rincian tahun yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
34
10
14
9
18 y = -3.8x + 28.4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan
Data Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat bahwa penderita perdarahan
antepartum pada tahun 2004-2008 paling tinggi pada tahun 2005 yaitu 34 kasus dan
paling rendah pada tahun 2008 yaitu 9 kasus. Kecenderungan penderita perdarahan
antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berdasarkan
tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4,
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
frekuensi kasus menurun sebanyak 9 kasus, dengan simpel rasio penurunan 0,5 kali,
serta persentase penurunan sebesar 50%.
6.2. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Sosiodemografi
6.2.1. Umur
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan umur yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
81.2%
18.8%
20-35 tahun
>35 tahun
Gambar 6.2. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 20-35 tahun
81,2% dan terendah adalah pada kelompok umur > 35 tahun 18,8%. Pada penelitian
ini tidak ditemukan kasus perdarahan antepartum pada kelompok umur < 20 tahun.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tingginya proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum pada
kelompok umur 20-35 tahun merupakan kelompok umur reproduksi yang optimal
bagi ibu untuk hamil dan melahirkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon (2004) di RS Santa
Elisabeth Medan dengan desain penelitian case series bahwa proporsi umur tertinggi
penderita perdarahan antepartum pada kelompok umur resiko rendah (20-35 tahun)
sebesar 73,3%.
16
6.2.2. Suku
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan suku yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
84.7
5.9
4.7
2.4
1.2 1.2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Batak Lain-lain Jawa Nias Melayu Aceh
Suku
P
r
o
p
o
r
s
i
(
%
)
Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi suku penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi adalah suku Batak sebesar 84,7% dan yang
terendah adalah suku Melayu dan Aceh masing-masing 1,2%. Pada penelitian ini
suku Batak adalah penggabungan Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak,
sedangkan lain-lain terdiri dari etnis Tionghoa (3,5%) dan Tamil (2,4%).
Hal ini bukan berarti ada keterkaitan suku dengan perdarahan antepartum,
namun hanya menunjukkan penderita perdarahan antepartum yang datang berobat ke
rumah sakit ini mayoritas suku Batak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi suku tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah suku Batak 64,7%.
16
Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan
dari tahun 1999-2008 mayoritas masih suku Batak.
6.2.3. Agama
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan agama yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
64.7%
21.2%
8.2%
3.5% 2.4%
Kristen Protestan Katolik Islam Budha Hindu
Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi agama penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan 64,7% dan
yang terendah adalah agama Hindu 2,4%.
Hal ini bukan berarti ada keterkaitan agama Kristen Protestan dengan
perdarahan antepartum, namun hanya menunjukkan penderita perdarahan antepartum
yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas beragama Kristen Protestan.
6.2.4. Pekerjaan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan pekerjaan yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
52.9%
23.5%
11.8%
10.6%
1.2%
IRT pegawai swasta wiraswasta pegawai negeri mahasiswa
Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita
perdarahan antepartum yang tertinggi adalah ibu rumah tangga (IRT) 52,9% dan
terendah adalah mahasiswa 1,2%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi pekerjaan tertinggi penderita perdarahan antepartum sebagai ibu rumah
tangga 60,3%.
16
Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS Santa
Elisabeth Medan dari tahun 1999-2008 mayoritas pekerjaannya ibu rumah tangga.
6.2.5. Daerah Asal
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan daerah asal yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
89.4%
10.6%
Kota Medan
Luar Kota Medan
Gambar 6.6. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi daerah asal penderita
perdarahan antepartum tertinggi berasal dari kota Medan 89,4%. Hal ini dikaitkan
dengan lokasi RS Santa Elisabeth Medan berada di kota Medan sehingga penderita
yang datang berobat sebagian besar berasal dari kota Medan, selain itu juga penderita
yang datang dari luar kota Medan menggunakan alamat keluarga yang tinggal di kota
Medan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
proporsi daerah asal tertinggi penderita perdarahan antepartum dari kota Medan
87,9%.
16
Hal ini menunjukkan daerah asal penderita yang datang berobat ke RS Santa
Elisabeth Medan dari tahun 1999-2008 mayoritas masih dari kota Medan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Mediko Obstetri
6.3.1. Paritas
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan paritas yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
34.2%
32.9%
32.9%
nullipara primipara multipara
Gambar 6.7. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Paritas yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi paritas penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah nullipara 34,2% dan relatif sama dengan
paritas primipara dan multipara masing-masing 32,9%. Pada penelitian ini tidak
ditemukan paritas grandemultipara pada penderita perdarahan antepartum.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan MR Syaebani
di RSUD dr. Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005 bahwa
proporsi paritas tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah multipara 61,0%.
36
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3.2. Usia Kehamilan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan usia kehamilan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
82.4%
17.6%
> 28 minggu
28 minggu
Gambar 6.8. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Usia Kehamilan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi usia kehamilan
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah >28 minggu 82,4%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Winkjosastro (1999)
menyatakan bahwa perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 28 minggu.
12
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan A.Gultom di
RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 1999-2001 dengan desain penelitian case series yang
menemukan kasus plasenta previa dengan proporsi usia kehamilan tertinggi penderita
perdarahan antepartum adalah 28 minggu 94,0%.
35
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3.3. Penyebab Perdarahan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan penyebab perdarahan
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
92.9%
5.9%
1.2%
P.Previa
S.Plasenta
P.Lain
Gambar 6.9. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi penyebab perdarahan
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah plasenta previa 92,9% dan yang
terendah adalah penyebab lain 1,2%. Penyebab lain perdarahan antepartum dalam
penelitian ini adalah karena pecahnya sinus marginalis.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
penyebab perdarahan tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah plasenta
previa 76,2%.
17
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian ME Simbolon di RS
Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series bahwa
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
proporsi penyebab perdarahan tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah
plasenta previa 77,6%.
16
6.3.4. Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan riwayat
kehamilan/persalinan jelek yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
74.1%
25.9%
tidak ada
ada
Gambar 6.10. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.10 dapat dilihat bahwa proposi riwayat
kehamilan/persalinan jelek penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah tidak
ada riwayat kehamilan/persalinan jelek 74,1%. Hal ini berkaitan dengan paritas
penderita perdarahan anterpartum dengan proporsi tertinggi adalah nullipara (34,2%).
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.3.5. Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan jenis riwayat
kehamilan/persalinan jelek yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
50.0
40.9
13.6
4.5
0
10
20
30
40
50
60
Seksio cesarea Abortus Ekstraksi vacum Prematur
Jeni s Ri wayat Kehami l an/Persal i nan Jel ek
P
r
o
p
o
r
s
i
(
%
)
Gambar 6.11. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Jenis Riwayat Kehamilan/Persalinan Jelek yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008
Berdasarkan gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi jenis riwayat
kehamilan/persalinan jelek penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah seksio
cesarea 50,0% dan terendah adalah prematur 4,5%.
Pada penelitian ini, dari kartu status yang tercatat penderita yang mempunyai
riwayat abortus terjadi pada usia kehamilan 12 dan 20 minggu. Penderita yang
mempunyai riwayat prematur merupakan jenis partus immaturus yang terjadi pada
usia kehamilan antara 20-28 minggu.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan ME Simbolon di
RS Santa Elisabeth Medan tahun 1999-2003 dengan desain penelitian case series
bahwa proporsi jenis riwayat kehamilan/persalinan jelek tertinggi penderita
perdarahan antepartum adalah seksio cesarea 71,9%.
16
6.4. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Gejala Objektif
6.4.1. Kadar Hb
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan kadar Hb yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
63.5%
36.5%
11gr%
< 11gr%
Gambar 6.12. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Kadar Hb yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.12 dapat dilihat bahwa proporsi kadar Hb penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah 11 gr% 63,5%. Hal ini menunjukkan
penderita yang datang berobat ke rumah sakit ini mempunyai tubuh yang sehat dan
kebutuhan gizi yang tercukupi serta yang datang berobat ke rumah sakit ini mayoritas
berasal dari ekonomi menengah ke atas.
6.4.2. Anemia
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan anemia yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
96.8%
3.2% 0%
ringan
sedang
berat
Gambar 6.13. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Anemia yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.13 dapat dilihat bahwa proporsi anemia penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah anemia ringan 96,8%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke rumah sakit ini
mempunyai tubuh yang sehat dan kebutuhan gizi yang tercukupi serta yang datang
berobat ke rumah sakit ini mayoritas berasal dari ekonomi menengah ke atas.
6.4.3. Tekanan Darah Sistolik
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan tekanan darah sistolik
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
58.8%
36.5%
4.7%
rendah
normal
tinggi
Gambar 6.14. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.14 dapat dilihat bahwa proporsi tekanan darah sistolik
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah rendah 58,8% dan terendah adalah
tinggi 4,7%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan FR Bangun di
RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case series
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
bahwa proporsi tekanan darah sistolik tertinggi penderita perdarahan antepartum
adalah rendah (100%).
17
6.4.4. Tekanan Darah Diastolik
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan tekanan darah diastolik
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
49.4%
48.2%
2.4%
normal
rendah
tinggi
Gambar 6.15. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.15 dapat dilihat bahwa proporsi tekanan darah diastolik
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah normal 49,4% dan terendah adalah
tinggi 2,4%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan FR Bangun di
RSU Dr.Pirngadi Medan dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
tekanan darah diastolik tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah rendah
(100%).
17
6.4.5. Tinggi Fundus Uteri
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan tinggi fundus uteri
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
83.5%
10.6%
5.9%
normal
tidak tercatat
lebih tinggi
Gambar 6.16. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.16 dapat dilihat bahwa proporsi tinggi fundus uteri
tertinggi adalah normal 83,5% dan terendah adalah lebih tinggi 5,9%.
Hal ini berkaitan dengan penyebab perdarahan antepartum dengan proporsi
tertinggi adalah plasenta previa (92,9%).
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan pemeriksaan, tinggi fundus uteri akan lebih tinggi jika
disebabkan oleh solusio plasenta dan masih dalam keadaan normal jika disebabkan
oleh plasenta previa.
19
6.4.6. Denyut Jantung Janin
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan denyut jantung janin
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
98.8%
1.2%
normal
tidak normal
Gambar 6.17. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Denyut Jantung Janin yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.17 dapat dilihat bahwa proporsi denyut jantung janin
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah normal 98,8%.
Hal ini berkaitan dengan penyebab perdarahan antepartum dengan proporsi
tertinggi adalah plasenta previa (92,9%).
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan pemeriksaan, denyut jantung janin dalam keadaan normal jika
disebabkan oleh plasenta previa dan tidak normal jika disebabkan oleh solusio
plasenta.
12
6.5. Distribusi Penderita Perdarahan Antepartum Berdasarkan Status Rawatan
6.5.1. Asal Kedatangan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan asal kedatangan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
71.8%
28.2%
Rujukan
Langsung
Gambar 6.18. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Asal Kedatangan yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.18 dapat dilihat bahwa proporsi asal kedatangan
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah datang dengan rujukan 71,8% dan
langsung (datang sendiri) 28,2%. Hal ini menunjukkan sebagian besar penderita
perdarahan antepartum berasal dari ekonomi menengah ke atas dan memeriksakan
kehamilannya pada dokter spesialis kandungan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh FR
Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi asal kedatangan tertinggi adalah langsung/datang sendiri
54,8%.
17
6.5.2. Jenis Rujukan
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan jenis rujukan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
90.2%
4.9%
3.3%
1.6%
Dokter Sp. Kandungan Rumah Bersalin Bidan Rumah Sakit
Gambar 6.19. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Jenis Rujukan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.19 dapat dilihat bahwa proporsi jenis rujukan penderita
perdarahan antepartum tertinggi adalah dokter spesialis kandungan 90,2% dan
terendah adalah rumah sakit 1,6%. Hal ini menunjukkan penderita yang berobat ke
rumah sakit ini sebagian besar berasal dari ekonomi menengah ke atas.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh FR
Bangun di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case
series bahwa proporsi jenis rujukan tertinggi adalah bidan 54,4%.
17
6.5.3. Penatalaksanaan Medis
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan penatalaksanaan medis
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
77.6%
22.4%
aktif
pasif
Gambar 6.20. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.20. dapat dilihat bahwa proporsi penatalaksanaan
medis penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah aktif 77,6%.
Hal ini berkaitan dengan usia kehamilan penderita perdarahan antepartum
untuk melahirkan sudah mencapai 37 minggu (54,1%), dan usia kehamilan yang
belum mencapai 37 minggu (45,9%) tetapi dilakukan penatalaksanaan medis secara
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
aktif. Hal ini dilakukan kemungkinan untuk mencegah terjadinya perdarahan yang
lebih gawat.
Penatalaksanaan pasif yaitu dengan istirahat total dengan tujuan agar
kandungan ibu mencapai usia kehamilan yang memungkinkan untuk melakukan
persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan dengan lebih baik.
19
Apabila
perdarahan yang telah berlangsung dapat membahayakan ibu dan/atau janinnya dan
kehamilan juga telah mencapai 37 minggu, maka penatalaksanaan medis secara aktif
segera harus ditempuh.
12,19
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian A.Gultom di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 1999-2001 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
penatalaksanaan medis tertinggi penderita perdarahan antepartum adalah aktif 77%.
35
6.5.4. Keadaan Bayi Lahir
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan keadaan bayi lahir
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
95.5%
4.5%
Hidup
Meninggal
Gambar 6.21. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Keadaan Bayi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.21. dapat dilihat bahwa proporsi keadaan bayi lahir
penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah hidup 95,5%. Hal ini berkaitan
dengan denyut jantung janin pada waktu pemeriksaan adalah normal 98,8%.
Penderita yang melahirkan bayi mati adalah penderita dengan usia kehamilan
28 minggu 100%, perdarahan disebabkan oleh plasenta previa 100%,
penatalaksanaan medis aktif 100%, dan pulang dalam keadaan sembuh, berobat jalan,
dan atas permintaan sendiri 33,3%.
Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup ataupun meninggal
ditangani dengan seksio cesarea (100%). Persalinan dengan seksio cesarea dilakukan
karena penyebabnya adalah plasenta previa yaitu pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta sehingga dilakukan seksio cesarea yaitu melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan MR Syaebani di
RSUD dr. Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005 bahwa
proporsi keadaan bayi tertinggi adalah hidup 85%.
36
6.5.5. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu
pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
84.7%
10.6%
4.7%
Sembuh
PBJ
PAPS
Gambar 6.22. Distribusi Proporsi Penderita Perdarahan Antepartum
Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.22 dapat dilihat bahwa proporsi keadaan ibu sewaktu
pulang penderita perdarahan antepartum tertinggi adalah sembuh 84,7% dan terendah
adalah Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4,7%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Dapat dilihat bahwa sebagian besar penderita pulang dalam keadaan sembuh.
Hal ini menunjukkan penderita perdarahan antepartum yang dirawat dengan
pemberian obat dan istirahat total ataupun yang dilakukan tindakan persalinan
mendapat perawatan yang baik dari rumah sakit. Penderita yang pulang atas
permintaan sendiri menunjukkan penderita sudah merasa sembuh.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian FR Bangun di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 2001-2004 dengan desain penelitian case series bahwa proporsi
keadaan ibu sewaktu pulang tertinggi adalah sembuh 96,0%.
17
6.6. Lama Rawatan rata-rata Ibu
Lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah 5,79 hari (6 hari) dan Standard Deviation
(SD) 2,474 hari. Lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum sangat
bervariasi. Lama rawatan paling singkat adalah selama 2 hari sedangkan yang paling
lama adalah 18 hari.
Karakteristik penderita perdarahan antepartum yang paling lama dirawat
adalah penderita dengan penyebab perdarahan plasenta previa, tidak ada riwayat
kehamilan/persalinan jelek, tindakan medis aktif, keadaan bayi meninggal, dan
pulang dengan berobat jalan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7. Analisa Statistik
6.7.1. Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Proporsi paritas berdasarkan penyebab perdarahan yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
36.8
0
31.6
60.0
31.6
40.0
0
10
20
30
40
50
60
70
Plasenta Previa Solusio Plasenta
Penyebab Perdarahan
P
r
o
p
o
r
s
i
(
%
)
nullipara
primipara
multipara
Gambar 6.23. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penyebab Perdarahan
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.23. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tertinggi pada nullipara 36,8% dan
terendah pada primipara dan multipara masing-masing 31,6%. Penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan solusio plasenta tertinggi pada primipara 60,0% dan
terendah pada nullipara 0%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang expected count nya <5, sehingga tidak
dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi yang bermakna antara paritas
berdasarkan penyebab perdarahan.
6.7.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan penyebab perdarahan yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
77.2
100
22.8
0
0
20
40
60
80
100
120
Plasenta Previa Solusio Plasenta
Penyebab Perdarahan
P
r
o
p
o
r
s
i
(
%
)
aktif
pasif
Gambar 6.24. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan
Penyebab Perdarahan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.24. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa yang tertinggi ditangani secara aktif
77,2%, sedangkan penderita yang disebabkan solusio plasenta semua ditangani secara
aktif 100%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada plasenta previa, penatalaksanaan medis pasif dilakukan jika keadaan ibu
dan janin baik, perdarahan sedikit, dan usia kehamilan <37 minggu, sedangkan
penatalaksanaan medis aktif dilakukan jika perdarahan banyak dan berlangsung terus
menerus, janin dalam keadaan hidup atau meninggal.
12
Pada solusio plasenta,
penatalaksanaan medis pasif dilakukan jika usia kehamilan < 37 minggu, perdarahan
sedikit, perut sedikit tegang, dan keadaan janin masih baik, sedangkan
penatalaksanaan medis aktif dilakukan jika perdarahan banyak dan berlangsung terus
menerus, ketegangan perut semakin meningkat dengan janin yang masih baik.
18
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai
p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penatalaksanaan
medis berdasarkan penyebab perdarahan.
6.7.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
81.9
55.6
50.0
18.1
44.4
50.0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sembuh PBJ PAPS
Keadaan Ibu Sewaktu Pul ang
P
r
o
p
o
r
s
i
(
%
)
aktif
pasif
Gambar 6.25. Distribusi Proporsi Keadaan Ibu Sewaktu Pulang Berdasarkan
Tindakan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.25. dapat dilihat bahwa proporsi penderita perdarahan
antepartum yang pulang sembuh tertinggi pada penatalaksanaan secara aktif 81,9%.
Penderita yang pulang berobat jalan tertinggi pada penatalaksanaan secara aktif
55,6%. Penderita yang pulang atas permintaan sendiri, proporsi penatalaksanaan
secara aktif sama dengan penatalaksanaan secara pasif (50,0%).
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang expected count nya <5, sehingga tidak
dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi yang bermakna keadaan ibu sewaktu
pulang berdasarkan penatalaksanaan medis.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab Perdarahan
Lama rawatan rata-rata berdasarkan penyebab perdarahan yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
5.81
6.2
0 1 2 3 4 5 6 7
P.Previa
S.Plasenta
P
e
n
y
e
b
a
b
P
e
r
d
a
r
a
h
a
n
Lama Rawatan Rata-rata (hari )
Gambar 6.26. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyebab Perdarahan
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.26.. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata
penderita perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa adalah 5,81
hari (6 hari) dan lama rawatan rata-rata penderita yang disebabkan oleh solusio
plasenta adalah 6,20 hari (6 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penyebab perdarahan.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
4.84
6.06
0 1 2 3 4 5 6 7
pasif
aktif
P
e
n
a
t
a
l
a
k
s
a
n
a
a
n
M
e
d
i
s
Lama Rawatan Rata-rata (hari)
Gambar 6.27. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.27. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata
penderita yang penatalaksanaan medisnya aktif 6,06 hari (6 hari) dan lama rawatan
rata-rata penderita yang penatalaksanaan medisnya pasif adalah 4,84 hari (5 hari).
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan antepartum
berdasarkan penatalaksanaan medis.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang yang dirawat
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
3.5
5.68
7.67
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PAPS
Sembuh
PBJ
K
e
a
d
a
a
n
I
b
u
S
e
w
a
k
t
u
P
u
l
a
n
g
Lama Rawatan Rata-rata (hari )
Gambar 6.28. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu
Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2004-2008
Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya ada
perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita perdarahan
antepartum berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang. Hal ini menunjukkan lama
rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama
daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang atas permintaan sendiri.
Penderita yang pulang berobat jalan dalam penelitian ini adalah penderita
yang seharusnya masih dirawat di rumah sakit sampai keadaannya benar-benar pulih
dan penderita diizinkan pulang jika keadaan fisiknya sudah mulai membaik tapi
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
masih harus tetap memeriksakan atau mengontrol kesehatannya ke rumah sakit.
Penderita bisa dikatakan membaik atau sembuh jika tekanan darah normal, kadar Hb
normal, dan tidak terjadi perdarahan lagi.
Penderita yang pulang atas permintaan sendiri lama rawatan rata-ratanya
paling singkat, hal ini dikaitkan dengan penderita yang sudah merasa sembuh dan
minta diizinkan pulang oleh dokter. Kadar Hb penderita pada saat masuk rumah sakit
yaitu pulang sembuh diantaranya 11gr% sebesar 36,1%, pulang berobat jalan
diantaranya 11gr% sebesar 33,3%, dan pulang atas permintaan sendiri 11gr%
sebesar 50,0%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun 2004-2008 menunjukkan
penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Proporsi tertinggi pada
tahun 2005 yaitu 34 kasus (40,0%).
7.1.2. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi
diperoleh jumlah yang tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun 81,2%,
suku Batak 84,7%, agama Kristen Protestan 64,7%, pekerjaan ibu rumah
tangga 52,9%, dan daerah asal kota Medan 89,4%.
7.1.3. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri
diperoleh jumlah yang tertinggi pada paritas nullipara 34,2%, usia kehamilan
>28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa 92,9%, ada riwayat
kehamilan/persalinan jelek 25,9%, dan jenis riwayat kehamilan/persalinan
jelek seksio cesarea 50,0%.
7.1.4. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gejala objektif
diperoleh jumlah yang tertinggi pada kadar Hb 11gr% 63,5%, anemia ringan
96,8%, tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan tekanan darah diastolik
normal 49,4%, tinggi fundus uteri normal 83,5%, dan denyut jantung janin
normal 98,8%.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.1.5. Proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan status rawatan
diperoleh jumlah yang tertinggi pada asal kedatangan yaitu rujukan 71,8%,
jenis rujukan yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, tindakan medis aktif
77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan pulang dalam keadaan sembuh
84,7%.
7.1.6. Lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan antepartum 5,79
hari (6 hari).
7.1.7. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tindakan medis
berdasarkan penyebab perdarahan. (p = 0,580)
7.1.8. Dengan uji chi-square tidak dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi
yang bermakna antara paritas berdasarkan penyebab perdarahan, dan
keadaan sewaktu pulang berdasarkan tindakan medis karena expected count
<5 lebih dari 25 %..
7.1.9. Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab
perdarahan.(p = 0,733)
7.1.10. Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan tindakan medis.
(p= 0,058)
7.1.11. Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang berobat jalan secara
bermakna lebih lama daripada pulang dalam keadaan sembuh dan pulang
atas permintaan sendiri ( F=4,765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50
hari).
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.2. Saran
7.2.1. Kepada dokter dan perawat di bagian obstetri dan ginekologi diharapkan lebih
memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai penyakit dan komplikasi
yang dapat timbul selama kehamilan.
7.2.2. Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk
melengkapi pencatatan pada kartu status khususnya yang berkaitan dengan
perdarahan antepartum, seperti keluhan, tinggi fundus uteri, dan keadaan
janin.
7.2.3. lbu-ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko untuk terjadinya perdarahan
antepartum agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya kepada
tenaga ahli secara teratur.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2004. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2005. Medan.
2. Djaja, S., 2005. The Determinant of Maternal Morbidity in Indonesian.WHO
South East Asia New Region vol 4 number 1 and 2. New Delhi.
3. Manuaba, IBG., 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit
Arcan, Jakarta.
4. WHO, 2007. Maternal Mortality in 2005. http://www.who.int. Diakses pada
tanggal 18 April 2009.
5. Sarumpaet, S., 2000. Pengaruh Kondisi Fisik dan Riwayat Persalinan Ibu
Terhadap Terjadinya Persalinan Beresiko di Rumah Sakit di
Kotamadya Medan dan Sekitarnya, Majalah Info Kesehatan FKM
USU, No.6, April 2000.
6. Suyono, dkk, 2008. Hubungan Antara Ibu Hamil dengan Frekuensi Solusio
Plasenta di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. http://www.kalbe.co.id.
Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses
pada tanggal 5 Februari 2009.
7. Dinkes Kota Medan, 2003. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2002,
Medan.
8. Koblinsky, M., 1997. Kesehatan Wanita, Sebuah Perspektif Global, UGM
Press, Yogyakarta.
9. Royston, E.,dkk., 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Penerbit Bina
Rupa Aksara, Jakarta.
10. Rukmini, LK, 2008. Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit:
Studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD
Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005.
http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158
Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.
11. Tarigan, D., 1994. Perdarahan Selama Kehamilan. Bagian Anatomi FK
USU, Medan.
12. Winkjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga cetakan V. Penerbit
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
13. Wardana, A., dan Karkata, K., 2008. Faktor Resiko Plasenta Previa.
http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158
Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 Februari 2009.
14. Chalik, TMA., 1997. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Penerbit
Widya Medika, Jakarta.
15. Erlina, 2008. Karakteristik Solusio Plasenta di Bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekan Baru Periode 1 Januari
2002-31 Desember 2006. http://kuliahbidan.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 5 Februari 2009.
16. Simbolon, ME., 2004. Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum
yang Dirawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 1999-
2003. Skripsi FKM USU, Medan.
17. Bangun, FR., 2005. Karakteristik Ibu Penderita Perdarahan Antepartum
Rawat Inap di Badan Pelayanan RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun
2001-2004. Skripsi FKM USU, Medan.
18. Manuaba, IBG., 1998. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit EGC,
Jakarta.
19. Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jilid 1 dan 2. Edisi
II. Penerbit EGC, Jakarta.
20. Sastrawinata, S., 1984. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNPAD, Bandung.
21. Pritchard, Mc., 1991. Obstetri Williams. Edisi 17. Penerbit EGC, Jakarta.
22. Manuaba, IBG., 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Penerbit EGC, Jakarta.
23. Schwartz, R.H., 1997. Catatan Kuliah Kedaruratan Obstetri. Edisi Ketiga.
Penerbit Widya Medika, Jakarta.
24. Saifuddin, A.B., 1991. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi.
Bagian I. Penerbit FK UI, Jakarta.
25. Manuaba, IBG., 1993. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Penerbit EGC, Jakarta.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
26. Anurogo, D., 2008. Tips Praktis Mengenali Plasenta Previa.
http://kuliahbidan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 Februari
2009.
27. Cuningham, FG., 1993. Obstetri Haemorrhage in : William Obstetri
Appleton Century Crarfts, USA.
28. Hacker, Moore, 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi II. Penerbit
Hipokrates, Jakarta.
29. Soedarto, HR., 2002. Gambaran Epidemiologik Penderita Komplikasi
Kehamilan di Bangsal Bersalin RSUD Ulin Banjarmasin 1998-2001.
Dexa Media Vol.15, No.4. Jakarta
30. Christina, I, 1996. Sejarah Kebidanan : Perawatan Kebidanan Sebelum
Melahirkan. Jilid I. Penerbit Bratara, Jakarta.
31. Sastrawinata, S., 1983. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNPAD, Bandung.
32. Albertus, J., 1993. Pendekatan Kehamilan Resiko Tinggi. Majalah Medika
No.8. Jakarta.
33. Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Penerbit Sagung Seto, Jakarta.
34. RS St. Elisabeth Medan, 2007. Profil Rumah Sakit St. Elisabeth Medan
Tahun 2007. Medan
35. Gultom, A. 2002. Karakteristik Penderita Plasenta Previa yang Dirawat
Inap di RSU dr.Pirngadi Medan Tahun 1999-2001. Skripsi FKM
USU Medan.
36. Syaebani, MR. 2008. Gambaran Perdarahan Antepartum di RSUD dr.
Soebandi Jember Periode 1 Januari-2004-31 Desember 2005.
http://www.library.unej.ac.id. Diakses pada tangggal 1 Juni 2009.
Ernawati Gultom : Karakteristik Penderita Perdarahan Antepartum Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.