Anda di halaman 1dari 9

3.1.

Pengertian Pakan
Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan).
Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk
hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang
kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. Pakan pun dapat
dikatakan sebagai bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang
tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan
berkembang biak. Pakan merupakan faktor utama dalam keberhasilan usaha pengembangan
peternakan disamping faktor bibit dan tatalaksana. Pakan yang berkualitas akan sangat
mendukung peningkatan produksi maupun reproduksi ternak.
3.2. Kegunaan Pakan
Bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai peranan sangat penting sebagai sumber
energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Selain itu, pakan
juga dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menghasilkan warna dan rasa
tertentu. Fungsi lainnya diantaranya yaitu sebagai pengobatan, reproduksi, perbaikan
metabolisme lemak, dan lain-lain. Namun pemberian pakan berlebih dapat membuat hewan
peliharaan menjadi rentan terhadap penyakit, produktifitasnya pun akan menurun.
Dapat disimpulkan manfaat utama pakan bagi ternak terutama dalam masa
pertumbuhan adalah:
1) Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein
kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan
jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput
benggala dan rumput setaria).

2) Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan
protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3
kelompok:

a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai
hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan
sentero
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

3) Sumber vitamin dan mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan,
mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung
pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji,
daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan
penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan
mineralnya.
Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran
bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran
pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
3.3. Jenis Pakan
Dalam kehidupannya, ternak kambing memerlukan beberapa jenis pakan. Berikut
adalah penjelasan tentang jenis-jenis pakan yang diperlukan oleh kambing.
1. Pakan Hijauan
Pakan hijauan terdiri dari dua jenis, yaitu pakan dari rumput-rumputan dan pakan dari
legume. Pakan rumput-rumputan diantaranya rumput gajah, rumput benggala, rumput raja
dan turi. Sedangkan contoh pakan legume antara lain seperti lamtoro, kaliandra, kacang-
kacangan, dan harendong. Namun, daun-daunan hijau lebih disukai oleh kambing
dibandingkan rumput. Komposisi masing-masing pakan tergantung pada kebutuhan ternak,
yaitu antara kambing menyusui, pemacek dan dewasa.
Campuran daun-daunan dan rumput dengan perbandingan 1 : 1 akan saling melengkapi
dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik. Di samping itu, kambing tidak cepat bosan
melahap pakan hijau yang tersedia. Hindari pemberian hijauan yang masih muda. Jika
terpaksa digunakan hendaknya diangin-anginkan terlebih dahulu selama 3-4 jam, untuk
menghindari terjadinya bloat (kembung) pada kambing.
2. Pakan Limbah Industri dan Pertanian
Selain pakan hijauan, kambing juga menyukai pakan yang berasal dari limbah
pertanian. Limbah industri yang dapat dijadikan pakan antara lain seperti ampas tahu, ampas
tempe, ampas singkong, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, dedak padi, dan dedak
jagung. Sementara contoh limbah pertanian antara lain seperti jerami padi, jerami jagung,
daun singkong, daun nangka dan limbah kelapa.
3. Pakan Tambahan
Pakan tambahan berguna untuk memenuhi kebutuhan mineral dan meningkatkan nafsu
makan. Selain itu, pakan tambahan ini bermanfaat untuk menutupi kekurangan zat gizi yang
terdapat pada hijauan. Sumber pakan tambahan berupa campuran mineral (mineral mix) dari
garam dapur, kapur, dan premix.
3.4. Kandungan Pakan
Dari jenis bahan pakan kambing yang sudah dijelaskan diatas, terdapat kandungan
nutrisi di dalam pakan tersebut, yang tentunya nutrisi ini dapat dijadikan sebagai gambaran
seberapa banyak nutrisi yang diperlukan dan terdapat pada ternak kambing tersebut. Berikut
ini daftar tabel kandungan nutrisi pada pakan kambing.
Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan hijauan
No

Jenis Bahan

B.K.
(%)
PrK.
(%)
S.K.
(%)
Lemak
(%)
Abu
(%)
BETN
(%)
1. Rumput gajah 18,98 10,19 34,15 1,64 11,73 42,29
2. Rumput benggala * 18,37 27,40 3,81 13,08 37,34
3. Daun turi* * 23,48 9,38 3,51 10,10 53,53

Tabel 2. Kandungan nutrisi pakan limbah industri
No. BK(%) PK(%) LK(%) SK(%) TDN(%


IV
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas, yaitu :
1. Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan).
2. Kegunaan pakan pada ternak adalah sebagai sumber energi, sumber protein, dan
sumber vitamin mineral.
3. Pakan yang dibutuhkan oleh kambing berupa pakan hijauan, limbah industri, dan
pakan tambahan
4. Kandungan nutrisi pakan yang terkandung pada pakan kambing berupa persentase
bahan kering, lemak kasar, protein kasar, abu, dan BETN.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Buku Petunjuk Praktis Menggemukan Domba, Kambing & Sapi Potong


III
PEMBAHASAN
Jenis bahan

1 Ampas tahu 10,788 25,651 5,317 14,527 76,000
2 Bungkil klp sawit 92,524 14,112 11,903 10,722 67,435
3 Bungkil kcg tanah 91,447 36,397 17,242 0,895 71,721
4 Bungkil kedelai 89,413 52,075 1,011 25,528 40,265
5 Dedak padi 91,267 9,960 2,320 18,513 55,521
6. Dedak jagung 84,800 8,500 9,000 1,500 82,000

3.1. Bangsa Sapi Bos Indicus
Bos Indicus atau Sapi Zebu sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia.
Yang terkenal di Indonesia adalah sapi brahman dan sapi ongole. Bos Indicus merupakan sapi
berpunuk, sapi-sapi dari Bos Indicus menurunkan bangsa-bangsa sapi di daerah tropis
a. Brahman

Sapi Brahman merupakan sapi keturunan bos indicus yang berhasil dijinakkan di India,
Tetapi mengalami perkembangan pesat di Amerika Serikat. Sapi ini adalah hasil campuran
darah 3 bangsa sapi madura yaitu bangsa bir, buzerat, dan nellose. Sapi ini bertanduk dan
warnanya bervariasi mulai dari abu-abu muda, totol-totol, sampai hitam, terdapat punuk pada
punggung di belakang kepala, yang merupakan kelanjutan dari otot-otot pundak, dengan
telinga yang berpendulous panjang, serta adanya pendulous yang longgar sepanjang leher.
Sapi Brahman memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang
sangat minimal, toleransi terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuh anak, daya tahan
terhadap kondisi yang jelek seperti penyakit dan parasit. Berat badan betina dewasa mencapai
585 kg sedangkan jantan dewasa mencapai 900 kg atau bahkan lebih.
Bangsa sapi brahman berasal dari negara India dan termasuk golongan sapi zebu yang
memiliki ukuran medium.
Jadi dapat dirincikan, bahwa sapi brahman memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Ciri-ciri dari sapi brahman ini sebagai berikut :
Sapi brahman mempunyai tanduk dan warna bulunya bervariasi mulai dari abu-abu
sampai merah.
Terdapat punuk yang sangat besar pada punggungnya dan memiliki lipatan kulit
(gelambir) dari bawah leher sampai perut yang cukup besar.
Telinga lebar dan menggantung terkulai.
Berat lahir anak sapi brahman ini tergolong medium tetapi memiliki ukuran berat
sapih yang tergolong ringan.
Berat badan dari sapi brahman betina dewasa dapat mencapai 585 kg sedangkan sapi
brahman yang jantan dewasa dapat mencapai lebih dari 900 kg.
Sapi brahman mempunyai sifat-sifat yang hanya dipunyai olah bangsa sapi tertentu,
yaitu ketahanan terhadap kondisi yang sangat minimal (buruk), mempunyai toleransi
terhadap panas, kemampuan mengasuh anak baik, daya tahan terhadap penyakit dan
parasit (resistensi) baik.
Sapi brahman ini sangat cocok untuk dipersilangkan guna menghasilkan hybrid
vigor yang tinggi.
Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,9 kg/ hari.
Kelemahannya yaitu toleransi yang rendah, suhu udara yang rendah dan memiliki tingkat
kesuburan (fertilitas) yang rendah.
Bangsa sapi brahman ini dikembangkan di daerah panas seperti Kabupaten Pati,
Rembang, Kudus, Jepara, blora, Grobogan, Banyumas, Kebumen, dan Purworejo. Hasil
silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,55 kg/hr.
b. Ongole
Sapi Ongole merupakan sapi keturunan bos indicus yang berhasil dijinakkan di India.
Sapi Ongole masuk ke Indonesia abad ke-19 dan dikembangkan cukup baik di pulau Sumba,
sehingga lebih dikenal dengan Sapi Sumba Ongole. Karakteristik Sapi Ongole adalah punuk
besar dan kulit longgar dangan banyak lipatan dibagian bawah leher dan pantat, telinga
panjanng serta menggantung, tempramen tenang dengan mata besar, tanduk pendek dan
hampir tidak terlihat, warna bulu umumnya putih kusam atau agak kehitam-hitaman dan
warna kulit kuning
Jadi dapat dirincikan, karakteristik dari sapi ongole ini, yaitu :
a. Ciri-ciri dari sapi ongole sebagai berikut :
Berpunuk pada punggungnya, telinga besar dan menggantung serta bertanduk.
Terdapat lipatan kulit (gelambir) di bawah leher dan perut.
Warna kulit putih dengan bagian pinggul, leher dan sebagian kepala berwarna abu-
abu atau putih kehitaman.
Berat badan dapat mencapai 450 kg untuk sapi yang betina dan 600 kg untuk sapi
yang jantan.
Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,4-0,6 kg/ hari
dengan hasil silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,28
kg/hr.
Ciri yang khas dari sapi ongole ini yaitu adanya warna hitam yang mengelilingi
lubang mata yang biasa disebut cicin mata.












IV
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari hasil pembahasan di atas, yaitu :
1. Bos Indicus merupakan sapi berpunuk, sapi-sapi dari Bos Indicus menurunkan
bangsa-bangsa sapi di daerah tropis
2. Jenis bangsa sapi bos indicus yang terkenal di Indonesia adalah sapi brahman dan sapi
ongole
3. Karakteristik dari sapi brahman yaitu bertanduk dan warnanya bervariasi mulai dari
abu-abu muda, totol-totol, sampai hitam, terdapat punuk pada punggung di belakang
kepala, yang merupakan kelanjutan dari otot-otot pundak, dengan telinga yang
berpendulous panjang, serta adanya pendulous yang longgar sepanjang leher.
Memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang sangat
minimal, toleransi terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuh anak, daya tahan
terhadap kondisi yang jelek seperti penyakit dan parasit.
4. Karakteristik dari sapi ongole yaitu adalah punuk besar dan kulit longgar dangan
banyak lipatan dibagian bawah leher dan pantat, telinga panjanng serta menggantung,
tempramen tenang dengan mata besar, tanduk pendek dan hampir tidak terlihat, warna
bulu umumnya putih kusam atau agak kehitam-hitaman dan warna kulit kuning.










DAFTAR PUSTAKA
A.S. Sudarmono dan Y. Bambang Sugeng, 2008, Sapi Potong +Pemeliharaan, Perbaikan
Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan, Edisi Revisi, Penebar Swadaya,
Jakarta.

Sori Basya Siregar, 2008, Penggemukan Sapi, Penerbar Swadaya, Jakarta.

Santoso Udang. 20011. Mengelola Peternakan sapi secara profesional. Penebar Swadaya.
Jakarta. Cetakan IV.
Santoso Kholid, Warsito dan Andoko, A. 2012. Bisnis Penggemukan Sapi. PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta Selatan. Cetakan I.
Yulianto P, dan Saparianto C,.2011. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Penebar
Swadaya. Cetakan II

Anda mungkin juga menyukai