Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Desa dalam pengertian secara umum adalah sebagai suatu gejala yang bersifat
universal, terdapat dimanapun didunia ini. Sebagai suatu komunitas kecil, yang
terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun
bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung kepada pertanian,
desa-desa dimanapun cenderung memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang
sama. (Rahadjo, 1999:28).
Desa, dalam definisi lainnya, adalah suatu tempat atau daerah di mana
penduduk berkumpul dan hidup bersama, menggunakan lingkungan setempat, untuk
mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan kehidupan mereka.Desa
adalah pola permukiman yang bersifat dinamis, di mana para penghuninya senantiasa
melakukan adaptasi spasial dan ekologis sederap kegiatannya bersifat
agraris.(http://anisavitri.wordpress.com, diakses 23 September 2011, pukul 16:50
WIB).
Isilah desa semula hanya dikenal di J awa, Madura dan Bali.desa dan dusun
berasal dari bahasa Sanskrit yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.
Dusun dipakai di daerah Sumatera Selatan dan juga Batak.Ciri utama yang terlekat
pada desa adalah fungsinya sebagai tempat tinggal (menetap) dari suatu kelompok
masyarakat yang relatif kecil. Dengan kata lain suatu desa ditandai oleh keterikatan
Universitas Sumatera Utara
warganya terhadap suatu wilayah tertentu. Keterikatan terhadap wilayah ini di
samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk menyangga kehidupan mereka.
(Rahadjo, 1999:40,48 ).
Desa memiliki seting geografis dan sumber daya manusia yang berbeda-
beda.Ada desa yang dikarunia alam yang kaya, namun semangat membangun,
ketrampilan dan pengetahuan masyarakatnya serba kurang, sehingga tidak maju.Ada
pula desa yang sumber daya alamnya terbatas, tetapi ekonominya maju, berkat
kemampuan penduduknya mengatasi berbagai hambatan alam.
Dari letak alaminya desa-desa di Indonesia secara garis besar dapat
dikategorikan sebagai desa pantai, desa dataran rendah, desa pegunungan dan desa
pedalaman atau terpencil. Desa pedalaman atau terpencil merupakan salah satu
kategori desa yang masih banyak terdapat di Indonesia .Dikatakan desa terpencil
karena secara geografis letaknya jauh di pedalaman yang reratif sangat sulit di
jangkau oleh jaringan komunikasi maupun transportasi, memiliki sumber daya
manusia yang pada umumnya mempunyai tingkat pendidikan rendah dan mempunyai
keahlian dan keterampilan yang terbatas. Seperti di Sumatera Utara, sekitar 57% atau
sebanyak 2.938 desa dari total 5.123 desa di Sumatera Utara masuk alam kategori
desa tertinggal. Dari jumlah tersebut 261 diantaranya berada di daerah-daerah
terpencil.(http://www.antarasumut.com, diakses 23 September 2011, pukul 16:00
WIB).
Desa Negeri Gugung adalah salah satu desa yang terdapat di provinsi
Sumatera Utara, berada di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa
Negeri Gugung merupakan salah satu desa terpencil yang sulit di akses. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari letak Georafis desa yang terletak di dataran tinggi di wilayah pegunungan.
Masyarakat desa ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani Karet (Hevea
braziliensis ) Kakao (Theobroma cacao) J ahe (Zingiber officinale) dan Kopi
(Coffea)yang ditanam di areal perbukitan dan di kaki gunung. Masyarakat desa
Negeri Gugung mayoritas didomisili oleh masyarakat Etnis Karo.Desa Negeri
Gugung masih tergolong dalam tingkatan desa swadaya (terbelakang) yaitu desa yang
belum mampu berdiri dalam penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri, dan
urusan administrasi belum terselenggara dengan baik.
Sarana dan prasarana yang ada pada desa ini masih sangat minim, dibuktikan
dengan tidak adanya sarana pendidikan, seperti sekolah, baik pada tingkat dasar,
menengah maupun tingkat atas. Masyarakat yang tinggal di desa ini yang ingin
menempuh dunia pendidikan terpaksa harus pindah untuk sementara waktu tinggal
bersama saudaranya yang berada diluar daerah atau diluar desa Negeri Gugung.
Sarana kesehatan juga sangat terbatas, ditandai dengan adanya sebuah balai
kesehatan yang sangat jarang difungsikan.Begitu juga dengan sarana transportasi.
Kondisi jalan yang sebagian besar belum beraspal dan menanjak menyebabkan akses
untuk masuk dan keluar dari desa tersebut sangat sulit, sehingga angkutan umum
yang tersedia hanya ada satu kali dalam seminggu. Dari keterbatasan sarana dan
prasarana tersebut masyarakat desa ini masih sangat tertinggal dari kemajuan
teknologi, informasi dan komunikasi.Dari gambaran diatas jelas terlihat bahwa
masyarakat yang berdomisili di desa terpencil masih jauh dari kehidupan layak
dikarenakan oleh sarana dan prasarana yang sangat terbatas.Dari permasalahan yang
Universitas Sumatera Utara
dipaparkan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut lagi mengenai faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk tinggal di desa
terpencil. Karena sebagaimana yang kita ketahui, masyarakat pada umumnya
berbondong-bondong untuk bermigrasi ke kota karena kehidupan disana lebih
menjajikan seperti mendapat pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendidikan yang
lebih baik dan memperoleh fasilitas kemasyarakatan lainnya yang lebih baik.
Makadari itu penulis mengangkat judul orientasi domisili masyarakat di desa
terpencil untuk melihat faktor-faktor yang membuat masyarakat berdomisili di desa
Negeri Gugung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yang merupakan
salah satu desa terpencil di Sumatera Utara.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah faktor-faktor pendorong
orientasi masyarakat berdomisili di desa Negeri Gugung.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumukan diatas, maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor orientasi
domisili masyrakat di desa terpencil Negeri Gugung
1.4. Manfaat penelitian
Setelah mengadakanpenelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa :

Universitas Sumatera Utara

1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
peneliti dan juga kepada pembaca mengenai masyarakat di desa terpencil, sehingga
dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu sosial khususnya di
bidang sosiologi pedesaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan membantu memberikan masukan, data dan
informasi yang berguna bagi semua kalangan terutama mereka yang secara serius
mengamati masyarakat di desa terpencil serta memberikan masukan bagi masyarakat
desa khususnya di tempat penelitian ini dilakukan.
1.5 Definisi Konsep
Dalam sebuah penelitian, definisi konsep sangat diperlukan untuk
memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah definisi
abstraksi mengenai gejala suatu realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan
menjelaskan suatu gejala (Maleong, 1997:67). Adapun konsep yang digunakan sesuai
dengan konteks penelitian ini adalah:
1. Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah, tempat
dan sebagainya yang tepat dan benar atau pandangan yang
mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Domisili adalah tempat bermukimnya suatu masyarakat dalam
jangka waktu yang lama dan bersifat menetap.
3. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata masyarakat sendiri berakar dari kata
dalam bahasa arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu
komunitas yang teratur.
4. Masyarakat desa adalah perkumpulan hidup permanen pada suatu
tempat, kampung dengan sifat yang khas yaitu; kekeluargaan,
adanya kolektivitas dalam pembagian tanah dalam pengerjaanya
serta ada kesatuan ekonomis yang memenuhi kebutuhan sendiri.
5. Desa terpencil adalah kawasan pedesaan yang terisolasi dari pusat
pertumbuhan daerah atau lainnya akibat tidak memiliki atau
kekurangan sarana (infrastruktur) perhubungan, sehingga
menghambat pertumbuhan kawasan.
6. Gemeinschaftyaitu teori yang menjelaskan tentang bentuk
kehidupan bersama dalam suatu wilayah tertentu, dimana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah
Universitas Sumatera Utara
yang kekal, dan banyak dijumpai pada kehidupan bersama dalam
keluarga, kelompok kekerabatan dan masyarakat yang hidup
dipedesaan.



















Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai