(1980); Toulmin (1981), advokasi adalah upaya persuasif yang
mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan rekomendasi tindak lanjutmengenai sesuatu ( Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo, 2005). Advokasi adalah usaha mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif (Johns Hopkins School for Public Health). WHO (1989) seperti dikutip UNFPA dan BKKBN (2002), mengungkapkan bahwa, Advocacy is a combination on individual and social action design to gain political commitment, policy support, social acceptance and systems support for particular healrh goal or programme. Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu. Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk memperoleh komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku sehat (DEPKES, 2007).
2. Tujuan Advokasi Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), tujuan advokasi adalah sebagai berikut: Tujuan Umum Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha. Tujuan Khusus 1. Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran. 2. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan. 3. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan menerima perubahan. 4. Adanya tindakan/perbuatan/kegiatan nyata (yang diperlukan). 5. Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan) 3. Sasaran dan Pelaku dalam Advokasi Sasaran advokai kesehatan adalag berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra di kalangan pengusaha/swasta, badan penyandang dana, media masa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan. Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung, tetapi juga mentang atau berlawanan atau merugikan kesehatan. Pelaku Advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh. Diharapkan mereka memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi khusunya melakukan pendekatan persuaif, dapat dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela khusunya di depan kelompok saaran. 4. Pendekatan dan Langkah dalam Advokasi Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan persuasif, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan, yang memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja sengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dilakukan melalui pembentukan koalisi, pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerjasama bilateral. 1. Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi (Menurut Depkes, 2007) 1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi. 2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran 3. Siapkan dan kemas bahan informasi. 4. Rencanakan teknik atau cara kegiatan operasional. 5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut.
STRATEGI ADVOKASI KESEHATAN
A. Pengertian a. Usaha mempengeruhi kebijakan publik / pengambil keputusan dgn melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif b. Berbicara,dengan memberikan perhatian terhadap suatu masalah atau isu penting dan mengarahkan pembuat keputusan untuk membuat solusi c. Suatu upaya agar pembuat keputusan secara aktif mendukung suatu masalah/ isu dan mencoba untuk mendapat dukungan dari pihak lain
B. Tujuan Advokasi a. Mendapat dukungan,baik dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis ,dalam bentuk Surat Keputusan, Surat edaran,himbauan,pembentukan kelembagaan, ketersediaan dana,sarana,tenaga. b. Mendorong para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan ,program atau peraturan. c. Mendorong para pengambil keputusan untuk aktif mendukung kegiatan/tindakan dalam pemecahan masalahdan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain/mitra.
C. Sasaran Advokasi a. Pengambil keputusan tingkat pusat,seperti: DPR(Komisi 7),Menteri,Dirjen Departemen terkait, BAPPENAS,Lembaga Donor(WHO,World Bank UNICEF,ADB),Organisasi Profesi,LSM Nasional & Internasional,Partai Politik.
b. Pengambil kebijakan tingkat provinsi,seperti: DPRD/Komisi E,BAPPEDA,Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Kepala Dinkes tingkat I,LSM,institusi pendidikan ,Institusi kesehatan dan non kesehatan,Lembaga swasta/Industri,Partai politik. c. Pengambil kebijakan tingkat Kabupaten/Kota,seperti: DPRD Kabupaten/Kota ,Komisi E,BAPPEDA, Bupati/Walikota dan asisten kesejahteraan rakyat,Kepala Dinkes tingkat ,LSM,institusi pendidikan ,Institusi kesehatan dan non kesehatan,Lembaga swasta/Industri,Partai politik.
D. Pendekatan kunci Advokasi - Melibatkan para pemimpin - Membangun kemitraan - Mobilisasi komunitas kelompok - Membangun kapasitas - Bekeraja sama dgn mass media
E. Langkah-langkah Advokasi a. Analisis masalah dan perumusan posisi(positioning) b. Analisis stakeholders terhadap pengambil keputusan, sekutu dan teman ,kelompok yang menolak(lawan). c. Membuat pesan Advokasi d. Melaksanakan kegiatan Advokasi e. Bentuk kegiatan Advokasi 1. Lobi politik 2. Debat 3. Dialog 4. Negosiasi 5. Petisi/resolusi 6.Mobilisasi 7. Penggunaan media massa
f. Monitoring dan evaluasi g. Indikator keberhasilan 1. Adanya peraturan,Surat keputusan,Surat edaran, instruksi,himbauan,dan dukungan sarana,tenaga. 2. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamis untuk pelaksanaan kegiatan. 3. Adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan kegiatan. 4. Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan setiap kegiatan upaya kesehatan. 5. Terbentuk dan fungsinya kelompok kerja.
Contoh hasil advokasi kesehatan TINGKAT HASIL ADVOKASI Kabupaten Adanya kebijakan kawasan bebas rokok di berbagai tatanan Adanya Perda tentang pembuangan air limbah yang memenuhi syarat untuk perusahaan. Adanya Perda yang melarang garam tidak beryodium beredar di pasaran Kecamatan Kebijakan gerakan jum`at bersih Kebijakan kawasan bebas rokok di berbagai tatanan Desa Dukungan gerakan jum`at bersih Dukungan untuk distribusi garam beryodiumSTRATEGI ADVOKASI KESEHATAN
A. Pengertian a. Usaha mempengeruhi kebijakan publik / pengambil keputusan dgn melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif b. Berbicara,dengan memberikan perhatian terhadap suatu masalah atau isu penting dan mengarahkan pembuat keputusan untuk membuat solusi c. Suatu upaya agar pembuat keputusan secara aktif mendukung suatu masalah/ isu dan mencoba untuk mendapat dukungan dari pihak lain
B. Tujuan Advokasi a. Mendapat dukungan,baik dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis ,dalam bentuk Surat Keputusan, Surat edaran,himbauan,pembentukan kelembagaan, ketersediaan dana,sarana,tenaga. b. Mendorong para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan ,program atau peraturan. c. Mendorong para pengambil keputusan untuk aktif mendukung kegiatan/tindakan dalam pemecahan masalahdan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain/mitra.
C. Sasaran Advokasi a. Pengambil keputusan tingkat pusat,seperti: DPR(Komisi 7),Menteri,Dirjen Departemen terkait, BAPPENAS,Lembaga Donor(WHO,World Bank UNICEF,ADB),Organisasi Profesi,LSM Nasional & Internasional,Partai Politik.
b. Pengambil kebijakan tingkat provinsi,seperti: DPRD/Komisi E,BAPPEDA,Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Kepala Dinkes tingkat I,LSM,institusi pendidikan ,Institusi kesehatan dan non kesehatan,Lembaga swasta/Industri,Partai politik. c. Pengambil kebijakan tingkat Kabupaten/Kota,seperti: DPRD Kabupaten/Kota ,Komisi E,BAPPEDA, Bupati/Walikota dan asisten kesejahteraan rakyat,Kepala Dinkes tingkat ,LSM,institusi pendidikan ,Institusi kesehatan dan non kesehatan,Lembaga swasta/Industri,Partai politik.
D. Pendekatan kunci Advokasi - Melibatkan para pemimpin - Membangun kemitraan - Mobilisasi komunitas kelompok - Membangun kapasitas - Bekeraja sama dgn mass media
E. Langkah-langkah Advokasi a. Analisis masalah dan perumusan posisi(positioning) b. Analisis stakeholders terhadap pengambil keputusan, sekutu dan teman ,kelompok yang menolak(lawan). c. Membuat pesan Advokasi d. Melaksanakan kegiatan Advokasi e. Bentuk kegiatan Advokasi 1. Lobi politik 2. Debat 3. Dialog 4. Negosiasi 5. Petisi/resolusi 6.Mobilisasi 7. Penggunaan media massa
f. Monitoring dan evaluasi g. Indikator keberhasilan 1. Adanya peraturan,Surat keputusan,Surat edaran, instruksi,himbauan,dan dukungan sarana,tenaga. 2. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamis untuk pelaksanaan kegiatan. 3. Adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan kegiatan. 4. Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan setiap kegiatan upaya kesehatan. 5. Terbentuk dan fungsinya kelompok kerja.
Contoh hasil advokasi kesehatan TINGKAT HASIL ADVOKASI Kabupaten Adanya kebijakan kawasan bebas rokok di berbagai tatanan Adanya Perda tentang pembuangan air limbah yang memenuhi syarat untuk perusahaan. Adanya Perda yang melarang garam tidak beryodium beredar di pasaran Kecamatan Kebijakan gerakan jum`at bersih Kebijakan kawasan bebas rokok di berbagai tatanan Desa Dukungan gerakan jum`at bersih Dukungan untuk distribusi garam beryodium