Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ada tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional dan anestesi
lokal. Masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan. Seorang ahli anestesi akan menentukan
jenis anestesi yang menurutnya terbaik dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian
dari masing-masing tindakannya tersebut.
1
Operasi obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit
Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010, sekitar 22% pasien dilakukan dengan anestesi
umum dan 78% dilakukan dengan anestesi regional.
Regional anestesi terbagi atas spinal anestesi, epidural anestesi dan blok perifer.
Spinal & anestesi epidural ini telah secara luas digunakan di ortopedi, obstetri dan anggota
tubuh bagian bawah operasi abdomen bagian bawah. Spinal anestesi, diperkenalkan oleh Bier
Agustus 1898, adalah teknik regional pertama utama dalam praktek klinis. Operasi seksio
sesariamemerlukananestesiyang efektifyaitu regional(epidural atautulang belakang)
atauanestesiumum. Denganepiduralanestesi, obat anestesiyangdimasukkan kedalamruangdi
sekitartulang belakangibu, sedangkandenganspinal anestesi yaitu obat anestesi
disuntikkansebagaidosistunggalke dalamtulang belakangibu. Denganduajenisanestesiregional
ini ibuterjagadalam proses persalinan, tetapi mati rasadari pinggang kebawah.
Dengananestesiumum, ibutidak sadardalam prosespersalinandan obat anestesi yang
digunakan dapat mempengaruhiseluruh tubuhnya serta bayi yang akan dilahirkan.
1,2

Resiko utama yang berhubungan dengan anestesi umum adalah permasalahan pada
jalan nafas. Resiko yang signifikan terjadi adalah aspirasi dari isi saluran pencernaan dan
hanya 30 ml dari cairan aspirasi tersebut yang menyebabkan sindroma Mendelson. Intubasi
menjadi lebih sulit dibandingkan dari pada pasien-pasien yang tidak hamil, terutama pada ibu
yang gemuk. Permasalahan lainnya adalah leher pendek dan oedem laring.
1

Saat ini, dokter anestesidan dokter kandunganpercaya bahwaneuraxialanestesilebih
aman daripadaanestesi umumkarenakurangmorbiditasibu danrisiko kematianterkait dengan
masalahjalan napasyang sulit. Neuraxialanestesitermasukspinal anestesi, epidural anestesi,
dan kombinasi spinal-epidural anestesi.Prosedur inidilakukandengan sterilisasi
danidentifikasianatomi terlebih dahulu. Pendekatanuntuk mencapairuang
subarachnoiddilakukan dengan cara medianataupun paramedian. Epiduralanestesiadalah
Universitas Sumatera Utara
sebuah teknik lebihsulit, tapi menawarkanfleksibilitas yang lebih
besardibandingkanspinalanestesi dalam haldurasi. Potensikelanjutan
darianalgesiapascaoperasi dengannarkotika atauobat bius lokaltelah secara dramatis
meningkatkanpopularitasanestesi epidural. Keuntungan darispinalanestesidibandingkan
dengan anestesi epiduraladalah kecepatanonsetnya.Kerugian spinal anestesi adalah tingginya
kejadian hipotensi, ada mual-muntah intrapartum, kemungkinan adanya post spinal headache,
lama kerja obat anestesi terbatas.
4,6

Komplikasi yang paling umum ditemui dengan anestesi spinal adalah hipotensi, yang
disebabkan blokade sistem saraf simpatik. Akibatnya, penurunan resistensi vaskuler sistemik
dan perifer terjadi penurunan cardiac output. Dalam beberapa kasus, efek kardiovaskular
dapat bermanifestasi sebagai hipotensi mendalam & bradikardia. Hipotensi merupakan
masalah yang serius yang terjadi dalam spinal anestesi pada operasi seksio sesaria, dengan
insiden yang dilaporkan dari literatur hampir di atas 83%. Selama 25 tahun, pergeseran uterus
ke kiri dengan manipulasi mengganjal panggul dan pengisian cairan sebelum dilakukannya
spinal anestesi merupakan beberapa cara untuk mencegah terjadinya hipotensi.
2,3

Karena spinal anestesi mempunyai keuntungan-keuntungan untuk seksio caesarea,
berbagai usaha dilakukan untuk mencegah hipotensi maternal. Dicoba dengan pemberian
1000-1500 ml Ringer laktat 15-30 menit sebelum spinal anestesi. Bila diberikan larutan
dextrose untuk mengisi volume, beberapa peneliti melihat adanya hiperglikemia feotal,
asidosis dan ahkirnya neonatal hipoglikemia. Sebaliknya beberapa peneliti menganjurkan
pemberian sedikit dekrose (1% dekrose di dalam RL) untuk mempertahankan euglikemia.
Penggunaan sejumlah kecil koloid dikombinasikan dengan kristaloid tidak menunjukkan
hasil yang konsisten untuk menurunkan kejadian hipotensi maternal. Pada pasien-pasien yang
tidak hamil, pemberian ko-loading cairan lebih baik dalam mempertahankan cardiac output
setelah spinal anestesi.Banyak metode untuk mencegah hipotensi selama anestesi spinal
untuk section caesaria telah diteliti, namun tidak ada satu teknik yang telah terbukti efektif
dan dapat diandalkan.
1,3,5,6

Ueyama dkk. (1999) menunjukkan bahwa cairan kristaloid "coload" (administrasi
cepat dari bolus cairan pada saat mulai injeksi intratekal) adalah lebih unggul dibandingkan
kristaloid preload konvensional (cairan diberikan sebelum injeksi intratekal) untuk mencegah
hipotensi.
10

Universitas Sumatera Utara
Manu dkk. (2008) menemukan ko-loading dengan 15 ml/kg BB ringer laktat lebih
efektif pemberiannya dibandingkan dengan pemberiannya sebagai preloading dalam hal
mencegah hipotensi.
11

Dahlgren dkk. (2005) melaporkan koloid preloading mengurangi angka kejadian
hipotensidibandingkan denganlarutan Ringer.
13
Teoh dkk. (2009) meneliti bahwa 15ml/kg BB HES 130/0,4 yang digunakan sebagai
preload secara signifikan meningkatkan curah jantung 5 menit pertama setelah spinal anestesi
pada seksio sesaria dibandingkan sebagai ko-loading.
5
Siddik-sayid dkk (2009) juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam kejadian
hipotensi pada wanita yang menerima preloading koloid dibandingkan dengan ko-loading
koloid pada saat dilakukan tindakan anestesi.
12

Nishikawa dkk. (2007) melaporkan bahwa ko-loading koloid mempunyai efektivitas
yang sama dengan preloading koloid dalam mengatasi hipotensi yang terjadi.
3

Untuk itu, peneliti ingin mengetahui apakah pemberian ko-loading koloid
memberikan efek dalam mencegah hipotensipada pasien-pasien yang menjalani seksio sesaria
dengan spinal anestesi?

1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan efek pemberian ko-loading cairan koloid dalam
mencegah hipotensi dibandingkan ko-loading kristaloid pada pasien-pasien yang
mejalani section caesaria dengan spinal anestesi?

1.3 HIPOTESIS
Ada perbedaan efek pemberian ko-loading cairan koloid dalam mencegah
hipotensidibandingkan ko-loading kristaloid pada pasien-pasien yang menjalani
section caesaria dengan spinal anestesi.
Universitas Sumatera Utara

1.4 TUJUAN PENELITIAN
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui efektifitas pemberian ko-loading cairan koloid dalam
mencegah hipotensidibandingkan ko-loading kristaloid pada pasien-pasien yang
menjalani section caesaria dengan spinal anestesi.
1.4.2 Tujuan khusus
a. Untuk menilai hipotensi yang terjadi karena pemberian ko-loading kristaloid
b. Untuk menilai hipotensi yang terjadi karena pemberian ko-loading koloid.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber rujukan tambahan
dalam penelitian lanjutan tentang usaha-usaha pencegahan hipotensi yang signifikan
pada wanita hamil yang akan menjalani operasi seksio sesaria dengan spinal anestesi.

1.5.2 Manfaat praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan
dalampemberian cairan yang efektif dalam hal mencegah hipotensipada pasien-pasien
yang menjalani operasi caesaria dengan spinal anestesi.






Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai