Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

ANALISA KEBUTUHAN PELATIHAN


(TRAINING NEED ANALYSIS)
TAHUN 2012









LEMBAGA PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LP3)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
1






Laporan
Analisa Kebutuhan Pelatihan
(Training Need Analysis)
Lembaga Pengkajian Dan Pengembangan Pendidikan (LP3)
Universitas Brawijaya

Tanggal : 25 April 2012
Diajukan oleh : Manager Representative

TTD


Ir. Moch. Sholichin, MT, PhD
Disetujui oleh : Ketua

TTD


Prof. Dr. Agus Suman, SE, DEA



2

BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kualitas sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional. Hal ini dapat disadari, oleh karena manusia sebagai subyek dan
obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan
agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin
dan profesional. Di sarnping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan
menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan
pembangunan nasional.

Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM tersebut, khususnya SDM Dosen, Tenaga
Kependidikan dan Mahasiswa, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Program
Pelatihan. Sejalan dengan hat tersebut dan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri sipil, bahwa
pelaksanaan merupakan bagian integral dari Pendayagunaan Aparatur Negara. Oleh karena
itu Diklat harus menjadi alat untuk tercapainya dayaguna dan hasilguna pelaksanaan tugas-
tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

Agar tujuan dan sasaran pelatihan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka
penyelenggara Pelatihan harus berkala dalam kerangka sistim yaitu dimulai dari Kegiatan
Analisis Kebutuhan Pelatihan. Penentuan Tujuan Pelatihan, Perencanaan Program
Pelatihan, Pelaksanaan Program Pelatihan dan Evaluasi Hasil Pelatihan. Analisis
Kebutuhan Pelatihan dimaksudkan untuk mengidentifikasi secara jelas Kebutuhan Pelatihan
Bagi Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa yang akan dilatih, agar pelatihan yang
dilaksanakan betul-betul memenuhi kebutuhan peserta, jabatan dan organisasi. Oleh karena
itu, perlu disusun Pedoman Analis Kebutuhan Pelatihan untuk menyiapkan SDM yang betul-
betul professional dalam melakukan tugasnya. Sehubungan dengan itu, maka Lembaga
3

Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Brawijaya perlu menyiapkan
"Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelatihan di lingkungan UB", agar dalam
penyelenggaraannya berjalan secara efektif.

BAB II. KONSEP DASAR
Proses pelatihan akan berjalan lebih optimal jika diawali dengan analisa kebutuhan training
yang tepat. Dalam hal ini terdapat tigas jenis analisa kebutuhan training atau training need
analysis yang bisa di-eksplorasi, yakni : task-based analysis, person-based analysis, dan
organizational-based analysis.

Tiga Jenis analisa tersebut adalah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Task Analysis
Analis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi tertentu.
Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan apa yang
dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa yang
diperlukan. Jadi dalam analisa ini, yang menjadi fokus adalah tugas posisi, bukan orang
yang memegang posisi tersebut.
Melalui metode task analysis ini, kita kemudian bisa menyusun semacam kurikulum
pelatihan yang bersifat standard dan terpadu. Artinya, melalui analisa tugas dan spesifikasi
yang dibutuhkan oleh setiap posisi, maka kita kemudian bisa merumuskan jenis-jenis
pelatihan tertentu untuk setiap posisi tersebut. Beragam jenis pelatihan ini kemudian
distandardkan dan menjadi pelatihan yang wajib diikuti oleh setiap orang yang menduduki
posisi tersebut.

Person Analysis
Analis yang berfokus pada level kompetensi orang yang memegang posisi tertentu. Analisa
ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang dibutuhkan oleh
4

orang tersebut. Dari sini, kemudian dapat disusun jenis training apa saja yang diperlukan
untuk orang tersebut.
Dalam analisa ini biasanya telah ditetapkan beragam jenis kompetensi dan juga standar
level kompetensi yang diperlukan untuk suatu posisi tertentu. Misal, untuk posisi manajer
diperlukan penguasaan terhadap 8 jenis kompetensi (misal, kompetensi leadership,
communication skills, dll). Kemudian juga telah ditetapkan, bagi para manajer maka
standard level untuk ke-8 jenis kompetensi itu adalah 5 (dari skala 1 5). Langkah
berikutnya adalah para manajer akan di-ases untuk melihat level kompetensi-nya, apakah ia
sudah berada pada level 5 untuk semua jenis kompetensi itu atau belum. Jika belum, pada
jenis kompetensi apa saja. Misal, ia masih perlu perbaikan dalam kompetensi
communication skills. Maka bagi yang bersangkutan diberikan training mengenai
communication skills.

Organizational Analysis
Analisa kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan strategis perusahaan
/Perguruan Tinggi dalam merespon dinamika situasi/bisnis masa depan. Kebutuhan
strategis perusahaan/Perguruan Tinggi dirumuskan dengan mengacu pada dua elemen
pokok :
Corporate Strategy
Corporate Values
Metode untuk mengukur level kompetensi karyawan melalui pengamatan langsung di
lapangan (real and direct observation) Pengamatan/observasi dilakukan secara sistematis
dengan mengacu pada profil kompetensi yang telah ditentukan Memberikan gambaran yang
real dan memiliki akurasi yang relatif tinggi karena merupakan refleksi langsung dari kondisi
di lapangan



5


BAB III. HASIL ANALISIS
Metode yang digunakan oleh LP3 dalam melakukan traning need analysis adalah
merupakan gabungan dari ketiga metode tersebut diatas. Artinya ketiga metode tersebut
digunakan untuk mencari dan menentukan kesessuaian dan tujuan yang hendak dicapai
oleh lembaga dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan dilingkungan UB agar sesuai
dengan tupoksi yang dibebankan pada lembaga.
Ringkasan hasil analisa terhadap berbagai macam pelatihan yang telah ditetapkan menjadi
program kerja LP3 tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1. Pelatihan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)
Pelatihan Pekerti bertujuan agar setelah mengikuti seluruh komponen pelatihan Pekerti
peserta akan lebih memahami dasar-dasar Proses Belajar Mengajar dan mengelolanya
secara dinamis dan terstruktur berdasarkan sistem dan kaidah yang benar.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pelatihan ini adalah: peningkatan jumlah dosen
yang mempunyai kompetensi dalam bidang prose belajar mengajar didalam kelas dan
diluar kelas, sehingga pembelajaran akan berjalan dengan baik yang berdampak pada
efisiensi pembelajaran kearah ketercapaian sasaran pendidikan.

2. Pelatihan Applied Approach (AA)
Pelatihan Applied Aproach menjadi sangat strategis untuk dilaksanakan di lingkungan
Universitas Brawijaya dengan pelaksana LP3 cq P3 AI karena tujuan utama nya adalah
mempersiapkan dosen senior untuk memahami manajemen kependidikan Perguruan
Tinggi. Salah satu manfaat yang dapat di identifikasi adalah kemampuan dosen senior
untuk memimpin Lembaga atau unit dari lembaga PT yang memerlukan kemampuan
manajerial termasuk di dalamnya adalah pengembangan kurikulum.



6

Tujuan Pelatihan AA
a) Meningkatkan kualitas kemampuan mendesain kurikulum, dalam hal pengembangan
ilmu pengetahuan yang dinamis seiring dengan issue UB sebagai PT yang
melampaui batas nasional
b) Meningkatkan penguasaan dan keterampilan dosen senior dalam merancang,
merekonstruksi sistem pembelajaran PT
c) Meningkatkan kemampuan sebagai manajer administrasi pendidikan PT sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku
d) Meningkatkan penguasaan dosen senior dalam mengembangkan inovasi
pembelajaran dengan mengacu pada paradigma Teaching How to Learn.
e) Mensosialisasikan berbagai konsep Kurikulum desain, antara lain Konsep Kurikulum
Berbasis Kompetensi kepada para dosen senior di lingkungan Universitas Brawijaya.

OUTPUT
Jumlah dosen yang mempunyai kompetensi administrasi kependidikan PT
meningkat, sehingga akan berdampak pada pengembangan pembelajaran dan
penyelenggaraan lembaga secara khusus di Universitas Brawijaya.

3. Pelatihan Multi Media Tingkat Dasar
Pelatihan sumber daya dosen dalam menyiapkan materi instruksional berbasis
multimedia sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang berorientasi aktivitas
mahasiswa, perlu dilakukan. Diawali dengan penyiapan dosen dalam mengemas materi
perkuliahan dengan segala komponen kegiatan dan tugas-tugas. Standar penyusunan
atau perencanaan material instruksional agar dapat di kemas dalam bentuk multimedia
seringkali belum dikuasai oleh para dosen. Demikian pula tingkat kemampuan dosen
dalam menyiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi informasi pada umumnya belum merata. Fenomena ini terjadi karena
7

sebagian besar pemanfaat teknologi informasi hanyalah berdasar dari kemampuan
dasar mengoperasionalkan teknik komputer.

Keterkaitan antara kegiatan Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia sangat erat
dengan kebijakan Rektor yang tertera dalam Renstra dan Surat Edaran Rektor No.
552/J10/AK/2007 yang mempersyaratkan semua dosen harus mempunyai kemampuan
operasional komputer dan teknik pembelajaran berbasis multimedia. Sesuai dengan
fungsi dan peran LP3, maka kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh P3AI sebagai salah
satu Pusat Pengembangan Instruksional. Sebagai penunjang dalam kegiatan tersebut
memanfaatkan peralatan komputer serta perangkat bantu lainnya yang didapat dari
Hibah antara lain dari TPSDP, SP4 dan UJI.
Tujuan Kegiatan
a) Memberikan wawasan tentang keutamaan penggunaan pembelajaran berbasis
multimedia terhadap efektivitas pembelajaran di Perguruan Tinggi
b) Melatih proses pembelajaran berbasis multimedia yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan sifat mata kuliah.
c) Melatih kemampuan dasar keterampilan merancang dan menyusun pembelajaran
berbasis multimedia sebagai pembelajaran interaktif.
d) Memotivasi staf pengajar untuk merancang materi kuliah sebagai bahan dasar
penyusunan Multimedia pembelajaran.

Output:
a) Ketrampilan dasar operasional komputer sebagai penunjang pembelajaran
b) Kemampuan dosen dalam pengembangan bahan ajar berbasis multimedia
c) Rancangan bahan kuliah dalam bentuk kemasan digital elektronik
Outcomes
a) Peningkatan jumlah digitalisasi bahan ajar
8

b) Kesadaran dan motivasi dosen terhadap perlunya kemampuan merancang bahan
ajar berbasis multimedia dengan benar
c) Meningkatkan jumlah dosen yang memberikan kuliah dengan bantuan multimedia
d) Peningkatan kualitas lulusan yang kompetitif dan mandiri
e) Pembelajaran yang terintegrasi oleh berbagai Fakultas atau Jurusan yang berbeda,
sehingga dapat dimanfaatkan lebih efisien.

4. Pelatihan Pelayanan Prima
Manajemen pelayanan prima merupakan suatu kajian yang tidak hanya bermuatan
konseptual, tetapi juga sekaligus bermuatan praktis/terapan. Hal ini dapat dipahami
karena betapapun baiknya konsep pelayanan apabila tidak dapat diterapkan maka tidak
akan menghasilkan pelayanan yang berkualitas, sebaliknya pelayanan yang berkualitas
dalam suatu organisasi hanya dapat diwujudkan apabila didukung oleh konsep yang
jelas. Kedua muatan kajian tersebut juga menjadi penting artinya mengingat saat ini
masih seringkali muncul fenomena rendahnya kualitas pelayanan baik di bidang
pemerintahan maupun di bidang bisnis.Meminjam istilah Gaster (1995), masih banyak
pelayanan yang cenderung boros (wasteful), membengkak (bloated), terlalu birokratis
(over bureaucratic) dan berpenampilan jelek (under performing).

a. Tujuan Umum
Pelatihan Pelayanan prima ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan sikap
peserta melalui bertambahnya wawasan mereka tentang apa, mengapa dan bagaimana
pelayanan prima yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kependidikan di PTN.
Selanjutnya diharapkan mereka mau menerapkan pelayanan prima dalam pelaksanaan
tugasnya.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta pelatihan akan :
9

1. Memahami konsep dasar pelayanan prima.
2. Memahami berbagai permasalahan dalam pelayanan prima oleh tenaga
kependidikan. Memahami sikap-perilaku yang merupakan cerminan dari pelayanan
prima yang dapat segera dilakukan oleh tenaga kependidikan.
3. Makin meningkatkan kemampuan dan kemauannya untuk memberikan pelayanan
prima dalam tugas-tugasnya.

5. Pelatihan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus
menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Di samping itu, berbagai persoalan yang dihadapi
oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk
memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan.
Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana Pemerintah menjadikan pembangunan
karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional, aitu mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
Program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam
Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010) menyebutkan bahwa pendidikan
karakter sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan
itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan
karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari
itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang
10

baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan
salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya(psikomotor).
Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek
pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau
loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter
menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah
teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja
keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat
Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli
Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum.
Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-
10)
TUJUAN
Tujuan pelatihan ini adalah :
a) Mahasiswa mampu memahami pentingnya pendidikan karakter
b) Mengembangkan potensi dasar mahasiswa agar berhati, berpikiran, dan berperilaku
baik;
c) memperkuat dan membangun perilaku mahasiswa yang multikultur
d) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan sosial.

A. OUTPUT
Kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan:
a) mahasiswa dengan pengetahuan yang dimiliki mampu mengembangkan dan
melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan
pendidikan
11

b) Terlaksananya pelatihan-pelatihan pendidikan karakter bagi Mahasiswa.
c) Dokumen pendukung pengembangan dan pengkajian pendidikan Universitas
Brawijaya dan dasar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional.






























DIAGRAM TRANING NEED ANALYSIS




LP3
INTERNAL
AKADEMIK
PROBLEM
MASYARAKAT
REKTOR
PR 1, PR 2, PR 3
Perintah
KEMENDIKBUD
/ DIKTI

Perintah
12

DIAGRAM DESAIN PENGADAAN BISNIS PENGKAJIAN


LP3
PJM
RAPAT
PEMBAHASAN
TINGKAT PIMPINAN
di LP3
FORUM
DEKAN
UPPTI
SENAT UB
JPC
Dosen UB
REKTOR
PR 1, PR 2, PR 3
TEAM PAKAR LP3 KAPUS
RAPAT INTERNAL
PENETAPAN
PROGRAM
PENGKAJIAN

Anda mungkin juga menyukai