Anda di halaman 1dari 2

Amil Zakat Kena Pajak?

-:- 2013-07-20 20:52:58


JAKARTA - Amil zakat adalah petugas pengelola zakat. Ia bisa disamakan seperti pekerja pada
profesi lainnya. Dari profesinya itu amil mendapatkan imbalan berupa gaji yang bernilai
ekonomis. Dalam ketentuan PPH 21, setiap orang yang sudah yang memiliki penghasilan di atas
PTKP maka dikenakan pajak penghasilan. Statemen tersebut disampaikan Waskito Nugroho,
Kasi PPH Orang Pribadi, Dirjen Pajak, Kemenkeu di hadapan pengurus Forum Zakat (FOZ),
Kamis, 30 Mei di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta Selatan.
Waskito menambahkan, ada hubungan kerja antara amil dengan lembaga/badan amil zakat. Dari
hubungan kerja itulah amil zakat tidak termasuk pengecualian obyek pajak, sebagaimana yang
disebutkan pasal 4 ayat (3) UU No.36 tahun 2008.
Lain halnya dengan badan/lembaga amil zakat, ia termasuk yang dikecualikan obyek pajak.
Dalam ketentuan ayat (3) tersebut disebutkan bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang
diterima oleh badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan pemerintah adalah
dikecualikan obyek pajak. Sehingga dana yang dihimpun di BAZ/LAZ (yang resmi) tidak
dikenakan pajaknya.
Ditambahkan oleh Nurbaiti, dari Dirjen Pajak, bahwa saat ini sudah banyak amil zakat yang
kesejahteraanya tinggi dan penghasilannya di atas PTKP, makanya agar sejajar dengan pekerja
lainnya dan sama di hadapan hukum maka sudah seharusnya amil zakat dikenakan pajak.
Sebagai warga negara yang patuh dan taat terhadap hukum dan peraturan, Nurbaiti berharap agar
amil zakat juga membayar pajak penghasilan.
Pendapat tersebut dikritisi oleh Ketua Umum FOZ, Sri Adi Bramasetia. Ia mengatakan,
sebenarnya amil zakat di BAZ/LAZ taat dan patuh terhadap hukum dan aturan pemerintah,
hanya saja ketentuan tentang keharusan amil membayar pajak sifatnya masih diperselisihkan.
Karena di dalam pasal 4 ayat (3) disebutkan penerima zakat merupakan pengecualian pajak.
Amil termasuk salah satu dari 8 golongan penerima zakat. Oleh karena itu, jika para amil
menafsirkan pasal tersebut sebenarnya tidak salah, tandas Bram, panggilan akrab Sri Adi
Bramasetia.
Forum Zakat yang merupakan representasi dari BAZ/LAZ sebetulnya menunggu ketentuan
tertulis dari Dirjen Pajak. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan beda penafsiran.
Kami sudah pernah audiensi dengan Dirjen Pajak tahun 2010, tapi sampai sekarang ketentuan
tersebut secara tertulis masih belum ada. Kekosongan ini kami artikan belum adanya kewajiban
amil untuk membayar pajak, tandas Bram.
Bram juga meminta agar jika sudah ada ketentuan tertulisnya, disosialisasikan sampai kantor
pajak tingkat bawah sehingga semuanya tahu. Tapi jika belum ada ketentuan tertulisnya,
sebaiknya dari kantor pajak tidak mendatangi kantor BAZ/LAZ meminta mereka untuk
membayar pajak, seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu

Anda mungkin juga menyukai