Oleh: Demas Bayu Mulyantara 13110101 Teknik Mesin 085719127097
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TAHUN 2014 Pada hari Rabu, 19 Maret 2014 diadakan kuliah umum yang berjudul Mengenal Industri Jalan Tol. Kuliah umum ini diberikan oleh Bapak Dr. Ir. Muh Najib Fauzan, M.Si. Beliau merupakan direktur utama PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Pembahasan kuliah umum yang diberikan oleh beliau mengenai peluang bisnis jalan tol dengan melihat fakta kekuatan mengenai ekonomi di Indonesia, pertumbuhan ekonomi negara Indonesia, pembangunan infrastruktur jalan tol, tujuan dan manfaat jalan tol, serta resiko investasi pembangunan jalan tol di Indonesia. Kuliah umum diawali dengan pembahasan mengenai peluang bisnis jalan tol di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey terhadap 20 negara dan 30 industri di dunia pada tahun 2012, indonesia menempati posisi ke 16 dalam hal kekuatan ekonomi terkait pembangunan infrastruktur. Diproyeksikan pada tahun 2030 mendatang, posisi Indonesia akan naik hingga ke peringkat 7. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia bervariasi, dimana pertumbuhan tertinggi mayoritas berada di luar Pulau Jawa. Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus dapat mencetak masyarakat yang termasuk ke dalam kelas konsumen. Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Indonesia pada saat ini mempunyai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar $700 milyar. Pada tahun 2025, Indonesia menargetkan untuk mencapai PDB sebesar $4-4,5 Triliyun. Untuk pendapatan per kapita, pada tahun 2010 Indonesia mempunyai pendapatan sebesar $3000 dan menargetkan untuk mencapai pendapatan per kapita sebesar $15000. Suksesnya pelaksaan MP3EI sangat tergantung pada lambat cepatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Cakupan pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Indonesia diantaranya meliputi jalan, pelabuhan, airport, jalur kereta api, irigasi, pengolahan sampah, PDAM, dan lain sebagainya. Pembangunan infrastruktur sendiri telah dilakukan melalui berbagai metode pada saat ini. Sekitar tahun 1960, dilakukan metode swakelola dimana semua infrastruktur dikerjakan dan dibangun sendiri oleh pemerintah. Kemudian setelah itu berkembang metode outsourcing, dimana pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan ditangani oleh Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Kementrian Pekerjaan umum akan menyiapkan anggaran dan garis besar rencana pembangunan yang akan dilakukan. Kemudian pembangunan akan dilaksanakan dengan melibatkan konsultan dan kontraktor yang mau terlibat. Kemudian pembicaraan dilanjutkan mengenai pembangunan jalan tol. Jalan tol merupakan jalan bebas hambatan yang merupakan bagian dari jalan umum. Operasional jalan tol dibiayai sebagian/seluruhnya oleh pengguna jalan melalui penggunaan tarif tol. Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) melakukan pembangunan jalan tol melalui bantuan pemerintah. Pemerintah membiayai terlebih dahulu proses pembangunan jalan tol lalu kemudian akan memperoleh pengembalian investasi melalui penarikan uang tol. Konsep pembangunan jalan tol di Indonesia menggunakan prinsip penggunaan sesedikit mungkin atau kalau bisa tanpa menggunakan bantuan dana dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). Namun apabila kelayakan finansial kurang baik, pembangunan jalan tol akan mendapat bantuan melalui APBN. Peraturan mengenai investasi jalan tol diatur dalam pasal-pasal berikut: 1. UU No.38 tahun 2004 tentang jalan 2. PP 15 tahun 2005 3. Peraturan Presiden No.67 tahun 2005 4. UU No.5 tahun 1960 5. UU No.2 tahun 2012 Proses mendapatkan hak penggunaan jalan tol baru dapat melalui 3 proses antara lain: 1. Akuisisi 2. Mengikuti tender investasi 3. Pemrakarsa proyek Adapun tujuan dari penyelengaraan jalan tol: 1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang. 2. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi. 3. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan. 4. Meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.
Manfaat dari penyelengaraan jalan tol: 1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah & peningkatan ekonomi. 2. Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang. 3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu dibanding apabila melewati jalan non tol. 4. Badan Usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tarif tol. Kemudiaan pembicaraan akhir adalah mengenai investasi jalan tol. Investasi jalan tol adalah investasi dengan nilai investasi yang besar dan merupakan investasi jangka panjang dengan tenor pinjaman sampai 15 tahun, sehingga pengelolaan resikonya pun haruslah lebih berhati-hati dan memerlukan kejelasan dukungan peraturan perundangan terkait, baik aturannya maupun pelaksanaannya. Perpres No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, pasal 16 ayat 1) berbunyi : Resiko dikelola berdasarkan alokasi resiko antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan Badan Usaha secara memadai dengan mengalokasikan resiko kepada pihak yang paling mampu mengendalikan resiko dalam rangka menjamin efisiensi dan efektifitas dalam penyediaan infrastruktur, sedangkan ayat 2) berbunyi : Pengelolaan resiko sebagaimana dimaksud ayat 1), dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama. Untuk itu Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 38 Tahun 2006 yang menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Resiko atas Penyediaan Infrastruktur.