Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi

di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang


1
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN STATUS
IMUNISASI PADA BAYI DI DESA SEMOWO
KECAMATAN PABELAN
KABUPATEN SEMARANG

Harum Sakti Prabandari
1)
, Ninik Christiani
2)
, Rosalina
3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN
STATUS IMUNISASI PADA BAYI DI DESA SEMOWO KECAMATAN PABELAN
KABUPATEN SEMARANG. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai
kadar kekebalan di atas ambang perlindungan yang meliputi imunisasi hepatitis B, BCG, Polio,
DPT dan Campak. Diperkirakan 1,7 juta kematian pada Balita di Indonesia adalah akibat dari PD3I
(Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan status imunisasi pada bayi.
Penelitian ini dilakukan di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dengan
menggunakan desain Deskriptif Korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam
penelitian ini adalah total populasi sejumlah 35 orang. Instrument dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuesioner dan buku KIA. Analisis data yang digunakan adalah Analisis
Univariat dan Analisis Bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang dan status
imunisasi tidak lengkap sejumlah 12 responden (92,3 %), responden dengan pengetahuan cukup dan
status imunisasi tidak lengkap sejumlah 5 responden (50,0 %), sedangkan responden dengan
pengetahuan baik dan status imunisasi tidak lengkap sejumlah 3 responden (25,0 %). Hasil uji
statistik yang dilakukan dengan Chi-Square diperoleh hasil 0.003 0,05 sehingga ada hubungan
antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan status imunisasi pada bayi di Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan ibu yang mempunyai bayi (0-12 bulan)
hendaknya ikut berperan aktif sebagai peserta atau panitia dalam kegiatan posyandu. Puskesmas
sebagai tempat pelayanan kesehatan hendaknya memberikan pelayanan yang lebih optimal serta
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya penyuluhan KIA.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar, Status Imunisasi pada Bayi
Referensi : 15 (2003-2010)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT BASIC
IMMUNIZATION ON MOTHER WITH INFANT IMMUNIZATION STATUS IN
SEMOWO VILLAGE PABELAN DISTRICT SEMARANG REGENCY. Primary
immunization is an initial immunization to reach immunity levels above the threshold of immunity
including protection against hepatitis B, BCG, Polio, DPT and Measles. An estimated 1.7 million
the death of children under five in Indonesia is the result of PD3I (Preventable Diseases by
Immunization). The purpose of this study was to determine the relationship of mothers' knowledge
of basic immunization with immunization status in infants.
The research was conducted in the Semowo Village Pabelan District Semarang regency using
descriptive correlative design with cross sectional approach. The sample in this study was the total
population of 35 people. Instrument in this study is to use questionnaires and KIA book. Data
analysis was Univariate Analysis and Bivariate Analysis.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
2
Results showed that respondents with less knowledge and incomplete immunization status a
number of 12 respondents (92.3%), respondents with sufficient knowledge and incomplete
immunization status number 5 respondents (50.0%), while respondents with good knowledge and
immunization status 3 incomplete number of respondents (25.0%). Results of statistical tests were
performed with Chi-Square 0.003 0.05 obtained results so that there is a The Relation between the
Level of Knowledge about Basic Immunization on Mother with Infant Immunization Status in
Semowo Village Pabelan District Semarang Regency.
Based on the results of these studies are expected to mothers with infants (0-12 months) should
take an active role as a participant or committee in a neighborhood health center activities. Health
centers as health centers should provide more optimal as well as to educate the public, especially
counseling KIA.

Keyword : Level of Knowledge about Basic Immunization on Mother, Infant Immunization
Status
Bibliography : 15 (2003-2010)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diperkirakan 1,7 juta kematian pada
balita di indonesia adalah akibat dari PD3I
(Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi). Salah satu program yang telah
terbukti efektif untuk menekan angka
kesakitan dan kematian akibat PD3I adalah
imunisasi. Salah satu bukti keberhasilan
tersebut adalah dapat dibasminya penyakit
cacar di Indonesia pada tahun 1974 (Pramono,
2007).
Berdasarkan laporan Angka Kematian
Bayi (AKB) Provinsi Jateng, pada tahun 2005
adalah 152 per 1.000 kelahiran hidup, tahun
2006 sebesar 178 per 1.000 kelahiran hidup.
Tahun 2007 (hingga akhir Juli) sudah
mencapai 110 per 1.000 kelahiran hidup
(Salim, 2007). Selama beberapa tahun
terakhir ini kekhawatiran akan kembalinya
beberapa penyakit seperti polio akan
meningkat. Selain itu termasuk juga penyakit-
penyakit yang mencuat kembali seperti
campak, setelah sebelumnya mengalami
penurunan angka kejadian bermakna. Melalui
penurunan angka kesakitan dan kematian
anak pada umumnya maka kualitas hidup
bangsa akan meningkat pula (Ranuh, 2008).
Menurut Menteri Kesehatan, program
pembagunan kesehatan di Indonesia
diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-
2009 mempunyai visi masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu
targetnya adalah menurunkan AKB (Angka
Kematian Bayi) (Haryono, 2007). Hal ini
sejalan dengan kesempatan dunia dalam
Millenium Development Goals (MDGs),
dimana untuk mencapaipenurunan angka
kematian bayi tersebut ditandai dengan
peningkatan cakupan imunisasi. Untuk itu
Program Nasional Imunisasi anak ini
menargetkan peningkatan cakupan imunisasi
di Indonesia menjadi 80,5% yang diukur
melalui peningkatan imunisasi DPT dan
campak pada bayi dan anak. Target ini akan
dicapai dalam kurun waktu 24 bulan
sepanjang periode 2007-2009 (Haryono,
2007).
Program peningkatan cakupan imunisasi
sebagai salah satu program peningkatan
kesehatan masyarakat secara lebih luas dalam
rangka pencapaian visi masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu
targetnya untuk menurunkan kematian bayi.
Untuk itu tindakan pencegahan perlu
diupayakan, misalnya sosialisasi tentang
pemahaman dan pentingnya imunisasi bayi
dan upaya tersebut harus bersinergis antara
pemerintah dengan masyarakat (Pramono,
2007).
Peningkatan cakupan imunisasi ini
terutama di tujuh propinsi terpilih yaitu DKI
Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sumatra Utara
dan Sulawesi Selatan yang meliputi 63
kabupaten atau kota. Pemilihan prioritas
lokasi ini berdasarkan populasi anak terbesar
dengan cakupan imunisasi rendah. Sedangkan
sasaran program itu sejumlah 4.725.470 anak
(Haryono, 2007).
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
3
Upaya imunisasi diselenggarakan di
Indonesia sejak tahun 1956 upaya ini
merupakan upayakesehatan masyarakat yang
terbukti paling costeffective dan mulai tahun
1977 upaya imunisasi dalam rangka
pencegahan penularan terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi yaitu difteri,
tuberculosis, pertusis, campak, polio, tetanus
dan hepatitis B (Depkes RI, 2005).
Program Imunisasi campak di Indonesia
dimulai pada tahun 1982 dan masuk dalam
pengembangan program imunisasi pada tahun
1991 Indonesia dinyatakan telah mencapai
UCI (Universal Child Immunization) secara
nasional. Keberhasilan itu memberikan
dampak positif terhadap kecenderungan
penurunan kejadian campak. Walaupun
imunisasi campak telah mencapai UCI di
beberapa daerah masih terjadi KLB (Kejadian
Luar Biasa) (Haryono, 2007).
Puskesmas Semowo, Kecamatan Pabelan,
Kabupaten Semarang terdiri dari 6 desa yaitu
Desa Tukang, Semowo, Terban, Sukoharjo,
Bendungan dan Kadirejo. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan tahun 2010, presentase
cakupan imunisasi dasar bayi BCG 100,64%,
cakupan imunisasi DPT1100,64%, cakupan
imunisasi DPT3 100,64%, cakupan imunisasi
polio 102,59%, cakupan imunisasi campak
99,35% dan cakupan imunisasi hepatitis B3
100,64%.
Tidak seluruhnya desa di wilayah kerja
Puskesmas Semowo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang memenuhi target, salah
salah satunya di Desa Semowo, Kecamatan
Pabelan, Kabupatan Semarang. Hasil
pencapaian imunisasi dasar di Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
pada tahun 2009 cakupan imunisasi DPT1
95,38% dari target 65 bayi, cakupan imunisasi
campak 96,92% dari target 65 bayi, cakupan
imunisasi hepatitis 103,07% dari 65 bayi,
serta cakupan imunisasi polio 100% dari 65
bayi. Sedangkan hasil pencapaian imunisasi
dasar bayi pada tahun 2010 adalah cakupan
imunisasi DPT1 101,19% dari target 84 bayi,
cakupan imunisasi campak 102,38% dari
target 84 bayi, cakupan imunisasi hepatitis
102,38% dari 84 bayi, serta cakupan
imunisasi polio 101,19% dari 84 bayi. Jadi
cakupan imunisasi dasar di Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
pada tahun 2010 mengalami peningkatan
dibanding tahun 2009.
Berdasarkan hasil wawancara pada 5 ibu
yang sedang membawa anaknya ke posyandu
di Desa Semowo untuk mendapatkan
imunisasi. Dengan memberikan 10 pertanyaan
tentang pengetahuan imunisasi, diperoleh 2
orang ibu yang berpengetahuan baik dengan
status imunisasi lengkap, 1 orang ibu yang
berpengetahuan cukup dengan status
imunisasi tidak lengkap, dan 2 orang ibu yang
berpengetahuan kurang dengan status
imunisasi tidak lengkap. Untuk itu penulis
akan meneliti lebih lanjut apakah benar
pengetahuan ibu mempengaruhi dalam status
imunisasi pada anaknya.
Dari latar belakang diatas, peneliti
merumuskan masalah penelitian yaitu :
Apakah ada hubungan antara pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar dengan status
imunisasi pada bayi di Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?.

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional

Tabel 1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter dan Kategori Hasil Ukur Skala
Pengetahuan ibu
tentang imunisasi
dasar


Hasil tahu yang dimiliki
oleh ibu untuk menjawab
pertanyaan kuesioner
tentang pengertian, tujuan,
manfaat dan jenis
imunisasi.

Kuesioner yang terdiri
dari 20 pertanyaan
dengan skor :
Benar nilai 1
Salah nilai 0

Jumlah skor yang dipilih
dan dikategorikan :
Baik : skor 76-100%
(16-20)
Cukup : skor 56-75%
(11-15)
Kurang : skor <56%
(<11)

Ordinal

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
4
Status imunisasi
dasar

Status bayi yang
mendapatkan imunisasi
dasar lengkap, berupa :
HB 0 usia 0-7 hari
BCG usia 0-2 bulan
DPT1/HB1 usia 2
bulan
DPT2/HB2 usia 3
bulan
DPT3/HB3 usia 4
bulan
Polio1 usia 0-2 bulan
Polio2 usia 2 bulan
Polio3 usia 3 bulan
Polio4 usia 4 bulan
Campak usia 9 bulan
Catatan buku KIA
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah skor yang dipilih
dan dikategorikan:
Lengkap : apabila
diberikan imunisasi
sesuai umur bayi dari
petunjuk imunisasi dasar
bayi dengan lengkap
Tidak Lengkap : apabila
diberikan imunisasi
belum sesuai dengan
petunjuk imunisasi dasar
atau ada salah satu
imunisasi yang belum
diberikan.
Nominal


Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif korelasi tentang hubungan antara
pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar
dengan status imunisasi dengan menggunakan
pendekatan cross sectional yaitu suatu
pendekatan penelitian pada variabel-variabel
yang diobservasi sekaligus dalam waktu yang
sama (Notoatmodjo, 2010; h. 26).
Populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah semua ibu yang mempunyai bayi di
Desa Semowo Kecamatan Pabelan pada bulan
Juli 2013 sejumlah 35 ibu yang memiliki bayi
usia 0-12 bulan. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di
Desa Semowo Kecamatan Pabelan sejumlah
35 ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan.
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total populasi yaitu sampel diambil
dari keseluruhan populasi yang ada yaitu
sejumlah 35 orang.
Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner dengan jumlah pertanyaan yaitu 20
pertanyaan. Peneliti menguji kuesioner
dengan uji validitas dan reabilitas dengan
hasil uji validitas di Desa Kadirejo,
Kecamatan Pabelan pada 20 responden yaitu
untuk variabel pengetahuan diperoleh r hitung
dari pertanyaan nomor 1 sampai 20 terletak
antara 0,389-0,789, untuk pertanyaan nomor
10 dan 15 didapatkan r hitung lebih kecil dari
r tabel 0,444 maka item tersebut dapat
dinyatakan tidak valid, sedangkan pertanyaan
lain diperoleh r hitung terletak antara 0,474-
0,789 lebih dari r tabel 0,444 maka item
tersebut dinyatakan valid dan hasil uji
reliabilitas untuk variabel pengetahuan
diperoleh nilai Alpha Cronbach didapatkan
sebesar 0,904 lebih besar dari 0,6 sehingga
instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

Analisis Data
1. Analisis Univariat
Dalam analisis univariat, data-data
akan di sajikan dengan tabel distribusi
frekuensi, sehingga akan tergambar
fenomena yang berhubungan dengan
variabel yang di teliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis data bersifat bivariat untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel.
Karena data penelitian ini adalah kategorik
yaitu ordinal, maka Analisa statistik yang
digunakan dengan menggunakan program
SPSS for windows versi 17 menggunakan
uji statistik korelasi dengan meggunakan
Uji Chi-Square untuk mengetahui
hubungan variabel independen dengan
variabel dependen.

Etika Penelitian

Etika penelitian ini meliputi :
1. Informed Consent
Lembar persetujuan ini diberikan
kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai
dengan judul penelitian. Sebelum
dilakukan pengambilan data penelitian,
calon responden diberi penjelasan tentang
tujuan dan manfaat penelitian yang
dilakukan.



Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
5
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan responden
pada lembar pengumpulan data cukup
memberi urutan masing-masing lembar
tersebut.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden,
akan di jamin oleh peneliti. Data hanya di
gunakan untuk kepentingan penelitian.
Setelah selesai di gunakan, data akan di
musnahkan dengan cara di bakar

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karakteristik Responden

Sejumlah 35 orang ibu yang mempunyai
bayi usia 0-12 bulan sebagai subyek
penelitian ini (Responden). Adapun
karakteristiknya adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Umur Responden
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Umur Responden di Desa
Semowo, Kecamatan Pabelan.
Umur Ibu Frekuensi Persentase (%)
<20 tahun 6 17,1
20-35 tahun 29 82,9
>35 tahun 0 0,0
Total 35 100,0

Tabel 2 menunjukkan bahwa umur
responden terbanyak adalah berumur 20
35 tahun yaitu sejumlah 29 responden
(82,9%), sedangkan yang paling sedikit
adalah berumur <20 tahun yaitu sejumlah 6
responden (17,1%) dan untuk responden
yang berumur >35 tahun tidak ada.
2. Berdasarkan Pendidikan Responden
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Pendidikan Responden di Desa
Semowo, Kecamatan Pabelan.
Pendidikan
Frekuensi Persentase (%)
SD 15 42,9
SMP 10 28,6
SMA 7 20,0
PT 3 8,6
Total 35 100,0

Tabel 3 menunjukkan bahwa
pendidikan responden terbanyak adalah SD
yaitu sejumlah 15 responden (42,9%),
sedangkan yang paling sedikit adalah
Perguruan Tinggi yaitu sejumlah 3
responden (8,6%).
3. Berdasarkan Pekerjaan Responden
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Pekerjaan Responden di Desa
Semowo, Kecamatan Pabelan.
Pekerjaan Ibu
Frekuensi Persentase (%)
IRT 15 42,9
Petani/Buruh 8 22,9
Pedagang 7 20,9
Pegawai Swasta 4 11,4
PNS 1 2,9
Total 35 100,0

Tabel 4 menunjukkan bahwa
pekerjaan responden terbanyak adalah
sebagai Petani/Buruh sejumlah 15
responden (22,9 %), sedangkan yang
paling sedikit adalah Pegawai Negeri Sipil
sejumlah 1 responden (2,9 %).
4. Berdasarkan Paritas Responden
Tabel 5 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Paritas Responden di Desa
Semowo, Kecamatan Pabelan.
Paritas Frekuensi Persentase (%)
1 orang 13 37,1
2 orang 10 28,6
3 orang 9 25,7
>3 orang 3 8,6
Total 35 100,0

Tabel 5 menunjukkan bahwa paritas
responden terbanyak adalah 1 orang yaitu
sejumlah 13 responden (37,1%),
sedangkan yang paling sedikit adalah >3
orang yaitu sejumlah 3 responden (8,6%).
5. Berdasarkan Sumber Informasi Responden
Tabel 6 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Sumber Informasi Responden
di Desa Semowo, Kecamatan
Pabelan.
Sumber
Informasi
Frekuensi Persentase (%)
Petugas Kesehatan 13 37,1
Media 10 28,6
Keluarga 12 34,3
Total 35 100,0
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
6
Tabel 6 menunjukkan bahwa sumber
informasi responden terbanyak adalah dari
petugas kesehatan yaitu sejumlah 13
responden (37,1%), sedangkan yang paling
sedikit adalah dari media yaitu sejumlah 10
responden (28,6%).
6. Berdasarkan Umur Bayi
Tabel 7 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Umur Bayi di Desa Semowo,
Kecamatan Pabelan.
Umur Bayi
(Bulan)
Frekuensi Persentase (%)
2 bulan 4 11,4
3 bulan 4 11,4
4 bulan 9 25,7
5 bulan 3 8,6
6 bulan 5 14,3
9 bulan 5 14,3
10 bulan 4 11,4
11 bulan
1 2,9
Total 35 100,0

Tabel 7 menunjukkan bahwa umur
bayi terbanyak adalah berumur 4 bulan
yaitu sejumlah 9 bayi (25,7%), sedangkan
yang paling sedikit adalah berumur 11
bulan yaitu sejumlah 1 bayi (2,9%).

Analisis Univariat
a. Pengetahuan Tentang Imunisasi
Tabel 8 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi Dasar pada Bayi di
Desa Semowo, Kecamatan
Pabelan.
Pengetahuan Frekuensi
Persentase (%)
Baik 12 34,3
Cukup 10 28,6
Kurang 13 37,1
Total 35 100,0

Tabel 8 menunjukkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan kurang yaitu
sejumlah 13 responden (37,1%) lebih besar
dari responden yang memiliki pengetahuan
baik yaitu sejumlah 12 responden (34,3%).
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Rekapitulasi
Jawaban Responden
No Pernyataan
Benar Salah
n Persentase
(%)
n Persentase
(%)
1. Imunisasi untuk
memberikan
kekebalan pada bayi
26 74% 9 26%
terhadap penyakit.
2. Imunisasi dapat
mencegah bayi
terkena penyakit
menular.
29 83% 6 17%
3. Bayi yang tidak
diimunisasi mudah
terserang penyakit.
26 74% 9 26%
4. Imunisasi hanya
diberikan pada bayi
yang sering sakit.
24 69% 11 31%
5. Imunisasi yang tidak
lengkap pada bayi
akan menyebabkan
bayi mudah sakit.
22 63% 13 37%
6. Bayi yang sedang
demam dapat
diimunisasi jika
sudah tiba jadwal
pemberiannya.
23 66% 12 34%
7. Bayi yang sudah
sehat tidak perlu
diberikan imunisasi.
27 77% 8 23%
8. Pemberian imunisasi
BCG untuk
mencegah penyakit
tuberkulosis (TBC).
20 57% 15 43%
9. Efek samping
pemberian Imunisasi
BCG, bayi demam
tinggi.
24 69% 11 31%
10. Untuk mencegah
penyakit campak
yang menular bayi
perlu diimunisasi
campak.
24 69% 11 31%
11. Untuk mencegah
penyakit tetanus bayi
mesti diberikan
imunisasi DPT.
27 77% 8 23%
12. Efek samping
Imunisasi DPT dapat
menyebabkan bayi
demam.
23 66% 12 34%
13. Efek samping
imunisasi Hepatitis
B terjadi
pembengkakan di
sekitar penyuntikan.
24 69% 11 31%
14. Imunisasi BCG
diberikan maksimal
2 bulan pertama
setelah bayi lahir
28 80% 7 20%
15. Pemberian imunisasi
DPT Combo-1
sampai DPT Combo-
2 diberikan selang
waktu 1 bulan.
25 71% 10 29%
16. Imunisasi Polio-1
sampai dengan
Polio-2 diberikan
dengan selang waktu
24 69% 11 31%
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
7
1 bulan.
17. Imunisasi Campak
diberikan pada bayi
berumur 9 bulan.
18 51% 17 49%
18. Imunisasi Hepatitis-
3 diberikan pada
bayi sejak umur 7
bulan atau 9 bulan.
30 86% 5 14%

Tabel 9 menunjukan bahwa sebagian
besar responden menjawab salah pada soal
no.17 tentang jenis-jenis imunisasi sebanyak
17 responden (49%) dan sebagian kecil
responden menjawab salah pada soal no.18
tentang jenis-jenis imunisasi sebanyak 5
responden (14%).


b. Status Imunisasi
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Status
Imunisasi pada Bayi di
Desa Semowo, Kecamatan
Pabelan.
Status Imunisasi Frekuensi Persentase (%)
Lengkap 15 42,9
Tidak Lengkap 20 57,1
Total 35 100,0

Tabel 10 menunjukkan bahwa status
imunisasi pada bayi di Desa Semowo,
Kecamatan Pabelan yang tidak lengkap yaitu
sejumlah 20 responden (57,1%) lebih besar
daripada status imunisasi yang lengkap yaitu
sejumlah 15 responden (42,9%).
Analisis Bivariat

Analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel
yang diteliti yaitu hubungan pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dengan status
imunisasi pada bayi di Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Tabel 11 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dengan Status
Imunisasi pada Bayi di Desa Semowo, Kecamatan Pabelan.
Pengetahuan
Status Imunisasi
Total Persentase (%)
Lengkap Persentase (%) Tidak Lengkap Persentase (%)
Baik 9 75,0 3 25,0 12 100,0
Cukup 5 50,0 5 50,0 10 100,0
Kurang 1 7,7 12 92,3 13 100,0
Total 15 42,9 20 57,1 35 100,0
X
2
= 11,835 p value = 0,003

Tabel 11 dapat dilihat dari 12 responden
yang memiliki pengetahuan baik yang
memberikan imunisasi lengkap sejumlah 9
orang (75,0 %) dan tidak lengkap sejumlah 3
orang (25,0 %). Dari 10 responden yang
memiliki pengetahuan cukup yang
memberikan imunsasi lengkap sejumlah 5
orang (50.0 %) dan tidak lengkap sejumlah 5
orang (50.0 %). Dari 13 responden yang
memiliki pengetahuan kurang yang
memberikan imunsasi lengkap sejumlah 1
orang (7,7 %) dan tidak lengkap sejumlah 12
orang (92,3 %).
Dari analisis menggunakan uji Chi
Square diperoleh X
2
hitung sebesar 11,835
dan p value sebesar 0,003. Karena p value
0,003 0,05 maka Ho ditolak yang berarti
ada hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada
Bayi.
Pembahasan

Bagian ini, disajikan mengenai
pembahasan hasil penelitian yang meliputi
Pengetahuan Ibu, Status Imunisasi dan
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi di
Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang.

Karakteristik Responden
1. Umur Responden
Tabel 2 menunjukkan bahwa umur
responden terbanyak adalah berumur
2035 tahun yaitu sejumlah 29
responden (82,9%), sedangkan yang
paling sedikit adalah berumur <20 tahun
yaitu sejumlah 6 responden (17,1%) dan
untuk responden yang berumur >35 tahun
tidak ada.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
8
Umur ibu terbanyak yaitu 20-35
tahun hal ini menunjukan bahwa
responden tergolong usia dewasa awal.
Dalam proses pencapaian kedewasaan
pada manusia, semua aspek yang
berhubungan dengan perilaku yang timbul
karena emosi akan berkembang sesuai
dengan hukum perkembangan. Oleh
karena itu perilaku yang timbul karena
emosi merupakan perilaku bawaan
(Notoatmodjo, 2003; h. 18).
2. Pendidikan Responden
Tabel 3 menunjukkan bahwa
pendidikan responden terbanyak adalah
SD yaitu sejumlah 15 responden (42,9%),
sedangkan yang paling sedikit adalah
Perguruan Tinggi yaitu sejumlah 3
responden (8,6%).
Pendidikan ibu terbanyak yaitu SD
karena semakin kurang pendidikan ibu
semakin detail informasi yang diberikan
sehingga cara penyampaian harus sesuai
kemampuan ibu yang masih sangat minim
dan terbatas menerima informasi tersebut.
Dan sebaliknya semakin tinggi pendidikan
ibu maka semakin mudah untuk menerima
informasi yang diberikan.
Menurut Nursalam (2003; h. 16-17)
semakin tinggi pendidikan seseorang,
maka akan semakin mudah menerima
informasi, sehingga semakin banyak
pengetahuan dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan.
3. Pekerjaan Responden
Tabel 4 menunjukkan bahwa
pekerjaan responden terbanyak adalah
sebagai Petani/Buruh sejumlah 8
responden (22,9 %), sedangkan yang
paling sedikit adalah Pegawai Negeri Sipil
sejumlah 1 responden (2,9 %).
Sebagian besar ibu bekerja sebagai
petani/buruh. Pekerjaan sangat
berpengaruh bagi ibu yang mempunyai
bayi (0-12 bulan) karena pada saat tiba
jadwal pemberian imunisasi si ibu tidak
bisa mengimunisasikan bayinya karena
sibuk bekerja maka imunisasi pada
bayinya menjadi tertunda.
Menurut Thomas yang dikutip oleh
Nursalam (2003; h. 17), pekerjaan adalah
keburukan yang harus dilakukan untuk
menunjang kehidupanya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangakan bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

Analisis Univariat

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi Dasar

Tabel 8 dapat diketahui bahwa
persentase responden berpengetahuan baik
yaitu sejumlah 12 responden (34,3%) lebih
kecil dari responden berpengetahuan kurang
yaitu sejumlah 13 responden (37,1%).
Responden dengan tingkat pengetahuan
baik mengetahui tentang imunisasi yang
meliputi pengertian imunisasi, jenis
imunisasi, tujuan imunisasi, PD3I, serta
jadwal pemberian imunisasi melalui media
cetak, media elektronik, keluarga serta
informasi yang diberikan petugas kesehatan,
sehingga ibu dapat menjawab sebagian
pertanyaan kuesioner dengan benar. Sebagian
responden dengan tingkat pengetahuan
kurang, responden tersebut mendapat
informasi melalui keluarga, media dan
informasi yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Hal ini dapat diketahui dengan
tingkat kemampuan responden dalam
menjawab pertanyaan kuesioner serta pada
saat melakukan imunisasi ibu-ibu tidak aktif
bertanya kepada petugas kesehatan tentang
imunisasi dan dikarenakan pendidikan
responden sebagian besar adalah SD sehingga
pendidikan sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan responden dalam menjawab
pertanyaan.
Tabel 9 menunjukan bahwa sebagian
besar responden menjawab salah pada soal
no.17 tentang jenis-jenis imunisasi sebanyak
17 responden (49%) dan sebagian kecil
responden menjawab salah pada soal no.18
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
9
tentang jenis-jenis imunisasi sebanyak 5
responden (14%).
Responden yang menjawab salah
terbanyak pada soal no.17 tentang jenis-jenis
imunisasi yaitu sebanyak 17 responden
(49%). Pertanyaan pada soal no.17 yaitu
Imunisasi Campak diberikan pada bayi
berumur 9 bulan sebagian besar menjawab
salah itu dikarenakan kurangnya pengetahuan
responden tentang jenis-jenis imunisasi dan
ketidaktahuan jadwal imunisasi yang tepat.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah
kondisi dan situasi dari masing-masing
responden yang tidak aktif mengikuti
penyuluhan sehingga pengetahuan yang
dimiliki responden kurang. Dalam hal ini ibu
sulit menjawab pertanyaan pada kuesioner
yang mengenai jenis-jenis imunisasi terutama
tentang imunisasi campak.
Pemberian vaksin campak menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(measless). Kandungan vaksin ini adalah
virus yang dilemahkan (Hidayat, 2007; h. 21).
Menurut Depkes RI (2008), imunisasi ini
diberikan pada bayi yaitu vaksin hidup yang
telah dilemahkan dengan kemasan dalam
flacon berbentuk gumpalan-gumpalan, waktu
pemberian yaitu pada bayi umur 9 bulan,
dosis yang diberikan 1 kali dengan dosis 0,5
cc, tempat dan cara penyuntikan yaitu di
lengan kiri bagian atas secara sub cutan,
kontra indikasinya yaitu riwayat kejang
demam panas lebih dari 38
0
C, efek samping
imunisasi ini adalah setelah kemerahan, anak-
anak mungkin panas selama 1-3 hari setelah 1
minggu penyuntikan dan kadang-kadang
disertai kemerahan seperti penderita campak
ringan.

Status Imunisasi Pada Bayi Di Desa
Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang

Tabel 10 menunjukkan bahwa status
imunisasi pada bayi di Desa Semowo,
Kecamatan Pabelan yang tidak lengkap yaitu
sejumlah 20 responden (57,1%) lebih besar
daripada status imunisasi yang lengkap yaitu
sejumlah 15 responden (42,9%).
Responden yang memberikan imunisasi
tidak lengkap pada bayinya menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu masih kurang
tentang imunisasi. Hal ini dipengaruhi oleh
rendahnya pendidikan responden dan sumber
informasi yang diperoleh tentang kesehatan
terutama dalam pemberian imunisasi. Faktor
lain yang mempengaruhi adalah keterbatasan
alat transportasi menuju ketempat pelayanan
kesehatan atau posyandu. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah saat tiba jadwal
pemberian imunisasi ibu sibuk dengan
pekerjaannya sehingga beberapa imunisasi
yang seharusnya diperoleh menjadi
terlewatkan. Dalam hal ini ibu memiliki
anggapan bahwa bayinya sudah sehat
sehingga tidak perlu lagi diberi imunisasi.
Sedangkan responden yang memberikan
imunisasi lengkap pada bayinya menunjukkan
bahwa responden memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi untuk mengimunisasikan bayinya
ketempat pelayanan kesehatan atau posyandu.
Mereka memiliki anggapan bahwa sehat itu
mahal, untuk itu mereka melakukan
pencegahan serta perlindungan untuk bayi
mereka dengan memberikan imunisasi dasar.
Sebagian besar dari mereka tidak hanya
memberikan imunisasi melalui posyandu
tetapi juga ketempat pelayanan kesehatan
yang lain seperti BPS, RSU ataupun Dokter
Spesialis Anak. Kelengkapan imunisasi juga
dipengaruhi oleh sumber informasi yang
diperoleh melalui media cetak maupun media
elektronik.

Analisis Bivariat

Tabel 11 dapat dilihat dari 12 responden
yang memiliki pengetahuan baik yang
memberikan imunisasi lengkap sejumlah 9
orang (75,0 %) dan tidak lengkap sejumlah 3
orang (25,0 %). Dari 10 responden yang
memiliki pengetahuan cukup yang
memberikan imunsasi lengkap sejumlah 5
orang (50.0 %) dan tidak lengkap sejumlah 5
orang (50.0 %). Dari 13 responden yang
memiliki pengetahuan kurang yang
memberikan imunsasi lengkap sejumlah 1
orang (7,7 %) dan tidak lengkap sejumlah 12
orang (92,3 %).
Dari hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian dari Tri Rahmawati 2009 dengan
judul Hubungan antara Pengetahuan Ibu
tentang Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada Bayi di Kelurahan
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
10
Wates Kec. Ngaliyan, penelitian dari Tri
Rahmawati menunjukkan bahwa responden
dengan pengetahuan kurang yang
memberikan imunisasi tidak lengkap
sebanyak 15 responden, lebih besar daripada
responden dengan pengetahuan baik yang
memberikan imunisasi tidak lengkap
sebanyak 2 responden. Hasil penelitian dari
Tri Rahmawati yaitu ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi. Yang membedakan
dari penelitian ini variabel terikatnya adalah
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Ini
menujukan bahwa status imunisasi pada bayi
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data dari hasil penelitian dan
pembahasan, maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang sebagian besar
jumlah responden terbanyak adalah
responden dengan pengetahuan kurang
yaitu sejumlah 13 responden (37,1%),
lebih besar daripada responden dengan
pengetahuan baik yaitu sejumlah 12
responden (34,3%).
2. Status Imunisasi pada Bayi di Desa
Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang sebagian besar jumlah
responden dengan status imunisasi yang
tidak lengkap yaitu sejumlah 20
responden (57,1%) lebih besar daripada
status imunisasi yang lengkap yaitu
sejumlah 15 responden (42,9%)
3. Ada hubungan antara Pengetahuan Ibu
tentang Imunisasi Dasar dengan Status
Imunisasi pada Bayi di Desa Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
dengan nilai p value 0,003 0,05.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas
maka penulis mencoba memberi saran, baik
kepada petugas kesehatan dan ibu.
1. Bagi Ibu
Khususnya ibu yang mempunyai bayi
(0-12 bulan) hendaknya ikut berperan
aktif sebagai peserta atau panitia dalam
kegiatan-kegiatan yang ada di desa,
terutama dalam bidang kesehatan,
sehingga pengetahuan mereka dapat
bertambah dan merubah perilaku yang
sekiranya dapat merugikan kesehatan
terutama kesehatan bayi dan balita.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bidan Desa sebagai tenaga kesehatan
yang ada di desa tersebut hendaknya dapat
dijadikan dasar pemberian informasi
terhadap masyarakat khususnya ibu-ibu
yang mempunyai bayi (0-12 bulan) dalam
pemberian imunisasi dan penelitian ini
memberikan gambaran yang nyata tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
status imunisasi pada bayi di Desa
Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang sehingga dapat dijadikan
indikator dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan bayi dan balita.
3. Bagi Instansi Kesehatan
Puskesmas sebagai tempat pelayanan
kesehatan hendaknya memberikan
pelayanan yang lebih optimal serta dapat
memberikan penyuluhan kepada
masyarakat yang masih tinggal di daerah
yang tidak terjangkau oleh petugas
kesehatan, khususnya penyuluhan-
penyuluhan kesehatan ibu dan anak,
seperti pemberian imunisasi. Diharapkan
tingkat pengetahuan dan kesadaran ibu-
ibu semakin tinggi terutama tentang
pentingnya imunisasi bagi bayi, sehingga
cakupan imunisasi yang ditetapkan oleh
pemerintah dapat tercapai dan dapat
menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi yang disebabkan oleh
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dijadikan sumber dan
referensi di perpustakaan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
status imunisasi pada bayi.
5. Bagi Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut, untuk mengetahui hubungan
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Status Imunisasi pada Bayi
di Desa Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
11
faktor-faktor yang lain seperti
pengetahuan, kepercayaan dan perilaku
ibu tentang imunisasi serta dukungan
keluarga dan sikap petugas kesehatan
dengan status imunisasi pada bayi di Desa
Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi Achmadi, Umar Fahmi. 2006.
Imunisasi Mengapa Perlu? Jakarta :
Buku Kompas.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2005. Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi. Jakarta : Depkes
Dinkes, Jawa Tengah. 2006. Buku Kesehatan
Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknis
Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika.
Kandun, I Nyoman. 2005. Pedoman Teknis
Imunisasi Tingkat Puskesmas.
Jakarta : Depkes.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian dan
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Pramono. 2007. http://www.kompas.com. 24
Juni 2010.
Ranuh, I. G. N. 2008. Pedoman Imunisasi di
Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit
Pengurus Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai