Botani Tanaman
Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Polypetales
Family : Papilonaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merril.
Kedelai mempunyai susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang
kromosom, beberapa jenis liar kedelai juga mempunyai 20 pasang kromosom.
Kedelai yang ditanam sekarang diperkirakan berasal dari jenis liar
Glycine soja =Glycine usunensis. Glycine soja mempunyai bentuk polong dan
biji yang hampir sama dengan kedelai biasa, tetapi tumbuhnya merambat dan kulit
bijinya sangat tebal, sehingga embrio dan keping bijinya terlindungi dengan baik
(Departemen Pertanian, 1990).
Kecambah kedelai tergolong epigeous artinya keping biji muncul diatas
tanah. Warna hipokotil yaitu bagian batang kecambah dibawah keping berwarna
ungu atau hijau dan berhubungan dengan warna bunga, sedangkan yang
berhipokotil hijau berbunga putih dan yang berhipokotil ungu berbunga ungu
(Departemen Pertanian, 1990).
Universitas Sumatera Utara
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi
kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.
Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hypokotil,
sedangkan bagian di atas keping biji disebut epykotil. Batang kedelai tersebut
berwarna ungu atau hijau (Andrianto dan Indarto, 2004).
Embrio terdiri dari dua kotiledon, sebuah plumula dengan dua daun yang
telah berkembang sempurna dan sebuah radikel hipokotil. Ujung radikula
dikelilingi jaringan yang dibentuk oleh kulit biji (Sumarno dkk, 2007).
Kedelai berakar tunggang, pada tanah subur dan gembur akar dapat
tumbuh sampai kedalaman 150 cm. Pada akar kedelai terdapat bintil akar yang
merupakan koloni-koloni dari bakteri Rhizobium yaponicum. Pada tanah-tanah
yang telah mengandung bakteri Rhizobium, bintil akar mulai terbentuk pada umur
15 20 hari setelah tanam. Pada tanah yang belum pernah ditanam kedelai bakteri
Rhizobium tidak terdapat dalam tanah sehingga bintil akar tidak terbentuk
(Departemen Pertanian, 1990).
Kedelai berbatang semak dengan tinggi 30-100 cm. Batang dapat
membentuk 3-6 cabang. Type pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam
yakni Indeterminit, diterminit dan semi diterminit (Departemen Pertanian, 1990).
Daun primer sederhana berbentuk telur (oval) berupa daun tunggal
(unifoliolat) dan bertangkai sepanjang 1-2 cm, terletak bersebrangan pada buku
pertama di atas kotiledon. Daun-daun berikutnya yang terbetuk pada batang
utama dan pada cabang ialah daun bertiga (trifoliolat), namun adakalanya
Universitas Sumatera Utara
terbentuk daun berempat atau daun berlima. Bentuk anak daun beragam, dari
bentuk telur hingga lancip (Hidayat, 1985).
Perilaku pembungaan berbeda-beda mulai dari sangat tidak terbatas hingga
sangat terbatas. Saat berbunga bergantung pada kultivar dan dapat beragam dari
80 hari hingga 150 hari setelah tanam. Bunga, berwarna putih, ungu pucat atau
ungu dapat menyerbuk sendiri (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kultivar kedelai mamiliki bunga bergerombol terdiri atas 3-15 bunga yang
tersusun pada ketiak daun. Karakteristik bunganya seperti famili Legum lainnya,
yaitu corolla (mahkota bunga) terdiri atas 5 petal yang menutupi sebuah pistil dan
10 stamen (benang sari). 9 stamen berkembang membentuk seludang yang
mengelilingi putik, sedangkan stamen yang kesepuluh terpisah bebas
(Poehlman and Sleper, 1995).
Buah kedelai berbentuk polong, jumlah biji sekitar 1-4 tiap polong. Polong
berbulu berwarna kuning kecoklat-coklatan atau abu-abu. Dalam proses
pematangan warna polong berubah menjadi lebih tua, warna hijau menjadi
kehitaman, keputihan atau kecoklatan (Departemen Pertanian,1990).
Biji kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endosperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji
kuning, hitam, hijau, atau coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji
melekat pada dinding buah, bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong,
tetapi ada juga yang bundar atau bulat agak pipih (Departemen Pertanian, 1990).
Universitas Sumatera Utara
Syarat Tumbuh
Iklim
Pertumbuhan optimum kedelai dapat tercapai pada suhu 20-25
0
C. Suhu
12-20
0
C adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar pertumbuhan tanaman tetapi
dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan kecambah serta
pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30
0
C,
fotorespirasi cenderung mengurangi hasil fotosintesis
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kedelai merupakan tanaman hari pendek, yakni tidak akan berbunga bila
lama penyinaran (panjang hari) melampaui batas kritis. Setiap varietas
mempunyai panjang hari kritik. Apabila lama penyinaran kurang dari batas kritik,
maka kedelai akan berbunga. Dengan lama penyinaran 12 jam, hampir semua
varietas kedelai dapat berbunga dan tergantung dari varietasnya,
umumnya berbunga beragam dari 20 hingga 60 hari setelah
tanam. Apabila lama penyinaran melebihi periode kritik, tanaman
tersebut akan meneruskan pertumbuhan vegetatifnya tanpa berbunga
(Baharsjah, dkk, 1985).
Tanah
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase
dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan
tanaman. Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol,
grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara)
dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organik dan
pengapuran (Departemen Pertanian, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Tanah masam tidak cocok untuk pertumbuhan kedelai. PH tanah
sebaiknya sekitar 5.5-6.5. Penambahan kapur di tanah masam akan memperbaiki
kondisi tanah sehingga sesuai dengan pertumbuhan kedelai (Pandey, 1994).
Pemuliaan Mutasi Dengan Radiasi Sinar Gamma
Mutasi adalah perubahan gen pada material genetik berupa:
a. Perubahan pada gen dari satu alel kepada alel lainnya
b. Perubahan susunan kromosom
c. Kehilangan atau penambahan kromosom
Perubahan gen dapat ke arah dominan atau resesif, tetapi yang biasa kearah
resesif. Mutasi gen dapat terjadi secara alamiah maupun buatan (menggunakan
mutagen: kimia, miaslnya EMS atau radiasi ion) (Makmur, 1988).
Mutasi dapat terjadi pada setiap bagian tanaman dan fase pertumbuhan
tanaman, namun lebih banyak terjadi pada bagian yang sedang aktif mengadakan
pembelahan sel seperti tunas, biji dan sebagainya. Secara molekuler, dapat
dikatakan bahwa mutasi terjadi karena adanya perubahan urutan (sequence)
nukleotida DNA kromosom, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada
protein yang dihasilkan (Oeliem, dkk, 2008).
Tujuan pemuliaan mutasi adalah (1) untuk memperbaiki satu atau
beberapa karakter khusus dari suatu kultivar/galur, (2) untuk membentuk penanda
morfologi (warna, rambut, braktea, dan lain-lain) sebagai identitas pada galur-
galur harapan, (3) untuk membentuk galur mandul jantan yang berguna bagi
pembentukan kultivar hibrida, (4) untuk mendapatkan karakter khusus dalam
genotipe yang telah beradaptasi (Herawati dan Setiamihardja, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Tipe-tipe radiasi menurut Crowder (1997) adalah sebagai berikut :
1. Sinar X
Dihasilkan dari tabung sinar X, tegangannya relatif rendah dengan panjang
gelombang agak panjang yaitu (150 0,15 A