BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Ikatan Ion
Secara sederhana,definisi ikatan ion adalah ikatan antara dua macam ion (kation
dan anion) oleh gaya-gaya elektrostatik Coulomb.Namun,misalnya untuk senyawa
kompleks [Fe(H
2
O)
6
]
2+
, ion pusat Fe
2+
dengan molekul pengeliling H
2
O, juga sebagian
besar diikat oleh gaya-gaya elektrostatik antara ion pusat dengan dipol listrik tetap yaitu
negatif yang dihasilkan oleh molekul pengeliling.Oleh karena ikatan ion terjadi dengan
cara transfer elektron,maka dapat diramalkan bahwa unsur-unsur golongan alkali dan
alkali tanah dengan karakteristik ns
(1-2)
mempunyai kecenderungan yang cukup kuat
untuk membentuk ikatan ionik dengan unsur-unsur golongan halogen dan oksigen
dengan karakteristik ns
2
np
(4-5)
. Kenyataannya ditemui berbagai tipe ion dengan
konfigurasi elektronik tertentu.
Gambar 1.1 ikatan ionik
2
Jenis-jenis Spesies Ion
- Spesies tanpa elektron valensi
Ion hidrogen H
+
, barangkali dapat dipandang sebagai satu-satunya contoh
spesies tanpa elektron valensi, meskipun eksistensinya distabilkan dalam bentuk
tersolvasi oleh pelarut, yaitu sebagai ion hidronium, H
3
O
+
, dalam air.
- Spesies dengan dua elektron valensi
Beberapa spesies yang cukup stabil dengan dua elektron valensi adalah ion
hidrida, H
+
, Li
+
, dan Be
2+
. Ion-ion ini mengadopsi konfigurasi electron gas mulia He.
- Spesies dengan delapan elektron valensi
Pembentukan spesies yang stabil dengan delapan elektron valensi adalah seperti
Na
+
, Mg
2+
, F
-
dan O
2-
. Jadi, NaF, Na
2
O, MgF
2
, dan MgO merupakan contoh spesies
ionik dengan mengadopsi konfigurasi elektron valensi gas mulia terdekat, Ne.
- Spesies dengan sembilan elektron valensi
Kenyataan bahwa banyak senyawa-senyawa golongan d juga bersifat ionik,
sudah barang tentu kestabilan konfigurasi elektroniknya, khusunya jumlah elektron
valensi, tidak lagi mengikuti kaidah oktet, tetapi mencapai delapan belas. Spesies ini
banyak ditemui pada golongan 11, 12 bahkan juga golongan 13 mulai periode 4.
- Spesies dengan "delapan belas + dua" elektron valensi
Spesies ini umumnya terdiri atas unsur-unsur berat. Unsur
81
Tl dijumpai sebagai
kation Tl
3+
yaitu sistem 18 elektron valensi yang cukup stabil. Namun demikian, kation
Tl
+
ternyata juga ditemui dan bahkan lebih stabil daripada kation Tl
3+
. Kestabilan sistem
konfigurasi ini sering pula dikaitkan dengan kenyataan penuhnya semua orbital yang
terisi, yang secara khusus dikenal sebagai sistem konfigurasi elektronik "18+2" atau
dengan istilah spesies dengan pasangan elektron inert. Unsur-unsur Ga, In, dan Tl
3
(golongan 13 tabel periodik), Ge, Sn, dan Pb (golongan 14) dan As, Sb, dan Bi
(golongan 15) dapat membentuk secara berurutan ion-ion M
+
, M
2+
dan M
3+
yang khas
dengan pasangan elektron inert, (4-6)s
2
.
Mari ki t a pahami l ebi h dal am pembent ukan i kat an i on berdasarka n
pengert i an-pengert i an di at as:
Simak beberapa ikatan yang terjadi antara unsur-unsur berikut:
1.
19
K dengan
8
O
Konfigurasi:
19
K : 2 8 8 1 --> K
+
: 2 8 8 + 1e | melepas 1 elektron
8
O : 2 6 + 2e --> O
2-
: 2 8 | menerima 2 elektron
K cenderung melepas 1 elektron membentuk ion K
+
sementara O cenderung menerima
2 elektron membentuk O
2-
. Untuk membentuk senyawa ion yang netral, maka
diperlukan 2 ion K
+
dan 1 ion O
2-
(jumlah electron pada kedua ion dibuat sama).
2.
20
Ca dengan
8
O
Konfigurasi:
20
Ca : 2 8 8 2 --> Ca
2+
: 2 8 8 + 2e | melepas 2 elektron
8
O : 2 6 + 2e --> O
2-
: 2 8 | menerima 2 elektron
3.
13
Al dengan
8
O
Konfigurasi:
13
Al : 2 8 3 --> Al
3+
: 2 8 + 3e | melepas 3 elektron
8
O : 2 6 + 2e --> O
2-
: 2 8 | menerima 2 elektron
4
4.
11
Na dengan
17
Cl
Konfigurasi:
11
Na : 2 8 1 --> Na
+
: 2 8 + 1e | melepas 1 elektron
17
Cl : 2 8 7 + 1e --> Cl
-
: 2 8 8 | menerima 1 elektron
5.
12
Mg dengan
17
Cl
Konfigurasi:
12
Mg : 2 8 2 --> Mg
2+
: 2 8 + 2e | melepas 2 elektron
17
Cl : 2 8 7 + 1e --> Cl
-
: 2 8 8 | menerima 1 elektron
6.
13
Al dengan
17
Cl
13
Al : 2 8 3 --> Al
3+
: 2 8 + 3e | melepas 3 elektron
17
Cl : 2 8 7 + 1e --> Cl
-
: 2 8 8 | menerima 1 elektron
Dapat kah Anda menyederhakan i kat an i on yang t erj adi pada
cont oh di at as?
Jika Anda perhatikan, unsur-unsur yang saling berikatan merupakan unsur yang
berada pada golongan IA (
11
Na dan
19
K), IIA (
12
Mg dan
20
Ca), IIIA (
13
Al), VIA (
8
O),
dan VIIA (
17
Cl). Unsur-unsur yang berada pada golongan IA - IIIA lebih mudah
untuk melepaskan elekron terluarnya sehingga membentuk ion positif, sedangkan unsur-
unsur yang berada pada golongan VIA dan VIIA lebih mudah untuk menerima
electron sehingga membentuk ion negative.Tabel berikut menyajikan senyawa ion yang
dihasilkan jika golongan-golongan di atas saling bereaksi tanpa melalui prosedur contoh
di atas.
Jika: Golongan IA = A; Golongan IIA = B; Golongan IIIA = C; Golongan VIA = D;
dan Golongan VIIA = E; maka diperoleh senyawa ion berikut.
5
UNSUR
GOLONGAN
D / VIA E / VIIA
A / IA
A/2D
AE
B / IIA
AD
AE
2
C / IIIA
A
2
D
3
AE
3
Apakah ikatan ion hanya terjadi pada ion-ion monoatomik seperti yang dijelaskan pada
contoh di atas?
Ikatan ion tidak hanya terbatas pada unsur-unsur yang mudah melepas dan menerima
electron, tapi juga bisa terjadi pada ion-ion poliatomik. Beberapa contoh ion-ion
poliatomik adalah ammonium NH
4
+
;nitrat NO
3
-
; sulfat SO
4
2-
; karbonat CO
3
2-
; fosfat PO
4
3-
, dsb. (Berbagai jenis kation dan anion dapat Anda lihat di sini atau
langsung mengunduh filenya di sini).Contoh pembentukan ikatan ion antara ion
monoatomik dengan ion poliatomik:
1. K+dengan NO3-
K
+
| melepas 1e
NO
3
-
| menerima 1e
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
6
K
+
+ NO
3
-
--> KNO
3
2. Ca
2+
dengan NO
3
-
Ca
2+
| melepas 2e | x 1
NO
3
-
| menerima 1e | x 2
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
Ca
2+
+ 2NO
3
-
--> Ca(NO
3
)
2
3. Na
+
dengan SO
4
2-
Na
+
| melepas 1e | x 2
SO
4
2-
| menerima 2e | x 1
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
2Na
+
+ SO
4
2-
--> Na
2
SO
4
4. Mg
2+
dengan CO
3
2-
Mg
2+
| melepas 2e
CO
3
2-
| menerima 2e
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
Mg
2+
+ CO
3
2-
--> MgCO
3
5. Li
+
dengan PO
4
3-
Li
+
| melepas 1e | x 3
PO
4
3-
| menerima 3e | x 1
Sehingga senyawa ion yang terbentuk:
7
3Li
+
+ PO
4
3-
--> Li
3
PO
4
Konsep Dasar Ikatan Kimia
Semua senyawa kimia yang terbentuk akibat berbagai kombinasi unsur
penyusunnya. Atom dari unsur yang sama atau unsur yang berbeda digabungkan
oleh berbagai ikatan kimia untuk menjaga molekul bersama-sama dan dengan
demikian, menganugerahkan stabilitas senyawa yang dihasilkan. Ikatan kimia
terdiri atas beragam jenis dan memiliki kekuatan bervariasi.
1.2 Elektron Valensi dan Elektronegativitas
Semua unsur memiliki muatan tertentu, yang dinyatakan dalam jumlah elektron
yang mereka bawa di kulit terluar atau kulit valensi dari orbit mereka. Elektron ini
disebut sebagai elektron valensi dan mereka memainkan peran kunci dalam
pembentukan ikatan. Elektronegativitas dari setiap unsur tergantung pada jumlah
elektron valensi yang dibawanya. Karena kenyataan bahwa unsur-unsur yang berbeda
memiliki nomor yang berbeda dari elektron valensi, mereka dapat menunjukkan nomor
yang berbeda dari keadaan-keadaan valensi.
2. Mengapa Ikatan Kimia Dibentuk?
Tujuan di balik pembentukan ikatan kimia apapun yang diberikan oleh
aturan oktet, yang menyatakan bahwa itu adalah kecenderungan alami dari atom-atom
unsur dengan nomor atom lebih rendah (kurang dari 20) untuk mencapai konfigurasi
oktet, yang tidak lain 8 elektron di kulit terluar. Dengan demikian, atom-atom ini sangat
ingin untuk menggabungkan dengan unsur-unsur lain untuk mencapai konfigurasi gas
mulia terdekat. Mengapa? Yah, itu hanya karena konfigurasi gas mulia adalah yang
paling stabil.
3. Jenis Ikatan Kimia
Sementara berbagi elektron oleh atom membentuk ikatan kovalen,transfer atau
8
elektron dari satu atom ke yang lain adalah bentuk ikatan ion. Di sini kita akan
membahas secara rinci berbagai aspek ikatan ionik.
Memahami Konsep Ikatan ion
Ikatan ion adalah tidak lain hanyalah jenis pembentukan ikatan kimia yang
melibatkan transfer lengkap elektron dari satu atom ke yang lain. Ketika atom
akan kehilangan atau bertambah elektron, mereka menjadi ion yang bermuatan
berbeda atau ion bermuatan berlawanan. Ion yang diisi kemudian tertarik terhadap
satu sama lain karena gaya elektrostatik, yang membawa ion bermuatan
sebaliknya bersama-sama, sehingga membentuk ikatan ion.Contoh yang paling
umum dari ikatan ion adalah pembentukan natrium klorida di mana sebuah atom
natrium menggabungkan dengan atom klorin.Mari kita lihat pada konfigurasi
elektronik masing-masing.
Natrium (Na): 2,8,1 dan Klorin (Cl): 2, 8, 7.
Dengan demikian, kita melihat bahwa sebuah atom klorin membutuhkan satu elektron
untuk mencapai konfigurasi terdekat yaitu gas mulia Argon (2,8,8). Sebuah atom
natrium, di sisi lain, membutuhkan untuk menyingkirkan elektron tunggal di kulit
terluar untuk memperoleh konfigurasi terdekat mulia yaitu gas Neon (2,8).
9
Gambar 1.2 Ikatan Ion pada Natrium klorida (NaCl)
Dalam skenario seperti itu, atom natrium menyumbangkan elektron terluar pada atom
klorin, yang hanya membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi oktet. Ion
natrium menjadi bermuatan positif karena kehilangan elektron, sedangkan ion klorida
menjadi bermuatan negatif karena penambahan sebuah elektron tambahan. Ion yang
bermuatan berlawanan terbentuk, tertarik satu sama lain dan mengakibatkan
membentuk ikatan ion.
1.3 Susunan Senyawa Ion
Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang
dihasilkan. Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini adalah
daftar dari beberapa karakteristik berikut:
1. Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-
logam cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara
logam dan non-logam. Oleh karena itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya
10
dapat terbentuk antara non-logam, ikatan ion dapat terbentuk antara logam dan
non-logam.
2. Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama
non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium
merupakan logam sedangkan klorin adalah non-logam.
3. Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa
pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, memiliki efek pada kelarutan
senyawa yang dihasilkan.
4. Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen,
larutan cenderung untuk menghantarkan listrik.
5. Ikatan ion memiliki efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion
cenderung memiliki titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion
tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih besar.
Berikut adalah perbedaan antara Ikatan Ion.
Pada Ikatan Ion :
Gambar 1.3 contoh ikatan ion
1. Bentuk Senyawa yang dapat terjadi
Padatan ionik
(contoh: NaCl, KCL, CaCl2, KSN, CaSO4.2H2O)
2. Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar.
(contoh: NaCl larut dalan H2O
3. Bentuk Kristal
Padatan ionik tiga dimensi (ion-ion berikat kuat didalam kisi-kisinya)
11
4. Daya Hantar Listrik
Dapat menghantarkan listrik ketika berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan NaCl dapat menghantarkan listrik dengan baik)
5. Isomer
Tidak punya (namun punya isoelektron).
6. Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih tinggi (karena ion-ionnya terikat kuat pada kisi-kisinya sehingga untuk
memutuskan ikatan diperlukan energi yang lebih besar)
7. Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur logam dengan unsur non logam
8. Proses Terjadinya Ikatan
Adanya transfer elektron
9. Perbedaan Elektronegativitas
Besar
10. Daya Tarik
Inti atom yang bermuatan positif, secara dominan melebihi muatan positif inti atom
lainnya, sehingga secara efektif menyebabkan satu atom menstransfer elektronnya ke
atom yang lainnya.
11.Jari-jari
Lebih pendek.
12.Partikel terkecil
Ion postif dan ion negatif.
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih kecil.
Bahasan ikatan kimia, adalah bahasan yang mendasari konsep-konsep kimia
berikutnya. Oleh karena itu perlu penguatan dalam memahaminya, apalagi siswa yang
belajar ikatan kimia ini masih relatif asing dengan dunia teori kimia. Banyak cara yang
bisa ditempuh untuk membantu siswa memahami konsep ikatan kimia, termasuk di
dalamnya adalah ikatan ion.Saya terinspirasi dan ingin mencontoh rekan-rekan saya
12
yang telah menemukan atau tepatnya merealisasi konsep ikatan ion ini dalam bentuk
pemodelan sederhana. Memang sih dahulu di beberapa buku kimia sma sudah ada yang
menjelaskan dengan teknik melihat penjelasan dengan gambar. Tetapi ini cukup
menguras imaginasi siswa. Lalu ada rekan-rekan guru yang membuatnya menjadi
nyata dengan potongan kertas karton. Saya pun menggunakan potongan kertas karton
bekas seperti yang baru saya cobakan ke siswa beberapa waktu lalu Gambar 1
Gambar 1.4 Model Atom
Dari model bentuk seperti itu kita bisa menjadikan penganalogian terhadap ion-
ion suatu atom, ada ion positif (kation) dan ion negatif (anion) untuk membentuk
pasangan-pasangan yang tepat. Berapa jumlah kation atau anion yang digunakan akan
bisa memberikan pemahaman soal jumlah anion dan kation ketika membentuk ikatan
ion.Ini bukanlah cara baru, hanya kadang kita lupa tidak menggunakan metode
sederhana seperti itu. Sering kalau kita yang senang dengan mengajar berbasis
komputer semua harus dengan komputer. Tapi model dengan karton seperti itu
sesungguhnya juga bisa disimulasikan dengan menggunakan animasi-simulasi, atau bisa
juga dibuat dengan powerpoint, kalau tidak bisa atau kesulitan bisa juga hanya
13
mengadalkan aplikasi ms. word sekalipun. Seperti yang saya pernah cobakan dengan
gambar sederhana seperti berikut.
Gambar 1.4 Screenshoot pemodelan kation anion untuk ikatan ion dengan gambar di
ms. word
Dengan gambar sederhana di ms. word semua guru saya yakin sudah bisa
membuatnya begitu, tinggal mengkopi bentuk-bentuk seperti itu untuk memperagakan
ikatan ion-ikatan ion yang lain.Untuk siswa bisa kita sarankan untuk membuat alat
peraga sendiri dalam mempelajari bahasan ikatan ion tadi sehingga mereka bisa
mencoba memperagakan sendiri, ingat mengalami akan jauh memberi kesan yang kuat
dalam belajar.Konsep sederhananya adalah menuliskan konfigurasi elektron unsur yang
akan dilibatkan dalam reaksi ion, menentukan elektron valensi, melepas atau menerima
elektron kecenderungan masing-masing unsur itu. Jika cenderung melepas berarti ia kan
membentuk kation dan kalau cenderung menerima elektron akan cenderung membentuk
anion agar menjadi stabil. Karena ada kation dan anion maka keduanya akan tarik-
menarik membentuk ikatan ion. begitu dan seterusnya.Secara kebetulan ternyata ada
simulasi interaktif serupa, sekalian belajar menentukan ion dan memasangkannya.
Untuk mencoba simulasi klik gambarnya.Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion
14
terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap
elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion
positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion
negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya
elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).Ikatan ion merupakan ikatan
yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan
struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl
digambarkan sebagai berikut.
NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na
+
dikelilingi oleh 6
ion Cl