Anda di halaman 1dari 12

Proses dan pengertian evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman
melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap
air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan
bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporai terjadi pada berbagai jenis
permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang
basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air
tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada
transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui
stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hamper semua air yang diambil tanaman dari
media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan
tanaman (Allen et al. 1998).
Evapotranspirasi terbagi atas beberapa jenis, yaitu Evapotranspirasi Potensial,
Evapotranspirasi standar, Evapotranspirasi Tanaman, Evapotranspirasi actual.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Evapotranspirasi :
Parameter-parameter iklim
Faktor-faktor tanaman dan tanah
Kondisi lingkungan dan pengelolaan
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahanbertanaman melalui proses
evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah

Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.
Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air).

Evapotranspirasi adalah perpaduan antara evaporasi dari permukaan tanah dengan transpirasi dari
tumbuh-tumbuhan. Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen utama dalam siklus hidrologi
dengan kaitannya pada perhitungan ketersediaan air.



Deskripsi Singkat
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan
atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-
permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari
dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya
merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun (tajuk). Perkiraan
evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeorologi.
Relevansi
Dengan mempelajari proses terjadinya, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap evapotranspirasi, mahasiswa dapat
melakukan analisis neraca air suatu kawasan hutan melalui pendekatan dari model-model penghitungan evapotranspirasi
yang ada. Dengan menguasai metode ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengelolaan hutan dengan
mendasarkan pada hasil neraca airnya.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan analisis evapotranspirasi melalui pendekatan
model-model neraca air. Harapannya mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi suatu kawasan hutan mel alui
pendekatan neraca air kawasannya.
Pengertian dan Faktor Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi
(penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut
evapotranspirasi.
Faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah (Ward dalam Seyhan, 1977) :
1. Faktor-faktor meteorologi
a. Radiasi Matahari
b. Suhu udara dan permukaan
c. Kelembaban
d. Angin
e. Tekanan Barometer
2. Faktor-faktor Geografi
a. Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lain)
b. Jeluk tubuh air
c. Ukuran dan bentuk permukaan air
3. Faktor-faktor lainnya
a. Kandungan lengas tanah
b. Karakteristik kapiler tanah
c. Jeluk muka air tanah
d. Warna tanah
e. Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi
f. Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain)
Model-model Analisis Evapotranspirasi
Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi. Pengukuran langsung evaporasi
maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak kendala. Untuk itu maka
dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan input data-data yang diperkirakan berpengaruh
terhadap besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak menjadi faktor pembatas, maka evapotranspirasi
yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi itu dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial tercapai
atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun
permukaan tanah.
Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi dan
evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual.
Analisis Evapotranspirasi Metode Meyer
E = 0,35 (ea ed) (1 + V/100) mm/hari
Ed = ea * RH
ea ===>lihat tabel berdasar t bola kering
RH ===>lihat tabel berdasar t bola basah & t
V = kecepatan angin (mile/hari)
Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses
yang penting dalam siklus hidrologi.
Analisis Evapotranspirasi Potensial Metode Thornwaite
Data yang diperlukan dalam metode ini adalah suhu rata-rata bulanan yang didapat dari suhu rata-rata harian. Data tersebut
dianalisis dengan rumus-rumus :

Analisis Neraca Air Metode Thornwaite Mather
Perhitungan neraca air menurut fungsi meteorologis sangat berguna untuk evaluasi ketersediaan air di suatu wilayah
terutama untuk mengetahui kapan ada surplus dan defisit air. Neraca air ini umumnya dihitung dengan metoda Thornthwaite
Mather.
Data yang diperlukan berupa :
1. Curah hujan bulanan
2. Suhu udara bulanan
3. Penggunaan lahan
4. Jenis tanah atau tekstur tanah
5. Letak garis lintang
Langkah-langkah perhitungan :
1. Hitung suhu udara bulanan rata-rata
Data suhu udara pada umumnya sulit diperoleh, oleh karena itu suhu udara dapat diperkirakan dengan data suhu
yang ada di suatu tempat : t = 0,006 x ht1 = t
2 t h = beda tinggi tempat lokasi 1 dengan lokasi 2 (dalam meter) t = beda suhu udara ( C);t2 = suhu udara
di lokasi 2.
2. Hitung Evapotranspirasi dengan metode Thornthwaite Mather (Ep)
3. Hitung selisih hujan (P) dengan evapotranspirasi
4. Hitung accumulated potential water losses (APWL)
5. Hitung Water Holding Capacity (Sto) berdasar Tabel (Lampiran 4)
6. Hitung soil moisture storage (St.)

Sto dihitung atas dasar data tekstur tanah, kedalaman akar
7. Hitung delta St tiap bulannya st = Sti bulan ke i dikurangi St bulan ke (i 1)
8. Hitung evapotranspirasi aktual (Ea)
untuk bulan basah ( P > Ep), maka Ea = Ep
untuk bulan kering ( P < Ep), maka Ea = P + |- St|
9. Hitung surplus air (S); Bila P > Ep, maka S = ( P EP) - St.
10. Hitung defisit (D), D = Ep - Ea.
Analisis Evapotranspirasi Metode Turc Langbein
Rumus umum yang digunakan yaitu konsep neraca air secara meteorologis pada suatu DAS (Seyhan, 1977) :
P = R + Ea St
Dalam hal ini :
P = curah hujan
R = limpasan permukaan
Ea = evapotranspirasi aktual
St = perubahan simpanan
Apabila neraca air tersebut diterapkan untuk periode rata-rata tahunan, maka St dapat dianggap nol, sehingga surplus air
yang tersedia adalah :
R = P Ea
Dan jumlah air yang tersedia diperkirakan sebesar 25% hingga 35% dari surplus air.
Menurut Keijne (1973), evapotranspirasi aktual tahunan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Turc-Langbein :

Dalam hal ini :
E = evapotranspirasi aktual (mm/tahun)
Eo = evaporasi air permukaan (mm/tahun)
P = curah hujan rata-rata (mm/tahun)
T = suhu udara rata-rata (oC)
Nilai suhu udara dapat diketahui berdasarkan data suhu udara rata-rata tahunan dari stasiun yang diketahui dengan
persamaan :
T1 = T2 (Z1 Z2) 0,006
Dalam hal ini :
T1 = suhu udara yang dihitung pada stasiun 1
T2 = suhu udara yang diketahui dari stasiun 2
Z1 = elevasi stasiun 1
Z2 = elevasi stasiun 2



Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi
apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara
internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-
permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di
bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan
mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya
merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis
pada permukaan daun (tajuk). Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting
dalam kajian-kajian hidrometeorologi.
Relevansi
Dengan mempelajari proses terjadinya, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
evapotranspirasi, mahasiswa dapat melakukan analisis neraca air suatu kawasan
hutan melalui pendekatan dari model-model penghitungan evapotranspirasi yang
ada. Dengan menguasai metode ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan
pengelolaan hutan dengan mendasarkan pada hasil neraca airnya.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan
analisis evapotranspirasi melalui pendekatan model-model neraca air.
Harapannya mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi suatu
kawasan hutan melalui pendekatan neraca air kawasannya.
Pengertian dan Faktor Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan
permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan
dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut
evapotranspirasi.
Faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah (Ward dalam Seyhan, 1977) :
1. Faktor-faktor meteorologi
a. Radiasi Matahari
b. Suhu udara dan permukaan
c. Kelembaban
d. Angin
e. Tekanan Barometer
2. Faktor-faktor Geografi
a. Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lain)
b. Jeluk tubuh air
c. Ukuran dan bentuk permukaan air
3. Faktor-faktor lainnya
a. Kandungan lengas tanah
b. Karakteristik kapiler tanah
c. Jeluk muka air tanah
d. Warna tanah
e. Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi
f. Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain)
Model-model Analisis Evapotranspirasi
Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian
hidrometeoro-logi. Pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari
air maupun permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak kendala. Untuk
itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan
input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya
evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak menjadi faktor pembatas,
maka evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan
kondisi itu dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan
kata lain evapotranspirasi potensial akan berlangsung bila pasokan air tidak
terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah.
Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung
pada besarnya hujan yang terjadi dan evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu
disebut evapotranspirasi aktual.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi besarnya
evapotranspirasi, maka evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi
evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih
dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, sementara AET lebih dipengaruhi
oleh faktor fisiologi tanaman dan unsur tanah. Uraian tentang pengaruh faktor
lingkungan terhadap evapotranspirasi akan lebih ditekankan pada pengaruh
faktor- faktor tersebut pada PET.

KEBUTUHAN AIR (WATER REQUIREMENT)
Kebutuhan air di sini adalah suatu gambaran besarnya kebutuhan air untuk
keperluan tumbuhnya tanaman sampai tanaman (padi) itu siap panen.
Kebutuhan air ini harus dipertimbangkan terhadap jenis tanaman, keadaan
medan tanah, sifat-sifat tanah, cara pemberian air, pengolahan tanah,
iklim, waktu tanam (pola tanaman), kandungan air tanah, efisiensi irigasi,
curah hujan efektif, koefisien tanaman bulanan, pemakaian air konsumtif,
perkolasi, kebutuhan air untuk tanaman, dan kebutuhan air di sawah.
KETERSEDIAAN AIR (WATER AVAILABILITY)
Ketersediaan air adalah berapa besar cadangan air yang tersedia untuk
keperluan irigasi. Ketersediaan air ini biasanya terdapat pada air
permukaan seperti sungai, danau, dan rawa-rawa, serta sumber air di
bawah permukaan tanah. Pada prinsipnya perhitungan ketersediaan air ini
bersumber dari banyaknya curah hujan, atau dengan perkataan lain hujan
yang jatuh pada daerah tangkapan hujan (catchment area/ watershed)
sebagian akan hilang menjadi evapotranspirasi, sebagian lagi menjadi
limpasan langsung (direct run off), sebagian yang lain akan masuk sebagai
infiltrasi. Infiltrasi ini akan menjenuhkan tanah atas (top soil), kemudian
menjadi perkolasi ke ground water yang akan keluar menjadi base flow Di
samping data meteorologi, dibutuhkan pula data cahaya permukaan
(exposed surface), dan data kelembaban tanah (soil moisture). Untuk
rumus run off adalah Run off = base flow + direct run off.
EVAPOTRANSPIRASI.
Evapotranspirasi adalah penguapan total baik dari permukaan air, daratan,
maupun dari tumbuh-tumbuhan. Banyak faktor yang mempengaruhi
evapotranspirasi ini antara lain: suhu udara, kembaban udara, kecepatan
angin, tekanan udara, sinar matahari, ketinggian lokasi proyek, dan lain
sebagainya. Di dalam perencanaan irigasi, penilaian jumlah air yang
dibutuhkan untuk suatu areal tidak memisahkan antara evaporasi dan
transpirasi. Istilah yang digunakan adalah ET, dan merupakan kombinasi
antara evaporasi dan transpirasi. Oleh karena air yang digunakan oleh
tanaman untuk proses metabolisme hanya sedikit atau kurang dari 1%,
nilai tersebut diabaikan (Sudjarwadi, 1990). Evapotranspirasi atau ET
merupakan penguapan total dari permukaan air, permukaan tanah, dan
dari tumbuh-tumbuhan. Untuk menentukan besarnya kebutuhan air bagi
tanaman secara teliti pada umumnya terbentur pada kesukaran untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang teliti di lapangan. Metode perhitungan
untuk menentukan kebutuhan air bagi tanaman yang berdasarkan rumus-
rumus pendekatan seringkali dipakai. Rumus-rumus pendekatan umumnya
berupa rumus-rumus empiris yang dikembangkan berdasarkan kondisi
yang ada di lapangan. Rumus-rumus tersebut antara lain: Blaney Criddle,
Hergreaves, Penman, Penman Modifikasi, Penman Mounteith, Radiasi,
Panci Evaporasi, Thornthwaite, Wickman, IRRI, Lowry Johnson,
Christiansen, dan lain-lainnya.
PRESIPITASI
Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas
dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap
produk dari kondensasi uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang
merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian
terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). Udara
menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan uap air.
Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa
bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, sleet,
and hujan es. Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi
tetapi menguap sebelum mencapai permukaannya. Presipitasi adalah
salah satu komponen utama dalam siklus air, dan merupakan sumber
utama air tawar di planet ini.Diperkirakan sekitar 505,000 km air jatuh
sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km diantaranya jatuh di
larutan. Bila didasarkan pada luasan permukaan bumi, presipitasi tahunan
global adalah sekitar 1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan
sekitar 1.1 m.
Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari
permukaan tanah, permukaan air, serta tanaman menguap keudara. Faktor-faktor
yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah suhu air, suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari dan lain-lain yang berhubungan
satu dengan yang lainnya.

Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi
molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas.Evaporasi dapat terjadi
pada sungai, danau, laut, reservoir (permukaan air bebas), serta permukaan
tanah. Evaporasi ada dua jenis, yaitu Evaporasi Potensial dan Evaporasi aktual.
Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya, dan masing-
masing tanaman berbeda kebutuhannya. Hanya sebagian kecil air yang tinggal
didalam tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian dari padanya setelah diserap oleh
akar-akar dan dahan-dahan akan ditranspirasikan lewat bagian tubuh tumbuh-
tumbuhan yang berdaun.
Dalam kondisi lapangan tidaklah mungkin untuk membedakan antara evaporasi
dan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses
tersebut (evaporasi dan transpirasi) saling berkaitan sehingga dinamakan
evapotranspirasi. Evaporasi yang terjadi, apabila tersedia cukup air untuk
memenuhi pertumbuhan optimum disebut dengan evaporasi potensial (potensial
evapotranspiration). PET ini sangat penting dalam kebutuhan air untuk irigasi.
Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada :
a. Adanya persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)
b. Faktor-faktor iklim, seperti suhu, kelembaban dan lain-lain
1. Radiasi matahari
Evaporasi merupakan proses konversi air ke dalam uap air. Perubahan dari
keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energy yang berupa panas
latent untuk evaporasi. Proses ini akan sempurna jika ada penyinaran
langsung dari matahari.

3. Angin
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah dengan udara
menjadi jenuh oleh uap air, dan proses evaporasi terhenti. Proses ini bisa
berlanjut apabila lapisan jenuh diganti dengan udara kering. Kadi, kecepatan
angin sangat berpengaruh dalam proses evaporasi.

4. Kelembaban (humiditas) relative
Jika kelembaban relative naik, kemampuan untuk menyerap uap air akan
berkurang sehingga laju evaporasinya akan menurun.

5. Suhu
Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi,proses evaporasi berjalan lebih cepat
disbanding jika suhu udara dan tanah lebih rendah, karena adanya energy
panas yang tersedia. Kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik
suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya
evaporasi, sedangkan suhu tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.


c. Jenis dan kultivasi tumbuhan-tumbuhan tersebut
Evaporasi actual (AET) lebih banyak dipengaruhi oleh factor fisiologi tanaman dan unsure
hara.
j eni s dan umur tanah dapat menent ukan
l aj u evapotr anspi r asi , karena sifat fisik setiap jenis tanah itu berbeda-
beda. Ada yang mampu
menyerapa i r c e pa t da n a da j ug a y a n g l a mba t . B i l a ma na pe r m
e a bi l i t a s r e n d a h ma k a evaporasi tinggi begitu juga sebaliknya bila
permeabilitas tinggi maka evaporasirendah.

Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk
mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan
dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak
digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini
dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembaban udara, suhu udara dan
besarnya angin pada tempat pengukuran.



Gambar 1. Alat pengukur evapotranspirasi dengan panci kelas A

Ada dua macam peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci. Pertama alat
ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang
tetap (fixed point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada
tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan
pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam
panci, makin rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu
diperhatikan. Air yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan
air jangan sampai berlumut. Tinggi air diukur dengan satuan mm.
Alat ukur mikrometer mampu mengukur dalam mm dengan ketelitian seperti
seratus mm. Ketelitian pengukuran itu diperlukan karena tinggi yang diukur tidak
sama besar meliputi 5 sampai 8 mm.
Pada musim penghujan nilainya kecil sedangkan pada musim kemarau besar.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat yang setiap
hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian melihat
batas air yang diukur.
Alat perlengkapannya adalah tabung peredam, termometer maksimum-minimum
permukaan air yang tertampung, termometer maksimum-minimum di permukaan
panci dan anemometer cup counter setinggi 30 cm di atas tanah. Sekeliling panci
harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang terbuka atau gundul
menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek oase). Pasanglah alat pada
tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain dan berada di tengah-
tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.

Anda mungkin juga menyukai