Anda di halaman 1dari 7

ANAESTH,PAIN& INTENSIVE CARE;VOL 16(3) SEPT-DEC 2012

REVIEW ARTICLE
INJEKSI PARASETAMOL INTRAVENA PADA PEDIATRIK
: TINJAUAN UMUM
Muzammil Irshad, MBBS; Mehjabeen Malik, MBBS; Aamir Furqan, MBBS
Koresponden :Dr. Muzammil Irshad, Chak # 119 TDA, Tehsil & District Layyah, Punjab (Pakistan);
Phone: 03326059617; E-mail: drmuzammilirshad@gmail.com

ABSTRAK
Injeksi intravena parasetamol merupakan analgetik dan antipiretik terbaik pada anak-
anak setelah operasi. Manfaat dari injeksi intravena parasetamol ini telah diuji
cobakan pada anak-anak. Mekanisme kerja dari parasetamol dipercaya menghambat
enzim cyclooxygenase-2 (COX-2). Beberapa penelitian menunjukan bahwa dosis
terapi asetaminofen secara intravena sangat efektif dan dapat ditoleransi oleh anak-
anak dengan efek hepatotoksik yang rendah. Namun demikian, toksisitas akibat
overdosis juga telah dilaporkan telah terjadi pada anak-anak dan dapat juga memicu
hipotensi pada pasien dengan demam yang kritis. Dosis terapi tergantung pada berat
badan bayi dan anak-anak. Petugas rumah sakit harus memiliki pengetahuan yang
baik dalam hal menentukan dosis yang tepat ketika hendak melakukan injeksi
intravena parasetamol pada anak-anak.
Kata Kunci : Acetaminophen; Parasetamol; Propasetamol; Cyclooxygenase-2
inhibitor
PENDAHULUAN
Parasetamol (acetaminophen) merupakan salah satu obat yang efektif dan
dapat ditoleransi baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.Obat ini tersedia di
banyak negara dan toko-toko obat. Parasetamol ditemukan di Jerman di akhir abad ke
19 dan hingga saat ini tersedia secara luas hingga pertengahan abad ke 20. Pada tahun
1951, acetaminophen telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA)
3
dan
diperkenalkan di Amerika Serikat di bawah nama merek Tynelol

. Sejak saat itu ,


obat ini telah menjadi landasan dalam pengelolaan rasa sakit dan demam untuk orang
dewasa dan anak-anak. Meskipun penggunaan luas obat ini, FDA menyetujui
pemasaran pertama parasetamol intravena di USA pada November 2010 dengan
nama merk Ofirmev
.4
. Saat ini, Parasetamol IV telah disetujui dan digunakan di
lebih dari 80 negara di seluruh dunia.
Sebelum persetujuan formulasi parasetamol IV oleh FDA, generasi sebelum
parasetamol (Propasetamol) telah disetujui dan digunakan di dunia Barat untuk
beberapa dekade.
5
Efikasi dan keamanan intravena Propasetamol telah ujikan pada
pediatrik
1, 6
dan telah terbukti menghasilkan konsentrasi plasma yang lebih tinggi saat
terapi dibandingkan dengan pemberian parasetamol melalui dubur pada anak-anak
dengan operasi kraniofasial
7
. Oleh sebab itu, parasetamol Intravena lebih memilki
efek analgetik lebih kuat dibandingkan dengan pemberian secara rectal pada
kelompok anak-anak.
7
Namun, infus secara cepat Propasetamol secara Intravena
diketahui memilki keterkaitan dengan peningkatan nyeri di tempat suntikan dan
memilki insiden hipotensi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan penyuntikan
ketorolak.
8, 9
Meski parasetamol telah digunakan selama berabad-abad, namun mekanisme
kerjanya masih belum diketahui hingga saat ini. Namun demikian, umumnya
parasetamol dianggap sebagai inhibitor lemah sintesis prostaglandin (PG).
10
Secara
in vivo, parasetamol memilki efek yang mirip dengan selektif COX-2 inhibitor.
Meskipun parasetamol menurunkan PG, namun efeknya tidak mengurangi
peradangan pada rheumatoid arthritis seperti COX-2 inhibitor yang lainnya. Selain
itu, penelitian menerangkan bahwa parasetamol bekerja sebagai inhibitor lemah
COX-1 dan COX-2 dimana konsentrasi asam arakidonat rendah.
10

Motilitas saluran pencernaan menurun dalam periode pasca-operasi dan itu
adalah periode ketika pasien membutuhkan anti nyeri segera. Pada saat itu, pemberian
oral tidak dapat diberikan selama periode ini, injeksi parasetamol secara Intravena
memberikan keuntungan dengan bekerja secara cepat memberikan efek analgetik dan
mengurangi penggunaan opioid.
11
Singkatnya, parasetamol IV menawarkan
pengobatan jangka pendek rasa sakit dan demam. Namun, pemberian parasetamol
melalui IV harus berhati-hati pada pasien dengan berat badan di bawah 50 Kg.
Pengenalan pemberian parasetamol IV dalam perawatan kondisi kritis telah
memperluas pemanfaatan parasetamol terutama pada pasien yang tidak mampu
mengkonsumsi obat oral karena gangguan motilitas saluran pencernaan,
kontraindikasi pada penggunaan nasogastrik tube, atau pasien yang membutuhkan
onset lebih cepat dalam mengurangi rasa sakit atau demam. Namun, penggunaan
parasetamol pada anak-anak ,mungkin menjadi faktor risiko untuk pengembangan
asma, rhinoconjunctivitis dan eksim pada masa remaja.
12

TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan parasetamol IV menjadi populer pada neonates dan anak-anak.
13-
16
Populasi farmakokinetik telah menyelidiki manfaat Prodrug (Propasetamol) IV
pada neonates setelah pemberian tunggal atau dosis berulang.
17-19
Parasetamol
merupakan analgesik yang efektif dan menarik bagi bayi baru lahir dan anak-anak
terutama pada mereka yang tidak bias mengkonsumsi oral. Ia bekerja sebagai
alternatif atau sebagai suplemen untuk analgesik opioid yang paling penting pada
pasien yang rentan terhadap efek samping opioid. Selain itu, parasetamol
IVmemberikan hasil yang sama seperti ditawarkan oleh Propasetamol.
Palmer dkk
20
mempelajari formulasi parasetamol IV, clearance dan efek pada
tes fungsi hati di lima puluh neonatus. Dalam penelitian ini, neonatus menerima rata-
rata 15 dosis sesuai dengan usia kehamilan (28-32 minggu = 10 mg / kg, 32-36
minggu = 12,5 mg / kg dan 36 minggu = 15 mg / kg) selama rata-rata 4 hari
bersama dengan pengukuran harian konsentrasi serum parasetamol dan tes fungsi hati
. Mereka menemukan bahwa parasetamol IV memilki parameter menyerupai orang-
orang dengan pemberian Propasetamol. Tidak ada efek hepatotoksisitas yang
signifikan yang dilaporkan pada pasien mereka kecuali satu pasien yang Alanin
Aminotransferase meningkat tiga kali lipat. Peneliti dalam penelitian ini
menyarankan dosis yang lebih rendah dari parasetamol IV pada pasien yang memiliki
hiperbilirubinemia tak terkonjugasi. Penelitian ini merujuk pada usia kehamilan
berbasis rejimen dosis pada pengaplikasian parasetamol IVdi unit neonatal.
Demikian pula, penelitian yang dilakukan Walson dkk
21
dilakukan secara
acakn metode double blind pada kelompok control placebo pada 41 anak-anak untuk
mengetahui efikasi dan tolerabilitas dosis tunggal Propasetamol IV. Pada pasien
dengan suhu tubuh 38,5 C hingga 41 C menerima 30 mg / kg IV Propasetamol (20
pasien) dan plasebo (21 pasien), diberikan selama 15 menit melalui infus. Suhu
tubuh diukur di awal, setelah 15 menit, satu jam dan selanjutnya selama enam jam.
Hasil pertama adalah pengurangan suhu tubuh pada saat evaluasi di berbagai periode.
Dalam kelompok Propasetamol IV, 10% diperlukan penyelamatan dosis sedangkan
pada kelompok plasebo ,52,4% anak-anak memerlukan obat penyelamatan. Mereka
mengamati bahwa khasiat Propasetamol IV secara signifikan lebih besar daripada
plasebo. Selain itu, baik Propasetamol IV dan placebo sama-sama ditoleransi. Pada
penelitian ini tidak mengomentari perbandingan Propasetamol IV dengan obat
antipiretik lainnya.
Saat ini, parasetamol IV sedang digunakan pada anak-anak di seluruh dunia.
Banyak percobaan telah dilakukan pada efikasi dan tolerabilitas dalam pediatri.
Berikut percobaan dan studi dapat membantu untuk memahami efektivitas IV
parasetamol pada anak-anak.
Amerika Serikat : Murat dan rekannya
14
mempelajari manfaat parasetamol IV(15
mg / kg) dan Propasetamol IV (30 mg /kg) pada 183 anak (di bawah 12 tahun) setelah
operasi hernia inguinalis. Efek dari kedua pemberian obat ini dinilai setelah 25 menit
infus selama enam jam. Kedua pemberian dengan cepat mengurangi rasa sakit dan
nyeri yang ditawarkan selama sekitar 4 jam di sebagian besar anak-anak. Selain itu,
15% pasien dalam kelompok parasetamol IV dan 33% pasien di kelompok
Propasetamol IV mengeluh sakit pada daerah tempat injeksi. Penelitian lain oleh
Hong dan rekan, menunjukan kombinasi induk anestesi obat fentanil dan parasetamol
IV mengurangi dosis total fentanil pada pasien yang menjalani
uretroneocystostomy
22,23
.
Arab Saudi : Pada tahun 2006, Alhashimi dan Daghistani
24
melakukan dua uji coba
terkontrol secara acak, dan membandingkan parasetamol IV (30 mg / kg) dan
meperidine (1 mg / kg) pada anak. Mereka menemukan bahwa kedua obat efektif
pada 80 anak yang menjalani tonsilektomi , tetapi pada pasien yang diberi
parasetamol IV memilki waktu rawat inap di rumah sakit yang lebih singkat.. Pada
tahun 2007, kedua peneliti mengamati bahwa parasetamol IV dapat mengurangi rasa
nyeri lebih awal dibandingkan dengan penggunaan meperidin pada anak-anak yang
menjalani operasi gigi
25
.
Tabel 1. Beberapa penelitian tentang efikasi parasetamol IV dan proparasetamol
Peneliti Jumlah
sampel
Desain penelitian Hasil
Murat dkk
(2005)
14

183 sumber nyeri (operasi
hernia),dosis tunggal
diberikan pada 183
anak (usia 1-12 tahun)
Parasetamol IV 15 mg/kg
sangat berpotensi dan setara
dengan Propasetamol IV(30
mg/kg). Parasetamol IV
dapat mengurangi nyeri 50%
dalam waktu 30 menit.
Duhamel dkk
(2007)
67 sumber demam
(infeksi), dosis
tunggal diberika pada
67 anak (usia 1-12
tahun)
Parasetamol IV (15 mg/kg)
sangat berpotensi dan setara
dengan efek proparasetamol
IV (30 mg/kg). Injeksi
parasetamol IV
menghasilkan rata-rata 0,6
C/jam dengan 70% pasien
memilki suhu dibawah 38
o
C
Alhasemi dkk
(2006)
80 Sumber nyeri
(tonsilektomi), dosis
tunggal diberikan
pada 80 anak-
anak(usia 3-15 tahun)
Injeksi paraetamol IV 15
mg/kg sangat berpotensi dan
setara dengan injeksi
meperidin IM 1 mg/kg
namun dengan efek sedasi
yang rendah.
Capici, dkk (2008) 50 Sumber nyeri
(tonsilektomi), dosis
tunggal diberikan
pada 50 anak-anak
(usia 2-5 tahun)
Injeksi parasetamol 15 mg/kg
sangat berpotensi dan setara
dengan dosis parasetamol 40
mg/kg. Kelompok dengan
pemberian parasetamol IV
memiliki waktu rata-rata
dalam terapi = 7 jam

Alseify dkk
26
melakukan penelitian dengan menggunakan kombinasi
parasetamol IV dan parecoxib pada 60 orang dewasa yang menjalani rekonstruksi
ligamen krusiata anterior. Mereka menyimpulkan bahwa kombinasi antara
parasetamol IV dan parecoxib memberikan efek analgesi yang lebih baik
dibandingkan dengan penggunaan secara terpisah. Maxwell juga telah melaporkan
tingkat keamanan injeksi parasetamol IV pada anak-anak (tabel 1)
27

Israel : Hersch dkk
28
meneliti efek parasetamol IV terhadap tekanan darah 14 pasien
dengan kondisi demam yang kritis dalam rentang umur 17-83 tahun. Dalam
penelitian ini, pasien diberikan propasetamol IV 2 gram selama 15-20 menit setiap 6
jam dan tekanan darah diukur setelah 15 menit sesudahnya. Mereka mengamati
adanya penurunan tekanan darah pada 33% pasien sampel dan membutuhkan
resusitasi cairan pada enam kasus dan membutuhkan norepinefrin pada 8 kasus
lainnya. Dengan demikian, penelitian ini menunjukan bahwa pemberian dosis
antipiretik parasetamol IV pada pasien kritis dapat menurunkan tekana darah secara
signifikan setelah 15 menit pemberian parasetamol IV. Oleh karena itu, seorang
dokter harus lebih berhati-hati dalam pemberian obat ini sebab dapat menginduksi
terjadinya hipotensi terutama pada pasien dengan kondisi demam yang kritis.
Pakistan : Di Pakistan, injeksi parasetamol IV lebih sering digunakan sebagai
analgetik dan antipiretik. Namun tidak ada penelitian yang telah dipublikasikan yang
berasal dari pakistan yang mengenai efikasi dan keamanan injeksi parasetamol IV
pada anak-anak. Namun demikian,dosis parasetamol yang direkomendasikan pada
anak-anak dan orang dewasa dipakistan memberikan hasil yang memuaskan sebagai
anti nyeri dan anti piretik. Di rumah sakit Nishtar Multan, dosis parasetamol melalui
infus yang digunakan pada anak-anak dengan berat 10 kg sampai 33 kg adalah 15
mg/kg (1,5ml/kg ). Kejadian overdosis parasetamol IV dengan dosis 10 mg/ml telah
dilaporkan. Kejadian ini terjadi karena adanya kerancuan antara satuan miligram obat
dengan satuan mililiter. Parasetamol dijual dalam satuan miligram dan diberikan
dalam larutan infus. Dosis rekomendasi parasetamol tergantung pada berat bayi, anak
atau orang dewasa. Terlepas dari dosis, parasetamol diberikan empat kali sehari
dengan minimal interval pemberian empat jam setiap kali pemberian. Untuk
menghindari kejadian overdosis ini, Medicine and Healthcare Products Regulatory
Agency (MHRA) telah mengeluarkan tabel petunjuk dosis Pertalgan berdasarkan berat
dan umur pasien.
29,30
Kelompok pediatrik Belanda membuktikan pedoman
penanggulangan nyeri pada anak-anak dengan pemberian parasetamol IV (15 mg/kg)
setiap 6 jam diberikan pada bayi terbukti efektif. Selain itu, para dokter spesialis anak
juga mempertimbangkan penggunaan parasetamol IV dalam rangka mengurangi
kebutuhan dosis opioid pasca operasi. Hasil lainnya juga menunjukan bahwa kadar
serum parasetamol dan aspartat transaminase pada anak-anak dengan pemberian
parasetamol IV masih berada dalam batas normal.
Tabel 2. Rekomendasi MHRA untuk dosis pemberian perfalgan
(R)
(preparasi
parasetamol IV)
Bayi baru
lahir, bayi,
balita dan
anak-anak
(<10 kg)
Anak-anak
(>10 kg dan <
33 kg)
Anak-
anak,remaja
dewasa (>33 kg
dan <50 kg)
Remaja dan
dewasa (>50
kg)
Dosis
pemberian
Sekali infus
7,5 mg/kg
(0,75 ml/kg)
Sekali infus 15
mg/kg (1,5
ml/kg)
Sekali infus 15
mg/kg (1,5
ml/kg)
Sekali infus 1
g (100 ml)
Dosis
maksimum
30 mg/kg 60 mg/kg (6
ml/kg) tidak
melebihi 2 g
(200 ml)
60 mg/kg (6
ml/kg) dan
tidak melebihi
3 g (300 ml)
Tidak lebih
dari 4 g (400
ml)

Keamanan : injeksi parasetamol IV dipercaya memilki efek terapeutik terbaik
dengan efek hepatotoksi yang rendah. Meskipun memilki efek toksisitas yang rendah
pada dosis terapi, tetapi harus juga diperhatikan bahwa memberikan terapi pada
pasien yang menggunakan parasetamol IV harus melalui persiapan yang baik.
Kerusakan hati telah dilaporkan terjadi pada anak-anak yang mengkonsumsi
prasetamol yang lama dengan jumlah dengan jumlah dosis sesuai dengan dosis terapi.
Hepatotoksis terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan antara produk metabolik
reaktif ( N-acetyl p-benzoquinone imine) dan kurangnya jumlah glutathion
31
. Pada
anak-anak (umur kurang dari 2 tahun), resiko hepatotoksis telah diidentifikasi pada
pemberian parasetamol IV dengan dosis lebih dari 90 mg/kg/hari
34
.
Selain itu, untuk menghindari toksisitas dari injeksi parasetamol IV maka
pemberiannya harus dilakukan di rumah sakit. Pemberian parasetamol IV memiliki
kontraindikasi pada beberapa kondisi diantaranya insufisiensi hepar, peminum
alkohol yang kronik, malnutrisi dan dehidrasi yang kronik
35
. Namun demikian,
penelitian terbaru menunjukan bahwa injeksi parasetamol IV sesuai dengan dosis
terapi tidak memberikan kerugian pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Selain
itu juga, tidak ada data yang signifikan mengenai hepatotoksitas pada pasien sirosis,
hal ini mungkin disebabkan karena kompensasi fungi hati dan hasil metabolit dengan
toksisitas yang rendah
36
. Dengan kata lain, parasetamol IV tidak menjadi
kontraindikasi pada pasien dengan gangguan fungsi hati jika dosis yang diberikan
tidak melebihi dosis terapi yang sesuai.
KESIMPULAN
Pemberian parasetamol secara intravena tampak lebih efektif dan aman
sebagai analgetik pada anak-anak pasca operasi. Hal yang paling penting lainnya
bahwa pemberian parasetamol intavena pada dapat menjadi alternatif pemberian bagi
anak-anak yang tidak dapat diberikan parasetamol baik secara rektal maupun oral dan
sangat membutuhkan efek terapi yang cepat. Penggunaan parasetamol IV dapat
mengurangi dosis opioid yang diberikan pasca operasi dan mengurangi efek sedasi
setelah operasi. Dosis pemberian parasetamol secara intravena berbeda dengan dosis
oral. Pemberian parasetamol IV aman bagi anak-anak, namun pada pemberian
parasetamol IV pada neonatus dan pasien dengan kondisi kritis harus memperhatikan
jumlah dosis yang tepat. Pemberian parasetamol IV juga tidak memberikan efek
hepatotoksik jika diberikan sesuai dengan dosis analgetik dan antipiretik. Namun
demikian, pemberian parasetamol IV juga dapat menginduksi hipotensi pada pasien
dengan kondisi kritis. Oleh karena itu, para dokter harus memperhatikan dengan tepat
status pasien sebelum memberikan parasetamol IV dalam dosis yang besar.

Anda mungkin juga menyukai