Menurut pasal 184 KUHP ayat 1 berbunyi alat bukti yang sah ialah : a.keterangan saksi kepastian yang diberikan kepada hakim di persidangan tentang peristiwa yang disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara, yang dipanggil di persidangan. b.keterangan ahli Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan c.surat Surat sebagai alat bukti tertulis dibagi dua yaitu surat yang merupakan akta dan surat-surat lainnya yang bukan akta d.petunjuk Menurut pasal 188 KUHAP, Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang diduga memiliki kaitan, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, yang menandakan telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. e.keterangan terdakwa Menurut pasal 194 KUHAP keterangan terdakwa itu adalah apa yang telah dinyatakan terdakwa di muka sidang, tentang perbuatan yang dilakukannya atau yang diketahui dan alami sendiri
2. Alat bukti dalam hukum acara perdata
Menurut pasal 1866 KUHPer alat-alat bukti terdiri atas : 1.bukti surat Surat sebagai alat bukti tertulis dibagi dua yaitu surat yang merupakan akta dan surat-surat lainnya yang bukan akta 2.bukti saksi Pembuktian dengan saksi Kesaksian adalah kepastian yang diberikan kepada hakim di persidangan tentang peristiwa yang disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara, yang dipanggil di persidangan. 3.persangkaan Persangkaan adalah alat bukti yang bersifat tidak langsung.Misalnya saja pembuktian dari pada ketidak hadiran seseorang pada suatu waktu di tempat tertentu dengan pembuktian kehadirannya pada waktu yang sama di tempat lain. 4.pengakuan Pengakuan dapat diberikan dimuka hakim di persidangan atau diluar persidangan 5.sumpah Sumpah pada umumnya adalah suatu pernyataan yang khidmat yang diberikan atau diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan dengan mengingatakan sifat mahakuasa dari pada Tuhan, dan percaya bahwa siapa yang memberi keterangan atau janji yang tidak benarakan dihukum olehNya. 3 macam sumpah menurut HIR sebagai alat bukti yaitu: Sumpah pelengkap (suppletoir), sumpah pemutus yang bersifat menentukan (decicoir) sumpah penaksiran (aestimator).
3. Lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yaitu : a. Peradilan Umum Peradilan umum menurut UU no 2 tahun 1986 pasal 2 adalahPeradilan Umum adalah salah satupelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya b. Peradilan Agama Peradilan Agama menurut UU no 50 tahun 2009 pasal 1 adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam. c. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Peradilan Tata Usaha Negara menurut UU no 9 tahun 2004 pasal 4 adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara. d. Peradilan Militer Peradilan militer adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana militer.peradilan militer diatur dalam UU no 31 tahun 1997
4. Jenis-jenis putusan dalam perkara pidana a. Putusan bebas (Vrijspraak) pasal 191 (1) KUHAP ,yaitu : Tidak terbukti adanya kesalahan Tidak adanya 2 alat bukti Tidak adanya keyakinan hakim Tidak terpenuhinya unsur tindak pidana b. Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum (onslaag van alle) pasal 191 (2) KUHAP, yaitu : Terbukti tetapi bukan tindak pidana Adanya alasan pemaaf, pembenar atau keadaan darurat c. Putusan Pemidanaan Putusan pemidanaan dijatuhkan oleh hakim jika ia telah memperoleh keyakinan, bahwa terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan dan ia menganggap bahwa perbuatan dan terdakwa dapat dipidana
5. Jenis-jenis putusan dalam perkara perdata a. Putusan gugatan gugur Yaitu penggugat tidak datang pada hari sidang yang ditentukan, yang tidak dapat dilakukan upaya hukum artinya final dan mengikat atau final and binding (Vide Pasal 124 HIR dan Pasal 77 Rv) b. Putusan Verstek yaitu apabila pada sidang pertama pihak tergugat tidak datang menghadiri persidangan tanpa alasan yang sah, padahal sudah dipanggil oleh juru sita secara patut. Dalam putusan verstek tergugat dianggap secara murni dan bulat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 174 HIR dan Pasal 1925 KUH Perdata. c. Putusan Contradictrir yaitu para pihak datang dalam pembacaan putusan atau salah satu pihak hadir pada saat pembacaan putusan d. Putusan Sela yaitu putusan sementara yang dijatuhkan sebelum putusan akhir (Vide Pasal 185 ayat (1) HIR dan Pasal 48 Rv) e. Putusan Akhir (Eind Vonnis) yaitu putusan yang diambil setelah melalui pemeriksaan pokok perkara.
6. Jenis upaya hukum dalam perkara pidana upaya hukum biasa : - Verzet (upaya hukum terhadap putusan eksepsi) - Banding (upaya hukum terhadap putusan pemidanaan) Upaya banding dapat diajukan oleh terdakwa/penasihat hukumnya atau oleh PU karena tidak puas dengan putusan PN - Kasasi Menurut perundang-undangan Belanda ada tiga alasan pengajuan kasasi: a. Terdapat kelalaian dalam hukum acara (vormverzuim) b. Peraturan hukum tidak dilaksanakan atau ada kesalahan c. Tidak melaksanakan cara melakukan peradilan sesuai undang-undang
upaya hukum luar biasa - Kasasi demi kepentingan hukum Kasasi demi kepentingan hukum hanya diajukan oleh Jaksa Agung demi kepentingan hukum dan tidak merugikan pihak manapun. (259 KUHAP) - Peninjauan Kembali Permintaan PK dapat dilakukan dengan dasar alasan: a. Keadaan baru (Novum) yang seandainya keadaan itu diketahui pada saat sidang berlangsung dapat menjatuhkan putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum atau meringankan terdakwa b. Adanya pertentangan alasan antara putusan satu dengan yang lainnya c. Kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata
7. Jenis upaya hukum dalam perkara Perdata Upaya Hukum Biasa Upaya hukum ini bersifat menghentikan pelaksanaan putusan untuk sementara.Upaya hukum biasa ini terbagi dalam : a. Perlawanan b. Banding c. Prorogasi d. Kasasi Upaya Hukum Luar Biasa a. Peninjauan Kembali yaitu peninjauan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dengan syarat terdapat hal-hal atau keadaan yang ditentukanoleh UU . b. Derdenverzet atau Perlawanan Pihak Ketiga yaitu perlawanan yang diajukan oleh pihak ketiga terhadap putusan yang merugikan pihaknya. Dasar hukum verzet dapat dilihat di dalam pasal 129 HIR.
8. Perbedaan antara tersangka,terdakwa dan terpidana
Tersangka Menurut pasal 1 point yang ke 14 KUHP ,tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana .
Terdakwa Menurut pasal 1 point yang ke 15 KUHP ,terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan.
Terpidana Menurut pasal 1 point yang ke 32 KUHP ,terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.