Anda di halaman 1dari 9

Parameter Pencemar Udara: Timbal

February 23, 2013 | Kelompok VIII Pencemaran Udara


KARAKTERISTIK
Timbal ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan
dengan titik leleh pada 327,5C dan titik didih 1.740C pada tekanan atmosfer.

Logam Timbal
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting
karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan
angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110C dan 200C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin
akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan
terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara
seperti senyawa holegen asam atau oksidator.
SUMBER
Pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor merupakan bagian
terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer berdasarkan estimasi skitar 8090% Pb di udara
ambien berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena
tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi kandungan
pb pada bensin.

Asap Kendaraan Bermotor yang Mengandung Timbal
Penambangan dan peleburan batuan Pb di beberapa wilayah sering menimbulkan masalah
pencemaran Tingkat kontaminasi Pb di udara dan air sekitar wilayah tersebut tergantung pada
jumlah Pb yang diemisikan tinggi cerobong pembakaran limbah topopgrafi dan kondisi lokal
lainnya. Peleburan Pb sekunder, penyulingan dan industri senyawa dan barang-barang yang
mengandung Pb, dan insinerator juga dapat menambah emisi Pb ke lingkungan. Karena batubara
seperti juga mineral lainnya (batuan dan sedimen) pada umumnya mengandung Pb kadar rendah,
maka kegiatan berbagai industri yang terutama menghasilkan besi dan baja peleburan tembaga
dan pembakaran batubara, harus dipandang sebagai sumber yang dapat menambah emisi Pb ke
udara. Penggunaan pipa air yang mengandung Pb dirumah tangga terutama pada daerah yang
kesadahan airnya rendah (lunak) dapat menjadi sumber pemajanan Pb pada manusia. Demikian
juga didaerah dengan banyak rumah tua yang masih menggunakan cat yang mengandung Pb
dapat menjadi sumber pemajanan Pb.
KONSENTRASI ALAMIAH
Menurut World Health Organization (WHO) pajanan timbal yang diperkenankan untuk pekerja
laki-laki 40 g/dL dan untuk pekerja perempuan adalah 30 g/dL (DeRoos, 1997 dan OSHA,
2005).
KONSENTRASI YANG MENIMBULKAN DAMPAK
Kadar Pb di alam sangat bervariasi tetapi kandungan dalam tubuh manusia berkisar antara 100
400 mg. Sumber masukan Pb adalah makanan terutama bagi mereka yang tidak bekerja atau
kontak dengan Pb. Diperkirakan rata-rata masukkan Pb melalui makanan adalah 300 ug per hari
dengan kisaran antara 100500 mg perhari. Rata-rata masukkan melalui air minum adalah 20 mg
dengan kisaran antara 10100 mg. Hanya sebagian asupan (intake) yang diabsorpsi melalui
pencernaan.
Manusia dengan pemajanan rendah mengandung 1030 mg Pb/100 g darah Manusia yang
mendapat pemajanan kadar tinggi mengandung lebih dari 100 mg/100 g darah kandungan dalam
darah sekitar 40 mg Pb/100g dianggap terpajan berat atau mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau
tidak terdeteksi tanda-tanda keluhan keracunan. Terdapat perbedaan tingkat kadar Pb di
perkantoran dan pedesaan wanita cenderung mengandung Pb lebih rendah dibanding pria, dan
pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok
DAMPAK TERHADAP
Manusia

Bahaya Paparan Timbal terhadap Kesehatan Manusia
Pemajanan Pb dari industri telah banyak tercatat tetapi kemaknaan pemajanan di masyarakat luas
masih kontroversi. Kadar Pb di alam sangat bervariasi tetapi kandungan dalam tubuh manusia
berkisar antara 100400 mg. Sumber masukan Pb adalah makanan terutama bagi mereka yang
tidak bekerja atau kontak dengan Pb Diperkirakan rata-rata masukkan Pb melalui makanan
adalah 300 ug per hari dengan kisaran antara 100500 mg perhari. Rata-rata masukkan melalui
air minum adalah 20 mg dengan kisaran antara 10100 mg. Hanya sebagian asupan (intake) yang
diabsorpsi melalui pencernaan. Pada manusia dewasa absorpsi untuk jangka panjang berkisar
antara 510% bila asupan tidak berlebihan kandungan Pb dalam tinja dapat untuk
memperkirakan asupan harian karena 90% Pb dikeluarkan dengan cara ini.
Hampir semua organ tubuh mengandung Pb dan kira-kira 90% dijumpai di tulang, kandungan
dalam darah kurang dari 1% kandungan dalam darah dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam
24 Jam terakhir) dan Oleh pelepan dari sistem rangka. Manusia dengan pemajanan rendah
mengandung 1030 mg Pb/100 g darah Manusia yang mendapat pemajanan kadar tinggi
mengandung lebih dari 100 mg/100 g darah kandungan dalam darah sekitar 40 mg Pb/100g
dianggap terpajan berat atau mengabsorpsi Pb cukup tinggi walau tidak terdeteksi tanda-tanda
keluhan keracunan.
Timah Hitam berakumulasi di rambut sehingga dapat dipakai sebagai indikator untuk
memperkirakan tingkat pemajanan atau kandungan Pb dalam tubuh Anak-anak merupakan
kelompok risiko tinggi Menelan langsung bekas cat yang mengandung Pb merupakan sumber
pemajanan, selain emisi industri dan debu jalan yang berasal dari lalu lintas yang padat mungkin
keracunan Pb ada juga hubungannya dengan keterbelakangan mental tetapi belum ada bukti yang
jelas. Senyawa Pb organik bersifat neurotoksik dan tidak menyebabkan anemia Hampir semua
Pbtetraetil diubah menjadi Pb Organik dalam proses pembakaran bahan bakar bermotor dan
dilepaskan ke udara. Pengaruh Pb dalam tubuh belum diketahui benar tetapi perlu waspada
terhadap pemajanan jangka panjang Timah Hitam dalam tulang tidak beracun tetapi pada kondisi
tertentu bisa dilepaskan karena infeksi atau proses biokimia dan memberikan gejala keluhan
garam Pb tidak bersifat karsiogenik terhadap manusia.
Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang
menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan
akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau
diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit
kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan penglihatan.
Ekosistem dan Lingkungan
Belum diketahui secara signifikan dapat memberikan pengaruh bagi ekosistem dan lingkungan.
Tentunya, adanya perubahan ekosistem lebih disebabkan adanya efek langsung Pb terhadap
makhluk hidup.
Hewan
Umumnya keracunan pada anak sapi memperlihatkan gejala: dungu, tidak nafsu makan,
dyspnoe, kolik dan diare yang kadang-kadang diikuti konstipasi. Menurut Christian dan
Tryphonas (1971) gejala klinis yang muncul pada anak sapi yang keracunan Pb adalah depresi
susunan syaraf pusat, kebutaan, menguak dan berlari seperti bingung, menekankan kepala dan
anorexia.
Gejala klinis keracunan Pb pada sapi dewasa antara lain akibat gangguan pada syaraf: dungu,
buta, jalan berputar (Buck, 1970; Christian dan Tryphonas, 1971), terdapat gerakan kepala dan
leher yang terus menerus, gerakan telinga dan pengejapan katup mata (Henderson, 1979). Gejala
yang timbul akibat gangguan pada gastrointestinal adalah : statis rumen dan anorexia (Christian
dan Tryphonas, 1971).
Tanaman
Dampak Pb bagi tanaman belum diketahui secara khusus. Namun, Pb dapat mengendap di dalam
tanaman.
Material
Belum diketahui dampak Pb terhadap material secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF (diakses tanggal 23 Februari 2013)
SUMBER GAMBAR
http://www.ilmukesker.com/wp-content/uploads/2011/04/Logam-BeratTimbalPb-300256.jpg
(diakses tanggal 24 Februari 2013)
http://b.static.trunity.net/images/176529/5000/scale/AirPollution_AutoDischarge_1.jpg
(diakses tanggal 24 Februari 2013)
http://pencemaranudara.files.wordpress.com/2010/02/pencemud34.png (diakses tanggal 24
Februari 2013)

Ecological Genocide: Saat Harapan Anak-anak Cinangka Dibunuh
Racun Timbal
Jan 10th 2014, 06:02
Jakarta, Belasan anak dengan gangguan mental ditemukan di Desa Cinangka, Kecamatan
Ciampea, tak jauh dari Kota Bogor Jawa Barat. Penelitian menunjukkan racun timbal (Pb) dari
limbah peleburan aki bekas telah mencemari seluruh desa.
Adalah Komite Pembebasan Bensin Bertimbal (KPBB), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang mengungkap tingginya pencemaran logam berat di desa yang dikenal sebagai
sentra peleburan aki bekas ilegal tersebut. Kadar Pb di tanah mencapai 270.000 ppm (part per
million), sementara ambang batas yang direkomendasikan WHO hanya 400 ppm.
Bekerja sama dengan Blacksmith Institute dari Amerika Serikat, KPBB juga mengungkap
bahwa kadar Pb dalam darah penduduk setempat mencapai rata-rata 36,62 mcg/dL. Kadar
tertinggi bahkan mencapai 65 mcg/dL, hampir 7 kali lipat ambang yang ditetapkan WHO yakni
10 mcg/dL.
Ada beberapa gejala klinis pada penduduk setempat yang teramati dalam penelitian tersebut
yang diyakini berhubungan dengan tingginya pencemaran Pb, di antaranya adalah gangguan
mental. Dari 240 sampel anak yang diamati di Desa Cinangka, sebanyak 12 anak (5 persen)
terindikasi idiot.



Penelitian yang mengaitkan gangguan tumbuh kembang otak dengan pencemaran Pb pernah
dilakukan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dengan mengamati 400 siswa SD di Bandung
Jawa Barat, para ilmuwan mengungkap bahwa BLL (Blood Lead Level) atau kadar timbal dalam
darah berbanding terbalik dengan IQ atau tingkat kecerdasan para siswa.
"Tiap peningkatan kadar timbal dalam darah sebanyak 1 mcg/dL, IQ anak turun sebanyak 2,5
poin. Itu diamati pada anak-anak kelas 3-4 SD," kata Dr Tb Rachmat Sentika, SpA(K), seorang
pakar tumbuh kembang dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan hasil penelitian
tersebut.
Dibanding orang dewasa, anak-anak lebih rentan terhadap pencemaran Pb karena proses
pertumbuhan sel-sel saraf di otak masih berlangsung hingga usia 3-6 tahun. Selain gangguan
kecerdasan, dampak lain dari terganggunya proses tersebut adalah gangguan perilaku
misalnya menjadi hiperaktif dan susah konsentrasi.Next

Anda mungkin juga menyukai