Anda di halaman 1dari 17

1

Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk


Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Materi Pokok Koloid.

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan
seseorang di masa mendatang. Melalui pendidikan manusia berusaha
mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun,dunia pendidikan tidak pernah bebas dari masalah. Salah satu
masalah yang dihadapi sekarang ini yaitu lemahnya proses pembelajaran
yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.
Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan belajar siswa. Proses pembelajaran harus dirancang dengan
baik agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan . Pembelajaran
yang baik dirancang berpusat pada siswa (student centered) ,sedangkan
guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses
pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) dengan
metode pembelajaran konvensional (ceramah). Proses pembelajaran yang
hanya dengan metode ceramah kurang memberikan wadah bagi siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak memperoleh pengalaman langsung
yang mempermudah siswa dalam mengingat dan memahami konsep yang
sedang dipelajari.
Selama ini masih banyak guru kimia yang melakukan pembelajaran
dengan metode ceramah dan tidak mengaitkan konsep kimia dengan
fenomena di sekitar kehidupan, padahal banyak konsep kimia yang
bersifat kompleks dan abstrak sehingga siswa menjadi kurang berminat
terhadap pembelajaran kimia . Bahkan tidak sedikit siswa beranggapan
bahwa kimia adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini
2

tentu akan berdampak pada rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa.
Rendahnya motivasi siswa dapat terlihat ketika siswa lesu dan tidak
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru. Mereka bergurau dengan temannya dan bahkan tidur
ketika pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat
memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran agar susana belajar lebih
menyenangkan dan memudahkan siswa dalam memahami konsep konsep
kimia, sehingga motivasi belajar siswa pun meningkat.
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode praktikum.
Kegiatan praktikum sangat sesuai untuk memfasilitasi siswa belajar
melalui pengalaman langsung. Praktikum memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendapatkan gambaran dalam keadaan yang nyata tentang
apa yang diperoleh dalam teori . Selain itu, melalui kegiatan praktikum
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa terutama dalam mempelajari
kimia karena siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran
sehingga siswa akan mudah memahami suatu konsep kimia yang
diajarkan. Melalui kegiatan praktikum banyak aspek yang dapat
dikembangkan dalam diri siswa baik aspek kognitif,afektif maupun aspek
psikomotoriknya. Dibandingkan dengan kegiatan di kelas, kegiatan
praktikum berpeluang lebih banyak untuk membangun interaksi sosial
antar siswa dan antar siswa dengan guru sehinnga menciptakan lingkungan
pembelajaran yang positif.(Tobin,1990 dalam Fina,2013).
Metode praktikum aplikatif sendiri merupakan salah satu cara mengajar
yang menekankan pada pemahaman konsep lewat proses mengalami.
Penggunaan praktikum aplikatif, menjadikan pembelajaran kimia menjadi
lebih menarik dan menyenangkan jika dikaitkan dengan objek nyata dan
bisa menghasilkan suatu produk dari praktikum yang dilakukan. Melalui
kegiatan praktikum aplikatif , siswa akan lebih menyadari bahwa kimia
ada di sekitar kehidupan mereka dan pembelajaranpun akan lebih
bermakna. Kegiatan praktikum yang didasarkan pada inkuiri terbimbing,
3

memungkinkan siswa untuk berproses dalam menemukan konsep sendiri,
sehingga materi yang dipelajari dapat diidentifikasi , dianalisis dan
disintesis , diuji kebenarannya dan disimpulkan menjadi suatu konsep.
Sebagian besar materi kimia dapat diajarkan kepada siswa melalui
kegiatan praktikum. Namun materi kimia yang paling relevan dengan
praktikum aplikatif yaitu materi koloid. Materi koloid sangat dekat dengan
kehidupan siswa seperti pada makanan(yogurt,susu,keju,dll), lingkungan
(pemjernihan air, pembentukan sungai),serta kesehatan (proses dialisis
pada ginjal). Produk yang dihasilkan dari praktikum koloid dapat siswa
rasakan. Sehingga diharapkan setelah mempelajari materi koloid di
sekolah, siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Selain
itu, materi koloid biasanya hanya dijadikan sebagai materi hafalan,
sehingga siswa kurang bahkan tidak menyadari bahwa koloid sangat erat
dengan kehidupan disekitarnya.
Penelitian terdahulu yang mendunkung penelitian ini diantaranya : Ade
(2013),dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran praktikum
berbasis inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dapat menarik minat
siswa. Siswa dapat lebih memahami konsep laju reaksi melalui masalah
yang berkaitan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari sehingga
dapat lebih bermakna bagi siswa.
Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan di atas penulis ,tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode praktikum
aplikatif berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran materi koloid.
Adapun judul yang diangkat oleh penulis yaitu Penerapan Praktikum
Aplikatif berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid.





4

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher
centered) yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Kurang tepatnya seorang guru memilih dan menggunakan metode
pembelajaran , yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
c. Penyampaian materi yang tidak dikaitkan atau diaplikasikan
dengan kehidupan sekitar siswa sehingga siswa merasa
pembelajaran tidak bermakna.
d. Materi koloid sering dijadikan materi sebatas hafalan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa pada materi
pokok koloid setelah diterapkan pembelajaran praktikum aplikatif
berbasis inkuiri terbimbing?
b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok
koloid setelah diterapkan pembelajaran praktikum aplikatif berbasis
inkuiri terbimbing?
(variabel bebas: praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing,
variabel terikat: motovasi dan hasil belajar siswa )

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
pengaruh penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing
terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar kimia siswa .

5

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, antara lain
sebagai berikut :
1. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi ,melatih siswa untuk
aktif,kreatif ,berpikir kritis dalam belajar memecahkan masalah-
masalah kimia dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar kimia di sekolah.
3. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman untuk
mengembangkan penelitian berikutnya.

E. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 67 dalam Susi 2009) menyatakan
bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara pada permasalahan penelitian sampai terbukti dengan melalui
data yang terkumpul setelah penelitian dilakukan. Berdasarkan rujukan
tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha

: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran dengan
penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing terhadap
motivasi dan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok koloid di
kelas XI SMA Negeri di kota Bandung




6

F. Kajian Pustaka

1. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan kondisi psikologis sebagai daya penggerak
yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan demi
mencapai tujuan. Menurut Sardiman (1996:35 dalam Sunarto,2009)
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui melalui
aktivitas selama proses belajar, antara lain: 1) tekun menghadapi tugas,
2) ulet dan tidak mudah putus asa, 3) menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah, 4) lebih senang belajar mandiri, 5) cepat
bosan terhadap rutinitas, 6) dapat mempertahankan pendapat, 7) tidak
mudah melepas hal yang diyakininya, 8) senang mencari dan
memecahkan kesalahan soal-soal
2. Hasil Belajar
Menurut Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz (2006: 27) hasil belajar
merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan,
perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa
setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 1999: 22-31)
klasifikasi hasil belajar di bagi menjadi 3 ranah yaitu:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya,
bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Ranah ini terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek pada ranah ini yakni,
7

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif
(Sudjana, 2002: 39-40 dalam Susi, 2009).
3. Metode Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing yaitu salah satu metode inkuiri dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran
aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan
dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep
pelajaran. Pada metode ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas
yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok
maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan
menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

4. Praktikum Aplikatif
Praktikum aplikatif adalah pengajaran kimia dengan menggunakan
metode praktikum yang dikaitkan dengan objek nyata yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Praktikum aplikatif ini lebih menyenangkan
daripada praktikum yang biasanya dilakukan, karena siswa diajarkan
untuk mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari untuk membuat
suatu produk yang bermanfaat dan erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Metode yang dikaitkan denan objek nyata ini diharapkan
siswa lebih tertarik, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk
belajar giat dan bisa lebih paham terhadap materi kimia yang ada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta bisa
menumbuhkan motivasi melalui pengajaran pembuatan produk yang
dihasilakn melalui praktikum (Fina ,2013).


8

5. Sistem Koloid
Selama ini Anda memahami bahwa campuran ada dua macam,
yaitu campuran homogen (larutan sejati) dan campuran heterogen
(suspensi). Di antara dua keadaan ini, ada satu jenis campuran yang
menyerupai larutan sejati, tetapi berbeda sifat-sifat yang dimilikinya,
sehingga tidak dapat digolongkan sebagai larutan sejati maupun
suspensi. Larutan seperti ini disebut koloid.
Perbedaan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar ditunjukkan
pada tabel berikut:








Penggolongan Koloid












Variabel Larutan Sejati Sistem
Koloid
Suspensi Kasar
Ukuran partikel
(cm)
10
8
10
7
10
6
10
4
10
3
10
1

Fasa campuran Satu fasa Satu fasa polifasa
Penembusan oleh
cahaya
Transparan Tidak
transparan
-
Penyaringan Tidak
terpisahkan
Tidak
terpisahkan
Terpisahkan
Kestabilan larutan Sangat stabil Beragam Tidak stabil
Zat
terdispersi
Medium
pendispersi
Wujud koloid Contoh
Gas
gas
cair
cair
cair
padat
padat
padat
cair
padat
gas
cair
padat
gas
cair
padat
busa
busa padat
aerosol cair
emulsi
emulsi padat
earosol padat
sol
sol padat
busa sabun, krim kocok
batu apung, karet busa
kabut, awan, aerosol, spray
susu cair, coklat cair, saos
keju, mentega, jeli
asap, debu,
cat, selai, gelatin,
kaca rubi, obata-obatan
9

Sifat-sifat koloid :
1. Efek tyndal : partikel koloid akan menghamburkan berkas cahaya
yang dijatuhkan padanya.
2. Gerak brown : gerakan partikel koloid yang bergerak dengan arah
lurus,tetapi arahnya tidak menentu.
3. Elektroforesa : partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik,
karena partikel itu bermuatan listrik.
4. Adsorpsi : partikel koloid bermuatan listrik karena karena adanya
penyerapan ion pada permukaan patikel koloid.
5. Koagulasi : sistem koloid tersebut dapat digumpalkan denngan
cara,
a. Mekanik : pemanasan, pendimginan, pengadukan
b. Kimia : menabahkan zat kimia.

Pembuatan koloid
Metode dispersi,yaitu partikel kasar dipecahkan menjadi partikel koloid
dengan cara mekanik (penggilingan,cara listrik/busur bredig), cara
peptisasi (dilakukan dengan menambahkan ion sejenis)
Metode kondensasi, yaitu atom/ion/molekul dijadikan partikel
koloid,dan biasanya melalui reaksi kimia:
a. Reaksi redoks, misalnya pembuatan sol belerang dan sol emas
b. Reaksi hidrolisis, misalnya pembuatan sol Fe (OH)
3
dan sol AS
3
S
3



G. Metode Penelitian

1. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah silabus,
rencana pembelajaran, LKS, soal tes (pretes dan postes), angket, lembar
observasi, dan lembar wawancara. Soal tes terdiri dari tes obyektif
bentuk pilihan ganda, dengan penskoran jika benar diebri skor 1 dan
10

jika salah diberi skor 0. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif
yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2),
aplikasi atau penerapan (C3) ,analisis (C4). Sebelum instrumen tes
dibuat,terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen.
Lembar observasi adalah instrumen yang digunakan untuk
mengobservasi sikap dan keterampilan siswa dalam melakukan
praktikum dan proses belajar mengajar .
Angket digunakan untuk menunjang data penelitian yang tidak bisa
diungkap dalam instrumen yang lain. Angket disusun berupa
pertanyaan dengan beberapa option jawaban dan ada juga yang
beralasan. Pertanyaan yang diajukan dalam angket berhubungan dengan
praktikum dan yang dapat mendukung data .

2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan beberapa tahap
yaitu pelaksaan pretes , pemberian perlakuan, observasi ,postes,
pemberian angket dan pelaksanaan wawancara pada siswa di kelas
eksperimen. Pretes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran
sedangkan postes dilakukan setelah pembelajaran. Observasi dilakukan
saat pemberian perlakuan pada siswa berlangsung. Angket dan
wawancara dilaksanakan pada hari berikutnya. Wawancara
dilaksanakan terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi, sedang dan
rendah. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak
diperoleh dari hasil pretes dan postes.

3. Teknik Pengolahan Data
1. Mengolah data pretes dan postes siswa ,sebagai berikut :
a. Jawaban siswa pada pretes dam postes diperiksa kemudian
jawaban tersebut dibandingkan dengan acuan jawaban yang
benar (kunci jawaban).
11

b. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari soal pretes
dan postes yang telah dilakukan. Item yang dijawabbenar diberi
nilai satu (1) dan bagi item yang salah diberi nilai nol (0).
c. Untuk soal uraian penskoran berdasarkan jumlah tiap point
jawaban yang telah ditentukan.
2. Menetukan skor tiap siswa dan skor tiap butir soal
3. Menentukan skor rata-rata siswa dengan menggunakan rumus

Skor rata-rata siswa =




4. Menetukan skor rata-rata tiap butir soal. Skor rata-rata pretes dan
postes untuk tiap butir soal digunakan rumus

Skor rata-rata =




5. Menetukan presentase ketercapaian hasil belajar siswa dengan
menggunakan rumus :

% nilai




6. Menghitung gain ternormalisasi dengan menggunakan rumus :

Gain ternormalisasi




Nilai N-Gain ditafsirkan berdasarkan kriteria peningkatan N-Gain
berikut :
Tinggi = gain ternormalisasi > 0.7
Sedang = 0,3 < gain ternormalisasi < 0,7
Rendah = gain ternormalisasi < 0,3
12

7. Mengolah data angket
Dalam menganalisis data yang berasal dari angket berperingkat
satu sampai empat, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif
sebagai berikut:
1). Sangat setuju menunjukkan peringkat paling tinggi. Untuk
kondisi tersebut diberi nilai 4.
2). Setuju menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan sangat
setuju. Olehkarena itu kondisi tersebut diberi nilai 3.
3). Kurang setuju, karena di bawah setuju, diberi nilai 2.
4). T idak setuju yang berada di bawah kurang setuju, diberi nilai 1.

Rata rata nilai tiap aspek =




(Arikunto,2006: 243 dalam Fina ,2013)
8. Pengolahan data wawancara
Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan membuat
transkrip wawancara. Hasil transkripsi ini diuraikan secara
deskriptif.

4. Teknik Analisis Data
a. Analisis data hasil belajar
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu,

Z
i


dengan : Z
i
=

skor baku
= skor rata-rata
X= nilai rata-rata
S = simpangan baku
13

2. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan
populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fischer,

F
hitung =




3. Uji Pembeda
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
Jika dua kelas mempunya varians tidak berbeda (s
1
2
=s
2
2
),
digunakan rumus t.



dengan



Keterangan :
X
1
= rata-rata postes kelas eksperimen
X
2
= rata-rata postes kelas kontrol
S
1
2
= varians data kelas eksperimen
S
2
2
= varians data kelas kontrol
n
1
= jumlah siswa kelas eksperimen
n
2
= jumlah siswa kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan
Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda (s
1
2
s
2
2
) digunakan
rumus t



14

b. Analisis data hasil non tes
Data hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif deskriptif.
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang
pelaksaan pembelajaran dikelas selama diberi perlakuan berupa
penerapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Sedangkan angket dan pedoman wawancara setelah pembelajaran
terhadap siswa. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan aplikatif berbasis
inkuiri terbimbing yang diunkapkan melalui dan wawancara. Dari
hasil angket dan wawancara tersebut didapatkan informasi
mengenai motivasi dan hasil belajar siswa, evaluasi serta saran
terhadap penelitian yang telah dilakukan.

c. Analisis pengujian hipotesis
Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan
uji parametrik untuk menguji hipotesis dengan rumus uji- t dengan
taraf signifikansi =0.05. Dengan rumus sebagai berikut

dengan dsg =
()()



Keterangan :
X
1
= rata rata data kelompok eksperimen
X
2
= rata rata data kelompok kontrol
dsg = nilai deviasi standar gabungan
n
1
= banyaknya data kelompok eksperimen
n
2
= banyaknya data kelompok kontrol
v
1
= varians data kelompok eksperimen
v
2
= varians data kelompok kontrol



15

DAFTAR PUSTAKA

Fajriani , Santi. (2010). Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam Melalui
Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan
Kimia FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Handrianto , Prasetyo .(2012). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Motivasi Belajar. [online]. Tersedia : http://sainsjournal-
fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45907-
PENDIDIKANFaktorfaktor%20yang%20berpengaruh%20terhadap%
20motivasi%20belajar.html [10 Juni 2014]
Herdian.(2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [online]. Tersedia:
erdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri./
[9 Juni 2014]
Malihah, Memi. (2011). Pengaruh Model Guided Inquiry(Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi.
Skripsi sarjana pada Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.
Masruroh, Kuni Hidayatul. (2013). Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI Pada
Pembelajaran Sifat-Sifat Koloid Mengggunakan Metode Discovery-
Inquiry. Skripsi sarjana pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Bandung : tidak diterbitkan.
Qudsiyah, Fina Haziratul .(2013). Implementasi Praktikum Aplikatif Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Kimia Materi Pokok Koloid Siswa Kelas XI. Skripsi sarjana pada
Jurusan Kimia FPMIPA Universitas Negeri Semarang: tidak
diterbitkan.

16

Sunarto .(2009). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Listrik Dinamis
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Teat Achievement
Division(STAD) dengan Lembar Kerja Terstruktur(LKT) pada Siswa
Kelas IX SMP Negeri 2 Boyolali. [online] . tersedia :
http://disdikpora-boyolali.info/page/86/jurnal-penelitian.aspx .
[10 Juni 2014]
Sunarya,Yayan dan Agus Setiabudhi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Susi. (2009). Pembelajaran Aktif Dengan Praktikum Dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. [online]. Tersedia :
http://susianha.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-aktif-dengan-
praktikum.html . [9 Juni 2014]
Wulandari,Ade Dewi. (2013). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatkan Katerampilan Berpikir Kritis Siswa
SMA Pada Materi Laju Reaksi.Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan
Kimia, 1(1),hlm 19-20.











17

Anda mungkin juga menyukai