Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknologi Kimia dan In

PENENTUAN JENIS SOLVEN DAN PH OPTIMUM PADA ANALISIS


SENYAWA DELPHINIDIN DALAM KELOP
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV
MONICA SETIONO H. (21030110151065
Jurusan Teknik Kimia, Fak
Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058
Pembimbing
Rosela merupakan tanaman yang telah diketahui banyak mengandung senyawa antosianin sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap
radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh.
glukosida yang salah satunya adalah senyawa delphinidin.
dalam kelopak bunga rosela dapat dianalis
dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan
oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan detektor f
dan etanol pada berbagai suhu berkisar antara
penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis solven yang paling sesuai seba
paling optimum. Pada penelitian ini digunakan variabel tetap yaitu
Sedangkan variabel berubahnya yaitu jenis solven (akuades, metanol, dan etanol) serta pH
4,5; 5; 5,5; 6. Hasil percobaan, menunjukkan bahwa metanol merupakan solven yang paling sesuai untuk
melarutkan senyawa delphinidin, sedangkan pH yang paling optimum untuk analisis senyawa delphinidin dengan
metode Spektrofotometri UV-Vis adalah 4,5.
Kata Kunci : rosela, antosianin, delphinidin
Rosella is a plant that has been known to contain many anthocyanins compounds as antioxidants. Antioxidants are
compounds important in maintaining a
the body. Anthocyanins in rosella calyx
contained in rosella calyx can be analyzed levels using Spectrofotometre UV
Spectrofotometre UV-Vis is analysis
solution rate at specific wavelengths
The solubility of delphinidin in water, methanol and ethanol at various temperatures ranging from (298 to 343) K
under atmospheric pressure. The purpose
delphinidin and the optimum pH.
temperature: 30
o
C. While studied variables
variations in pH with pH 4, 4.5, 5;
for dissolving the compounds delphinidin while the optimum pH for analysis delphinidin compounds with
Specdtrophotometry UV-Vis method was 4.
Keywords: rosela, antosianin, delphinidin

1. Pendahuluan
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap
radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh. Fungsi antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil
terjadinya oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, serta
memperpanjang massa pemakaian bahan dalam industri makanan. Lipid peroksidase merupakan salah satu faktor
yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam penyimpanan dan pengolahan m
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya radikal bebas dalam tubuh antara lain radiasi baik sinar matahari (UV)
atau sinar X, polusi lingkungan, asap rokok maupun asap mobil, bahan kimia dalam makanan (pengawet, pewarna
sintetik, residu pestisida, dan bahan tambahan makanan lainnya), bahan kimia termasuk obat
Rosela sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku makanan dan minuman karena nilai nutrisi
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
PENENTUAN JENIS SOLVEN DAN PH OPTIMUM PADA ANALISIS
SENYAWA DELPHINIDIN DALAM KELOPAK BUNGA ROSELA
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

21030110151065) dan AVRILIANA DEWI A.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058
Pembimbing: Dr. Andri Cahyo Kumoro,S.T, M.T

Abstrak
Rosela merupakan tanaman yang telah diketahui banyak mengandung senyawa antosianin sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap
radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh. Antosianin pada kelopak bunga rosela berada dalam bentuk
glukosida yang salah satunya adalah senyawa delphinidin. Kandungan senyawa delphinidin yang terkandung
dalam kelopak bunga rosela dapat dianalisis kadarnya menggunakan metode Spektrofotometri UV
Vis adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan
oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
fototube. Kelarutan dari delphinidin antara lain larut dalam
berkisar antara (298 sampai 343) K di bawah tekanan
penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis solven yang paling sesuai sebagai pelarut delphinidin dan pH yang
paling optimum. Pada penelitian ini digunakan variabel tetap yaitu bunga rosela dan suhu percobaan : 30
Sedangkan variabel berubahnya yaitu jenis solven (akuades, metanol, dan etanol) serta pH
; 5; 5,5; 6. Hasil percobaan, menunjukkan bahwa metanol merupakan solven yang paling sesuai untuk
melarutkan senyawa delphinidin, sedangkan pH yang paling optimum untuk analisis senyawa delphinidin dengan
Vis adalah 4,5.
antosianin, delphinidin, spektrofotometri uv-vis


Abstract
la is a plant that has been known to contain many anthocyanins compounds as antioxidants. Antioxidants are
portant in maintaining a body health because it serves as a scavenger a lot of free radicals formed in
calyx be in the form of glucoside one of which is a delphinidin. Delphinidin
can be analyzed levels using Spectrofotometre UV-Vis method. The basic pri
analysis based on the measurement of monochromatic light
wavelengths using a prism or diffraction grating monochromator
in water, methanol and ethanol at various temperatures ranging from (298 to 343) K
The purpose of this study was to determine the most appropriate
. This research used the fixed variables the rosella
variables change the type of solvent (aquadest, methanol
, 4.5, 5; 5.5, 6. The experimental results show that methanol is the most suitable solvent
for dissolving the compounds delphinidin while the optimum pH for analysis delphinidin compounds with
method was 4.5
antosianin, delphinidin, spektrofotometri uv-vis

Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap
radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh. Fungsi antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil
dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, serta
memperpanjang massa pemakaian bahan dalam industri makanan. Lipid peroksidase merupakan salah satu faktor
yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam penyimpanan dan pengolahan makanan (Raharjo, dkk,. 2005).
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya radikal bebas dalam tubuh antara lain radiasi baik sinar matahari (UV)
atau sinar X, polusi lingkungan, asap rokok maupun asap mobil, bahan kimia dalam makanan (pengawet, pewarna
ik, residu pestisida, dan bahan tambahan makanan lainnya), bahan kimia termasuk obat
Rosela sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku makanan dan minuman karena nilai nutrisi
, Tahun 2013, Halaman 91-96
s1.undip.ac.id/index.php/jtki

91
PENENTUAN JENIS SOLVEN DAN PH OPTIMUM PADA ANALISIS
AK BUNGA ROSELA
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
AVRILIANA DEWI A. (21030110151066)
Teknik, Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058
Rosela merupakan tanaman yang telah diketahui banyak mengandung senyawa antosianin sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap
Antosianin pada kelopak bunga rosela berada dalam bentuk
enyawa delphinidin yang terkandung
kadarnya menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Prinsip
Vis adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
delphinidin antara lain larut dalam akuades, metanol
tekanan atmosfer. Tujuan dari
gai pelarut delphinidin dan pH yang
bunga rosela dan suhu percobaan : 30
o
C.
Sedangkan variabel berubahnya yaitu jenis solven (akuades, metanol, dan etanol) serta pH dengan variasi pH 4;
; 5; 5,5; 6. Hasil percobaan, menunjukkan bahwa metanol merupakan solven yang paling sesuai untuk
melarutkan senyawa delphinidin, sedangkan pH yang paling optimum untuk analisis senyawa delphinidin dengan
la is a plant that has been known to contain many anthocyanins compounds as antioxidants. Antioxidants are
a lot of free radicals formed in
oside one of which is a delphinidin. Delphinidin
Vis method. The basic principle of
light absorption by a colored
monochromator with a fototube detector.
in water, methanol and ethanol at various temperatures ranging from (298 to 343) K
appropriate solvent as to dissolve
rosella calyx and experimental
methanol, and ethanol) as well as
that methanol is the most suitable solvent
for dissolving the compounds delphinidin while the optimum pH for analysis delphinidin compounds with
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap
radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh. Fungsi antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil
dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, serta
memperpanjang massa pemakaian bahan dalam industri makanan. Lipid peroksidase merupakan salah satu faktor
akanan (Raharjo, dkk,. 2005).
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya radikal bebas dalam tubuh antara lain radiasi baik sinar matahari (UV)
atau sinar X, polusi lingkungan, asap rokok maupun asap mobil, bahan kimia dalam makanan (pengawet, pewarna
ik, residu pestisida, dan bahan tambahan makanan lainnya), bahan kimia termasuk obat-obatan.
Rosela sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku makanan dan minuman karena nilai nutrisi
Jurnal Teknologi Kimia dan In



yang terkandung dalam buah rosela. Kandungan penting yang te
antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid rosela terdiri dari flavonols dan
pigmen antosianin. Pigmen antosianin ini yang membentuk warna ungu kemerahan menarik di kelopa
maupun teh hasil seduhan rosela.
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Warna pigmen
antosianin merah, biru, violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah
Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif. Antosianin pada
rosela berada dalam bentuk glukosida yang terdiri dari
delphinidin-3-sambubioside. Sementara itu, flavonols terdiri dari
Menurut Andayani,dkk (2008), senyawa antosianin
penyakit kanker darah atau leukemia. Senyawa ini bekerja dengan mengham
mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol.
Kandungan senyawa delphinidin
titrasi, spektrofotometri UV-Vis, KLT (Kromatografi L
Cromatography). Dalam penelitian ini analisis kandungan delphinidin dilakukan dengan menggunakan metode
Spektrofotometri, namun ketelitian hasil analisis dipengaruhi oleh solven yang digunakan dan pH yang dipi

2. Bahan dan Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan variabel
(sigma aldrich), ekstrak bunga rosella, dan panjang gelomban
yang digunakan adalah variasi solven akuades, methanol, etanol; dan pH 4; 4,5; 5; 5,5; 6.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang digunakan adalah jus bunga rosela, akuades, HCl, KCl, CH
Penanganan awal bunga rosela meliputi analisis
vis. Analisa pendahuluan ini dilakukan
bunga rosela.
Pembuatan larutan standar delpinidin dilakukan dengan
100 ml. Kemudian membuat seri larutan standar dengan masing
ppm dan 3 ppm. Selanjutnya mengukur
absorbansinya pada maksimum. Sehingga dapat diplotkan pada kurva kalibrasi absorbansi vs konsenterasi. Dan
akhirnya dapat diperoleh persamaan regresi linier Y=a+bx.
Proses analisis kadar delphinidin
bunga rosela kering ditambahkan pelarut akuades, metanol dan etanol. Dari masing
larutan buffer dengan pH 4; 4,5; 5; 5,5; 6
spektrofotometer uv-vis.

















Gambar



Sumber
sinar
Monokromator
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
yang terkandung dalam buah rosela. Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosela adalah pigmen
antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid rosela terdiri dari flavonols dan
pigmen antosianin. Pigmen antosianin ini yang membentuk warna ungu kemerahan menarik di kelopa
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Warna pigmen
antosianin merah, biru, violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan dan sayur
osianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif. Antosianin pada
rosela berada dalam bentuk glukosida yang terdiri dari cyanidin-3-sambubioside, delphinidin
. Sementara itu, flavonols terdiri dari gossypetin, hibiscetine, dan
Menurut Andayani,dkk (2008), senyawa antosianin delphinidin-3-sambubioside pada rosella
penyakit kanker darah atau leukemia. Senyawa ini bekerja dengan menghambat terjadinya kehilangan membran
mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol.
delphinidin yang terkandung dalam rosela dapat dianalisis kadarnya menggunakan metode
Vis, KLT (Kromatografi Lapis Tipis), dan HPLC (High Performance Liquid
. Dalam penelitian ini analisis kandungan delphinidin dilakukan dengan menggunakan metode
Spektrofotometri, namun ketelitian hasil analisis dipengaruhi oleh solven yang digunakan dan pH yang dipi

Pada penelitian ini digunakan variabel tetap, yaitu suhu pada suhu kamar, tekanan atmosfer,
(sigma aldrich), ekstrak bunga rosella, dan panjang gelombang 520 nm dan 700 nm, . Sedangkan variabel be
variasi solven akuades, methanol, etanol; dan pH 4; 4,5; 5; 5,5; 6.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometri uv-vis dan peralatan gelas
bunga rosela, akuades, HCl, KCl, CH
3
CO
2
Na, metanol, etanol.
meliputi analisis ekstrak rosela kering dengan menggunakan
dilakukan untuk mengetahui kadar delphinidin yang terkandu
Pembuatan larutan standar delpinidin dilakukan dengan membuat larutan standar delphinidin 100 ppm sebanyak
100 ml. Kemudian membuat seri larutan standar dengan masing-masing konsenterasi 1 ppm; 1,5 ppm; 2 ppm; 2,5
mengukur maksimum dengan metode spektrofotometri uv
maksimum. Sehingga dapat diplotkan pada kurva kalibrasi absorbansi vs konsenterasi. Dan
akhirnya dapat diperoleh persamaan regresi linier Y=a+bx.
analisis kadar delphinidin dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, pertama
bunga rosela kering ditambahkan pelarut akuades, metanol dan etanol. Dari masing-masing pelarut ditambahkan
larutan buffer dengan pH 4; 4,5; 5; 5,5; 6. Kemudian larutan yang diperoleh diukur absorbansinya dengan

Gambar 1. Rangkaian Alat Spektrofotometri UV-Vis
Monokromator
Sel / Kuvet
Detektor
, Tahun 2013, Halaman 91-96
s1.undip.ac.id/index.php/jtki

92
rdapat pada kelopak bunga rosela adalah pigmen
antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid rosela terdiri dari flavonols dan
pigmen antosianin. Pigmen antosianin ini yang membentuk warna ungu kemerahan menarik di kelopak bunga
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Warna pigmen
buahan dan sayur-sayuran (Winarno, 2002).
osianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif. Antosianin pada
delphinidin-3-glucose, dan
, dan quercetia.
pada rosella ampuh mengatasi
bat terjadinya kehilangan membran
kadarnya menggunakan metode
(High Performance Liquid
. Dalam penelitian ini analisis kandungan delphinidin dilakukan dengan menggunakan metode
Spektrofotometri, namun ketelitian hasil analisis dipengaruhi oleh solven yang digunakan dan pH yang dipilih.
, yaitu suhu pada suhu kamar, tekanan atmosfer, delphinidin standar
. Sedangkan variabel berubah

vis dan peralatan gelas. Sedangkan bahan
.
menggunakan spektrofotometri uv-
delphinidin yang terkandung didalam kelopak
membuat larutan standar delphinidin 100 ppm sebanyak
masing konsenterasi 1 ppm; 1,5 ppm; 2 ppm; 2,5
metode spektrofotometri uv-vis dan mengukur
maksimum. Sehingga dapat diplotkan pada kurva kalibrasi absorbansi vs konsenterasi. Dan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, pertama-tama ekstrak kelopak
masing pelarut ditambahkan
. Kemudian larutan yang diperoleh diukur absorbansinya dengan
Read Out
Jurnal Teknologi Kimia dan In



3. Hasil dan Pembahasan
Data hasil dari penelitian dapat dilihat pada tabel 1. dan

Tabel
pH
4
4.5
5
5.5
6
Gambar 1 Grafik Pengaruh pH dan Solven terhadap Kadar Delphinidin
Analisis kadar senyawa Delphinidin yang terkandung dalam bunga rosella dilakukan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis dengan variasi pelarut dan pH memperoleh hasil sebagaimana di tampilkan dalam tabel 1.
Dimana secara teoritis kadar senyawa delphinidhin yang terkandung dalam kelopak bunga rosella adalah sebesar
3.1120 mg/L.

0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
3
K
a
d
a
r

D
e
l
p
h
i
n
i
d
i
n

(
m
g
/
L
)
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
dilihat pada tabel 1. dan grafik 1. di bawah ini :
Tabel 1. Kadar Delphinidin dalam Bunga Rosella (mg/L)

Pelarut
akuades methanol Ethanol
1.0032 2.3378 2.0039
1.3359 3.0057 2.6718
0.8349 2.1708 1.8369
0.3344 2.0038 1.5029
0.1699 1.667 1.1689
Grafik Pengaruh pH dan Solven terhadap Kadar Delphinidin

Analisis kadar senyawa Delphinidin yang terkandung dalam bunga rosella dilakukan menggunakan metode
Vis dengan variasi pelarut dan pH memperoleh hasil sebagaimana di tampilkan dalam tabel 1.
Dimana secara teoritis kadar senyawa delphinidhin yang terkandung dalam kelopak bunga rosella adalah sebesar
4 5 6 7
pH
akuades
methanol
ethanol
, Tahun 2013, Halaman 91-96
s1.undip.ac.id/index.php/jtki

93

Grafik Pengaruh pH dan Solven terhadap Kadar Delphinidin
Analisis kadar senyawa Delphinidin yang terkandung dalam bunga rosella dilakukan menggunakan metode
Vis dengan variasi pelarut dan pH memperoleh hasil sebagaimana di tampilkan dalam tabel 1.
Dimana secara teoritis kadar senyawa delphinidhin yang terkandung dalam kelopak bunga rosella adalah sebesar
akuades
methanol
ethanol
Jurnal Teknologi Kimia dan In



3.1. Pengaruh Solven Terhadap Kadar Senyawa Delphinidin

Gambar 2.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa diantara ketiga ekstrak tersebut ekstrak metanol
berwarna merah pekat, sedangkan ekstrak air berwarna
diperoleh disebabkan karena metano
dengan menggunakan analisis spektrofotometri UV
diperoleh hasil pembacaan nilai absorbansi yang semakin besar. Hal ini dapat terjadi karenadalam molekul yang
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, yaitu mengalami delokalisasi atau perpindahan tempat di dalam molekul.
Dimana pada sistem terkonjugasi ini mengakibatkan penyerapan sinar UV
lebih panjang dari yang dialami sistem tak terkonjugasi. Makin banyak ikatan rangkap terkonjugasi, makin kecil
energi yang diperlukan untuk mengalami transisi, sehingga abs
yang lebih besar.

3.2. Pengaruh pH Terhadap Kadar Senyawa Delphinidin


G
Senyawa delphinidin dapat larut dalam asam dan tidak stabil dalam larutan netral atau basa, dan biasanya
menggunakan pelarut asam, sehingga dalam penelitian ini juga dilakukan variasi pH antara
mengetahui pH optimum dalam mengisolasi senyawa
ternyata tidak hanya mempengaruhi
delphinidin lebih stabil dalam larutan asam
dalam medium cair kemungkinan senyawa delphinidin berada dalam empat bentuk struktur yang tergantung pada
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
methanol
K
A
D
A
R

D
E
L
P
H
I
N
I
D
H
I
N

(
m
g
/
L
)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
K
a
d
a
r

D
e
l
p
h
i
n
i
d
i
n

(
m
g
/
L
)
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
adap Kadar Senyawa Delphinidin
2. Grafik Pengaruh Solven terhadap Kadar Delphinidin
tahui bahwa diantara ketiga ekstrak tersebut ekstrak metanol
berwarna merah pekat, sedangkan ekstrak air berwarna merah terang. Adanya perbedaan warna dari filtrat yang
diperoleh disebabkan karena metanol dan etanol terdapat delphinidin terekstrak lebih banyak.
dengan menggunakan analisis spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm dan 700
diperoleh hasil pembacaan nilai absorbansi yang semakin besar. Hal ini dapat terjadi karenadalam molekul yang
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, yaitu mengalami delokalisasi atau perpindahan tempat di dalam molekul.
ugasi ini mengakibatkan penyerapan sinar UV-Vis terjadi pada panjang gelombang yang
lebih panjang dari yang dialami sistem tak terkonjugasi. Makin banyak ikatan rangkap terkonjugasi, makin kecil
energi yang diperlukan untuk mengalami transisi, sehingga absorbsi akan semakin bergeser ke panjang gelombang
Pengaruh pH Terhadap Kadar Senyawa Delphinidin

Gambar 3. Grafik Pengaruh pH terhadap Kadar Delphinidin
Senyawa delphinidin dapat larut dalam asam dan tidak stabil dalam larutan netral atau basa, dan biasanya
menggunakan pelarut asam, sehingga dalam penelitian ini juga dilakukan variasi pH antara
mengetahui pH optimum dalam mengisolasi senyawa delphinidin. Dimana menurut Markakis (1992)
ternyata tidak hanya mempengaruhi warna senyawa delphinidin tetapi juga mempengaruhi stabilitasnya. Senyawa
delphinidin lebih stabil dalam larutan asam (pH 1-5) dibanding dalam larutan alkali (pH 8
dalam medium cair kemungkinan senyawa delphinidin berada dalam empat bentuk struktur yang tergantung pada
methanol etanol akuades
JENIS SOLVEN
solven
4 4.5 5 5.5 6
pH
, Tahun 2013, Halaman 91-96
s1.undip.ac.id/index.php/jtki

94

Pengaruh Solven terhadap Kadar Delphinidin
tahui bahwa diantara ketiga ekstrak tersebut ekstrak metanol dan etanol yang
perbedaan warna dari filtrat yang
terekstrak lebih banyak. Hal ini dibuktikan
Vis pada panjang gelombang 520 nm dan 700 nm dimana
diperoleh hasil pembacaan nilai absorbansi yang semakin besar. Hal ini dapat terjadi karenadalam molekul yang
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, yaitu mengalami delokalisasi atau perpindahan tempat di dalam molekul.
Vis terjadi pada panjang gelombang yang
lebih panjang dari yang dialami sistem tak terkonjugasi. Makin banyak ikatan rangkap terkonjugasi, makin kecil
orbsi akan semakin bergeser ke panjang gelombang

pH terhadap Kadar Delphinidin
Senyawa delphinidin dapat larut dalam asam dan tidak stabil dalam larutan netral atau basa, dan biasanya
menggunakan pelarut asam, sehingga dalam penelitian ini juga dilakukan variasi pH antara pH 4-6 untuk
delphinidin. Dimana menurut Markakis (1992) faktor pH
warna senyawa delphinidin tetapi juga mempengaruhi stabilitasnya. Senyawa
(pH 8-14). Pada saat diisolasi
dalam medium cair kemungkinan senyawa delphinidin berada dalam empat bentuk struktur yang tergantung pada
solven
pH
Jurnal Teknologi Kimia dan In



pH. Struktur tersebut adalah basa quinoidal (A), kation flavilium (AH+), basa karbinol yang tidak berwarna (B),
khalkon tidak berwarna (C).
Gambar
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pH 4,5 merupakan pH optimum untuk mengisolasi senyawa
delphinidhin dalam bunga rosela. Hal ini dikarenakan s
dibanding dalam larutan alkali (Markakis, 1992). Dimana pada pH 4,5 senyawa delphinidin akan membentuk
struktur kation flavilium (AH
+
) secara sempurna terekstrak dalam senyawa polar. Sedangkan pada pH dibawah 4,5
pembentukan senyawa tersebut belum sempurna dan pada pH diatas 4,5 senyawa delphinidin akan membentuk
struktur khalkon (C) yang tidak berwarna
(Hrazdina, 1970).

4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
dalam mengisolasi senyawa delphinidin dalam bunga rosella. pH paling optimum untuk mengisolasi senyawa
delphinidin dalam bunga rosella adalah pH 4.5 dalam pelarut met

Ucapan Terima Kasih
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak
Kumoro,S.T, M.T selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Daftar Pustaka
Anonim, 2006. Hibiscus sabdariffa
Anonim. 2008. Manfaat Rosela Bagi Kesehatan
Anonim, 2008. Rosella ( Hisbiscus sabdariffa L)
Andayani, R., Lisawati, Y., dan Maimunah.,
Pada Buah Tomat. Universitas Andalas, Padang. 2008. http://rohaendi.blogspot.com/2008/02/hipertensi
dan-rosella.html.(Mei 2011)
Devi, M., 2009. Dahsyatnya Khasiat R
Hrazdina, J. 1970. Coloumn Chromatographyc isolation of the antocyanidin
J.Ag.Food Chem. 18:243-245.
Hendayana, S., (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung:
FPMIPA UPI.
Kumoro, A.C., Retnowati, D.S., Budiyati, C.S., 2010.
Solvents between (298.15 and 343.15) K
Mardiah, Arifah R., Reki W.A., dan Sawarni., 2005.
Manfaat. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Markakis. 2006. Stabilization of anthocyanines
12:247-257.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
Struktur tersebut adalah basa quinoidal (A), kation flavilium (AH+), basa karbinol yang tidak berwarna (B),

ambar 4. Keempat Struktur Senyawa Delphinidin Dalam Medium Cair
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pH 4,5 merupakan pH optimum untuk mengisolasi senyawa
delphinidhin dalam bunga rosela. Hal ini dikarenakan senyawa delphinidin lebih stabil dalam larutan asam
dibanding dalam larutan alkali (Markakis, 1992). Dimana pada pH 4,5 senyawa delphinidin akan membentuk
) secara sempurna terekstrak dalam senyawa polar. Sedangkan pada pH dibawah 4,5
awa tersebut belum sempurna dan pada pH diatas 4,5 senyawa delphinidin akan membentuk
tidak berwarna sehingga senyawa delphinidin tidak dapat terekstrak dalam pelarut polar
diperoleh kesimpulan bahwa Methanol merupakan solven yang paling sesuai digunakan
dalam mengisolasi senyawa delphinidin dalam bunga rosella. pH paling optimum untuk mengisolasi senyawa
adalah pH 4.5 dalam pelarut metanol.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak
selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Hibiscus sabdariffa L.. http://www.floridata.com (Mei 2011).
Manfaat Rosela Bagi Kesehatan .http:// info@infogue.com. (Mei 2011)
Rosella ( Hisbiscus sabdariffa L). http://www.floridata.com (Mei 2011)
ti, Y., dan Maimunah., Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total Dan Likopen
. Universitas Andalas, Padang. 2008. http://rohaendi.blogspot.com/2008/02/hipertensi
rosella.html.(Mei 2011)
Devi, M., 2009. Dahsyatnya Khasiat Rosella. Cemerlang Publishing, Yogyakarta.
. Coloumn Chromatographyc isolation of the antocyanidin-3,5-diglucosides from grapes
245.
Hendayana, S., (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung:Jurusan Pendidikan Kimia
Kumoro, A.C., Retnowati, D.S., Budiyati, C.S., 2010. Solubility of Delphinidin in Water and Various Organic
Solvents between (298.15 and 343.15) K. Journal of Chemical & Engineering Data, Vol. 55, No. 7, 2010.
Mardiah, Arifah R., Reki W.A., dan Sawarni., 2005. Budidaya dan Penggolahan Rosela Si Merah Segudang
. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Stabilization of anthocyanines. Compartement de couleur dans les vins rouge. Ann Technol.Agr
, Tahun 2013, Halaman 91-96
s1.undip.ac.id/index.php/jtki

95
Struktur tersebut adalah basa quinoidal (A), kation flavilium (AH+), basa karbinol yang tidak berwarna (B), dan

wa Delphinidin Dalam Medium Cair
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pH 4,5 merupakan pH optimum untuk mengisolasi senyawa
stabil dalam larutan asam
dibanding dalam larutan alkali (Markakis, 1992). Dimana pada pH 4,5 senyawa delphinidin akan membentuk
) secara sempurna terekstrak dalam senyawa polar. Sedangkan pada pH dibawah 4,5
awa tersebut belum sempurna dan pada pH diatas 4,5 senyawa delphinidin akan membentuk
sehingga senyawa delphinidin tidak dapat terekstrak dalam pelarut polar
Methanol merupakan solven yang paling sesuai digunakan
dalam mengisolasi senyawa delphinidin dalam bunga rosella. pH paling optimum untuk mengisolasi senyawa
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Andri Cahyo
selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian artikel ini.
.http:// info@infogue.com. (Mei 2011)

Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total Dan Likopen
. Universitas Andalas, Padang. 2008. http://rohaendi.blogspot.com/2008/02/hipertensi-
diglucosides from grapes.
Jurusan Pendidikan Kimia
Solubility of Delphinidin in Water and Various Organic
ournal of Chemical & Engineering Data, Vol. 55, No. 7, 2010.
Budidaya dan Penggolahan Rosela Si Merah Segudang
. Compartement de couleur dans les vins rouge. Ann Technol.Agr
Jurnal Teknologi Kimia dan In



Maryani, H., dan Kristiana L., 2005.
Nargas, Lopez. 2003. Colour and stability of the six common anthocyanidin 3
Departement of Chemistry. Norway.
Raharjo, M., Suhardi, dan Rahayu, S., 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Suradaya. Jakarta.
Underwood , 1986, Analisa Kimia Kuantitas , Erlangga : Jakarta.
Winarno, F.G., dan Laksmi, S., 1986. Pigmen dalam Pengolahan Pangan Departemen Teknologi Hasil Pertanian,
FATAMETA IPB Bogor.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yakarta, Yamauchi, R., Noro, H., Shimoyama
products by Spectrofotometre UV

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
Maryani, H., dan Kristiana L., 2005. Khasiat dan Manfaat Rosela. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Colour and stability of the six common anthocyanidin 3-glucosides in aqueous solution.
Departement of Chemistry. Norway.
o, M., Suhardi, dan Rahayu, S., 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Suradaya. Jakarta.
Underwood , 1986, Analisa Kimia Kuantitas , Erlangga : Jakarta.
Winarno, F.G., dan Laksmi, S., 1986. Pigmen dalam Pengolahan Pangan Departemen Teknologi Hasil Pertanian,
IPB Bogor.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yakarta, Yamauchi, R., Noro, H., Shimoyamada, M., dan Kato, K., 2002. Analysis of vitamin E and its oxidation
products by Spectrofotometre UV-Vis with electrochemical detection. Lipids 37: 515
, Tahun 2013, Halaman 91-96
s1.undip.ac.id/index.php/jtki

96
AgroMedia Pustaka, Jakarta.
glucosides in aqueous solution.
o, M., Suhardi, dan Rahayu, S., 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Suradaya. Jakarta. .
Winarno, F.G., dan Laksmi, S., 1986. Pigmen dalam Pengolahan Pangan Departemen Teknologi Hasil Pertanian,
Analysis of vitamin E and its oxidation
Lipids 37: 515-522.

Anda mungkin juga menyukai