Anda di halaman 1dari 9

Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.

http://wijna.web.ugm.ac.id
1
3. Ring dan Lapangan

Pada bab-bab sebelumnya hanya dibahas mengenai himpunan yang hanya dilengkapi satu
operasi biner saja. Pada bab ini akan dibahas mengenai suatu himpunan yang dilengkapi
dengan dua operasi biner.

Definisi 3.1 (Ring)
Ring adalah himpunan R dengan dua operasi biner, yaitu penjumlahan " " + dan
perkalian " " yang memenuhi aksioma-aksioma berikut :
1. R bukan himpunan kosong
2. ( ) ( ) a b c a b c + + = + + , , , a b c R
3. Terdapat elemen 0 R sehingga 0 0 a a a + = + = , a R
4. Untuk setiap a R terdapat a R sehingga ( ) ( ) 0 a a a a + = + =
5. a b b a + = + , , a b R
6. ( ) ( ) a b c a b c = , , , a b c R
7. ( ) a b c a b a c + = + , , , a b c R (distributif kanan)
8. ( ) a b c a c b c + = + , , , a b c R (distributif kiri).

Perhatikan bahwa, definisi 3.1 dapat disingkat menjadi seperti berikut:

Definisi 3.2 (Ring)
Ring adalah himpunan R dengan dua operasi biner, yaitu penjumlahan " " + dan
perkalian " " yang memenuhi aksioma-aksioma berikut :
1. ( ) , R + merupakan grup komutatif
2. ( ) ( ) a b c a b c = , , , a b c R
3. ( ) a b c a b a c + = + , , , a b c R (distributif kiri)
4. ( ) a b c a c b c + = + , , , a b c R (distributif kanani).


Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
2
Untuk selanjutnya, pada tulisan ini jika diketahui R ring, maka secara implisit di
dalamnya melibatkan operasi " " + dan " " . Untuk mempermudah penulisan, notasi a b
ditulis dengan ab .

Contoh 3.3
(i). Himpunan semua bilangan bulat merupakan ring terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian bilangan bulat biasa.
(ii). Himpunan semua bilangan rasional merupakan ring terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian bilangan rasional biasa.
(iii). Himpunan semua bilangan real merupakan ring terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian bilangan real biasa.

Contoh 3.4
Diketahui
n
merupakan grup komutatif terhadap operasi penjumlahan yang
didefinisikan sebagai a b a b = + , untuk setiap ,
n
a b (teorema 2.13) . Selanjutnya,
didefinisikan operasi perkalian pada
n
, yaitu a b ab = , untuk setiap ,
n
a b .

Diperhatikan bahwa untuk sebarang ,
n
a b berlaku ab dan menurut algoritma
pembagian pada berlaku ab nq r = + untuk suatu , q r dan 0 r n < . Diperhatikan
bahwa ( ) ab qn r ab r qn = + = , dengan kata lain ( ) ab r sesuai definisi relasi
modulo n. Karena ( ) ab r , maka ab r dan dengan demikian ab r = . J adi operasi
merupakan operasi yang tertutup. Karena untuk sebarang ,
n
a b , berlaku ab.
Dengan demikian sebarang elemen pada
n
dapat dioperasikan, dengan kata lain operasi
merupakan operasi yang terdefinisi dengan baik. J adi, operasi merupakan operasi
biner.



Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
3
Untuk sebarang , ,
n
a b c , diperhatikan bahwa:
( )
( )
( )
( )
.
a b c ab c
ab c
a bc
a bc
a b c
=
=
=
=
=

J adi, terbukti bahwa sifat asosiatif berlaku pada operasi .
Diperhatikan juga bahwa:
( )
( )
( ) ( ).
a b c a b c
a b c
ab ac
ab ac
a b a c
= +
= +
= +
=
=

Dengan cara yang serupa dapat ditunjukkan bahwa
( )
a b c .
J adi,
n
merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan operasi perkalian .

Teorema 3.5
Diketahui R ring dan 0 R merupakan elemen identitas untuk operasi penjumlahan,
maka untuk sebarang , a b R berlaku:
1. 0 0 0 a a = =
2. ( ) ( ) ( ) a b a b ab = =
3. ( )( ) a b ab = .
Bukti.
1. Akan ditunjukkan bahwa 0 0 a = . Karena R merupakan grup terhadap operasi
penjumlahan dan aksioma ring, diperhatikan bahwa:
( ) 0 0 0 0 0 0 0 a a a a a + = + = = + .
Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
4
Dengan demikian diperoleh hubungan 0 0 0 0 a a a + = + , dan dengan
menggunakan sifat kanselasi kanan diperoleh 0 0 a = . Dengan cara serupa dapat
ditunjukkan bahwa 0 0 a =
2. Sebelumnya, diperhatikan bahwa ( ) ab adalah invers operasi penjumlahan
terhadap elemen ab , yaitu ( ) ( )
0 ab ab + = . Untuk menunjukkan bahwa
( ) ( ) a b ab = , adalah dengan menunjukkan bahwa ( ) ( )
0 ab a b + = . Menurut
sifat distributif kiri pada ring diperoleh:
( ) ( ) ( ) ( )
0 ab a b a b b a + = + =
Menurut bagian 1, diketahui bahwa 0 0 a = sehingga diperoleh ( ) ( )
0 ab a b + = .
J adi, terbukti benar bahwa ( ) ( ) a b ab = . Dengan cara serupa dapat ditunjukkan
bahwa ( ) ( ) a b ab = .
3. Diperhatikan bahwa menurut bagian 2, berlaku ( )( ) ( ) ( )
a b a b = . Menurut
bagian 2, berlaku pula ( ) ( ) ( ) ( )
a b ab = . Diperhatikan bahwa ( ) ( )
ab
merupakan invers operasi penjumlahan terhadap elemen ( ) ab , yaitu
( ) ( ) ( ) { }
0 ab ab + = . Karena invers operasi penjumalahan terhadap elemen
( ) ab adalah ab , dan karena elemen invers tunggal (teorema 1.16) maka berlaku
( )( ) a b ab = .

Definisi 3.6 (Ring Komutatif)
Diketahui R ring. Jika untuk setiap , a b R berlaku ab ba = , maka R disebut ring
komutatif.

Contoh 3.7
1. ,
n
, dan masing-masing merupakan ring komutatif.
2. Himpunan semua matriks berukuran n x n merupakan ring terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian matriks biasa. Akan tetapi ring tersebut tidak
komutatif karena operasi perkalian pada matriks tidak selalu komutatif.
Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
5

Definisi 3.8 (Elemen Satuan)
Diketahui R ring. Jika terdapat elemen 1
R
R sehingga untuk setiap a R
berlaku 1 1
R R
a a a = = , maka R disebut ring dengan elemen satuan. Untuk selanjutnya,
elemen 1
R
disebut elemen satuan.

Contoh 3.9
1. Pada himpunan semua bilangan bulat elemen satuannya adalah 1.
2. Himpunan { } 2 0, 2, 4,... = merupakan ring namun tidak memiliki elemen
satuan.

Teorema 3.10
Diketahui R ring. Jika terdapat elemen 1
R
R sebagai elemen satuan, maka elemen
tersebut tunggal.
Bukti.
Diandaiakan ada elemen 1' R sebagai elemen satuan. Karena 1
R
merupakan elemen
satuan, maka diperoleh ( )( ) 1 1' 1'
R
= . Karena 1' juga merupakan elemen satuan, maka
diperoleh ( )( ) 1 1' 1
R R
= . J adi, diperoleh 1' 1
R
= .

Definisi 3.11 (Subring)
Diketahui R ring dan S R . Himpunan S disebut subring dari R jika dan hanya jika
memenuhi kedua aksioma berikut:
(i). S bukan merupakan himpunan kosong
(ii). S merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian yang sama
pada R.




Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
6
Contoh 3.12
(i). Setiap ring merupakan subring dari dirinya sendiri.
(ii). Himpunan n dengan n merupakan subring dari .
(iii). merupakan subring dari , dan merupakan subring dari .

Teorema 3.13
Diketahui R ring dan S R . Himpunan S merupakan subring dari R jika dan hanya jika
kedua aksioma berikut dipenuhi:
(i). a b S , untuk setiap , a b S
(ii). ab S , untuk setiap , a b S .
Bukti.

J ika S merupakan subring dari R, maka menurut Definisi 3.2 S merupakan grup komutatif
terhadap operasi penjumlahan dan akibatnya a b S , untuk setiap , a b S .
Selanjutnya, karena S merupakan subring dari R, maka operasi perkalian pada R juga
merupakan operasi biner pada S, yaitu operasi perkalian bersifat tertutup dan akibatnya
ab S untuk setiap , a b S .


J ika a b S , untuk setiap , a b S maka menurut Teorema 1.19 berlaku S merupakan
grup komutatif terhadap operasi penjumlahan. Karena untuk setiap , a b S berlaku
ab S , maka S tertutup terhadap operasi perkalian. Diperhatikan bahwa karena S R ,
makauntuk sebarang a S berlaku a R . J adi, sifat asosiatif dan distributif (kanan dan
kiri) juga berlaku pada setiap elemen S. J adi, S merupakan subring R.

Definisi 3.14 (Pembagi Nol)
Diketahui R ring komutatif dengan elemen satuan. Elemen a R dengan 0 a disebut
pembagi nol (zero divisor) pada R jika dan hanya jika terdapat b R dengan 0 b
sehingga 0 ab = .

Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
7
Contoh 3.15
Elemen
6
4 merupakan pembagi nol, karena terdapat
6
3 sehingga 4.3 0 = .

Definisi 3.16 (Daerah Integral)
Diketahui R ring komutatif dengan elemen satuan. Ring R disebut daerah integral jika
dan hanya jika setiap elemen pada R bukan pembagi nol.

Contoh 3.17
Himpunan bilangan bulat merupakan daerah integral, karena untuk setiap , a b
dengan 0 ab = berakibat 0 a = atau 0 b = .

Definisi 3.18 (Unit)
Diketahui R ring komutatif dengan elemen satuan. Elemen u R disebut unit pada R jika
dan hanya jika terdapat v R sehingga 1
R
uv vu = = .

Contoh 3.19
Pada himpunan bilangan bulat , elemen 1 merupakan unit karena terdapat
1 v = sehingga .1 .1 1.1 1 v v = = = . Elemen 2 bukan unit, karena tidak ada v
sehingga 2. .2 1 v v = = .

Teorema 3.20
Diketahui R ring komutatif dengan elemen satuan. Jika elemen u R merupakan unit,
maka u bukan pembagi nol.
Bukti.
Diandaikan u merupakan unit sekaligus pembagi nol. Karena u merupakan pembagi nol
maka terdapat v R sehingga 0 uv vu = = . Karena u merupakan unit maka terdapat
' u R sehingga ' ' 1
R
u u uu = = . Dengan demikian diperoleh:
( ) ( ) ' ' 1 0
R
u uv u u v v v = = = = .
Muncul kontradiksi, karena v merupakan pembagi nol akan tetapi 0 v = .
J adi, pengandaian salah dan terbukti bahwa u bukan pembagi nol.
Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
8
Definisi 3.21 (Lapangan)
Diketahui F ring komutatif dengan elemen satuan. Jika setiap elemen pada F selain
elemen 0 merupakan unit, maka K disebut lapangan (field). Dengan kata lain himpunan
F disebut lapangan jika dan hanya jika memenuhi ketiga aksioma berikut:
1. ( ) , F + merupakan grup komutatif
2. { } ( )
0 , F i merupakan grup komutatif
3. Pada F berlaku sifat distributif kanan dan distributif kiri.

Contoh 3.22
Himpunan bilangan rasional merupakan lapangan.

Definisi 3.23 (Lapangan Bagian)
Diketahui F lapangan dan L F . Himpunan L disebut lapangan bagian dari F jika dan
hanya jika memenuhi kedua aksioma berikut:
(i). L subring dari F
(ii). L lapangan.

Contoh 3.24
Himpunan bilangan rasional merupakan lapangan bagian dari himpunan bilangan real
.









Struktur Aljabar Ring dan Lapangan Wijna 2008.
http://wijna.web.ugm.ac.id
9
Sumber:

Becker T. and Weispfenning V., 1993, Grbner Bases: A Computational Approach to
Commutative Algebra, Springer-Verlag New York inc., New York.

Cox D., Little J . and OShea D., 1992, Ideals, Varieties, and Algorithms: An Introduction
to Computational Algebraic Geometry and Commutative Algebra, Springer-
Verlag New York inc., New York.

Fraleigh J . B., 1994, A First Course in Abstract Algebra, Addison-Wesley Publishing
Company inc., United States.

Anda mungkin juga menyukai