Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PERILAKU TORSI PADA TAMPANG PERSEGI PANJANG

DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS




TUGAS AKHIR

Oleh:

REZA KURNIAWAN
11 0404 034




Dosen Pembimbing:
Prof. Dr.Ing. Johannes Tarigan

BIDANG STUDI STRUKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama ini torsi sangaat jarang dibahas dan diperhatikan pada bidang teknik sipil baik
itu pada masa perkuliahan maupun pada saat perencanaan bangunan. Terlebih lagi,
pada saat tidak ada gempa dan bentuk bangunannya simetris maka torsi tidak akan
terjadi. Untuk bangunan yang bentuknya beraturan, torsi sangat kecil dan dapat
diasumsikan tidak berpengaruh pada bangunan, maka seringkali diabaikan. Umumnya,
beban yang diperhitungkan untuk perencanaan adalah gaya aksial dan beban vertikal.

Namun, dengan berkembangnya dunia arsitektur untuk mendesain bangunan yang tidak
simetris dan tidak beraturan, maka torsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan
diperhitungkan. Torsi disebabkan karena eksentrisitas antara pusat kekakuan massa dan
pusat massa bangunan yang besar. Dengan kata lain, perbandingan antara sisi
terpanjang bangunan dan sisi terpendek bangunan besar. Maka, jika ada gaya gempa,
gaya angin, ataupun gelombang air, akan terjadi torsi yang cukup berpengaruh untuk
bangunan tersebut. Torsi tidak hanya terjadi pada kolom, torsi juga dapat terjadi pada
balok. Ini disebabkan oleh beban yang bekerja dari pelat lantai dan balok anak.

Dengan berkembangnya teknologi, perhitungan mekanika khususnya torsi dapat
dihitung dengan bantuan program ANSYS. Program ini dapat menguntungkan karena
dapat menghitung yang detail dan rumit serta mengurangi kesalahan perhitungan.


1.2 Perumusan Masalah
Dalam tugas akhir ini, penulis akan melakukan studi parameter, yaitu membandingkan
perilaku torsi dengan perhitungan biasa dan dengan bantuan program Ansys. Berikut
penjelasannya:
Perilaku torsi dengan perhitungan biasa
Pada bagian ini akan dihitung momen lentur, gaya geser, gaya normal, momen
torsi, tegangan-tegangan yang terjadi dengan perhitungan biasa. Sistem
strukturnya balok beton bertulang dengan perletakan jepit-bebas dengan
perbandingan tinggi dan lebar penampang berturut-turut adalah 1,4; 1,5; dan 1,6.
Perilaku torsi dengan bantuan program ansys
Sama seperti dengan perhitungan biasa, hanya saja dilakukan pe-input-an data
ke dalam program selanjutnya dilakukan run untuk mendapat output yang
diinginkan.
Selanjutnya akan dilakukan perbandingan antara perhitungan biasa dan dengan
bantuan program Ansys.
1.3 Tujuan

Mengetahui perilaku torsi pada tampang persegi panjang
Memahami cara penggunaan program Ansys dalam mencari perilaku torsi
khususnya tampang persegi panjang
Mengetahui perbedaan antara perhitungan biasa dan dengan bantuan program
Ansys


1.4 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang diambil untuk mempermudah penyelesaian adalah:
Material terbuat dari beton bertulang
Pengaruh tulangan diabaikan
Kuat tekan beton (fc) 25 MPa
Sistem strukturnya balok dengan perletakan jepit bebas.
Penampang yang digunakan adalah persegi panjang
Perbandingan tinggi dan lebar penampang berturut-turut adalah 1,4;1,5;1,6


1.5 Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah dengan kajian
literatur, yaitu mengumpulkan teori-teori dan rumus-rumus yang dibutuhkan untuk
merencanakan dan menganalisa melalui beberapa sumber antara lain: buku-buku,
jurnal-jurnal, standar-standar yang berkaitan dengan tugas akhir ini yang dapat
diakses melalui internet , masukan-masukan dari dosen pembimbing dan sebagainya.
Kemudian, analisa dilakukan berdasarkan dengan teori-teori dan rumus-rumus yang
telah dikumpulkan.

1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan,
pembatasan masalah, metodologi penulisan, sistematika penulisan dan studi literatur.
Bab II Studi Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang pokok-pokok kajian, yaitu teori-teori dan rumus-rumus
yang digunakan untuk perhitungan perencanaan plat lantai dan analisa biaya.



Bab III Pembahasan
Bab ini memuat tentang perhitungan struktur pelat lantai antara kedua metode.
Bab IV Analisa Biaya
Bab ini memuat tentang perhitungan efisiensi biaya antara kedua metode dan
menganalisa penggunaan smartdek.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi penutup dari laporan tugas akhir, meliputi kesimpulan dan saran yang
dapat ditarik dari pembahasan permasalahan.

1.7 Studi Literatur
Beton dan beton bertulang digunakan sebagai material bangunan di berbagai negara.
Termasuk United States dan Kanada, Beton bertulang adalah material struktur yang
dominan di konstruksi rekayasa. Sifat universal dari konstruksi beton bertulang berasal
dari ketersediaan yang luas antara tulangan dan unsur beton., kerikil, pasir, dan semen,
keterampilan yang relatif sederhana yang diperlukan dalam konstruksi beton, dan
ekonomisan dari beton bertulang memadu ke bentuk konstruksi lainnya.(James G.
MacGregor, 1988)

Plat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang
tingginya kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban yang umum
bekerja pada plat mempunyai sifat banyak arah dan tersebar. Plat dapat ditumpu
diseluruh tepinya, atau hanya pada titik-titik tertentu (misalnya oleh kolom-kolom), atau
campuran antara tumpuan menerus dan titik. Kondisi tumpuan dapat sederhana atau
jepit. Adanya kemungkinan variasi kondisi tumpuan menyebabkan plat dapat digunakan
untuk berbagai keadaan.(Daniel L. Schodek, 1991).

Plat lantai bangunan bertingkat menggunakan tulangan untuk memikul tulangan
positifnya. Sementara untuk memikul tulangan positif tersebut dapat digunakan bahan
lain yaitu dengan penggunaan sistem deking, yang akan menimbulkan aksi komposit
pada pelat tersebut.

Smartdek didesain dengan menggunakan program khusus, yaitu

yang
berbasis windows, memiliki nilai ekonomis yang lebih hemat dan memberikan
keleluasan dalam merancang desain karena ketepatannya yang akurat dalam uluran dan
mudah dalam pemasangan serta aman.

Smartdek menggunakan bahan pelapis hot dipped galvanized, mempunyai beberapa
unggulan, diantaranya adalah terbuat dari baja High-Tensile G550 yang dapat
meningkatkan bentang bebas dan kekuatan profil Smartdek itu sendiri. Tinggi tonjolan
(embossment) sebesar 3 mm dapat meningkatkan kuat rekat (bonding strength) antara
beton dan smartdek setelah beton mengering.

Mempunyai ukuran lebar 960 mm yang sesuai dengan ukuran jarak antara balok dan
kolom pada umumnya di Indonesia. Smartdek dipasarkan sebagai salah satu upaya
untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem deking baja khususnya di Indonesia.
Selain itu juga untuk memperkenalkan solusi yang tepat kepada para profesional seperti
perusahaan konstruksi, pengembang, arsitek dan mereka yang bergerak dibidang
sejenisnya.

Deking Smartdek, sebagai pengganti bekisting dan tulangan bawah (tulangan lapangan)
dan memiliki daya rentang yang sangat baik sehingga penggunaan penopang, beton dan
baja tulangan lebih efisien. Sistem ini, selain digunakan di struktur baja, dapat juga
digunakan di struktur beton. Pekerjaan pengecoran palat lantai relatif lebih cepat karena
tidak perlu menunggu beton mengering lebih lama dan tidak ada pekerjaan bongkar
bekisting/cetakan beton.
Dari peneltian yang dilakukan Chandra Yuliana(Info Teknik,Volume 12 No. 2,
Desember 2011), pada jurnalnya dituliskan keunggulan pemakaian smartdek pada
pembuatan pelat lantai. Berikut hasil penelitiannya:
Penggunaan Smartdek pada pelat lantai dapat menghemat biaya pekerjaan pelat lantai
jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Dengan selisih biaya
pekerjaan sebesar 13,89%.
Penggunaan Smartdek pada pelat lantai dapat menghemat waktu pekerjaan pelat lantai
jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Hal ini dikarenakan
produktifitas pekerjaan pelat lantai per hari dengan menggunakan smartdek lebih
besar jika dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Dengan selisih
produktifitas pekerjaan pelat lantai pada lantai 1 sebesar 19,61%.
Metode pelaksanaan pelat lantai dengan menggunakan Smartdek lebih praktis, jika
dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional. Hal ini dikarenakan dimensi
material smartdek dari pabrikan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Penggunaan smartdek pada pelat lantai lebih efisien jika digunakan pada bangunan
besar. Hal ini terkait dengan mahalnya ongkos kirim (kontainer pengangkut) material
smartdek untuk pemesanan dalam jumlah yang kecil. Sehingga akan berdampak pada
meningkatnya harga satuan material smartdek itu sendiri.
Pemesanan material smartdek harus benar-benar disesuaikan dengan dimensi pelat
lantai di lapangan. Jika tidak akan berdampak pada meningkatnya biaya dan waktu
pekerjaan untuk proses pemotongan material smartdek.

Pada jurnal international(Namdeo Adkuji Hedaoo1*, Laxmikant Madanmanohar Gupta2
and Girish Narayanrao Ronghe2, Hedaoo et al. International Journal of Advanced
Structural Engineering 2012, 3:1) juga melakukan penelitian lembaran komposit baja
dengan profil baja deking dengan perbandingan antara eksperimen dengan analitis.
Berikut hasil penelitiannya:
Hasil perbandingan eksperimen dengan analitis cukup baik. Rata-rata perbedaannya
adalah 12,5%
Semakin panjang bentang geser, tegangan geser longitudinal plat lantai menurun.
M Metode k memiliki kekuatan geser memanjang lebih baik daripada metode PSC.
Tindakan komposit parsial antara beton dan baja dimulai setelah hilangnya ikatan
kimia dan dapat diidentifikasi oleh pembentukan retak pertama dan awal akhir
tergelincir. Dalam semua spesimen, slip akhir diamati dari tahap awal pembebanan,
yaitu 75% - 80% dari beban kegagalan.
Metode PSC akan memberikan desai yang optimal dibandngkan dengan m-metode k
Beban kegagalan akhir dari pelat komposit menurun dari pendek ke panjang bentang
geser dan bergerak menuju tengah.
Untuk bentang geser lebih pendek, kekuatan slab diatur oleh kegagalan obligasi geser.
Untuk bentang geser yang lebih pendek lagi, diatur oleh ikatan geser kegagalan lentur
masing-masin



DAFTAR PUSTAKA

Daftar Harga Bahan Bangunan Dan Upah Kota Medan Tahun 2012:Dinas Tata Ruang dan
Permukiman Pemerintah Kota Medan Tahun,Medan,2012

Lysaght Smartdek. Users Guide for composite concrete slab construction:Blue Scope
Lysaght,Australia:2012.

SNI 03-1727-1989, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung: Badan
Standardisasi Nasional

SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung: Badan Standardisasi Nasional

SNI 7394-2008, Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan: Badan Standardisasi Nasional

Asiyanto. 2005. Construction Project Cost Management. Pradnya Paramitha. Jakarta.

McCormac, C. Jack. 1986. Design of Reinforced Concrete,second edition.
Harper&Row,Publisher. New York.

Schodek, L. Daniel. 1998. Struktur. PT. Refika Aditama. Bandung.

MacGregor, G. James. 1988. Reinforced Concrete Mechanics and Design,third edition.
Prentice-Hall International,Inc. London.

Kalamkarov, L. Alexander. 1996. Composite and Reinforced Elements of Construction. West
Sussex P019 1UD. England.

Yuliana, Candra. 2011. Perbandingan Penggunaan Deking Baja Dan Metode Konvensional
Untuk Plat Lantai Diperhitungkan Terhadap Biaya, Waktu Dan Metode Pelaksanaan.
Journal INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2.

Namdeo Adkuji Hedaoo, Laxmikant Madanmanohar Gupta and Girish Narayanrao Ronghe.
2012. Design of composite slabs with profiled steel decking: a comparison between
experimental and analytical studies. Hedaoo et al. International Journal of Advanced
Structural Engineering, 3:1.

Anda mungkin juga menyukai