Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA EKONOMI LOKAL





Daya Saing Batik Kayu Krebet







Dibuat Oleh :
Nama : Dimas P.D.S
NIM : 11/316551/GE/07125


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014





BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Batik kayu Krebet merupakan batik kayu yang berasal dari Desa Sendangsari
Kecamatan Pajangan, kurang lebih 12 km Barat Daya Kota Yogyakarta, berdekatan dengan
lokasi Obyek Wisata Goa Selarong. Berbagai produk kerajinan batik kayu yang unik seperti
topeng, tempat perhiasan, macam-macam patung binatang (jerapah, kucing, musang dan
angsa), sandal, wayang orang kayu, wayang klitikan, dan lain sebagainya dapat dibeli dengan
harga murah di sini. Akan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang menjadikan batik kayu
Krebet kurang dikenal masyarakat luas, salah satunya adalah kurangnya strategi pemasaran
yang diterapkan oleh para perajin batik kayu Krebet.
Batik kayu Krebet telah menjadi kerajinan khas kampung Krebet. Akan tetapi, sampai
saat ini produk kerajinan tersebut belum mampu mengangkat masyarakat ke dalam taraf hidup
ekonomi yang mapan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Faktor yang
menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah lokasi produksi batik kayu yang terletak di
perkampungan terpencil dan juga kendala berupa keterbatasan akses informasi dan
komunikasi. Dengan adanya keterbatasan akses informasi dan komunikasi tersebut,
masyarakat terutama pengrajin batik Krebet menjadi kurang mempunyai banyak informasi
mengenai cara-cara pemasaran produknya di luar daerah. Di samping kendala-kendala tersebut,
adanya persaingan dalam dunia kerajinan batik juga harus diperhatikan dalam strategi
pemasaran batik kayu Krebet.

1.2. Perumusan Masalah
Produk Batik kayu Krebet merupakan produk kerajinan yang cukup bagus. Akan tetapi
sebagian besar masyarakat belum mengetahui keberadaan batik kayu Krebet karena
pemasarannya yang memang belum terlalu luas. Selain itu persaingan produk-produk batik dari
daerah lain juga sangat ketat sehingga perlu adanya penguatan daya saing dalam mengelola
batik kayu Krebet ini. Masalah-masalah tersebut akhirnya mengakibatkan taraf ekonomi
masayarkat desa Krebet terutama masyarakat yang menggantungkan diri pada batik
perekonomiannya belum berkembang. Secara garis besar rumusan masalah yang ada di desa
Krebet adalah :
a) Produk batik kayu Krebet kurang dikenal oleh masyarakat luas karena strategi
pemasarannya kurang optimal.


b) Produk batik kayu Krebet belum cukup mampu bersaing dengan produk-produk batik
kayu yang lain.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari hasil penelitian adalah :
a) Menganalisis daya saing produk batik kayu Krebet dengan produk batik kayu dari
daerah lain dengan analisis SWOT
b) Menganalisis strategi pemasaran yang diterapkan perajin batik kayu Krebet.
1.4. Kegunaan Penelitian
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari hasil penelitian ini yang dapat membantu
peneliti maupun unsur yang terkait didalamnya, yakni :
a) Manfaat Akademis :
Sebagai pelengkap bahan studi tentang strategi pemasaran yang diterapkan perajin
batik Krebet.
Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang konsen terhadap ide atau
pemikiran mengenai strategi penguatan daya saing produk batik kayu.
b) Manfaat Praktis :
Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan perajin batik dalam membuat
alternatif kebijakan strategi pemasaran yang sesuai.


1.5. Tinjauan Pustaka
1.5.1. Landasan Teori
1.5.1.a Konsep Produk, Pasar dan Konsumen
Produk adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
atau organisasi. Agar suatu produk dapat dikenal atau sampai di tangan konsumen, maka
produk tersebut harus dipasarkan (dijual). Pasar merupakan suatu yang sangat vital bagi
seorang pengusaha atau pemasar yang akan memasarkan suatu produk. Dengan
pengetahuannya tentang pasar seorang pengusaha akan mengethui secara baik tentang
bagaimana harus memasarkan produknya. Pengusaha juga dapat mencoba mengenal dan
mengidentifikasikan pasarnya itu kemudian dapat membagi-bagi atau menggolongkan pasar
itu dan bahkan akhirnya pengusaha dapat mencoba untuk menguasai pasarnya itu. Penguasaan
pasar itulah yang pada umumnya ingin dicapai oleh para pengusaha. Untuk menguasai pasar


maka dibutuhkan suatu strategi pemasaran khusus. Strategi merupakan perencanaan (planning)
dan manajemen (manajement) untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut
strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan
harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Sedangkan pemasaran dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat
diterima dan disenangi oleh pasar. Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara
implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suaru merek atau lini produk mencapai
tujuannya.
Pasar atau konsumen pada umumnya akan mencari barang dengan harga yang murah
namun tetap memiliki kualitas baik. Dari sudut pandang konsumen harga sering kali
dihubungkan dengan indikator nilai dari sebuah barang atau jasa. Persepsi konsumen tentang
indikator dengan standar harga berbeda-beda karena persepsi konsumen juga dipengaruhi
seperti reputasi toko dan iklan dan lain-lain. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Peranan
alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara
memperoleh memanfaatkan atau utilitas tertinggi yang diiharapkan berdasarkan daya belinya,
sehingga harga dapat membantu konsumen untuk memutuskan cara mengalokasikan daya
belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia, kemudian mengalikasikan dana yang dikehendaki. Peranan informasi
dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk,
seperti kualitas. Hal ini bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan dalam
menilai faktor produk atau manfaat secara obyektif, persepsi yang berlaku adalah harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

1.5.1.b. Konsep Pemasaran dan Strategi Pemasaran
Dalam membangun segmen pasar, strategi pemasaran memainkan peran yang sangat
penting. Pemasaran adalah suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang
dipasarkannya itu dapat diterima dan disenanggi oleh pasar. Pada dasarnya, tujuan perusahaan
menganut konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada konsumen dan masyarakat
lain dalam pertukarannya untuk mendapatkan laba, atau perbandingan antara penghasilan dan
biaya yang menguntungkan, ini berarti konsep pemasaran mengajarkan bahwa perumusan
strategi pemasaran sebagai suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut,
harus berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumennya.



1.5.1.c Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation) Dan Martiks IFE (Internal Faktor
Evaluation)

Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation)
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Faktor Evaluation-EFE Matrix),
Memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi
sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan
persaingan. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dapat dikembangkan dalam lima langkah :
1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit
eksternal. Masukan beberapa faktor yang termasuk peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih dahulu peluangnya, kemudian
ancamannya. Usahakan untuk sespesifik mungkin menggunakan persentase, rasio, dan nilai
komparatif jika dimungkinkan.
2. Berikan pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(sangat penting). Bobot itu mengindikasikan signifikasi relatif dari suatu faktor terhadap
keberhasilan usaha. Peluang sering kali diberi bobot tinggi dari ancaman, tetapi ancaman
bisa diberi bobot lebih tinggi terutama jika mereka sangat parah atau mengancam. Bobot
yang sesuai dapat ditentukan dengan cara membandingkan pesaing berhasil dengan yang
tidak berhasil atau kegagalan pesaing atau melalui diskusi untuk mencapai konsesus
kelompok. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan
1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukan
seberapa efektif strategi pengusaha saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 4 =
responsnya sangat bagus, 3 = responsnya di atas rata-rata, 2 = responsnya rata-rata, 1 =
responsnya di bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi usaha. Oleh
karenanya, peringkat tersebut berbeda antar perusahaan, sementara bobot dilangkah nomor
2 berbasis industri. Penting untuk diperhatikan bahwa baik ancaman maupun peluang dapat
menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4.
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.
5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk
organisasi.


Mariks IFE (Internal Faktor Evaluation)
Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Faktor Evaluation-EFE Matrix) adalah alat
perumusan strategi yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area tersebut, penilaian intuitif
digunakan dalam pengembangan Matriks Evaluasi Faktor Internal, sehingga tampilan
ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar-benar tanpa celah.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mencakup didalamnya lebih
penting daripada angka-angka yang ada. Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan
dalam lima langkah :
1. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit
internal, masukan beberapa faktor internal, termasuk kekuatan maupun kelemahan
organisasi. Daftar terlebih dahulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat daftar
sespesifik mungkin dengan mengunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingan.
2. Berilah pada setiap faktor tersebut yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semua
penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu menandakan signifikasi relatif
faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Terlepas dari apakah faktor-faktor
yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus diberi
bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor
tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau
sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3
atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya peringkat
berbasis perusahaan, sementara bobot dilangkah 2 berbasis industri.
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi
masing-masing variabel.
5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot total
organisasi.

Untuk dapat merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat, maka suatu usaha
harus melakukan analisis kelemahan, kekuatan, ancaman dan kesempatan (SWOT) sehingga
dapat memahami kekuatan dan kelemahan baik dari kondisi internal maupun eksternal.


1.5.1.d Matriks SWOT
Analisis SWOT dapat dilakukan dengan membuat matriks. matriks kekuatan-
kelemahan-peluang-ancaman (strengths-weaknesses-opportunities-threats-SWOT) adalah
sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat
jenis strategi : strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST
(kekuatan-anaman), strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokan faktor-faktor ekstenal
dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan
membutuhkkan penilaian yang baik dan tidak ada satupun panduan yang paling benar. Strategi
SO (SO strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan
dari peluang eksternal.Semua manajer tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam
posisi dimana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai
trend dan kejadian eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau
WT untuk mencapai situasi dimana kelemahan besar, menjadi kekuatan. Tatkala sebuah
organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaaan akan berusaha untuk
mengindari untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO (WO strategies) bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Terkadang peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. Strategi ST (ST strategies)
menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk mengindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal.Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat selalu menghadapi
ancaman secara langsung didalam lingkungan eksternal.
Strategi WT (WT strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta mengindari ancaman eksternal, sebuah organisasi yang
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi
yang membahayakan. Contoh Matriks SWOT menurut Baiquni (2004) adalah sebagai berikut :

1.5.4. Pertanyaan Penelitian
a) Bagaimana daya saing produk batik kayu Krebet dengan produk batik kayu dari daerah
lain?
b) Apa sajakah strategi pemasaran yang diterapkan perajin batik kayu Krebet?
c) Bagaimana formulasi strategi yang tepat bagi perajin batik kayu Krebet untuk
meningkatkan daya saing produknya?



BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bahan dan Alat Penelitian
2.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta dasar kecamatan Imogiri, data-
data hasil pustaka berupa artikel-artikel jurnal.
2.1.2 Alat
Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :
Laptop
Kamera
Kuesioner
Daftar pertanyaan wawancara
Software Microsoft Exel 2007
Software ArcGiss
Printer

2.2 Cara Penelitian
2.2.1 Pemilihan Daerah Penelitian
Pemlihan lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja memilih suatu daerah menjadi
daerah penelitian. Daerah yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Desa Krebet

2.2.2 Data yang Dikumpulkan
Pemilihan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian akan
memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliable yang akan
memungkinkan generalisasi yang obyektif. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data primer hasil wawancara dan kuesioner serta data sekunder hasil studi pustaka.



1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan Ketua Paguyuban Batik
kayu Krebet, Ketua kelompok batik kayu serta observasi langsung dengan menyebar


kuesioner kepada orang-orang tertentu. Melalui wawancara diajukan pertanyaan tentang
gambaran umum kerajinan batik kayu Krebet, visi dan misi, serta strategi-strategi yang
digunakan oleh para pelaku usaha dalam melakukan pemasaran. Dengan pengisian
kuisioner peneliti dapat megetahui hal-hal yang ingin diketahui berkaitan dengan topik
penelitian kepada pihak perajin. Dalam pengisian kuesioner untuk matriks IFE dan EFE,
penulis memberikan kuesionernya kepada para ketua kelompok batik kayu yang ada di
desa Krebet. Sedangkan pengisian kuesioner untuk metode AHP para responden yang
mengisi kuesioner ini adalah perajin batik dan pengunjung sentra kerajinan batik kayu
Krebet.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan kumpulan data yang berisikan informasi yang telah ada dan
sebelumnya telah dikumpulkan untuk tujuan yang lain. Data ini biasanya berupa data
dokumentasi, arsip-arsip, studi pustaka, buku-buku, artikel dari media cetak maupun
internet, dan lain sebagainya. Pencarian data sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi dan teori-teori yang berhubungan dan mendukung permasalahan yang
dibahas, sehingga peneliti dapat memahami permasalahan secara lebih mendalam. Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, yaitu melalui buku acuan,
catatan, arsip pemerintah desa. Data sekunder yang diperlukan diantaranya informasi
fisik daerah penelitian (letak, batas wilayah), data penduduk, serta peta daerah
penelitian.
2.2.4 Cara Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ada tiga yaitu menggunakan metode wawancara secara
mendalam (indepth interview), pengamatan langsung dan menyebar kuesioner. Adapun
informan/narasumber yang akan diwawancarai merupakan tokoh-tokoh di desa setempat
yang menangani pemasaran produk batik kayu Krebet sedangkan penyebaran kuesioner
akan diberikan kepada para perajin dan pengunjung untuk memperoleh data tentang
pengetahuan mereka mengenai pemasaran batik kayu Krebet. Teknik pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :




1. Teknik Wawancara (I ndepth-I nterview)
Salah satu metode pengumpulan data ialah wawancara, yaitu mendapatkan informasi
dengan cara bertanya langsung keadaan responden. Wawancara merupakan suatu proses
interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa
faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah
pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan
situasi wawancara. Salah satu metode wawancara untuk memperoleh data secara lebih
spesifik dan mendalam ialah dengan melakukan wawancara secara mendalam (indepth
interview). Dengan teknik ini pewawancara akan memberikan beberapa pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang sangat spesifik dari narasumber.

2. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis
memperlajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di
dalam organisasi/kelompok yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh
sistem yang sudah ada. Tujuan pokok penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh data
yang relevan dengan tujuan penelitian. Melalui kuesioner, informasi yang diperoleh
mempunyai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Kuesioner yang baik antara lain harus
mempunyai susunan bahasa yang mudah dipahami oleh responden/informan pada saat
wawancara. Jumlah kuesioner pun tidak terlalu banyak serta susunan atau urutan
pertanyaan dimulai dari yang sederhana dan dikhiri dengan pertanyaan yang rumit atau
sensistif.


3. Observasi langsung
Observasil langsung merupakan cara pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam
hal ini seorang observator/peneliti mengamati obyek atau wilayah yang akan diteliti dan
mencatat maupun mendokumentasikan hal-hal penting yang dibutuhkan dalam penelitian.
(Sofian Efendi dan Tarigan, 2012)

2.2.5 Cara Pengolahan Data
Metode yang dipakai dalam pengolahan data adalah matriks IFE yaitu suatu matriks
yang didalamnya terdapat kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki


sentra usaha batik kayu Krebet, matriks EFE yaitu matriks yang di dalamnya terdapat
peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang datang dari lingkungan luar usaha. Kemudian
dengan menggunakan matriks SWOT untuk memformulasikan strategi dengan
menggunakan faktor-faktor yang telah diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE.

2.2.6 Cara Analisis Data
Dari data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Proses analisa data merupakan proses penyelidikan yang berupaya
menguraikan masing-masing bagiannya . Analisis data ini dimaksudkan untuk
menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan
(Sofian Efendi, 2000). Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Data
yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dan dianalisis sehingga dapat memberikan
suatu system kerja yang jelas. Cara analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode

Anda mungkin juga menyukai