Rumah sakit punya komite PPI (Pengendalian dan Pencegahan Infeksi) cegah infeksi nosokomial Sumber infeksi : 1. Pemakaian ventilator pneumonia (sering!) 2. Pemakaian dauer kateter ISK 3. Luka operasi (dalam 30 hari) 4. Pemasangan infus (dalam 2x24 jam) Pembagian alat-alat : 1. Non critical: kena kulit sterilisasi cukup dengan alcohol 2. Semi critical: masuk ke dalam tubuh, misal NGT/ETT/kateter DTT (desinfeksi tingkat tinggi) 3. Critical: kena jaringan tubuh harus steril Hand hygiene : 1. Sabun + air mengalir (tangan benar2 dalam keadaan kotor) 40-60 detik 2. Alkohol + hand rub (tangan masih bersih, misal antara tindakan/setelah sabun + air) 20-30 detik keringkan dengan tisu! 5 indikasi hand washing menurut WHO : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum asepsis/antiseptik 3. Setelah terpapar cairan pasien 4. Setelah kontak dengan pasien (setelah tindakan) 5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien Jenis-jenis limbah RS : 1. Non infeksius (plastik hitam), co: bungkus makanan 2. Infeksius (plastik kuning) benda yang kontak dengan cairan pasien, co: kateter, infus set, kasa, handscoen, masker Kode limbah RS : - kotak kuning = benda tajam (jarum suntik, jarum jahit) - merah = radioaktif - ungu = sitostatik Bila terpajan hazard : a. di mata bilas air mengalir 15 detik b. di kulit bilas air mengalir 1 menit c. di mulut kumur 1 menit lapor ke PJ ruangan Tertusuk jarum bekas: desinfeksi alkohol 70% lalu cuci dengan air mengalir + antiseptik kemudian tutup dengan kasa steril lapor PJ ruangan 6 langkah cuci tangan : 1. Telapak tangan 2. Punggung tangan 3. Sela-sela jari 4. Buku-buku jari 5. Kedua ibu jari 6. Ujung-ujung kuku Bagian Anak Ruangan : a. VK = untuk partus normal b. ruang bedah obgyn = untuk operasi SC c. RPKK = untuk bayi lahir sehat, dirawat gabung dengan ibu d. perinatologi = untuk bayi lahir sakit/dengan kelainan/penyulit kehamilan e. NICU = neonatal intensive care unit d. PICU = pediatric intensive care unit Kasus: Identitas = Tiara, perempuan, 9 bulan S = panas 3 minggu tidak terlalu tinggi, terutama malam hari, bila dikompres panas turun, pilek dengan ingus putih, bila minum ASI muntah, batuk +, sesak +, mencret + ada ampas warna kadang hijau kadang kuning, pipis banyak, riwayat keluarga batuk lama -, G3P3A1
Prolong fever demam > 3 minggu DD : 1. Tifoid 2. TBC 3. Infeksi bakteri Karena ada batuk kemungkinan infeksi bakteri di paru : TBC / pneumonia rontgen thorax! O= lakukan PF yang bias dilihat dulu Hitung antropometri status gizi Pada anak, gizi kurang termasuk dalam diagnosis jadi harus diterapi! Menilai development lihat dari pertumbuhan gigi, perkembangan kemampuan yg sudah bisa dilakukan anak Sindrom kelainan kongenital: kalau ada 1 kelainan pasti ada kelainan yg lain Kasus: Identitas = Firmansyah, laki-laki, 14 tahun S = muntah 20x sejak kemarin berisi air, setiap kali makan dan minum muntah 1 gelas, batuk -, pilek -, demam +, BAB cair warna coklat tua berlendir 1x, makan minum mau, semalam muntah 1x DD: masalah di TIK atau GI tract hipermotilitas lambung ec keracunan makanan atau infeksi Dehidrasi ringan-sedang O = nyeri perut
P = atasi dehidrasi dulu dengan rehidrasi RL/NaCL!! (atasi cairan baru beri obat!) Resusitasi awal: balance cairan infus Observasi tiap 3-6 jam liat BAK PF: fokus pada penyakit utama! Keluhan yg ditakutkan ortu: demam tinggi, kejang, sesak Pada anak < 5 tahun: normal hepar masih teraba di bawah arkus costae, karena hepar termasuk organ RES (hepar, lien, sumsum tulang) yg masih aktif
+ + Pembesaran hepar terdapat di: hepatitis, tifoid, DBD Kasus: Identitas = Kayla, perempuan, 10 tahun S = panas dari kemarin siang, sudah minum PCT dan turun tetapi naik lagi dengan suhu 39.5C, saat masuk IGD panas sudah hari ke 2, mencret +, mual muntah + Tanyakan: pola demam, BAK, lingkungan (bila curiga DBD) Kasus emergensi: terapi dulu kegawatannya baru anamnesis! Kejang/delayed development pada anak ukur lingkar kepala Resusitasi : 1. Karena syok perdarahan NaCl 2. pada asidosis / penyakit hati RA 3. DSS RL 2 x 20 cc/kgBB (jangan lama-lama krn setelah loading cairan, cairan akan kembali dalam 24 jam) DBD fase syok (DSS): hari ke 3-5 (fase kritis) pantau TTV dan akral tiap 3 jam, bila syok segera atasi! Prolong shock = syok > 8 jam Kriteria pasien DBD boleh pulang : a. trombosit > 50rb dgn kurva naik saat bebas demam b. bebas demam 2 x 24 jam c. kondisi anak baik, TTV baik Level ruangan RS : 1. Level 1 = bangsal 2. level 2 = HCU (high care unit) 3. level 3 = ICU S = badan bengkak pindah-pindah berbulan-bulan (awal dari perut lalu ke mata), riwayat bengkak + berobat sembuh kemudian relaps, BAK merah O = Abdomen: kolateral +, hernia umbilikalis + Nadi 130, TD 135/86 mmHg, RR 28 x/menit, MAP (mean arterial pressure) 105 Urin pekat warna kuning pekat A = asidosis metabolik berat ec SN P = tentukan BB kering dengan cara BB timbang dikurangi a. edema pada palpebra = 10% Semakin ke bawah maka dijumlah b. edema pada tibia = 10% c. asites = 10% cek albumin darah koreksi bila albumin < 2.5 g/dL rumus: 0.8 x BB kering x albumin (target = 4 g/dL) = gram (albumin) DOC prednison Pantau urin harus > 1 cc/kgBB/jam Bila KU baik, makan baik, albumin > 1.5 g/dL bisa rawat di bangsal Albumin = pembawa obat DKI (daftar kontrol istimewa) di gawat darurat: cek tiap 1 jam bagus, cek 2 jam kemudian bagus, cek 6 jam kemudian! Intake cairan untuk SN tidak dibatasi
Kasus SN, lakukan: 1. Hitung diuresis pantau, baik bila > 1 cc/kgBB/jam Misal BB kering 16kg, urin 500 cc dalam 3 jam Diuresis = 500 : 16 : 3 = 10.4 cc/kgBB/jam (baik) 2. hitung BB kering BB kering = BB yg ditimbang edema Misal BB timbang 24kg, terdapat edema asites BB kering = 24 [24 x (10%+10%+10%)] = 16.8 kg 3. pantau albumin darah koreksi bila albumin < 2.5 g/dL (min. 4 g/dL) Rumus albumin (gr)= 0.8 x BB kering x albumin Misal albumin darah 1.5 g/dL, BB kering 16kg Koreksi albumin = 0.8 x 16 x (4 1.5) = 32 gram Refleks neonatus: 1. Sucking reflex menghisap saat menyusu, hilang bila tidak menyusu 2. Rooting mencari jari di pipi bila disentuh 3. Stepping gerakan seperti berjalan namun gerak motorik belum terjadi, muncul di atas 2 minggu setelah lahir 4. Palmar grasp bila > 4 bulan + berarti ada kelainan neurologis 5. tonic neck reflex spastis pd leher akibat rangsangan lain 6. Moro reflex waspada bayi terhadap rangsang menakutkan, cukup buat kejutan pada bayi (misal selimut bayi ditarik atau dikagetkan suara keras kedua lengan mengangkat seperti mencari pegangan di atas) 7. Babinski 8. Snouting bila bagian atas bibir diketuk, bibir mencucu Myastenia gravis: kelemahan pada otot pernapasan tidak bisa napas lumpuh (paralisis) Cara kasih transfusi darah: 1. Kantong darah dihangatkan dulu 2. tetesan jangan buru-buru karena koloid bisa bertahan di dalam intravascular 3. Dosis 5-10 cc/kg Trombosit dikasih dalam 2 jam PRC/whole blood dikasih dalam 4 jam TC = BB x 60-120 cc : 13 PRC = Hb x 4 x BB target Hb 12 g/dL, berikan 10-15 cc/kg/kali/hari GDS normal pada bayi = 50-100 g/dL, bila < 50 g/dL, koreksi dgn D10 Penanganan bayi baru lahir di perina: 1. Timbang dan ukur PB, LK, LLA, lingkar dada 2. suntik vit K IM paha kiri 1mg 0.5 cc krn 1 ampul = 2 mg/cc 3. cap kaki kanan-kiri 4. nilai maturitas dgn Ballard score 5. Pasang gelang identitas By Ny .. Tn .. jam lahir, PB, TB, gender, Ketuban (jernih/hijau), A (anus +/-), A/S (apgar) 6. Kasih salep mata Ab 7. dihangatkan Bila bayi asfiksia hitung Down Score dan beri O2 kanul 0.1 L/menit O2 untuk bayi baru lahir di ruang OK = O2 bebas 5 L/menit
KOAS INTERNA RSU KARDINAH TEGAL (15 Juli 21 September 2013) Darah rutin + urin rutin wajib untuk pasien yg datang di IGD dan rawat inap Ht = vol sel eritrosit dalam 100 mL darah Cth kasus: Hb = 8 g/dL, Ht = 30 mm/jam apakah wajar? (tidak wajar)
Rasio Hb:Ht normal = 1:3 Bila sudah berpengalaman, bisa menentukan Hb lewat warna darah Pada pasien anemis tidak mungkin sianosis karena konsentrasi total Hb turun jd jumlah Hb yg tereduksi akan kecil jumlahnya sianosis terjadi jika Hb tereduksi > 5 g% Sianosis biasanya terjadi pada Hb cukup, sianosis terjadi pada pasien shunt VSD/ASD Hb > 18 g/dL polisitemia: biasanya pd penderita septum defek, darah arteri dan vena tercampur O2 kurang tubuh kompensasi dengan peningkatan pembentukan eritrosit Hb banyak tereduksi sianosis Hb < 10 g/dL anemia Contoh: a. anemia def besi (mikrositik hipokrom) b. intake kurang: tidak suka sayuran, pdhl di sayuran hijau mengandung klorofil (rumus kimia klorofil ada Fe) c. perdarahan: hemoroid, gangguan mens, penyakit kronik (gangguan ginjal) + pendarahan, melena (tukak lambung, esophagus), occult bleeding (cacing tambang, trichuris trichiura), diare amuba, disentri Polisitemia: a. primer = vera produksi eritrosit tinggi (kelainan genetik) b. sekunder - kelainan septal defek - kelainan katup - kompensasi orang di pegunungan/tempat tinggi Leukositosis = bila > 11.000, pd infeksi bakteri (coccus / gram) Leukopeni pd infeksi virus Diff count: leukosit asal dari myeloblast promyelosit myelosit metamyelosit batang Shift to the right: infeksi bacterial (coccus, dll), banyak segmen Shift to the left: batang tinggi, banyak sel muda yg di perifer, infeksi virus?, pd perdarahan Pd penderita TB monosit tinggi = monositosis, karena monosit berperan dlm respon imun sekunder TB, di mana sebagian fosfolipid mikobakterium TB mengalami degradasi, monosit berperan dlm pembentukan tuberkel Infeksi virus: limfosit tinggi (limfositosis) relatif: leukosit N, limfosit tinggi Sekunder: leukosit dan limfosit tinggi Netrofilia absolut: jumlah leukosit juga tinggi Relatif: jumlah leukosit N
Eritroblas normoblas (bisa terlihat di perifer) retikulosit eritrosit
Kondisi di mana tubuh butuh sel darah merah
Anemia hemolitik hipoplastik
Sel darah merah turun, leukosit turun, trombosit turun
Pansitopenia Anemia hemolitik: a. warm: mengalami hemolisis saat siang b. cold: mengalami hemolisis saat malam Coomb Test (direct/indirect) untuk tau anemia hemolitik atau tidak Eritrosit pecah (hemolisis) terjadi demam/febris Pd pasien anemia hemolitik dulu darah A jd AB? Karena pd eritrosit tertempel anti B sehinggan jd AB, keadaan ini disebut autoimun hemolitik anemia. Obat: KS. LED tinggi: a. infeksi b. anemia c. indikator TB bila > 100 mm/jam atau kurang sekali, walau pasien tidak ada batuk segera rontgen thorax (mungkin TB milier) contoh kasus: TB milier LED tinggi, tidak ada batuk, tidak ada ronkhi, rontgen thorax + LED rendah = polisitemia Trombositopenia konsumtif pd DIC / perdarahan hebat, hematemesis melena (krn trombosit dipakai) Trombositopeni pd DBD dan semua jenis viral infection Trombositosis : pd leukemia, bisa jd thrombus ditakutkan emboli jd stroke non hemoragik MCH: kadar Hb dalam 1 eritrosit (rata-rata) MCV: normositik, makrositik, mikrositik MCHC: konsentrasi, biasanya kalo MCH tinggi, MCHC juga tinggi Anemia mikrositik hipokrom (MCV turun, MCH turun, MCHC turun) Penderita infeksi kronik yg dulunya normositik normokromik Anemia normositik normokromik (MCV, MCH, MCHC normal) Anemia makrositik: def asam folat (B9) Hemoglobinopati thalassemia mayor, minor (usia eritrosit < 120 hari) Hemolisis di RES (hepar, lien) hepatosplenomegali Faal hemostasis: Waktu perdarahan, waktu pembekuan, PT, aPTT Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) faal hemostasis memanjang semua! Gangguan hepar PT dan aPTT memanjang Untuk tindakan yg menyebabkan panjangnya faal hemostasis beri vit K! Megakariosit + giant trombosit di darah tepi keganasan hematologi Idiopathic Trombocytopenia Purpura (ITP) sama kayak anemia hemolitik dalam darah ada antibodi/antigen di trombosit obat: KS Chikungunya harus tes serologis, krn lab mirip DB (leukosit trombosit ) Klinis: nyeri sendi sampe ga bisa jalan Kalium < 2.5 infus KCL, krn hipokalemi jangka panjang bisa bikin hipertensi KSR (byk kalium) + renapar (kalium dgn Mg) Mg mengikat Kalium utk penyerapan sehingga perlu diberi Renapar, jangan hanya Kalium saja Glineprimid obat DM, cepet bikin drop Glibenklamid tidak boleh utk ortu Adalat = diltiazem Metil prednisolone = KS short acting, efek mineralkortikoid sedikit, utk cegah rebound phenomenon setelah penggunaan dexa pada metil predsinolon krn tubuh belum siap produksi steroid Dexametason = KS long acting, efek 2 minggu, lebih murah Utk lindungi lambung dari obat OAINS: PPI, omeprazole GD harus < 180 krn kalo lebih dari itu dapat terjadi komplikasi kronis/jangka panjang (neuropati, nefropati, retinopati) GE: manifestasi dari GD yg tinggi Metformin: tidak ada gangguan ginjal, utk yg tidak ada gangguan hati Minum obat KS tanpa resep dokter moon face, pipi merah (kalo dicubit bekasnya merah) Efek KS: mineralokortikoid = retensi air (cth: dexa) Osteoatrosis: osteofis: celah sendi kejepit, subchondrial sklerotik (efek KS) Menopause: estrogen (estrogen luar berasal dari kecambah, kacang ijo, sayur-sayuran ijo segar) Obat COX 1: as mef, as salisilat, fenil butazon Mitral regurgitasi: akut (ada gejala), kronis (asimptomatik) S= sesak saat aktivitas, ortopnu JVP , hepatomegali, edema kalo CHF O= iktus cordis kuat geser ke lateral, S1 melemah, pansistolik murmur Mitral stenosis S= cepat lelah, ortopnu, PND, sesak napas bila aktivitas, sesaknya krn backward jd edema paru O= mitral facies (biru pd kedua pipi), pulsasi nadi lemah, bising mid diastolic, opening snap, BJ 1 mengeras, BJ 2 mengeras (pd hipertensi pulmoner) Kalo decomp JVP , hepatomegaly, edema tungkai P= diuretik: furosemide 1 mg/hari Digitalis: 0.5 mg Beta blocker, Ca antagonis Farmako: diuretika Beta blocker obat lini pertama, pantau kreatinin dan K serum ACE Inhibitor kalo ga mempan/HT tidak turun pake vasodilator ARB PR! 1. Anak biru kemungkinan apa? 2. Anak gagal tumbuh kemungkinan apa? 3. Anda dokter UKS, periksa jantung, pas lari pucat, knp? Gak kyk yg lain? 4. Perempuan dikonsul bidan, sesak napas, kehamilan 2.5 bulan, apa sikap anda? 5. Perempuan hamil 7.5 bulan, sesak napas, apa sikap anda? 6. Perempuan 30 thn sakit dada, anak 2, diagnosanya kenapa? 7. Pria 40 thn sehabis main bola sakit dada, sikap anda bagaimana? 8. Pria 30 thn mengeluh sakit dada stlh olahraga tenis, kemungkinan sakit apa? 9. Pria 45 thn mengeluh sakit dada, pertama kali sakit dada 20 hari yg lalu, cara ngobatinnya? Curliv hepatoprotektor Vomitus kasih ondansetron Efek samping KS: striae, moon face, osteoporosis, renal failure (irreversible) BAB hitam/melena: lambung ada tukak, asalnya bisa krn konsumsi obat tanpa resep dokter (biasanya penyebab utama NSAID) Kalnex: as kraneksamat anti perdarahan Keluhan: kolik ureter (bisa krn batu tp udah turun) USG! Lab: urin rutin, ureum kreatinin, as urat Klonidin: ES rebound phenomenon Sehari ga boleh dikasih 1x1, harus 2x1 ato 3x1, kalo berhenti mendadak bisa CVD (kardiovaskuler disease), ES sentral Inotropik +: nifedipin Inotropik -: diltiazem, Beta blocker Ca antagonis: nifedipin, diltiazem DM tidak boleh diberi beta blocker pakai diltiazem Knp def besi anemia normositik normokrom? Krn cadangan Fe masih banyak Demam krn viral: leukosit trombosit sedikit MONACO + lovenoc/heparin MONACO + strepto kalo jelas ada stemi! Stenosis Mitral hambatan aliran darah dari atrium kiri ke vent kiri pd fase diastolic Reumatik dari demam reumatik (peradangan non supuratif pd berbagai jaringan tubuh) Proses kerusakan krn demam rematik proses antigen antibody, infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, di mana antibodi tidak hanya menyerang bakteri tp katup mitral juga krn antigen bakteri ada kemiripan dgn katup mitral katup jd menebal terjadi fibrosis dan perlengketan pd tepi katup hambatan aliran darah tek atrium kiri diikuti dilatasi atrium kiri tek vena pulmonalis hipertensi pulmoner Diagnosa: anamnesis= lelah, sesak napas, ortopnu, PND PF= BJ tambahan (opening snap), murmur mid diastolic Penunjang: Ro pinggang jantung hilang (RAH), apeks jantung terakat (RVH)
Mallory Weis Syndrom: muntah-muntah hebat Muntah + darah pada bumil krn erosi pd kerongkongan yg disebabkan as lambung