Anda di halaman 1dari 3

Pencegahan Primer: Merupakan awal pencegahan sebelum seseorang menderita mioma.

Tindakan pengawasan pemberian hormon estrogen dan progesteron dengan memilih KB


kombinasi. Pil kombinasi mengandung lebih rendah dibanding pil sekuensil.
Pencegahan Sekunder: Ditujukan kepada orang yang telah terkena mioma uteri. Tindakan ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pencegahan yang dilakukan adalah
dengan melakukan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat
1
.

Komplikasi
Komplikasi merupakan suatu kondisis yang mempersulit atau reaksi negative yang
terjadi pada penderita akibat mioma uteri.
1. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6 % dari seluruh
mioma, serta merupakan 50-75% dari serluruh sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru
ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang
mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi
terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu
keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum
4

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan
sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang menyebabkan perdarahan berupa
metroragia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus
sendiri.
Pengaruh timbal balik mioma uteri dan kehamilan:
a) Pengaruh mioma uteri terhadap uteri terhadap kehamilan yaitu:
Menimbulkan infertilitas, meningkatkan kemungkinan abortus, persalinan prematuritas dan
kelainan otak, inersia uteri, gangguan jalan persalinan, perdarahan postpartum, retensi
plasenta
b) Pengaruh kehamilan terhadap mioma yaitu:
Mioma cepat membesar karena pengaruh estrogen, kemungkinan torsi mioma uteri
bertangkai
5
.

Prognosis
Histerektomi dengan menggangkat seluruh mioma adalah kuratif. Myomectomi yang
extensif dan secara significant melibatkan miometrium atau menembus endometrium, maka
diharuskan SC (Sectio caesaria) pada persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali
(rekurens) setelah myomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan nya memerlukan tindakan
lebih lanjut
5


Analisa Kasus
Pasien Ny. Refiana usia 55 tahun datang ke Poliklinik Obgyn RSUD Pasar Rebo
tanggal 18 juni 2014 dengan mengeluh nyeri pada bagian bawah perut sejak 6 bulan yang
lalu, pasien juga mengeluh terasa perut bagian bawah terasa membesar awalnya sebesar telur
ayam lama kelamaan membesar sebesar kepala bayi. Riwayat asma, hipertensi, diabetes,
alergi obat disangkal. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien didiagnosis mioma uteri.
Pada Ny. Refiana keluhan nyeri dirasakan karena kemungkinan terdapat gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pasien
mengeluhkan rasa nyeri sudah sejak 6 bulan yang lalu, namun tidak kunjung membaik. Pada
pemeriksaan USG yang dilakukan di RSPR jelas terlihat ada mioma pada uteri, yang tampak
hipoechoic.
Rencana tatalaksana untuk pasien adalah laparotomi, yang sebelumnya pasien
dilakukan observasi TTV; pemeriksaan laboratorium darah lengkap (Hb, Ht, leuko,
trombo), konsultasi anastesi untuk prosedur pra bedah.
Laparotomi dengan Histerektomi total dilakukan sebagai tatalaksana mioma uteri
pada Ny. Refiana, selain untuk mengangkat mioma pada uterus, juga karena dengan alasan
usia pasien yang sudah tidak kompeten untuk hamil kembali serta keluhan nyeri yang tidak
kunjung membaik.
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengetahui ada kelainan hemostasis atau
tidak. Konsultasi untuk mengetahui adanya kelainan yang bisa membahayakan pasien pada
saat dilakukan laparotomi.

Anda mungkin juga menyukai